1,443 research outputs found
PEMBUATAN LAGU UNTUK PENGAJARAN IRREGULAR ADVERBS DAN IRREGULAR PLURALS BERIRAMA QASIDAH
Penelitian ini bertujuan membantu pelajar khususnya santri di pondok pesantren Darul Ulum Jombang dalam mengingat kosa kata bahasa Inggris melalui lagu Berirama qasidah. Kosa kata bahasa Inggris yang dimaksud adalah Irregular Adverbs dan Irregular Plural. Model pengembangan Hannafin dan Peck Design diterapkan dalam penelitian ini. Ada tiga fase dalam model ini, yaitu fase Analisis Kebutuhan, fase Pendesainan, dan fase Evaluasi/Penilaian. Penelitian ini menghasilkan dua lagu. Lagu pertama yaitu Mabruk Alfa Mabruk yang digunakan untuk menghapalkan kosa kata Irregular Adverbs. Dalam lagu ini siswa dapat menghapal sebanyak 8 irregular Adverbs lengkap dengan perubahan serta artinya. Lagu kedua yaitu Mayjuz yang digunakan untuk menghapalkan kosa kata Irregular Plural. Dalam lagu ini siswa dapat menghapal sebanyak 26 irregular adverbs beserta perubahannya
APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS
Maisarah, S.S., M.Si
[email protected]
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang
Abstrak
Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di dalam kelas. Komunikasi non verbal mencakup proses mengirimkan dan menerima pesan secara eksplisit namun tetap tersampaikan secara baik. Beberapa hal yang menjadi dasar pemilihan komunikasi non verbal dari pada verbal antara lain: Pertama, bahwa kata memiliki kerterbatasan dalam mengisyaratkan sesuatu sehingga komunikasi non verbal dirasa lebih efektif. Kedua, pribadi seseorang dapat terungkap dengan baik melalui komunikasi non verbal. Ketiga, karena pesan-pesan non verbal tidak dapat dengan mudah dikontrol, maka ia dianggap lebih murni. Keempat perasaan seseorang tentang sesuatu yang dianggap tidak sesuai etika juga dapat tercermin dari pesan-pesan non verbal. Komunikasi non verbal berperan penting dalam proses pengajaran karena dapat meningkatkan kedekatan secara psikologis antara pengajar dengan siswa. Kepekaan terhadap perilaku non verbal siswa dapat dibaca dengan baik sehingga dapat memperkuat hubungan antara pengajar dan siswa dalam pembelajaran. Komunikasi non verbal dapat terbentuk melalui kontak mata, ekspresi wajah, gestur, dll. Keterampilan dan strategi dalam menunjukkan komunikasi non verbal sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar karena dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif tidak hanya diperlukan kemampuan verbal tetapi juga kemampuan non verbal.
Keywords: komunikasi non verbal, komunikasi verba
PENGEMBANGAN SILABUS TOEFL LISTENING UNTUK MAHASISWA NON BAHASA INGGRIS DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS RENDAH
Oleh:
Maisarah, S.S., M.Si
1
Endang Suciati, M.A
2
Fakultas Bahasa dan Sastra Unipdu Jombang
([email protected])
ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang identifikasi kelemahan mahasiswa non bahasa Inggris dengan
kemampuan rendah (skor TOEFL < 450) dalam mengerjakan soal TOEFL Listening dalam
rangka penyusunan silabus pelatihan TOEFL Listening. Berdasarkan analisis butir soal, jenis
soal yang paling sering muncul pada Listening part A adalah: meaning question, prediction,
suggestion, implication, dan inference. Sedangkan pada listening part B, jenis soal yang paling
sering muncul adalah topics dan details. Pada listening part C, jenis soal yang sering muncul
adalah topics dan details. Setelah melakukan tes pada responden, pada Listening Part A, semua
responden mengalami kesulitan dalam menjawab jenis soal meaning question. Pada Listening
part B, jenis soal topics juga dirasakan sulit bagi semua responden. Pada listening part C, jenis
soal details adalah jenis soal yang menjadi kendala para responden. Dengan demikian,
penyusunan silabus harus disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa berdasarkan analisis
kempuan mahasiswa dalam TOEFL Listening.
Kata Kunci: TOEFL Listening, Mahasiswa jurusan non bahasa Inggris, Analisis Kebutuhan,
Silabus
PENGEMBANGAN SILABUS TOEFL LISTENING UNTUK MAHASISWA NON BAHASA INGGRIS DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS RENDAH
Oleh:
Maisarah, S.S., M.Si
1
Endang Suciati, M.A
2
Fakultas Bahasa dan Sastra Unipdu Jombang
([email protected])
ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang identifikasi kelemahan mahasiswa non bahasa Inggris dengan
kemampuan rendah (skor TOEFL < 450) dalam mengerjakan soal TOEFL Listening dalam
rangka penyusunan silabus pelatihan TOEFL Listening. Berdasarkan analisis butir soal, jenis
soal yang paling sering muncul pada Listening part A adalah: meaning question, prediction,
suggestion, implication, dan inference. Sedangkan pada listening part B, jenis soal yang paling
sering muncul adalah topics dan details. Pada listening part C, jenis soal yang sering muncul
adalah topics dan details. Setelah melakukan tes pada responden, pada Listening Part A, semua
responden mengalami kesulitan dalam menjawab jenis soal meaning question. Pada Listening
part B, jenis soal topics juga dirasakan sulit bagi semua responden. Pada listening part C, jenis
soal details adalah jenis soal yang menjadi kendala para responden. Dengan demikian,
penyusunan silabus harus disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa berdasarkan analisis
kempuan mahasiswa dalam TOEFL Listening.
Kata Kunci: TOEFL Listening, Mahasiswa jurusan non bahasa Inggris, Analisis Kebutuhan,
Silabus
Ungkapan-Ungkapan Penting dalam Public Speaking Important Expressions in Public Speaking
AbstractDalam keseharian, banyak orang sering dihadapkan pada kesempatan untuk berbicara di depan umum, terlebih ketika mereka telah terjun di masyarakat. Namun, pada kenyataannya dalam permulaan ketika berbicara di muka umum (public speaking), mereka sering kali menemui kesulitan. Kesulitan tersebut tampak pada penyusunan kalimat ataupun struktur dari materi yang akan disampaikan. Hal tersebut nantinya dapat berimbas pada kepercayaan diri yang menurun saat tampil. Artikel ini berisi tentang ungkapan-ungkapan yang dapat digunakan dalam mempelajari Public Speaking antara lain: opening/ pembukaan (welcoming/ salam pembuka), introducing topic/ memperkenalkan topik, signposting/ outlining), making transition between ideas/ memberi ungkapan transisi diantara ide-ide, emphasizing points/ menekankan ide-ide, inviting participation and discussion/ mengundang partisipasi dan diskusi, clarifying other’s comments/ mengklarifikasi pendapat orang lain, emphasizing points/ menekankan suatu hal, giving examples/ memberi contoh-contoh, summarizing and concluding/ merangkum dan menyimpulkan dan interrupting or rejecting conversation/ menginterupsi atau menyela percakapan. Dengan adanya ungkapan-ungkapan penting tersebut, diharapkan dapat menjadi panduan untuk melakukan sebuah presentasi yang efektif dan membantu dalam memperbaiki kemampuan berbicara di depan umum.Kata Kunci: ungkapan, public speaking, presentasi AbstractIn everyday life, People are often faced with the opportunity to speak in public, especially when they have entered the community. However, in reality the process as a beginner in speaking in public (public speaking), they often encounter difficulties. The difficulty appears on the preparation of a sentence or the structure of the material to be delivered. This article contains expressions that can be used in studying public speaking. There are so many expressions presented in a particular topics including opening (welcoming, introducing topic, signposting/ outlining), making transition between ideas, emphasizing points, inviting participation and discussion, clarifying other’s comments, emphasizing points, giving examples, interrupting or rejecting conversation and summarizing and concluding. With the existence of these important phrases, is expected to be a guide for doing an effective presentation and helping people to improve their public speaking ability. Keywords: expression, public speaking, presentatio
Meningkatkan Self-Efficacy Keputusan Karier Siswa Melalui Layanan Informasi Karier di Kelas VIII SMP Negeri 4 Batang Hari
Banyak individu kurang efektif dalam pengambilan keputusan karir yang ditandai dengan tidak mengetahui cara-cara membuat keputusan karir, tidak mengetahui langkah-langkah dalam membuat keputusan karir. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilaksanakan dengan menggunakan teknik Purposive sampling yang melibatkan 32 orang siswa yang di bagi kedalam dua kelompok. Kelompok eksperimen terdiri dari dari 16 orang mendapatkan layanan informasi karir dan kelompok lain yang terdiri dari 16 orang sebagai kelompok kontrol. Self-efficacy keputusan karir siswa pada kelompok eksperimen skor tertinggi pre-test yaitu 12,5%,tinggi 12,5%,sedang 43,74%, redah 12,5%,sangat rendah 18,75%. Sedangkan post-test skor sangat tinggi 12,5%,tinggi 37,5%,sedang 31,25%,rendah 12,5%, sangat rendah 6,25%. Pada kelompok kontrol pre-test 12,5%,tinggi 25%,sedang 37,5%,rendah 12,5%,sangat rendah 12,5%. Post-test tinggi 12,5%, tinggi 25%,sedang 6,25%, rendah 12,5%,sangat rendah 43,75%. Secara keseluruhan selft-efficacy meningkat secara signifikan setelah diberikan layanan informasi karir Sig. (2-tailed) < 0.05 (0,001 <0.05). Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan nilai Sig. (2-tailed) > 0.05 (0,256>0.05
- …