4 research outputs found

    PENDIDIKAN LUAR BIASA BAGI PENYANDANG CACAT DI SEMARANG

    Get PDF
    Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berbudi luhur, memiliki keterampilan dan kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan, belum menjamin sepenuhnya terhadap tantangan global dimasa depan. Dunia pendidikan di Indonesia memerlukan reformasi dan restrukturisasi, sehingga pendiidkan baik anak normal maupun anak berkebutuhankhusus harus dipandang sebagai kebutuhan yang mendasar. (Mudjito, 2005). Perkembangan jasa pendidikan di Indonesia mulai merambah ke yayasan-yayasan penyelenggara Pendidikan Luar Biasa yang eksistensinya sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan nasional, karena kontribusi yang cukup signifikan yang memperhatikan layanan pendiidkan bagi anak berkebutuhan khusus yang dimulai dari TKLB, SDLB, SMLB, SMALB serta lembaga apapun yang melayani pendidiakan anak luar biasa. Usaha tersebut merupakan suatu bentuk usaha untuk menigkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan ketrampilan penyandang cacat sehingga keberadaannya dapat berguna bagi bangsa, masyarakat, dan dirinya sendiri. Adanya isu-isu strategis, mengenai penuntasan wajar 9 tahu bagi penyandang cacat yaitu dengan meningkatkan daya tampung pendidikan unit sekolah baru untuk mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat istimewa dari anak berkebutuhan khusus serta peningkatan kualitas pendidikan (Program Prioritas Ditjen Pembinaan Sekolah Luar Biasa tahun 2005). Pengembangan dan peningkatan kualitas layanan bagi anak berkebutuhan khusus, belum memberikan akses fisik yang cukup untuk anak berkebutuhan, apalagi di era otonomi pemerintah daerah dihimbau untuk turut bertangungjawab dalam menyediakan saranan fisik yang aksesibel bagi anak berkebutuhan khusus. Banyak undang-undang dan kebijakantentang kecacatan dan hak-hak orang cacat. Dalam Undang-Undang disebutkan bahwa “setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan”. Yang dimaksudkan adalah kesamaan memperoleh kesempatan pendidikan dan pekerjaan, perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan, dan aksesibilitas (Cucu Saidah, BILiC). Aksesibilitas sarana prasarana fisik meliputi jalan, bangunan, dan perumahan yang sangat buruk, tidak adanya sarana umum yang aksesibel sehingga sangat menyulitkan penyandang cacat untuk mengakses tempat pelayanan publik termasuk tempat pendidikan. Provinsi Jawa Tenah salah satu Provinsi di Indonesia pada tahun 2005 tercatat jumlah penyandang cacat fisik sebanyak 4535 orang dan sebanyak0,185% atau sekitar 839 penyandang berada di Kota Semarang dan sekitarnya (Dinas Kesehatan Sosial Provinsi Dati I Jawa Tengah,2005). Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah pada waktu yang akan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatkannya jumlah kecelakaan yang terjadi, bencana alam maupun akibat dari suatu penyakit dan penyalahgunaan obt-obatan. Usaha rehabilitasi bagi penyandang cacat, terutama cacat fisik sekarang ini sedang ditingkatkan. Salah satu pemikiran yang mendasari rencana ini adalah bahwa untuk tiap-tiap Provinsi diusahakan memiliki sedikitnya satu sarana Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik yang bersifat timbal balik terhadap Pusat rehabilitasi cacat tubuh Prof.Dr.Soeharso yang berkedudukan di Surakarta (Maryono, 1985). Melihat kondisi yang demikian maka perlu wadah sebagai pelayanan bagi penyandang cacat terutama cacat fisik/tubuh. Wadah tersebut nantinya difungsikan sebagai tempat pengelolaan pendidikan, pelatihan tenaga pendidik, dan layanan pendidikan berupa Sekolah Luar Biasa yang diketegorikan kelainan fisik/tubuh, serta mencakup rehabilitasi medis, rehabilitasi mental psikoligis dan rehabilitasi mental psikologis dan rehabilitasi karya akan sangat membantu penanggulangan masalah-masalah yang di hadapi para penyandang cacat untuk dapat terjun kedalam masyarakat, mandiri dan ikut berpartisipasi aktif sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Oleh karena itu, diharapkan dalam penyediaan sarana Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik ini sebagai respon adanya otonomi daerah tentang pengembangan dan peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan bagi penyandang cacat tubuh dan para tenaga pendidik secara menyeluruh dan berkelanjutan yang representatif, modern dan responsif terhadap lingkungan dan ilmu pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat efisiensi, efektivitas dan integritas. Dengan kata lain, segala fasilitas nantinya disesuaikan menurut standar teknis aksesibilitas yang ditujukan bagi penyandang cacat, agar mendapatkan perhatian yang selayaknya. B. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Merumuskan Program dasar Perencanaan dan Perancangan yang berhubungan dengan sarana dan prasarana untuk wadah pengelolaan, pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat fisik dan tenaga pengajar, sehingga tersusun langkah-langkah untuk dapat melanjutkan kedalam perancangan grafis. Sasaran Tersusunnya konsep dasar perencanaan dan perancangan Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang beserta program dan kapasitas pelayanan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. C. LINGKUP BAHASAN Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang sarana dan prsarana untuk melakukan proses pengelolaan dan pendidikan bagi penyandang cacat tubuh dan para tenaga pengajar secara menyeluruh dan berkelanjutan yang representatif, modern dan responsif terhadap lingkungan dan ilmu pengetahuan, dalam wadah yang dikenal dengan nama Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang. Ruang Lingkup Spasial Perencanaan dan perancangan Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang, khususnya, berada di daerah ibukota Provinsi tepatnya berada di wilayah Semarang. D. METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi. 2. Studi Literatur Studi Literatur yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan. 3. Wawancara Wawancara yaitu dialog langsung dengan baik pelaku aktivitas maupun pengelola. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topik. E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur pikir. BAB II Tinjauan Pustaka Menguraikan tentang tinjauan umum dan pengertian Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik, standar pelayanan minimal, tinjauan khusus penyandang cacat fisik sesuai karakteristik dan klasifikasinya. BAB III Tinjauan Khusus Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang Menguraikan tentang tinjauan Provinsi Jawa Tengah, tinjauan Kota Semarang mengenai peraturan dan kebijakan. Tata guna lahan dan sarana prasarana pelayanan bagi penyandang cacat fisik. BAB IV Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan dari uraian pada baba sebelumnya. BAB V Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis, dan utilitas bangunan. BAB VI Program Perencanaan dan Perancangan Pendidikan Luar Biasa Bagi Penyandang Cacat Fisik di Semarang Membahas mengenai program perencanaan yang meliputi program ruang, lokasi dan tapak terpilih dan konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan, konsep struktur dan utilitas bangunan

    Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap kinerja Karyawan pada PT Telkom Cabang Makassar

    No full text
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menguji sekaligus mengkaji pengaruh dari variabel Gaya Kepemimimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Telkom Cabang Makassar. Studi ini dilakukan di Kantor PT Telkom yang berdomisili dan aktif di Kota Makassar. Studi ini melibatkan 40 orang pegawai tetap yang ada pada PT Telkom Cabang Makassar. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data dianalisis menggunakan alat statistik SPSS dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Data diuji melalui beberapa tahap pengujian seperti uji validitas, reliabilitas, uji normalitas, heterokedastisitas. Selanjutnya utuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini akan dilihat melalui uji koefisien determinasi, uji parsial (uji-t) dan uji simultan (uji-f). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Pengaruh kepemimpinan pada PT. Telkom Akses Cabang Makassar dapat diterima oleh bawahan, sehigga membuat pegawai tidak jenuh dalam menjalankan pekerjaannya sehingga pegawai dapat bekerja lebih beprestasi dan mempercepat tercapainya sasaran lembaga atau perusahaan yang berarti kinerja karwan dapat meningkat. Motivasi Kerja merupakan variable paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian Motivasi dalam bekerja yang baik akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap kinerja karyawan Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Motivasim Kinerja Karywa

    Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Video Dengan Videoscribe Untuk Mengoptimalisasi Pembelajaran Berbasis 4.0

    No full text
    Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi masalah kurangnya motivasi anak pada pembelajaran yang dialami oleh SDN 14 Kota Bima. Belum meratanya pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang teknologi pembelajaran. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran menarik berbasis video menggunakan Videoscribe. Videoscribe dipilih karena mudah dipelajari dan digunakan. Kegiatan pelatihan ini menggunakan beberapa metode, meliputi: ceramah, demonstrasi, latihan/praktik, pendampingan, dan tanya jawab. Materi dalam pelatihan ini, meliputi: Pembelajaran 4.0, media video, manfaat media video, videoscribe, demonstrasi dan praktik cara membuat media video dengan videoscibe.Hasil kegiatan ini terdiri dari: (1) Peningkatan pengetahuan dan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran berbasis video; (2) Produk media pembelajaran berbasis video dengan menggunakan videoscribe; (3) Pubilkasi kegiatan pada media masa; dan (4) Video kegiatan. Secara keseluruhan kegiatan ini sangat diperlukan oleh guru. Hal tersebut untuk mengimbangi kemampuan guru dengan indsutri 4.0. Produk pelatihan ini diunggah pada media sosial (facebook atau instagram) atau pada Youtube

    Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Video dengan Videoscribe untuk Mengoptimalisasi Pembelajaran Berbasis 4.0

    Full text link
    Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi masalah kurangnya motivasi anak pada pembelajaran yang dialami oleh SDN 14 Kota Bima. Belum meratanya pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang teknologi pembelajaran. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran menarik berbasis video menggunakan Videoscribe. Videoscribe dipilih karena mudah dipelajari dan digunakan. Kegiatan pelatihan ini menggunakan beberapa metode, meliputi: ceramah, demonstrasi, latihan/praktik, pendampingan, dan tanya jawab. Materi dalam pelatihan ini, meliputi: Pembelajaran 4.0, media video, manfaat media video, videoscribe, demonstrasi dan praktik cara membuat media video dengan videoscibe.Hasil kegiatan ini terdiri dari: (1) Peningkatan pengetahuan dan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran berbasis video; (2) Produk media pembelajaran berbasis video dengan menggunakan videoscribe; (3) Pubilkasi kegiatan pada media masa; dan (4) Video kegiatan. Secara keseluruhan kegiatan ini sangat diperlukan oleh guru. Hal tersebut untuk mengimbangi kemampuan guru dengan indsutri 4.0. Produk pelatihan ini diunggah pada media sosial (facebook atau instagram) atau pada Youtube
    corecore