72 research outputs found

    International Lifestyle Migration and Social Marginalization on the Tourism Village

    Get PDF
    By conducting qualitative research that supported with quantitative data analysis, it has founded that International lifestyle migration which committed by Middle East citizens (Saudi Arabian and Qatar) at South Tugu Village, Cisarua in East Java Indonesia as the destination for village tourism - have been raising social unequality. International lifestyle migration process on this village had occured along with International refugee resettlement from Asian country (Pakistan, Afganistan, Morocco,Myanmar ) which is inevitable became as a source of social change. It was begin by the growth of livelihood and economic behavior of local community itself that keenly more dependent on the tourism enterprises. The change of house building and settlement patterns were also followed by the transformation of land occupation and ownership. Moreover, it is identified by manner of speech, eating habits and also public order and security. However, apparently those changes are not enganging with the presence of social welfare equality. On the contrary, such development has been precisely marginalizing the poor community on the village

    Relationhip Between a Type of Leadership Head of Village with the Quality of Village Service

    Full text link
    Gaya kepemimpinan direktif dan konsultatif diterapkan oleh kepala desa dan disesuaikan untuk permasalahan. Tipe direktif digunakan ketika melimpahkan tugas kepada petugas desa. Tipe konsultatif digunakan dalam mengarahkan pekerja ketika memberikan pelayanan publik. Tujuan penelitianini adalah menganalisis hubungan antara tipe kepemimpinan kepada desa dengan kualitas pelayanan publik. Metode penelitian yang digunakan adalah accidental sampling dengan total responden sebanyak 60 orang. Pengolahan data menggunakan uji korelasi rank-spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan konsultatif dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Hal ini dibuktikan sebesar 80 persen responden menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan kualitas pelayanan publik

    Climate Change Adaptation Strategy of Upland Farmers (Study of Farmers in Dieng Plateau, Banjarnegara Regency)

    Get PDF
    ABSTRACTClimate change in the Dieng Plateau area is characterized into five local climatic phenomenon: (1) extreme rainfalls, (2) drought in agriculture, (3) hurricans, (4) extreme temperature, and (5) the unpredictable season. Farmers adaptation strategy towards those adverse impacts is identified by occupation of agriculture land. This land occupation also determines access to capital and intensity level of climate change vulnerability. If a farmer household occupies larger lands, so the access to capital is also more and the intensity level of climate change vulnerability becomes lower. On the contrary, smaller lands occupied leaves farmer households with low access to capital and high climate change vulnerability.Keywords: climate change, adaptation strategy, vulnerability, farmer householdABSTRAKPerubahan iklim di Dataran Tinggi Dieng ditandai oleh lima fenomena iklim lokal yaitu: (1) curah hujan yang semakin ekstrem, (2) kekeringan yang melanda pertanian, (3) angin ribut, (4) suhu ekstrem, dan (5) musim yang sulit diprediksi. Strategi adaptasi untuk menghadapi kondisi iklim tersebut dilakukan oleh rumah tangga petani berdasarkan tingkat penguasaannya terhadap lahan pertanian. Luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga menentukan akses terhadap modal dan intensitas tingkat kerentanan terhadap perubahan iklim. Semakin luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga petani maka nilai akses terhadap modal relatif lebih tinggi dan tingkat kerentanannya terhadap perubahan iklim semakin rendah. Sebaliknya, Semakin luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga petani maka nilai akses terhadap modal akan semakin rendah dan tingkat kerentanannya terhadap perubahan iklim semakin tinggi.Kata kunci: perubahan iklim, strategi adaptasi, kerentanan, rumah tangga petan

    Pattern of Production Relationship of Ponggawa - Petambak: The Pattern of Patron - Client Relationship (The Case of Ponggawa - Petambak Community at Babulu Laut Village, Babulu District, Pasir Regency, East Kalimantan Province)

    Get PDF
    The relationship of Ponggawa - Petambak in fishfond aquaculture activity was a common phenomenon at many coastal village areas, particularly Babulu Laut Village (East Kalimantan). Although the relationship was considered to exploit petambak, but it had been institutionalized and hadn't been substituted with government formal institution. The aims of this research were (1) to identify interaction network pattern in fishfond aquaculture production and (2) to study the pattern of production relationship of ponggawa - petambak and social function in living of petambak community. Qualitative and quantitative approaches were integrated in this research. The research used survey and case study methods, applying full enumeration survey, observation and in-dept interview

    Ethnic Identity Formation in Local Political Economic Arena

    Get PDF
    Pembentukan identitas etnik di arena ekonomi politik lokal penting untuk dikaji dalam rangka memahami pluralisme di Indonesia. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mempelajari pembentukan identitas etnik di arena ekonomi politik lokal. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma non-positivistik perspektif struktural-konstruktivisme. Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kendari, Sulawesi Tenggara. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, wawancara tertruktur dan Focus Grup Discussion (FGD) yang dilakukan aktor dari latar belakang berbagai etnis (Tolaki, Muna, Buton, dan Bugis) dan berbagai profesi (politisi, birokrasi, akademisi, and aktivis LSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan identitas etnik di arena politik lokal dipengaruhi oleh sejarah kelompok etnis (posisi) dan pengalaman aktor (disposisi). Dari keduanya, bentuk garis yang berkelanjutan membentuk suatu interaksi (kesenangan) yang dinamakan pembentukan identitas etnik. Struktur ini mengacu pada dua bentuk: (1) bentuk identitas etnik dengan skala besar dan (2) pembentukan batas identitas etnik. Kedua struktur tersebut merupakan penentu arena ekonomi politik lokal. Psinsip hirarki ganda (prinsip hirarki heteronomus dan autonomus) memberikan kontribusi pada pembentukan identitas etnik yang disebabkan oleh mobilisasi [identitas], positif atau negatif

    Strategi Pengembangan Potensi Wisata Bahari Kabupaten Bangka Selatan (Studi Kasus Pulau Kelapan Lepar Pongok)

    Get PDF
    Potensi wisata bahari di Pulau Kelapan belum dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah dan pemangku kepentingan sehingga menimbulkan beberapa kendala terhadap lokasi properti wisata bahari di Pulau Kelapan, seperti keterbatasan infrastruktur, kurangnya promosi, keterbatasan infrastruktur dan fasilitas pendukung, dan akses yang sulit. dan transportasi ke tempat-tempat wisata. Oleh karena itu sektor ini belum mampu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Dalam hal pengembangan pariwisata jangka panjang, potensi ini perlu dikembangkan. Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif, analisis matriks faktor Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) untuk menganalisis faktor-faktor strategis yang mempengaruhi pengembangan wisata bahari di Pulau Kelapan, serta SWOT. . dan analisis QSPM untuk menentukan prioritas strategis pengembangan potensi wisata bahari Pulau Kelapan Kabupaten Bangka Selatan

    The Role of Paguyuban in Rural Development

    Full text link
    Balikpapan merupakan daerah dengan masyarakat yang multietnik. Konsekuensi dari masyarakat beragam tersebut tentunya berdampak pada cukup banyak muculnya paguyuban etnis. Masingmasing paguyuban etnis ini memiliki norma dan nilai yang mempengaruhi individu dalam berprilaku dan mengambil keputusan. Oleh sebab itu penting untuk melihat bagaimana pengaruh paguyuban etnis dalam mendorong terbentuknya pilarisasi masyarakat dan dampaknya pada pembangunan desa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian dekriptif dan eksplorasi. Kehadiran paguyuban pada dasarnya memperkuat identitas etnik dan mendorong terjadinya pilarisasi masyarakat. Selain itu paguyuban etnis juga mendorong pembangunan kawasan desa melalui elit-elit yang tergabung di paguyuban tersebut untuk kepentingan etnisnya dan menjadi sarana pengaman bagi masyarakat miskin yang tidak bisa menerima manfaat langsung dari pembangunan kawasan tersebut

    Relationhip Between a Type of Leadership Head of Village with The Quality of Village Service

    Get PDF
    Gaya kepemimpinan direktif dan konsultatif diterapkan oleh kepala desa dan disesuaikan untuk permasalahan. Tipe direktif digunakan ketika melimpahkan tugas kepada petugas desa. Tipe konsultatif digunakan dalam mengarahkan pekerja ketika memberikan pelayanan publik. Tujuan penelitianini adalah menganalisis hubungan antara tipe kepemimpinan kepada desa dengan kualitas pelayanan publik. Metode penelitian yang digunakan adalah accidental sampling dengan total responden sebanyak 60 orang. Pengolahan data menggunakan uji korelasi rank-spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan konsultatif dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Hal ini dibuktikan  sebesar 80 persen responden menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan kualitas pelayanan publik. Kata kunci : gaya kepemimpinan, kualitas pelayanan publi

    Strategi Pengembangan Kelembagaan Penyediaan Layanan Internet dalam Komunitas dan Desa Digital (Studi di Badan Usaha Milik Antar Desa Panca Mandala Kabupaten Tasikmalaya)

    Get PDF
    Bumades Panca Mandala which was established by the Inter-Village Cooperation Agency is an institution for providing internet access for villages in Jatiwaras District, Tasikmalaya Regency. The activities are carried out through a partnership program with a company as an Internet Service Provider and the Telecommunication and Information Accessibility Agency (BAKTI). This study aims to analyze the development process, identify the level of development, and formulate an institutional development strategy for providing internet services. To fulfill the purpose, qualitative research is used which is supported by quantitative data analysis. The research location is in 5 villages that are members of the Panca Mandala Inter-Village Cooperation Agency in Tasikmalaya Regency, West Java Province. The research was carried out from July 2019 to July 2021. Data collection was carried out using various techniques. Group interviews and in-depth interviews were conducted with informants consisting of community leaders, village government, youth, farmers, traders, and ranchers from the villages of Mandalamekar, Mandalahurip, Papayan, and Kertarahayu. The questionnaires were distributed to 30 respondents managing PT Bumades Panca Mandala. Focus Group Discussion and Technology Participation facility methods were carried out to formulate the institutional development strategy. The research findings indicate that the process of developing internet access provision requires the form of a business entity. The results of this process have connected the internet in 23 village offices, 4 schools, 21 MSMEs, and 52 households. In addition, the process has opened up new job opportunities for village youth. The level of progress of PT Bumades Panca Mandala as an internet provision institution in the village is in the Developed category. To maintain the increase in development, a progressive strategy is formulated, namely overcoming weaknesses to take advantage of opportunities and challenges in providing internet infrastructure in digital community development-based villages
    corecore