11 research outputs found

    Global variation in anastomosis and end colostomy formation following left-sided colorectal resection

    Get PDF
    Background End colostomy rates following colorectal resection vary across institutions in high-income settings, being influenced by patient, disease, surgeon and system factors. This study aimed to assess global variation in end colostomy rates after left-sided colorectal resection. Methods This study comprised an analysis of GlobalSurg-1 and -2 international, prospective, observational cohort studies (2014, 2016), including consecutive adult patients undergoing elective or emergency left-sided colorectal resection within discrete 2-week windows. Countries were grouped into high-, middle- and low-income tertiles according to the United Nations Human Development Index (HDI). Factors associated with colostomy formation versus primary anastomosis were explored using a multilevel, multivariable logistic regression model. Results In total, 1635 patients from 242 hospitals in 57 countries undergoing left-sided colorectal resection were included: 113 (6路9 per cent) from low-HDI, 254 (15路5 per cent) from middle-HDI and 1268 (77路6 per cent) from high-HDI countries. There was a higher proportion of patients with perforated disease (57路5, 40路9 and 35路4 per cent; P < 0路001) and subsequent use of end colostomy (52路2, 24路8 and 18路9 per cent; P < 0路001) in low- compared with middle- and high-HDI settings. The association with colostomy use in low-HDI settings persisted (odds ratio (OR) 3路20, 95 per cent c.i. 1路35 to 7路57; P = 0路008) after risk adjustment for malignant disease (OR 2路34, 1路65 to 3路32; P < 0路001), emergency surgery (OR 4路08, 2路73 to 6路10; P < 0路001), time to operation at least 48 h (OR 1路99, 1路28 to 3路09; P = 0路002) and disease perforation (OR 4路00, 2路81 to 5路69; P < 0路001). Conclusion Global differences existed in the proportion of patients receiving end stomas after left-sided colorectal resection based on income, which went beyond case mix alone

    Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penatalaksanaan Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Kota Makassar

    Full text link
    Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu diantara penyakit tidak menular yang masih menjadi permasalahan di Indonesia. DM terjadi ketika adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau yang disebut hiperglikemia, dimana tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hormon insulin atau menggunakan insulin secara efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Antang. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan jumlah populasi 446, Tekhnik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, jumlah sampel sebanyak 45 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Antang yaitu pasien DM memiliki pengetahuan tentang penatalaksanaan DM dengan kategori baik sebanyak 15 responden (33,3%) dan kategori kurang 30 responden (66,7%), Berdasarkan&nbsp; gambaran perilaku edukasi DM&nbsp; dari total 45 responden terdapat 22 responden (48,9%)&nbsp; dengan kategori kurang, dan 23 responden (51,1%) dengan kategori baik, berdasarkan gambaran perilaku diet, dari total 45 responden, terdapat 29 responden (64,5%) dengan kategori baik, dan terdapat 16 responden (35,5%) dengan kategori kurang, berdasarkan gambaran perilaku exercise/ latihan fisik, dari total 45 responden, terdapat 34 responden (75,5%) dengan kategori baik, dan 11 responden dengan kategori kurang (24,5%), berdasarkan gambaran perilaku kepatuhan obat, dari total 45 responden, terdapat 44 responden (97,7%) dengan kategori kurang, dan 1 responden dengan kategori baik (2,3%), berdasarkan gambaran perilaku pemeriksaan kadar gula darah, pasien DM di Puskesmas Antang, semua responden melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan kategori baik, berdasarkan perilaku perawatan dari dari total 45 responden terdapat 31 responden (68,9%)&nbsp; dengan kategori baik,dan&nbsp; 14 responden (31,1%) dengan kategori kurang

    Gambaran Karakteristik Ibu Menyusui pada Ibu Pengguna Krim Pemutih di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar

    Full text link
    Merkuri (Hg) adalah logam berat yang berbahaya, karena merkuri bersifat racun, meskipun dalam konsentrasi kecil. Kandungan merkuri dapat ditemukan pada kosmetik pemutih. Ibu hamil yang terpapar oleh merkuri dari krim wajah, dapat mengalirkan merkuri ke janin yang dan terakumulasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik pada rambut ibu menyusui di RSIA Sitti Khadijah 1 Kota Makassar. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel, yaitu purposif sampling, jumlah sampel sebanyak 40 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik ibu menyusui pada ibu pengguna krim pemutih, yaitu tingkat pendidikan tertinggi sarjana sebesar 30,0%, bekerja sebagai IRT sebesar 52,5%,&nbsp; umur ibu menyusui tertinggi adalah berusia 24 tahun (17,5%). Sementara durasi pemakaian krim pemutih kategori tertinggi kurang dari setahun (92,5%), frekuensi pemakaian krim pemutih dengan kategori pemakaian tertinggi kurang 2 kali (97,5%), volume krim pemutih tertinggi 25 gr (17,5%), jenis krim kategori semisolid (92,5%). Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu menyusui di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar rutin menggunakan krim pemutih setiap harinya. Dan diharapkan agar ibu meminimalisir penggunaan krim pemutih selama menyusui

    Hubungan Gaya Hidup terhadap Risiko Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Layang Kota Makassar

    Full text link
    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah melebihi batas normal 120/80 mmHg. Pada usia lanjut tekanan darah akan cenderung tinggi sehingga lebih besar berisiko terkena hipertensi salahsatunya disebabkan gaya hidup tidak sehat misalnya; aktifitas fisik, pola tidur, dan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap risiko hipertensi pada lansia di Puskesmas Layang. Metode penelitian ini menggunakan survey analitik&nbsp; dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik sampling sebanyak 43 sampel yang memenuhi kriteria ekslusi. Metode analisis data menggunakan uji univeriat untuk mendeskripsikan karakteristik reposden dan uji bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan gaya hidup buruk berdasarkan Aktifitas Fisik sebesar 39,5%, Merokok 68,9%, Pola Tidur 76,0% , Stress 55,6% pada penderita hipertensi di Puskesmas Layang dan tidak terdapat pengaruh gaya hidup berdasarkan Aktifitas Fisik p= 0,356 &gt; 0,05, Merokok, Pola Tidur p= 0,476 &gt; 0,05, Stres p= 0,166 &gt; 0,05 terhadap risiko hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Layang. Disarankan kepada masyarakat untuk mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat, terutama mengurangi atau bahkan berhenti merokok, melakukan aktifitas fisik, mengatur pola makan, dan lebih mengontrol keadaan stres secara baik serta pihak puskesmas perlu menindak lanjuti agar dapat mencegah dan meminimalisir kejadian hipertensi dengan mengendalikan faktor risiko

    Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Industri Kapal Indonesia

    Full text link
    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bagian yang tak terpisahkan bagi kebutuhan mendasar pekerja. Keamanan dan kesehatan sistem manajemen atau program keselamatan dapat membantu karyawan untuk meningkatkan kinerja pekerja, meningkatkan motivasi karyawan dan kepuasan, sedangkan bagi Perusahaan berdampak menurunnya pendapatan Perusahaan serta citra buruk terhadap kualitas dan kapasitas Perusahaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) Makassar tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan teknik pengumpulan dan penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling dengan teknik observasi analitik, wawancara, dan dokumentasi dengan jumlah sampel 50 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) Makassar pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan presentasi sebanyak 50 (100%), safety talk sebanyak 50 (100%), reward sebanyak 48(96%), pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja sebanyak 48 (96%), dan kinerja sebanyak 50 (100%) responden. Penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja telah dilaksanakan di PT. Industri Kapal Indonesia dengan baik dan sesuai dengan UU No. 1 Th. 1970 dan sesuai dengan syarat- syarat yang diatur didalam undang鈥搖ndang tersebut dan berdasarkan hasil wawancara dan juga observasi langsung dilapangan adapun saran untuk PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) Makassar sebaiknya memberikan pengawasan dan sanksi yang lebih tegas setelah teguran lisan tentang penggunaan APD di area kerja Perusahaan dan sebaiknya Perusahaan memberikan reward kepada pekerja bukan hanya di hari besar melainkan saat pekerja mampu memberikan kinerja yang bagus atau pekerja yang mematuhi aturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang ada

    Hubungan antara Pola Pemberian ASI terhadap Perkembangan Motorik Kasar pada Bayi Usia 6-11 Bulan di Puskesmas Rappokalling Kota Makassar

    Full text link
    ASI adalah makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia 6 bulan. ASI memiliki beberapa manfaat yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar pada bayi, meningkatkan kecerdasan, daya pengelihatan, serta mengurangi risiko terkena penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola pemberian ASI terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 6-11 bulan di Puskesmas Rappokalling Kota Makassar Tahun 2019. Jenis penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang berusia 6-11 bulan sebanyak 193 bayi di Puskesmas Rappokalling. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling dan diperoleh sebanyak 128 bayi di Puskesmas Rappokalling. Metode analisis data menggunakan uji bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian ini didapatkan ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 81 orang (63,3%). Dan ibu yang memberikan ASI non eksklusif sebanyak 47 orang (36,7%). Dari 128 anak didapatkan perkembangan motorik kasar pada anak usia 6-11 bulan yang normal sebanyak 112 anak (87,5%), dan yang abnormal sebanyak 16 anak (12,5%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara pola pemberian ASI terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 6-11 bulan di Puskesmas Rappokalling Kota Makassar
    corecore