785 research outputs found

    Penentuan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Berdasarkan Lendutan Balik pada Ruas Jalan Nani Wartabone Kabupaten Bone Bolango

    Full text link
    Perkerasan suatu jalan yang telah melayani lalu lintas, akan mengalami Perubahan pada permukaan jalan dan struktur perkerasan seluruhnya. Untuk itu perlu diberikan lapis tambahan untuk kembali mempunyaai nilai kekuatan, tingkat Kenyamanan, tingkat keamanan, tingkat kekedapan terhadap air dan tingkat kecepatan air mengalir sesuai yang direncanakann. Faktor – faktor yang mempengaruhi tebal lapis tambah adalah beban lalu lintas, kinerja perkerasan jalan lama, tempratur, dan jenis lapis tambah yang digunakan.. Tebal lapis tambah merupakan lapis perkerasan tambahan yang dipasang diatas konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan kekuaan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalulintas yang direncanakan selama kurun waktu yang akan datang. Disamping itu tebal lapis tambah juga merupakan satu alternatif pada peningkatan ruas jalan yang mencapai kondisi kritis atau Failur. Metode perencanaan tebal lapis tambah yang digunakan pada ruas jalan Nani Wartabone Kabupaten Bone Bolango adalah metode lendutan Balik yang mengacu pada pedoman perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan metode lendutan (Pd – T – 05 – 2005 – B) yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Hasil analisis menunjukkan nilai akumulasi ekivalen beban sumbu standard (CESA) adalah 276.196.92 ESA lendutan Balik yang diperoleh dari penelitian ini ditinjau dari titik normal adalah 1,35 mm bila ditinjau dari titik oposite maka nilai lendutan Balik yang diperoleh adalah 1,53 mm, tebal lapis tambah yang dibutuhkan selama umur rencana 10 tahun ditinjau dari titik normal adalah 3,56 cm, dan bila ditinjau dari titik oposite adalah 3,56 cm.   Kata-kata kunci    : Lendutan Balik, Tebal Lapis Tambah Asspal (Overlay), Perkerasan Lentur

    Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Islam

    Full text link
    Pendidikan karakter selama ini lebih menekankan pada aspek pengetahuan dari pada aspek sikap dan aplikasinya. Fenomena pelajar tawuran dan pergaulan bebas menjadi bukti. Sekolah Islam berasrama dengan kurikulum khasnya dianggap berhasil mengelola pendidikan karakter akhlak mulia. Namun belum semua sekolah mampu mengelolanya secara efektif. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menggali data mengenai bagaimana pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia dilakukan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, merupakan studi kasus pada tiga sekolah berasrama. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sekolah melakukan perencanaan program diawali dengan penetapan visi dan misi, menyusun kurikulum terpadu mengintegrasikan antara kurikulum nasional dan kurikulum khas dengan penekanan pada pendidikan akhlak mulia. Monitoring dan evaluasi dilakukan terus menerus terhadap seluruh aspek kegiatan siswa. Keberhasilan ditandai adanya Perubahan perilaku siswa seperti disiplin, rajin ibadah, taat, jujur, berprestasi dan tidak tawuran. Masyarakat makin percaya dan lembaga makin berkembang. Salah satu rekomendasi penelitian agar semua pemangku kepentingan komitmen terhadap rencana, menjadi contoh dan melakukan pembinaan terus menerus serta menjalin kemitraan.Character education tends to emphasize on knowledge but weak on attitude and its application. The phenomenon of students do free sex, drugs and fights happen. Islamic boarding schools with integrating curriculum of national and local /manhaj tarbiyah emphasizes on Islamic religion subjects and akhlakul karimah values to students. However, many schools have not succeded in managing character education yet. This study is aimed to know and find out data about management of akhlakul karimah character education as a case study of qualitative research. The study finds that the planning program is formulated in school vision and mission, develop integrated curriculum, and actualizes in active learning process, develop students' extra activity, religious habit and leadership. Monitoring and evaluation conducted on whole activities continuously. The success of managerial implementation has been indicated by students' attitude changes such as disciplinary, obedience, learning achievement, and less violence. For making effective character education program should involve of parents community, togetherness and commitmen

    K.H. NAWAWI BANTEN (W.1314/1897) Akar Tradisi Keintelektualan NU

    Full text link
    K.H. Nawawi Banten (w. 1314/1897): The Root of Intellectual Tradition of NU. The emergence of young ‘liberal' thinkers from the NU tradition has surprised many, partly because this organization has always been pictured as intellectually conservative and traditional. The present author argues that in fact NU has excellent roots to support modern intellectual undertakings by examining the life, works, and the methodology of K.H. Nawawi Banten, whose thought was considered to be very influential in the formation of NU intellectual tradition

    Analisis Keberkelanjutan USAhatani Tanaman Karet Di Lahan Gambut Terdegradasi: Studi Kasus Di Kalimantan Tengah / Analysis of the Sustainablility of Rubber Plantations Farming System in Degraded Peatland: a Case Study in Central Kalimantan

    Full text link
    Analisis keberlanjutan USAhatani tanaman karet bertujuan untuk menilai tingkat keberlanjutan dari aplikasi model USAhatani yang dikembangkan dalam suatu demplot pola tanam (intercropping) di lahan gambut terdegradasi, dengan tanaman pokok tanaman karet dengan tanaman sela nenas di antara tanaman pokok karet dan aplikasi amelioran, yang berlokasi di Desa/Kecamatan Jabiren, Pulangpisau (Kalimantan Tengah). Penelitian dilakukan dengan metode survei terstruktur dengan memilih 30 responden petani di sekitar demplot. Analisis dilakukan dengan pendekatan multidimensi (multidimentional scaling/MDS), meliputi dimensi sosial, ekonomi dan dimensi lingkungan. Tingkat keberlanjutan (Ikb) USAhatani tanaman karet di lahan gambut terdegradasi yang didasarkan pada nilai indeks keberlanjutan multidimensi di lokasi penelitian menunjukkan skala cukup berkelanjutan dengan nilai indeks 66,69, artinya model USAhatani yang dikembangkan cukup berkelanjutan. Dengan kata lain bahwa model USAhatani tersebut memberi manfaat secara ekonomi, secara sosial dapat diterima masyarakat, dan secara ekologis tidak merusak lingkungan. Dimensi sosial lebih dominan menentukan keberlanjutan USAhatani yaitu kontribusi terhadap Ikb sebesar 72,65 dibanding dengan dimensi ekonomi dan lingkungan dengan kontribusi nilai masing-masing 68,11 dan 57,25. Faktor yang peka mempengaruhi keberlanjutan, meliputi: intensitas penyuluhan (dimensi sosial), kestabilan harga hasil petani pada saat panen (dimensi ekonomi), pH air di lahan USAhatani dan fluktuasi debit air di lahan petani (dimensi lingkungan/ekologi)

    An Overview of Spark Ignition Engine Operating on Lower-Higher Molecular Mass Alcohol Blended Gasoline Fuels

    Get PDF
    This paper reviews the utilization of lower and higher molecular weight alcohols as fuel for spark ignition engine. As an alternative fuel for spark ignition engine, alcohol is widely accepted as comparable to gasolin. It is due to its ability that can be produced from biological matter through the current available and new processes. Moreover, alcohol is also considered as fuel additive due to its physical and chemical properties compatible with the requirements of modern engines. The objective of this paper is to provide an overview of these fuels by highlighting on the fuel properties and spark ignition engine responses. The first part of this review explains the important of alcohol fuel properties related to the engine performance and emissions, and the difference of these properties for each type of alcohol. The second part discusses recent advancements in research involving lower and higher molecular weight alcohols mainly responses from spark ignition engine

    Chemical changes and tensile and electrical properties of epoxy resin carbon black nanocomposites

    Get PDF
    The properties of epoxy rsesin can be improved by the use of nanofiller such as carbon black (CB), The nanocomposite was synthesized by dispersion via sonication and shear mixing. The morphology, surface chemistry and the structure of CB and the epoxy/CB nanocomposites were investigated using XPS, FTIR, FESEM, and XRD. The FTIR spectrum indicates nucleophilic addition in the presence of CB nanoparticles forming hydroxyl functional group. The XRD pattern shows a slight shift in the morphology between the neat epoxy and the epoxy/CB nanocomposites. The percolation threshold is at 20 – 24 wt% loading. The resistivity of the nanocomposite decreases with CB loading from 90 Ωcm to 0.3 Ωcm at 25 wt% of CB. The Tensile strength was increased by about 42 % at 2 wt%. However, at the percolation threshold (20- 25 wt% CB) the tensile strength was very poor at 1-2 MPa.Keywords: Carbon Black; Epoxy Resin; Resistivity; Nanocomposite; Tensile Strength

    Kebijakan Pemanfaatan Lahan Rawa Pasang Surut Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional

    Full text link
    . Tidal area is a very important resource in order to meet national food requirements in line with the increase inpopulation and the rate of conversion of paddy fields, especially in Java. The potential of tidal wetlands very widely predicted 20.1million ha, in Sumatra, Kalimantan, Papua, Sulawesi, including 9.53 million hectares suitable for agricultural cultivation andpotentially a source of new growth in agricultural production. From experience in several locations tidal, when managed properlyproduce rice production is quite high. In a tidal swamp land use, particularly in support of national food sovereignity, need somestrategy include: strengthening technological innovation through research and development activities; strengthening harmoniouscolaboration, synergistic and participatory between the parties concerned; regulation tidal swamp land development; zoningdevelopment of commodities; development of supporting infrastructure; strengthening the distribution and marketing ofagricultural products

    Pendapatan Masyarakat dari Hutan dan Faktorfaktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhinya: Kasus Desa Penyangga Tnks di Kabupaten Pesisir Selatan

    Full text link
    Areal Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di wilayah penyangga Kabupaten Pesisir Selatan mengalami degradasi hutan tertinggi diantara daerah-daerah penyangga lainnya, yaitu mencapai 1.570 ha atau 34,23% dari luas total degradasi hutan yang terjadi di seluruh kawasan TNKS. Fakta tersebut diduga erat kaitannya dengan kegiatan illegal logging dan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa penyangga. Salah satu pendapatan hutan pada masyarakat desa penyangga diantaranya adalah hasil kayu dari kegiatan illegal logging. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji proporsi pendapatan dari hutan pada masyarakat desa penyangga, serta menganalisis pengaruh fakior-faktor sosial ekonomi rumah tangga terhadap pendapatan hutan. Metode penelitian yang yang digunakan adalah gabungan antara wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan wawancara tidak terstruktur. Analisa data dilakukan secara deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat dari kayu balok jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan hasil hutan lainnya. Pendapatan dari hasil kayu (kayu balok) mencapai Rp 282.499,- atau 66,05% dari total pendapatan/bulan. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor Umur Responden dan Jumlah Anggota Rumah Tangga, memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan dan penurunan pendapatan masyarakat dari hutan

    The molecular structure of 1,2:5,6-Di-O-isopropylidene-3-otoluenesulfonyl- α-D-glucofuranose

    Get PDF
    The crystal and molecular structure of 1,2:5,6-di-O-isopropylidene-3-Otoluenesulfonyl- α-D-glucofuranose is reported. This compound crystallizes from a petroleum ether/ethyl acetate mixture with the chiral orthorhombic space group P212121 with four molecules in the unit cell. The unit cell parameters are: a = 9.7945(7) Å, b = 10.1945(7) Å, c = 21.306(1) Å, and V = 2127.4(2) Å3. No classical hydrogen bonds were found. Bond lengths and angles of this tosylated glucofuranose derivative are typical
    • …
    corecore