20 research outputs found
PENGARUH PELAYANAN, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP PEMBELIAN ULANG MELALUI KEPUASAN PELANGGAN DAN WORD OF MOUTH
The aim of this research explain the relationship and the influence of several variables that have been defined. Data analysis techniques using Structural Equation Model (SEM). Distributing questionnaires conducted with purposive sampling method. A population of 725 respondents with a defined sample 120 respondents. The result of the analysis of this data showed that, service quality variables positive and significantly influence repurchase, the customer satisfaction and word of mouth, variable brand image positive and significantly influence repurchase, the customer satisfaction and word of mouth, variable price positive and significantly influence repurchase, the customer satisfaction and word of mouth, variable customer satisfaction positive and significantly influence repurchase and word of mouth, variable word of mouth positive and significantly influence repurchase
DAMPAK KRISIS EKONOMI TERHADAP KINERJA INDUSTRI KECILDI YOGYAKARTA = THE IMPACT OF ECONOMIC CRISIS ON THE PERFORMANCE OF SMALL SCALE TEMPE INDUSTRY IN YOGYAKARTA
Economic crisis brought about the rising of imported input prices including price of soybean as a raw material for tempe processing. Tempe producers are small-scale units in the industry, they are price takers.
After crisis, it is still profitable to produce and to market tempe although the BCR value (1.390) is smaller than the one before crisis (1.414). Factors that mostly affect the producers\u27 benefits are price of tempe, price of soybean, and labor costs.
The value of BEP after crisis is declining. It is easier to enter the industry because the need of capital is getting smaller. Combined with higher demand of tempe, the industry\u27s viability is getting better. There are some 20 percent of new entrants in the industry.
Key words: Economic Crisis, tempe factory, Break Event Point (BEP
PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND ASSOCIATION, BRAND EXTENSION, DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP COSTUMER SATISFACTION (PEMASANG IKLAN) MELALUI BRAND PREFERENCE SINDO MEDIA (MNC GROUP)
This research aimed to determine of causal brand awareness, brand association, brand extension,perceived quality to customer satisfaction through brand preference Sindo Media (MNC Group). The type of research is quantity research. The population of research is advertiser, the sample was taken purposive sampling. The sample are collected from advertiser in goverment category (Ministy, Local Government and BUMN), the number of sample was 120 people. The data analysis technique used the SEM (Structural Equation Model). The result showed : Brand awareness, brand assosiate, brand extension, perceived quality has a significant effect on customer satisfaction. Brand awareness, brand association, brand extension and perceived quality was high and will be impact for brand preference. Brand preference of Sindo Media was high, it was customer satisfaction of advertise will be increase. This research showed that brand extension has direct influence to customer satisfaction (31%), it was higher than other variable independent. These assumption, brand extension contribute (0.9%) to brand preference is less than other variabel independent. Brand extensions built inconsistently and confusing advertisers will impact upon the brand preference chosen
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DAN AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR MAHASISWI PADA MATA KULIAH ASKEB II DI AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada peserta didik, baik berupa alat, orang maupun bahan ajar, serta merupakan salah satu cara yang efektif untuk memotivasi dan berkomunikasi dengan peserta didik. Media pembelajaran yang dibahas disini adalah media pembelajaran visual dan media pembelajaran audio visual. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media visual dan audio visual dalam pembelajaran terhadap minat belajar. Penelitian ini jenis deskriptif dan eksporatif dengan menggunakan kuisioner berjumlah 38 responden.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, di jelaskan bahwa nilai thitung media pembelajaran visual (X1) sebesar 2,572 lebih besar dari nilai ttabel 2,030 yang artinya media pembelajaran visual (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar (Y), variabel media pembelajaran audio visual (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar (Y) karena nilai thitung 2,921 lebih besar dari nilai ttabel 2,03
Study of Modernization of Distillation Units and Applications of Nonlinear ROI Equity Model: A Case of Gayo Lues Patchouli Value Chain
The inequity of benefits among actors in the Indonesian patchouli value chain has been taking place for decades. This phenomenon has made distillers unable to guarantee the patchouli oil quality, one of the essential things in the global market. The objective of this study was to evaluate effects of modernization of distillation units and applications of a nonlinear return on investment (ROI) equity model to the financial performance of actors in the value chain to help the government together with the actors making the correct decisions and policies in the development of patchouli oil business. The study was done in the Gayo Lues District, Aceh, Indonesia. The findings indicate that the distillers get the least benefits (the lowest ROI) among actors in the Gayo Lues value chain. Moreover, modernization of the distillation units can increase the ROIs of the actors in the value chain. But, to observe how to establish equity among the actors, a nonlinear ROI equity model was developed. To make ROIs of the actors equal, outputs of the model recommend that the ideal patchouli oil share ratio between farmers and distillers is around 3.3 – 3.4: 1. Outputs of the model also suggest that both net gross and profits per kg of medium middlemen should be increased, while both net and gross profits per kg of large middlemen should be decreased
PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN, EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA MALANG
Banyak siswa yang kurang memiliki kebiasaan belajar maupun motivasi untuk membaca buku. Perpustakaan adalah suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu dan Kebiasaan belajar merupakan perilaku yang dilakukan relative tetap dan berulang-ulang tidak cukup dengan rajin keperpustakaan dan memiliki kebiasaan belajar yang baik tapi Kecerdasan emosional juga erat hubunganya dengan perasaan dasar manusia. Emosi menuntun kita untuk menghadapi saat-saat kritis dan tugas-tugas yang terlampauriskan bila hanya diserahkan otak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pemnfaatan perpustakaan, emotional quotient (EQ), kebiasaan belajar terhadap hasil belajar pada mahasiswa semester I Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang. Dengan populasi sebanyak 40 mahasiswa yang berdomisili di asrama kampus Akbid Wira Husada Nusantara Malang. Metode pengambilan sampel adalah tekhnik sampel jenuh yang artinya tekhnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yaitu sejumlah 40 mahasiswa, Uji statistik menggunakan regresi linier berganda.
Hasil analisis data menunjukan bahwa pengaruh pemanfaatan perpustakaan (X1), emotional quotient (EQ)(X2), kebiasaan belajar (X3) mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa (Y). Hal ini dibuktikan Variabel X1 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y dengan nilai t hitung> t 0,05 yaitu 5,933 > 3,060. Variabel X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y dengan nilai t hitung> t 0,05yaitu 4,648 > 3,060. Variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y dengan nilai t hitung> t 0,05yaitu 8,064 > 3,060. Sehingga terdapat pengaruh variable X1, X2, X3 terhadap variable
KAJIAN ASET NIRWUJUD DALAM MANAJEMEN SISTEM IRIGASI = Study on Intangible Assetsin Irrigation System Management
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi ditinjau dari manajemen pengetahuan. Metode penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pengurnpulan data yang dilakukan dengan kuesioner dan wawancara dengan pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Daerah Irigasi (DI) Mejing di kabupaten Bantul, dan DI Sapon di kabupaten Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DI Molek di kabupaten Malang, Jawa Timur. Tahap kedua adalah analisa data yang dilakukan dengan ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System).
Penelitian menghasilkan bahwa manajemen pengetahuan yang terdiri dari organisasi pembelajar, prinsip organisasi, kebijakan dan strategi organisasi, teknologi infonnasi dan komunikasi secara terpadu mempengaruhi aset nirwujud sistem irigasi. Aset nirwujud yang terdiri dari modal manusia, modal struktural dan modal hubungan secara terpadu mempengaruhi efektivitas sistem irigasi. Manajemen pengetahuan dalarn sistem irigasi Mejing dan Sapon tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,81 dalam skala 1-5) sedangkan dalam sistem irigasi Molek kondisinyajelek (2,37). Aset nirwujud dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,61). Kinerja sistem irigasi yang ditunjukkan dengan nilai efektivitas dalarn sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek sudah sangat baik (0,89-0,95) namun masih berpotensi untuk ditingkatkan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda dalam upaya peningkatan aset nirwujudnya. Dalam upaya peningkatan modal manusia sistem irigasi Molek, organisasi pembelajar merupakan prioritas pertama. Dalam upaya peningkatan modal struktural dan modal hubungan, kebijakan dan strategi organisasi mendapat prioritas pertama. Dalam sistem irigasi Sapon, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal manusia, modal struktural dan modal hubungan. Dalam sistem irigasi Mejing, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal hubungan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda pula dalam upaya peningkatan kinerja sistem irigasi. Dalam upaya peningkatan efektivitas sistem irigasi Mejing dan Molek, modal hubungan merupakan prioritas pertama, sedangkan dalam sistem irigasi Sapon, modal struktural merupakan prioritas yang pertama
Strategi pemasaran minyak goreng berdasarkan analisis indeks sikap konsumen dan analisis SWOT di Yogyakarta
Dalam menyusun strategi pemasaran yang baik, sebuah perusahaan barns mengetahui sikap atau penerimaan konsumen terhadap produknya clan perbandingan produknya dengan produk pesaingnya. Analisis yang dibutuhkan adalah analisis sikap konsumen dan analisis SWOT.
Dari analisis sikap konsumen dapat diketahui tingkat penerimaan konsumen terhadap atribut produk. Dalam penelitian ini atribut yang dinilai penting oleh konsumen dalam melakukan pembelian adalah rasa dan aroma (0,16), harga (0,14) dan kenampakan minyak goreng (0,13). Sikap konsumen terhadap produk ditunjukkan melalui nilai indeks sikap konsumen yang menunjukkan sikap cukup balk dengan daerah penerimaan 2,
Kajian Aset Nirwujud dalam Manajemen Sistem Irigasi
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi ditinjau dari manajemenpengetahuan. Metode penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner dan wawancara dengan pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Daerah Irigasi (DI) Mejing di kabupaten Bantul, dan DI Sapon di kabupaten Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DI Molek di kabupaten Malang, Jawa Timur. Tahap kedua adalah analisa data yang dilakukan dengan ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System).Penelitian menghasilkan bahwa manajemen pengetahuan yang terdiri dari organisasi pembelajar, prinsip organisasi, kebijakan dan strategi organisasi, teknologi informasi dan komunikasi secara terpadu mempengaruhi aset nirwujud sistem irigasi. Aset nirwujud yang terdiri dari modal manusia, modal struktural dan modal hubungan secara terpadu mempengaruhi efektivitas sistem irigasi. Manajemen pengetahuan dalam sistem irigasi Mejing dan Sapon tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,81 dalam skala 1-5) sedangkan dalam sistem irigasi Molek kondisinya jelek (2,37). Aset nirwujud dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,61). Kinerja sistem irigasi yang ditunjukkan dengan nilai efektivitas dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek sudah sangat baik (0,89-0,95) namun masih berpotensi untuk ditingkatkan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda dalam upaya peningkatan aset nirwujudnya. Dalam upaya peningkatan modal manusia sistem irigasi Molek, organisasi pembelajar merupakan prioritas pertama. Dalam upaya peningkatan modal struktural dan modal hubungan, kebijakan dan strategi organisasi mendapat prioritas pertama. Dalam sistem irigasi Sapon, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal manusia, modal struktural dan modal hubungan. Dalam sistem irigasi Mejing, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal hubungan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda pula dalam upaya peningkatan kinerja sistem irigasi. Dalam upaya peningkatan efektivitas sistem irigasi Mejing dan Molek, modal hubungan merupakan prioritas pertama, sedangkan dalam sistem irigasi Sapon, modal struktural merupakan prioritas yang pertama
Kajian Aset Nirwujud dalam Manajemen Sistem Irigasi
The research aimed at studying on intangible assets at irrigation system management. The research method consisted oftwo stages. The first stage was data collecting which was done by questionnaire and interview on management of Water Use Associations (WUA) in Mejing irrigation system in Bantul, Sapon irrigation system in Kulon Progo, Yogyakarta, and Molek irrigation system in Malang, East Java. The second stage was data analysis which was done using ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System).The research result indicated that knowledge management falls into four main components: (i) learning organization, (ii) principle of organization, (iii) policy and strategy of organization, and (iv) information and communication technology which are integrated for controlling intangible assets in irrigation system. Intangible assets consisted of human capital, structural capital, and relation capital which are integrated for controlling performance of irrigation system. Knowledge management in Mejing and Sapon irrigation systems were in moderate-good condition (3.81 in1-5 scale) and in Molek irrigation system was poor (2.37). Intangible assets in Mejing, Sapon, and Molek irrigation systems were in moderate-good condition (3.61). Effectiveness of performance in Sapon, Mejing, and Molek irrigation systems were very good (0.89-0.95) and were very potential to develop. Each irrigation system had different prioritiesABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi ditinjau dari manajemenpengetahuan. Metode penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner dan wawancara dengan pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Daerah Irigasi (DI) Mejing di kabupaten Bantul, dan DI Sapon di kabupaten Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DI Molek di kabupaten Malang, Jawa Timur. Tahap kedua adalah analisa data yang dilakukan dengan ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System).Penelitian menghasilkan bahwa manajemen pengetahuan yang terdiri dari organisasi pembelajar, prinsip organisasi, kebijakan dan strategi organisasi, teknologi informasi dan komunikasi secara terpadu mempengaruhi aset nirwujud sistem irigasi. Aset nirwujud yang terdiri dari modal manusia, modal struktural dan modal hubungan secara terpadu mempengaruhi efektivitas sistem irigasi. Manajemen pengetahuan dalam sistem irigasi Mejing dan Sapon tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,81 dalam skala 1-5) sedangkan dalam sistem irigasi Molek kondisinya jelek (2,37). Aset nirwujud dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,61). Kinerja sistem irigasi yang ditunjukkan dengan nilai efektivitas dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek sudah sangat baik (0,89-0,95) namun masih berpotensi untuk ditingkatkan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda dalam upaya peningkatan aset nirwujudnya. Dalam upaya peningkatan modal manusia sistem irigasi Molek, organisasi pembelajar merupakan prioritas pertama. Dalam upaya peningkatan modal struktural dan modal hubungan, kebijakan dan strategi organisasi mendapat prioritas pertama. Dalam sistem irigasi Sapon, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal manusia, modal struktural dan modal hubungan. Dalam sistem irigasi Mejing, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal hubungan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda pula dalam upaya peningkatan kinerja sistem irigasi. Dalam upaya peningkatan efektivitas sistem irigasi Mejing dan Molek, modal hubungan merupakan prioritas pertama, sedangkan dalam sistem irigasi Sapon, modal struktural merupakan prioritas yang pertama