112 research outputs found
Bioaccumulation of arsenic(As) and phosphorous by transplanting Aman rice in arsenic-contaminated clay soils.
Arsenic pollution in soil and water has aroused a considerable attention. Inorganic species of arsenic are associated with various internal cancers and create other health problems. An experiment was conducted to investigate the effect of soil arsenic (As) concentration on arsenic and phosphorous accumulation in root, straw, husk and grain of rice (Oryza sativa). BRRI dhan 33 and BR 11 rice varieties were planted on six levels of As contaminated growth media (T1=3.2, T2=11.6, T3=18.7, T4=38.6, T5=57.8 and T6=80.3 ppm As) in a Completely Randomized Design (CRD) with six replications (Completely Randomized Design). Arsenic concentrations in root, straw, husk and grain were increased significantly with increasing soil As concentration. It was observed that As was highly concentrated in the roots, whereas, phosphorous was high in the grain. Among the treatments, T6 showed highest As accumulation. Arsenic contents in grain and husk of BR 11 were found higher than those of grain and husk of BRRI dhan 33. The straw and root of BRRI dhan 33 showed higher concentration of As than straw and root of BR 11. Phosphorous concentrations in straw, husk and grain were also increased with increase of soil As concentrations. Oryza sativa showed high bioconcentration factor (BCF) and low translocation factor (TF). Therefore, As content in grains did not exceed the maximum permissible limit of 1 mg As kg-1, but straw As is highly risky for animal health as well as human food-chain. It could be concluded that BRRI dhan 33 can be cultivated instead of BR11 in As contaminated soil
Coating of conducting and insulating threads with porous mof particles through langmuir-blodgett technique
The Langmuir-Blodgett (LB) method is a well-known deposition technique for the fabrication of ordered monolayer and multilayer thin films of nanomaterials onto different substrates that plays a critical role in the development of functional devices for various applications. This paper describes detailed studies about the best coating configuration for nanoparticles of a porous metal-organic framework (MOF) onto both insulating or conductive threads and nylon fiber. We design and fabricate customized polymethylmethacrylate sheets (PMMA) holders to deposit MOF layers onto the threads or fiber using the LB technique. Two different orientations, namely, horizontal and vertical, are used to deposit MIL-96(Al) monolayer films onto five different types of threads and nylon fiber. These studies show that LB film formation strongly depends on deposition orientation and the type of threads or fiber. Among all the samples tested, cotton thread and nylon fiber with vertical deposition show more homogenous monolayer coverage. In the case of conductive threads, the MOF particles tend to aggregate between the conductive thread’s fibers instead of forming a continuous monolayer coating. Our results show a significant contribution in terms of MOF monolayer deposition onto single fiber and threads that will contribute to the fabrication of single fiber or thread-based devices in the future
PENERAPAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN JUZ ‘AMMA DI MADIN AL-MAKMUR 2 BANARAN KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
ABSTRAK
Neni Isnawati, 2017, Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Hafalan Juz
‘amma di Madin Al-Makmur 2 Banaran kalijambe Sragen Tahun Pelajaran
2016/2017, Skripsi: Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Surakarta.
Pembimbing: H. Shofwan Anwar Abdul Rauf, M.A.
Kata Kunci: Metode Drill, Pembelajaran Hafalan Juz „amma.
Pembelajaran hafalan juz „amma ini dianggap sebagai pembelajaran yang
efektif sebagai tahap awal belajar menghafal Al-Qur‟an. Pembelajaran ini dapat
diterapkan pada segala usia, salah satunya adalah diterapkan pada usia anak-anak.
Usia anak-anak memiliki daya ingatan yang kuat meskipun mereka belum bisa
membaca ataupun mengenali huruf hijaiyah. Metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran hafalan pada anak-anak adalah metode drill. Pembelajaran dengan
metode drill ini memberikan pengaruh positif terhadap para santri. Terbukti di
Madin Al-Makmur 2 Bnaran Kalijambe Sragen ini, ketika para santri mengikuti
proses pembelajaran hafalan juz „amma hal ini dapat terlihat ketika dalam
pembelajaran Qur‟an para santri terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran
hafalan. Meskipun mereka masih banyak yang belum bias membaca Al-Qur‟an
maupun mengenal huruf hijaiyah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Tempat
penelitian di Madin Al-Makmur 2 Banaran Kalijambe Sragen pada bulan
Desember 2016 sampai bulanj Juli 2017. Subyek penelitian ini adalah
ustadzah,dan santri. Informan penelitian ini adalah kepala Madin Al-Makmur 2
Banaran Kalijambe Sragen. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk mengetahui kebasahan data
menggunakan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan
analisis interaktif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode driil dalam
pembelajaran hafalan juz „amma dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: tahap awal yakni persiapan di mana ustadzah mempersiapkan target
hafalan yang nantinya harus dicapai oleh santri pada masing-masing tingkatan
kelas. Tahap kedua yakni tahapan pelaksanaan pembelajaran hafalan juz „amma
pada masing-masing kelas yang dibimbing langsung oleh ustadz/ustadzah yang
mengajar. Tahap ketiga yakni tahap evaluasi dilakukan pada akhir proses
pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang
telah dilakukan
MANAJEMEN PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI SEKOLAH TAHFIDZ TINGKAT DASAR (STTD) TABAROK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Masalah penelitian ini adalah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
Tahfidz Al Qur‟an yang dipakai oleh guru belum sepenuhnya dioptimalkan, guru
belum dapat mengoptimalkan pembelajaran Tahfidz Al Qur‟an, dan pengelolaan
pembelajaran yang kurang efektif dikarenakan masih adanya guru yang tidak
membuat target mingguan, masih banyaknya siswa yang belum mencapai target
hafalan yang ditentukan oleh guru dan koordinator pembelajaran tahfidz Al
Qur‟an. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan manajemen
pemelajaran Tahfidz Al Qur‟an di STTD Tabarok Surakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dilakukan di
STTD Tabarok Surakarta pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2017. Subyek
penelitian ini adalah guru tahfidz Al Qur‟an kelas juz 30 1C di dukun informan
yaitu kepala sekolah, waka kurikulum, coordinator tahfidz Al Qur‟an di STTD
Tabarok Surakarta data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data yang sudah terkumpul diperiksa dengan triangulasi sumber
data dan triangulasi metode, selanjutnya di analisis dengan model interaktif
dengan tiga tahapan yaitu melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam perencanaan pembelajaran
Tahfidz Al Qur‟an kelas juz 30 1C di STTD Tabarok Surakarta tahun ajaran
2017/2018, Guru tahfid Al Qur‟an hanya membuat target mingguan yang di
tuliskan di dalam buku ziyadah tahfidz, sedangkan rincian dari langkah-langkah
pembelajaran dalam bentuk RPP yang di buat pada awal semester yang di
gunakan untuk satu semester. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru
menggunakan metode Dzikroni sebagai nada dan metode talaqqi. Dalam
pemanfaatan media guru belum bisa memaksimalkan media. Sedangkan evaluasi
dilakukan guru tahfidz Al Qur‟an dengan cara setoran mingguan, setoran mid
semester dan setoran semesteran
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA USIA LANJUT DENGAN BUKU “7 ½ JAM BISA MEMBACA AL-QUR’AN METODE TSAQIFA” DI DUKUH SUMBERAGUNG BULU SUKOHARJO TAHUN 2017
Ristyana Apri Rahmawati, 2017, Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an pada Usia Lanjut dengan Buku “7 ½ Jam Bisa Membaca Al-Qur‟an” di Dukuh Sumberagung Bulu Sukoharjo Tahun 2017, Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Surakarta.
Pembimbing: H. Shofwan Anwar Abdul Rauf, M.A
Kata Kunci: Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an, Usia Lanjut, dan Buku “7 ½ Jam Bisa Membaca Al-Qur‟an”
Saat ini banyak lanjut usia yang selalu taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu, namun tidak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Bacaan sholatnya hanya sekedar hafalan saja. Seharusnya, semakin mereka berumur semakin mereka bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Namun kenyataannya bahwa masih banyak lanjut usia yang tidak bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar bahkan buta huruf Arab. Maka dari itu saat ini telah banyak buku pegangan yang dapat memudahkan para lanjut usia untuk bisa membaca Al-Qur‟an. Salah satu buku pegangan yang dapat memudahkan para lanjut usia yaitu buku “7 ½ Jam Bisa Membaca Al-Qur‟an”, yang disajikan secara praktis dan simpel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur‟an pada usia lanjut dengan buku “7 ½ Jam Bisa Membaca Al-Qur‟an” di dukuh Sumberagung Tahun 2017 dan apa saja kendala dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dilaksanakan di Mushola Nurul Hikmah Sumberagung Bulu Sukoharjo pada bulan Januari - Mei 2017. Subjek penelitian ini adalah ustadz Hardi selaku pengajar di Mushola tersebut. Sedangkan informannya yaitu Takmir Mushola Nurul Hikmah dan santri lanjut usia pembelajaran membaca Al-Qur‟an. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengetahui keabsahan data dengan triangulasi sumber. Data dianalisis dengan menggunakan analisis interaktif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dilaksanakan setiap hari Minggu pada saat ba‟da Maghrib sampai waktu masuk sholat Isya‟ yang terdiri dari 28 santri lanjut usia. Pembelajaran dilaksanakan secara klasikal atau bersama-sama. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan 3 tahapan yaitu: pertama, pembukaan. Ustadz mengucap salam dan membaca al-fatihah bersama-sama. Kedua, kegiatan inti. Ustadz menambah materi dengan menuliskan huruf hijaiyah di papan tulis kemudian ustadz menjelaskan bagaimana pengucapan hurufnya. Jika sudah paham maka ustadz melanjutkan menjelaskan bentuk huruf hijaiyah dan perubahannya. Ketiga, penutup. Ustadz dan para santri lanjut usia mengucap hamdalah bersama-sama dan diakhiri dengan Ustadz mengucapkan salam. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan metode drill. Adapun evaluasi yang digunakan ustadz adalah evaluasi harian, tetapi tidak tertulis
Towards a Simple Model of Compressible Alfvenic Turbulence
A simple model collisionless, dissipative, compressible MHD (Alfvenic)
turbulence in a magnetized system is investigated. In contrast to more familiar
paradigms of turbulence, dissipation arises from Landau damping, enters via
nonlinearity, and is distributed over all scales. The theory predicts that two
different regimes or phases of turbulence are possible, depending on the ratio
of steepening to damping coefficient (m_1/m_2). For strong damping
(|m_1/m_2|<1), a regime of smooth, hydrodynamic turbulence is predicted. For
|m_1/m_2|>1, steady state turbulence does not exist in the hydrodynamic limit.
Rather, spikey, small scale structure is predicted.Comment: 6 pages, one figure, REVTeX; this version to be published in PRE. For
related papers, see http://sdphpd.ucsd.edu/~medvedev/papers.htm
The challenges of achieving timely diagnosis and culturally appropriate care of people with dementia from minority ethnic groups in Europe
In a just society, everyone should have equal access to healthcare in terms of prevention, assessment, diagnosis, treatment and care. Europe is a multicultural society made up of people who identify with a wide range of ethnic groups. Many older people from minority ethnic groups also have a direct migration background. Several studies have shown that there is a lack of equity in relation to dementia diagnoses and care because equal opportunities do not necessarily translate into equal outcomes. An expert ethics working group led by Alzheimer Europe has produced an extensive report on this issue, a policy brief and a guide for health and social care workers. In this brief summary, the authors/members of the expert working group present some of the key challenges and recommendations for healthcare clinicians striving to provide timely diagnosis and good quality care and treatment to people with dementia from all ethnic groups
Priorities for development of research methods in occupational cancer.
Occupational cancer research methods was identified in 1996 as 1 of 21 priority research areas in the National Occupational Research Agenda (NORA). To implement NORA, teams of experts from various sectors were formed and given the charge to further define research needs and develop strategies to enhance or augment research in each priority area. This article is a product of that process. Focus on occupational cancer research methods is important both because occupational factors play a significant role in a number of cancers, resulting in significant morbidity and mortality, and also because occupational cohorts (because of higher exposure levels) often provide unique opportunities to evaluate health effects of environmental toxicants and understand the carcinogenic process in humans. Despite an explosion of new methods for cancer research in general, these have not been widely applied to occupational cancer research. In this article we identify needs and gaps in occupational cancer research methods in four broad areas: identification of occupational carcinogens, design of epidemiologic studies, risk assessment, and primary and secondary prevention. Progress in occupational cancer will require interdisciplinary research involving epidemiologists, industrial hygienists, toxicologists, and molecular biologists
- …