157 research outputs found
KELUHAN KESEHATAN NON PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN PADA PEKERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT
Kebisingan merupakan suara yang tidak dihendaki yang berpotensi mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan yang terutama berasal dari kegiatan operasional peralatan pabrik. Tercatat 380 orang pekerja dapur rumah sakit di Makassar terpapar kebisingan setiap harinya dalam setahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kebisingan dengan keluhan kesehatan non pendengaran pada pekerja di bagian instalasi gizi rumah sakit di Makassar tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasi adalah seluruh pekerja dapur rumah sakit di Makassar sebanyak 380 orang. Sampel adalah pekerja dapur rumah sakit di Makassar yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 113 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat kebisingan (p=0,015), Umur (p=0,039) dan masa kerja (p=0,011) dengan keluhan kesehatan non pendengaran sedangkan lama kerja (p=0,454) tidak berhubungan dengan keluhan kesehatan non pendengaran. Penggunaan APD tidak dianalisis karena datanya yang bersifat homogen. Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan antara keluhan kesehatan non pendengaran dengan tingkat kebisingan, umur dan masa kerja pada pekerja dapur rumah sakit di Makassar tahun 2014
DETERMINAN KELUHAN AKIBAT TEKANAN PANAS PADA PEKERJA BAGIAN DAPUR RUMAH SAKIT DI KOTA MAKASSSAR
ABSTRAK\ud
Suhu merupakan faktor fisik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan pada pekerja. Tercatat 380 orang pekerja dapur rumah sakit di Makassar terpapar panas setiap harinya dalam setahun terakhir. Penelitian bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan akibat tekanan panas pada pekerja dapur rumah sakit di Makassar . Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasi adalah seluruh pekerja dapur rumah sakit di Makassar sebanyak 380 orang. Sampel adalah pekerja dapur rumah sakit di Makassar yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 113 responden. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan suhu ruangan (p=0,005) dan masa kerja (p=0,031) dengan keluhan akibat tekanan panas sedangkan umur (p=0,447), kebiasaan minum air (p=0,281), lama kerja (0,432) dan waktu istirahat (p=0,990) tidak berhubungan dengan keluhan akibat tekanan panas. Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan antara keluhan akibat tekanan panas dengan suhu ruangan, dan masa kerja pada pekerja dapur rumah sakit di Makassar
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PERCETAKAN DI KOTA MAKASSAR: Factors Related to Prevention of Dermatitis Contact Workers in Printing Workers in Makassar City
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan kimia atau substansi yang menempel pada kulit dan ditandai dengan kemerahan, gatal, dan peradangan. Gejalanya dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun tetapi yang paling umum adalah tangan dan wajah. Penelitian surveilans di Amerika menyebutkan bahwa 80 penyakit kulit akibat kerja adalah dermatitis kontak. Diantara dermatitis kontak, dermatitis kontak iritan menduduki urutan pertama dengan 80 % dan dermatitis kontak alergi menduduki urutan kedua dengan 14%-20%. Dermatitis kontak merupakan penyakit yang paling banyak terjadi pada Negara beriklim tropis, termasuk Indonesia. Prevalensinya pada Negara berkembang dapat berkisar antara 20-80% Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terhadap pencegahan dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja percetakan di Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja percetakan di Kota Makassar khusunya pada percetakan spanduk dan sablon yang berjumlah 225 orang yang diambil secara simple random sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan usia (p=0,017), jenis kelamin (p=0,087), tingkat pengetahuan (p=0,000), higiene perorangan (p=0,000). Disarankan bagi pekerja yang berusia muda sebaiknya lebih memperhatikan kebersihan perorangan dengan rajin mencuci tangan pakai sabun setelah bekerja, dan mandi setelah pulang bekerja. Setiap perusahaan percetakan sebaiknya sesekali melakukan penyuluhan terkait dermatitis kontak dan bahaya dari bahan kimia yang digunakan pada percetakan
HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN NON PENDENGARAN PADA PEKERJA INSTALASI LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan bisa menggangu percakapan sehingga mempengaruhi komunikasi yang sedang berlangsung, selain itu dapat menimbulkan gangguan psikologis seperti kejengkelan, kecemasan dan ketakutan. Masih sedikit yang menyadari mengenai bahaya bising di instalasi laundry. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan kesehatan non pendengaran seperti umur, masa kerja, lama paparan, dan penggunaan alat pelindung telinga. Populasi penelitian ini sebanyak 140 orang dan sampel sebanyak 54 pekerja yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 42 responden dan berumur kisaran 22 ??? 38 tahun yakni sebanyak 30 responden. Uji statistik menunjukkan bahwa keluhan kesehatan non pendengaran berhubungan dengan intensitas kebisingan (p=0,024) dan tidak ada hubungan dengan umur (p=0,998) dan masa kerja (p=0,149)
HUBUNGAN KEBISNGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA PADA BAGIAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR
Suara-suara yang berada di tempat kerja dapat menimbulkan kebisingan. Dampak utama dari kebisingan di tempat kerja adalah kerusakan indera-indera pendengaran yang lama-kelamaan dapat menyebabkan ketulian pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, lama paparan, masa kerja, dan intensitas bising dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi gizi rumah sakit Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah populasi adalah 200 orang dan sampel sebanyak 73 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara umur (p=0,000 dan r=0,431), lama pemaparan (p=0,007 dan r=0,311), dan masa kerja (p=0,002 dan r=0,362) dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi gizi rumah sakit Kota Makassar tahun 2014. Sedangkan intensitas kebisingan (p=0,277 dan r=0,129) tidak memiliki hubungan dengan gangguan pendengaran pada pekerja instalasi gizi rumah sakit Kota Makassar tahun 2014. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara umur, lama paparan, dan masa kerja dengan gangguan pendengaran sedangkan intensitas bising tidak terdapat hubungan dengan gangguan pendengaran pada pekerja di instalasi gizi Rumah Sakit Kota Makassar tahun 2014
KEAMANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA PADA KARYAWAN PERCETAKAN KOTA MAKASSAR
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja, pada pasal 2 menyebutkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, Hal ini dimaksudkan maka suatu perusahaan yang menyimpan dan mengangkut bahan kimia berbahaya harus dikelola secara. Kejadian di Kota Solo tahun 2003 pada percetakan sablon menghanguskan pabrik seisinya. Hal Ini diakibatkan karena ketidakamanan dalam penyimpanan bahan kimia percetakan. Hasil Penelitian Fatmawati Hamid yang dilakukan pada industri percetakan, didapatkan mengalami dermatitis kontak sebanyak 26 (50%) responden. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan tindakan terhadap penanganan dan penyimpanan bahan kimia percetakan Kota Makassar. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah operator industri percetakan se-Kota Makassar yaitu sebanyak 146 responden dari 68 percetakan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ditentukan melalui metode purposive sample dengan kriteria karyawan yang berkontak langsung dengan bahan kimia. Hasil penilitian karyawan dengan pengetahuan penanganan bahan kimia responden pada kelompok pengetahuan sedang sebanyak 49,3%, sedangkan karyawan dengan pengetahuan penyimpanan bahan kimia terdapat tingkat pengetahuan sedang 65,1%. Karyawan dengan tindakan penanganan responden tertinggi terdapat pada kategori positif sebanyak 44,5%.Karyawan dengan tindakan penyimpanan responden tertinggi terdapat pada kategori positif 73,3%. Disarankan kepada karyawan lebih memperhatikan cara penanganan dan penyimpanan bahan kimia di percetakan yang baik serta pengusaha atau pemilik perusahaan percetakan memfasilitasasikan kepada karyawan
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN NYERI LEHER PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI KOPERASI TENAGA KERJA BONGKAR MUAT PELABUHAN MAKASSAR
Pelabuhan merupakan tempat bagi tenaga kerja bongkar muat untuk mengangkat dan mengangkut barang. Tenaga kerja bongkar muat merupakan salah satu bagian dari masyarakat pekerja perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak mengandung resiko terhadap kesehatan. Tenaga kerja di pelabuhan berpotensi untuk terkena nyeri leher karena kegiatan mengangkat dan mengangkut barang dapat membebani otot leher. Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian survey analitik cross sectional study. Sampel penelitian adalah anggota TKBM Pelabuhan Makassar yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Makassar sebanyak 904 orang. Pengambilan sampel dengan metode proportional random sampling yakni mengambil sampel secara random dari 2 regu, yaitu regu darat dan regu laut dalam 3 shift yang ada di KTKBM Pelabuhan Makassar dengan besar sampel 90 orang. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri leher yang dialami oleh tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Makassar adalah sebesar 66,7% dari 90 responden. Berdasarkan variabel umur (p value = 0,015), menunjukkan ada hubungan dengan nyeri leher. Sedangkan beban kerja (p value = 0,324),massa kerja (p value = 0,361), dan posisi tubuh saat bekerja (p value = 0,055) menunjukkan tidak ada hubungan dengan nyeri leher. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada tenaga kerja yang berumur tidak produktif sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, sebaiknya mengangkat beban tidak >40 kg, posisi saat kerja dan cara kerja yang benar dapat mengurangi terjadinya nyeri leher,dan rutin berolaraga. \ud
Kata Kunci : Beban Kerja,Nyeri Leher,TKB
Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Rekam Medis di RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Takalar
The quality of medical records at the hospital was one determining factors of the quality of service. The aimed of the research was to analyze the relationship between the employment status, knowledge, motivation, the expertise, and the duration of work of the qphysician with the completeness of the medical record data sheet resume during hospitalization. This research was a quantitative research survey analytic approach, with cross sectional study design. The population was 55 physicians, the sample in this study was the entire population, data analysis was chi-square and multiple logistic regression. The results revealed that there was a relationship between employment status and knowledge with the completeness of the medical record data. There was no relationship between motivation and skills with the completeness of the medical record data. There was a relationship between duration of work with the completeness of the medical record data. This study suggests the development of human resources through education and training, guidance to the physicians on the filling of medical records and documents, provide internal training regarding the determination of the main diagnosis in accordance with the ICD-10, improved knowledge of the completeness of filling medical records. Motivate physicians in filing medical records through career development, promotion and providing feedback with reward and punishmentKeywords: Completeness of Medical Records Filling, Knowledge, Motivatio
ENHANCING DISSOLUTION RATE OF INDOMETHACIN BY IN SITU CRYSTALIZATION; DEVELOPMENT OF ORALLY DISINTEGRATING TABLETS
Objective: The main objective of this study was to investigate the potential of in situ crystallization of indomethacin, in presence or absence of hydrophilic materials, to improve drug dissolution with the goal of developing fast disintegrating tablets.Methods: Indomethacin crystals were prepared by bottom up approach. Water containing hydrophilic additive (polymer or/and surfactant) was added to ethanolic solution of indomethacin while stirring. The selected polymers were hydroxylpropylmethyl cellulose E5 (HPMC E5), polyethylene glycol 6000 (PEG6000) and polyvinylpyrrolidone K40 (PVP K40). The surfactants used were Tween80 and Glucire 44/14. The precipitated particles were collected and air dried. Solid state characterization were performed in addition to in vitro release studies in both acidic (0.1 N HCL) and alkaline medium (phosphate buffer pH 6.8). Optimized formulation was selected to develop fast disintegrating tablets.Results: Thermal behavior suggested modulation in crystalline nature with reduction in particle size that was confirmed by X-ray diffraction results. Infrared spectroscopy excluded any interaction between drug and hydrophilic excipients. Drug dissolution in acid media showed slight improve in drug release, while marked increase was observed in the alkaline media. Combination between Tween80 and HPMC (F7) showed the best dissolution parameters with 5-folds enhancement in release efficiency (RE) compared to pure drug. Formula F7 was successively used to formulate fast disintegrating tablets with prompted release of 58% of the loaded dose and RE of 83%.Conclusion: In situ crystallization of indomethacin is a good approach for enhanced dissolution rate with the presence of hydrophilic additives during precipitation process improving the efficiency
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PENJAHIT KONVEKSI DI KOTA MAKASSAR
Industri konveksi merupakan salah satu industri yang cukup populer dengan peluang usaha yang terus berkembang di Indonesia. Pekerja konveksi bagian penjahitan melakukan pekerjaannya dengan sikap kerja statis yakni duduk di depan mesin jahit selama kurang lebih delapan jam yang dapat menyebabkan timbulnya kelelahan bila bekerja dalam waktu yang lama yang kemudian memunculkan perasaan bosan atau jenuh yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, masa kerja, lama kerja dan intensitas pencahayaan dengan produktivitas kerja pada penjahit konveksi di Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Pengumpulan data dimulai pada tanggal 18 April sampai 9 Mei 2016 terhadap 40 penjahit konveksi sebagai sampel yang diambil dengan cara teknik exhaustive sampling. Teknik pengukuran intensitas pencahayaan menggunakan luxmeter. Analisis data dengan menggunakan univariat untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 31 pekerja (77,5%) mempunyai produktivitas kerja rendah dan 9 pekerja (22.5%) mempunyai produktivitas kerja tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan umur (p=0.041), masa kerja (p=0.000) dan intensitas pencahayaan (p=0.003) dan tidak ada hubungan lama kerja (p=0.306) dengan produktivitas kerja pada penjahit konveksi di Kota Makassar Tahun 2016. Dengan demikian, pihak pemilik usaha konveksi sebaiknya memperbaiki penempatan letak lampu disesuaikan dengan posisi pekerja dan meja kerja, memperbaiki tingkat pencahayaan yang dibawah standar, membatasi waktu jam kerja pekerja dan waktu istirahat yang cukup serta menyediakan peralatan kerja yang nyaman digunakan saat bekerja
- …