39 research outputs found

    Dynamics of scientific development in dakwah education Indonesia

    Get PDF
    Purpose - This study aims to determine the efforts from time to time of scientists in da'wah educational institutions in Indonesia that diligently carry out studies and publications. This research is also expected to avoid disconnection in understanding the history of Da'wah science.Method - This research was conducted through a literature review, with a historical approach. Where several references related to Da'wah scholarship are classified, discussed, and concluded.Result - The results show that the dynamics of scientific development in da'wah education in Indonesia have shown a dynamic history. The dynamism is illustrated by the alternation of da'wah scientific activities carried out and carries a sustainable theme from time to time. Another dynamic is evident in the productivity of the work they write and publish, both in the form of journals and books. The two aspects become one strength so that in its development, it further strengthens the science of Da'wah. As well as being an example for future generations to have enthusiasm and productivity that is more or less like them.Implication - this paper suggests the development of da’wah science that allows correction, addition, and perfection from the development of new science.Originality - This article is a study that shows the transformation from da'wah to da'wah science.***Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dari waktu ke waktu para ilmuwan di lembaga pendidikan dakwah di Indonesia yang rajin melakukan kajian dan publikasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menghindari keterputusan dalam memahami sejarah ilmu dakwah.Metode - Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka, dengan pendekatan sejarah. Dimana beberapa referensi terkait keilmuan Dakwah diklasifikasikan, dibahas, dan disimpulkan.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika perkembangan keilmuan dalam pendidikan dakwah di Indonesia, telah menunjukkan sejarah yang dinamis. Kedinamisan tersebut tergambar dari silih bergantinya kegiatan keilmuan dakwah yang dilakukan dan mengusung tema berkelanjutan dari waktu ke waktu. Dinamika lain terlihat pada produktivitas karya yang mereka tulis dan terbitkan, baik dalam bentuk jurnal maupun buku. Kedua aspek tersebut menjadi satu kekuatan sehingga dalam perkembangannya semakin memperkuat ilmu dakwah. Serta menjadi contoh bagi generasi penerus untuk memiliki semangat dan produktivitas yang kurang lebih seperti mereka.Implikasi - Artikel ini menyarankan pengembangan keilmuan dakwah yang memungkinkan adanya koreksi, penambahan dan penyempurnaan pengembangan ilmu baru.Orisinalitas - Artikel ini merupakan kajian yang menunjukkan transformasi dari dakwah ke ilmu dakwah

    Ilmu Mantik pintu utama berpikir logis

    Get PDF
    Studi Ilmu mantik atau logika bagi mahasiswa berfungsi untuk mengasah penalaran. Urgensi studi logika merupakan suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan. Hasil penalaran itu akan menjadi pengetahuan, agar pengetahuan tersebut mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir harus dilakukan menurut cara yang tepat. Cara tersebut disebut logika. Dengan studi ilmu mantik atau logika mahasiswa melakukan kajian untuk berpikir secara sahih, yaitu (1) mahasiswa mendalami ilmu mantik atau logika induktif ialah penarikan kesimpulan dari kasus individual yang nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum; dan (2) mempelajari logika deduktif, ialah penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Dalam proses belajar di Perguruan Tinggi mahasiswa dituntut berpikir kritis. Paling tidak ia trampil cepat memahami alur pikir induksi yang merupakan cara berpikir dengan menarik kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Mahasiswa mampu menunjukkan jenis penalaran induktif: mulai dengan pernyataan dengan ruang lingkup argumentasi terbatas dan khas yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Mahasiswa juga mampu menarik kesimpulan dalam setiap berargumen yang bersifat umum, hal itu penting karena; (1) pernyataan bersifat umum yang dianggap ekonomis dalam keaneka ragam kehidupan untuk reduksi dari salah satu atau lebih pengetahuan bukan dari koleksi, fakta atau pernyataan, ataupun esensi berbagai fakta; dan (2) memungkinkan proses nalar selanjutnya secara induktif dan deduktif; induktif ditarik dari beberapa pernyataan umum dan pernyataan yang lebih umum lagi. Berbeda dengan nalar deduktif ditarik dari pernyataan yang umum untuk menjadi pernyataan yang lebih khusus

    Dynamics of scientific development in dakwah education Indonesia

    Get PDF
    Purpose - This study aims to determine the efforts from time to time of scientists in da'wah educational institutions in Indonesia that diligently carry out studies and publications. This research is also expected to avoid disconnection in understanding the history of Da'wah science.Method - This research was conducted through a literature review, with a historical approach. Where several references related to Da'wah scholarship are classified, discussed, and concluded.Result - The results show that the dynamics of scientific development in da'wah education in Indonesia have shown a dynamic history. The dynamism is illustrated by the alternation of da'wah scientific activities carried out and carries a sustainable theme from time to time. Another dynamic is evident in the productivity of the work they write and publish, both in the form of journals and books. The two aspects become one strength so that in its development, it further strengthens the science of Da'wah. As well as being an example for future generations to have enthusiasm and productivity that is more or less like them.Implication - this paper suggests the development of da’wah science that allows correction, addition, and perfection from the development of new science.Originality - This article is a study that shows the transformation from da'wah to da'wah science.***Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dari waktu ke waktu para ilmuwan di lembaga pendidikan dakwah di Indonesia yang rajin melakukan kajian dan publikasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menghindari keterputusan dalam memahami sejarah ilmu dakwah.Metode - Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka, dengan pendekatan sejarah. Dimana beberapa referensi terkait keilmuan Dakwah diklasifikasikan, dibahas, dan disimpulkan.Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika perkembangan keilmuan dalam pendidikan dakwah di Indonesia, telah menunjukkan sejarah yang dinamis. Kedinamisan tersebut tergambar dari silih bergantinya kegiatan keilmuan dakwah yang dilakukan dan mengusung tema berkelanjutan dari waktu ke waktu. Dinamika lain terlihat pada produktivitas karya yang mereka tulis dan terbitkan, baik dalam bentuk jurnal maupun buku. Kedua aspek tersebut menjadi satu kekuatan sehingga dalam perkembangannya semakin memperkuat ilmu dakwah. Serta menjadi contoh bagi generasi penerus untuk memiliki semangat dan produktivitas yang kurang lebih seperti mereka.Implikasi - Artikel ini menyarankan pengembangan keilmuan dakwah yang memungkinkan adanya koreksi, penambahan dan penyempurnaan pengembangan ilmu baru.Orisinalitas - Artikel ini merupakan kajian yang menunjukkan transformasi dari dakwah ke ilmu dakwah

    Strategi komunikasi dakwah 2008

    Get PDF
    Jawa Barat dapat dinyatakan Provinsi Jawa Barat tidak kurang dari dua belas ribu Pondok Pesantren. Namun dalam perkembangnnya mengalami pasang surut. Sejalan dengan perkembangan zaman yang kian berubah dan modern. Tidak lagi tefokus pada nilai dan norma budaya tradisional setempat. Melainkan mulai melakukan serangkaian transformasi kearah teknologi berbasis digital. Tidak ada waktu menunda maupun menolak perubahan. Mengingat perubahan terjadi secara menglobal, sehingga penyesuaian diri cepat, tetap dan akurat tidak dapat dinafikan. Ulama pun tidak kehilangan karismatiknya melainkan mulai berbaur mengikuti arah dan perkembangan zaman. Begitu pula para pendidik di pondok pesantren tidak kehilangkan kesempatan untuk ikutserta memahami, mengikuti, merasakan dan menikmati teknologi digital yang lebih efektif dan efisien pemanfatannya untuk melakukan segala kegiatan. Sekian banyak pondok pesantren nampaknya al-Ashriyyah Nurul Iman Waheeda Parung Bogor dan Buntet Cirebon menjadi perhatian peneliti. Pondok pesantren ini telah memanfaatkan animasi sebagai media dakwah santri. Meskipun tidak dipungkiri hampir semua pesantren tidak tertinggal untuk menggunakan teknologi digital sebagai basis data. Termasuk melakukan serangkaian komunikasi dakwah. Dimana sistem komunikasi elektromagnetik telah berkembang kearah teknologi digital yang lebih unik, praktis, efektif dan efisien. Pondok pesantren memanfaatkannya bahwa era digital yang sangat marak dan cepat perkembangannya di era globalisasi dijadikan momentum yang strategis bagi perkembangan komunikasi dakwah. Komunikasi di era digital telah membawa pesan dan kesan melalui saluran untuk memberikan dampak. Sedangkan dakwah serangkaian kegiatan yang sifat menyeru, mengajak dan memanggil. Mengingat di era globalisasi disadari atau tidak, telah menimbulkan banyak dampak dan pengaruh dalam tata kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Tidak jarang globalisasi membawa dan menimbulkan persoalan mengenai perubahan baru di lingkungan pondok pesantren

    Proses pembelajaran sumber-sumber pengetahuan keagamaan di pesantren: penelitian pada Pesantren Al-Masthuriyah - Sukabumi, Miftahul Huda - Tasikmalaya dan Al-Ittifaq - Bandung

    Get PDF
    INDONESIA Studi ini dilatarbelakangi oleh fakta yang ditemukan di lingkungan pesantren mengenai sumber-sumber pengetahuan keagamaan yang digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga terdapat kecenderungan terhadap hasil yang diperoleh setelah dilakukan proses pembelajaran. Melihat dinamika pesantren sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, pesantren dituntut untuk menyuburkan literatur yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan sumber-sumber yang relevan dan menguatkan dalam upaya terpeliharanya proses pembelajaran yang dinamis. Bertitik tolak dari hal di atas, maka untuk menyederhanakan pembahasan dalam penelitian disertasi ini penulis merumuskan judul “Proses Pembelajaran Sumber-sumber Pengetahuan Keagamaan di Pesantren (Penelitian pada Tiga Pesantren di Jawa Barat)”. Adapun tujuan dari penelitian ini terkait dengan beberapa masalah yang dirumuskan, yakni: (1) Untuk mengetahui sumber-sumber pengetahuan keagamaan yang digunakan di pesantren sebagai bahan rujukan utama dalam proses pembelajaran. (2) Untuk mengetahui proses pembelajaran sumber-sumber pengetahuan keagamaan di pesantren. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan historis dan hermeneutik. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan mengenai sumber-sumber pengetahuan keagamaan yang digunakan pada ketiga pesantren dalam proses pembelajaran. Hasil dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Sumber-sumber pengetahuan keagamaan yang digunakan di pesantren sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran adalah al-Quran, Hadits dan hasil Ijtihad serta pemahaman kiai mengenai sumber-sumber pengetahuan tersebut, literatur yang digunakan masing-masing pesantren pada proses pembelajaran berupa kitab turast beraliran paham salafiah. (2) proses pembelajaran sumber-sumber pengetahuan keagamaan di pesantren dilakukan berdasarkan jenjang kelas peserta didik, yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik (santri) dalam memahami sumber-sumber pengetahuan Selanjutnya, rekomendasi yang diajukan terkait permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) sumber-sumber pengetahuan keagamaan memerlukan kajian yang lebih intensif 2) dalam dunia pendidikan baik formal maupun non formal, budaya literasi sebaiknya menjadi hal yang diperhatikan karena hal ini yang akan menjadi tolak ukur terciptanya sebuah iklim akademis 3) tantangan yang dihadapi oleh pondok pesantren semakin hari semakin besar, kompleks dan mendesak sebagai akibat semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan dan kemaju¬an ilmu pengetahuan dan teknologi 4) perguruan tinggi Islam sepatutnya ikut bertanggungjawab dalam perkembangan kajian-kajian sumber pengetahuan keagamaan menyangkut kecanggihan metodologi/ pengembangan materi yang lebih baik. ENGLISH This study is motivated by the facts that found in Islamic boarding schools regarding religious knowledge resources used in the interaction. Thus, there is a tendency to the results obtained after the interaction. Observing the dynamics of Islamic Boarding School as development centers, they are required to enrich the literature used. Therefore, we need relevant and strengthen resources as an effort for keeping a dynamic of interaction. Based on the foregoing study, the present writer would like to simplify the discussion in this dissertation by the title "Interaction of Religious Knowledge Sources in Islamic Boarding School (Research on Three Islamic Boarding School in West Java)". The objectives of this study are related to some problems that formulated: (1) To know the religious knowledge sources that used in boarding schools as the main reference material in the interaction. (2) To know the interaction of religious knowledge sources in boarding schools. The method that used in this study is qualitative with hermeneutic and historical approach. This study sought to describe the sources of religious knowledge that used in interaction at three Islamic Boarding Schools. The results of this study can be described as follows: (1) The sources of religious knowledge that used at boarding schools as teaching materials in the learning process are Koran, Hadith, the results of Ijtihad and the understanding kiai about sources of religious knowledge itself, the literature used in each boarding schools on the interaction is kitab turas, which salafiyah homage. (2) Interaction process of religious knowledge sources in boarding schools are based on grade level learners, tailored to the level of ability of learners (students) to understand the sources of religious knowledge. The proposed recommendations according to the problems in this study are: 1) The religious knowledge resources require more intensive study. 2) In both formal and non-formal education, literate culture should be considered because it will become the benchmark creation of academic climate 3) The challenges faced by Islamic Boarding School increasingly large, complex and urgent as a result of the increasing needs of development of science and technology. 4) Islamic universities should be responsible in participate the development of studies regarding the religious knowledge resources related to the sophistication of methodology / development of better materia

    Pelayanan Sosial Dinas Penataan Ruang Kota Bandung Era Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Empowerment of top to down role models is an empowerment carried out by the government to the community, carried out through social services in the form of ratifying policies, giving attention, helping community needs in accordance with the duties and functions of the institution, but currently there are problems with public health in the form of the Covid-19 pandemic which disrupting activities, by looking at this problem, social services at the Bandung City Spatial PlanningOffice need to think about efforts for the community. This paper aims to describe the social service program, the service process carried out by the Spatial Planning Office, and the benefits of the program carried out. The method used is qualitative method. Based on the results of the study, the Bandung City Spatial Planning Service carried out social service programs according to their functions, namely planning, utilization, monitoring and control, as well as carrying out funeral services for victims of COVID-19 exposure. The social service process is channeled through E-Government, generating benefits for the community to be involved in spatial planning to meet community needs related to environmental space in the city of Bandung

    Pengembangan Masyarakat Islam

    Get PDF
    Menegakkan sebuah tata masyarakat yang mulia, adil, elegan, berwibawa, dan bertahan di muka bumi adlaah tujuan utama Al-Qur’an. Sebuah bangunan masyarakat pada sejatinya terdiri dari individu-individu. Tidak ada individu yang bisa hidup tanpa masyarakat. Kitab panutan umat manusia, Al-Qur’an, menghendaki sebuah tatanan masyarakat yang etis dan terbuka, yang di dalamnya wacana egalitarianisme diwujudkan dalam makna yang sesungguhnya. Hal ini bisa dilihat dari kecaman yang diberikan Al-Qur’an terhadap disquilibrium atau ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan sosial dalam masyarakat. Al-Qur’anlah yang paling pertama mencela dua aspek yang saling berhubungan erat dalam masyarakat Mekah: politeisme yang dipandang sebagai gejala dari segmentasi masyarakat dan ketimpangan sosial ekonomi yang amat tajam yang ditimbulkan oleh menyuburnya perpecahan di kalangan masyarakat. Kedua aspek ini, pada sejatinya, merupakan setali tiga uang. aPda saat yang bersamaan, Al-Qur’an juga memperkenalkan wacana geaglitarianisme manusia sebagai sesuatu yang substansial, karena di antara amkhluk tuhan, hanya manusia yang memiliki keunikan. Sebagian di antara mereka behkan ada yang merasa lebih unggul dari esbagianlainnya. Klaim emseemcam ini tentu merupakan refleksi dari jalan pikiran yang kurangustahak. Al-Qur’an menyentuh banyak aspek yang berkaitan dengan manusia, aik mengenai komposisi jasad manusia, kedudukan atau fungsi manusia,eistimewaan manusia, kelemahan-kelemahan manusia, seperti tergesa-gesa, elisah, pelit, kufur, keterlaluan, sangat ingkar, dan tidak tahu diri. Dalam tulisan ini akan dikemukakan sejumlah aspek yang berkenaan engan masyarakat, khususnya masyarakat Islam
    corecore