34 research outputs found

    Fisioterapi Pediatri Neuromuskuler dan Genetik

    Get PDF
    Dalam bidang kesehatan berbagai tantangan dihadapi oleh seorang fisioterapis. Terutama gangguan atau kelainan yang terjadi pada sistem saraf. Sistem saraf manusia yang begitu kompleks dan bervariasinya, timbulnya berbagai kondisi neurologis yang disebabkan oleh penyakit atau trauma, memiliki dampak buruk tidak hanya pada pasien tetapi juga pada keluarga. Banyak kondisi neurologis bersifat progresif dan panjang serta menghasilkan berbagai gejala sisa Lesi pada sistem saraf apakah itu otak, medula spinalis, atau saraf perifer dapat menyebabkan berbagai gejala klinis neurologi berdasarkan letak lesi maupun luas lesi yang terjadi baik lesi susunan saraf pusat (SSP) maupun susunan saraf tepi (SST). Sejumlah besar kelainan susunan saraf pada manusia telah dianggap berasal dari gangguan perkembangan awal. kasus neuromuskular sering ditemukan pada anak. Sebagian besar kasus neuromuskular dapat dikenali hanya dari gejala klinis dan pemeriksaan neurologis yang baik. Secara anatomi, kelainan susunan saraf perifer dimulai dari kornu anterior medulla spinalis dan berakhir di neuromuskular junction. Kelainan neuromuskular dapat terjadi secara genetik maupun didapat ( Deisch.Jr, 2017 )Pada anak–anak, hubungan antara lesi pada sistem saraf dan gangguan fungsi dapat berubah abnormalitas gerakan di minggu atau bulan pertama kelahiran pada proses tumbuh kembang anak secara bertahap dan dapat meningkat selama tahun pertama kehidupan. Tetapi ketika usia anak diatas satu tahun di saat tahap perkembangan anak mulai dianggap ada perubahan baik segi motorik, kognisi, perilaku, bahasa dan bicara, psikososial, penglihatan dan pendengaran mulai menjadi perhatian yang sangat penting terhadap perkembangan selanjutnya. Untuk itu di perlukan pemahaman secara mendalam dan holistik mengenai gangguan atau kelainan – kelainan pada anak yang memiliki karakteristik khusus baik dari segi fisik maupun fungsional gerak Adanya kelainan, penyakit dan gangguan yang terjadi pada masa tumbuh kembang akan mengakibatkan perlambatan perkembangan seperti gangguan gerak fungsional baik aktual, potensial, maupun syndroma. Oleh sebab itu diperlukan pengetahuan tentang perkembangan gerak fungsional serta kelainan, penyakit, gangguan yang terjadi pada masa tumbuh kembang. Fisioterapi sebagai profesi kesehatan mempunyai wewenang dan tanggung jawab memberikan pelayanan kepada pasien atau klien yang memiliki gangguan, keterbatasan fungsional, cacat, atau perubahan fungsi fisik dan status kesehatan yang dihasilkan dari cedera, penyakit, atau penyebab lainnya yang berdampak pada penurunya kwalitas hidup manusia, untuk itu sangatlah penting bagi seorang fisiterapis terlebih dahulu memahami konsep-konsep teori mulai dari pengertian, penyebab, patologi, patofisiologi, patogenesis, karakteristik dan lain sebagainya sampai problematik yang di timbulkan oleh kelainan sistem syaraf tersebut. Selain itu Peran fisioterapis anak bukan hanya sekadar pada motorik kasarnya saja, namun juga memperhatikan keempat aspek seperti , motorik halus , pemahaman, komunikasi (bicara) dan sosialisasi. Fisioterapis juga berperan pada kualitas pola gerak anak, bukan hanya sekadar pada tahapan anak bisa berjalan saja. Contoh kasus yang dapat ditangani fisioterapis antara lain gangguan susunan saraf pusat, keterlambatan atau gangguan neuromuskular, kelainan dan gangguan orthopedik, kelainan genetik dan metabolism serta gangguan belajar dan perilaku. Buku Fisioterapi Pediatri Neuromuskuler ini akan membahas tentang kasus-kasus anak yang berhubungan dengan kerusakan sistem saraf baik susunan syaraf pusat, syaraf tepi dam kelaian genetik yang berdampak pada gangguan gerak dan fungsi tubuh

    Effect Of Plank Exercise On Diastasis Recti Abdominis Below Umbilicus In Postpartum Women

    Get PDF
    Diastasis Recti Abdominis (DRA) is a stretching and widening of the linea-alba which is a connective tissue that stretches in the middle of the abdomen that occurs in the second trimester to the third trimester and will continue until after delivery. Usually it cause complaints such as abdominal muscle weakness, lower back pain and posture disorders. Efforts that can be made to reduce the dilation of the postnatal linea-alba are by therapeutic exercise or physical exercise on the abdominal muscles. This study will focus on plank exercise was conducted to determine its effect on reducing the distance of the DRA below umbilicus. Method: This research is a quantitative analysis with a quasi-experimental design that uses a two-group approach where the treatment was only given to one group and the other group only as a control. Result: There was a reduction in the width of the diastasis rectus abdominis below the umbilicus by (67.7%) or as many as 42 people who did plank exercise while in the control group only (75.8%) or as many as 47 people who experienced a reduction in the width of the DRA lower umbilicus. Conclusion: There is an effect of plank exercise on changes in the distance of the DRA below umbilicus and there is a relationship between plank exercise and a reduction in the width of the DRA below umbilicus in postpartum women. Keywords: Diastasis Recti Abdominis; Postpartum; Plank exercise; Physiotherap

    Panduan Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia 0-11 Tahun

    Get PDF
    Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia berkomitmen penuh untuk mengedukasi masyarakat dengan keilmuan yang dimiliki, agar tercapainya masyarakat yang sehat, mandiri, inovatif, dan produktif. Pada kesempatan ini, Tim Dosen Program Studi Fisioterapi menyajikan “Panduan Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 0-11 Tahun”. Seiring dengan perkembangan Ipteks, orang tua memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak secara holistik. Kebingungan muncul ketika ada banyak informasi, namun memberi kesan tidak saling berhubungan makna kegiatan stimulasi yang diberikan pada fase tumbuh kembang tertentu. Panduan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang holistik dan orang tua dapat memahami makna kegiatan yang dilakukan bagi tumbuh kembang anak

    Pengaruh Plank Exercise Terhadap Pengurangan Diastasis Rektus Abdominis Pada Ibu Postpartum Di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur

    Get PDF
    Latar Belakang: Angka kejadian Diastasis Rekti Abdominis (DRA) dilaporkan lebih tinggi terjadi pada saat kehamilan trimester ketiga dan segera setelah persalinan. Literatur internasional menunjukkan nilai prevalensi DRA lebih dari 35%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Plank Exercise terhadap pengurangan DRA pada ibu postpartum di puskesmas kecamatan Makasar Jakarta Timur. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan variabel dependen adalah pengurangan DRA, variabel independen adalah Plank Exercise dan variabel confounding adalah: umur, paritas, bayi besar, gizi lebih, dan gemelli. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum > 24 jam pasca bersalin yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Makasar JakartaTimur. Jumlah besaran sampel yang digunakan adalah 124 responden. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik porposive sampling dengan responden yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis dengan menggunakan uji cox regresi dengan bantuan SPSS version 19.0 derajat kemaknaan 95% (α 0,05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibu postpartum yang melakukan Plank Exercise berpeluang 1,9 kali mengalami pengurangan diastasis abdominis atas umbilikus dibandingkan yang tidak melakukan Plank Exercise (p value= 0,045; aRR=1,90; 95%CI: 1,01-3,57). Begitu pula ibu postpartum yang melakukan Plank Exercise berpeluang 1,9 kali mengalami pengurangan diastasis abdominis bawah umbilikus dibandingkan yang tidak melakukan Plank Exercise (p value= 0,035; aRR=1,96; 95%CI: 1,05-3,68). Simpulan: Ada pengaruh Plank Exercise terhadap pengurangan DRA pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Makasar Jakarta Timur. Plank Exercise yang rutin dan berkala dilakukan akan mengurangi ukuran DRA pada ibu post partum

    Brain Vitalization Exercise to Improve Cognitive Function of Young Adults

    Get PDF
    The purpose of the study. to know that exercise can enhance the function of the brain vitalization cogitif in young adulthood. Materials and methods. The sample selected from all the students of the Academy of Physiotherapy in accordance with the inclusion criteria, totaling 20 people. Given treatment vitalization brain gymnastics 16 times, 4 times a week for 4 weeks. Quasi-experimental research is a Group Designs with pre and post test design group designs. For the measurement of cognitive function that is used Digit Span subtest subtes Forward and Backward digit. Test statistical analysis used the Wilcoxon-test. ResultsThe function of cognition shows the mean pre-exercise 9.15 (± 1.7) and the mean value after gymnastics 15.85 (± 1.13). There is an increase in value of 6.7 Digit span after gymnastics vitalization brain (p <0.05). Conclusions. Gymnastics vitalization brain can improve cognitive function in young adults

    Relation Between Growth and Developmental Status of Children in Kebon Pala, Jakarta

    Get PDF
    Child development usually mentioned as related with child’s growth. Assuming that delayed growth will affect children development, but in fact, no report about this relation in national research. This study conducted to find relation between children growth and their development. Methods: this study is relational quantitative research that used a quantitative approach to measure children body height, body weight, and their developmental status. Study limited in Kebon Pala, Jakarta. Measurement were held by local administrator of Kebon Pala. Body height and weight compared with WHO growth standard, whereas developmental status measured with Developmental Screening Questioner (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan, KPSP). Relation between body weight, body height and developmental status assessed with correlational function of Microsoft Excel. Results: there are 12.24% underweight children, 8.16% overweight children, 16.33% short children, 4.08% tall children, 4.08% delayed development children, and 20.41% children with suspicious state of development. Relation between weight and development were -0.17 and between height and development were -0.12. Conclusion: Prevalence of short children were lower than Indonesian report, and 25% children need attention to may catch their development. No relation between nutritional status and developmental status. Nutrition and development approach should be treated together. Keywords: Child, Height, Weight, Development, Nutritional status

    PENGARUH EDMODO TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DI MASA PANDEMI COVID 19

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran geografi menggunakan Edmodo. 2) Menguji pengaruh penerapan Edmodo terhadap hasil pembeajaran geografi. Penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain control group pretest-posttes. Penelitian dilaksanakan di kelas X SMA N 4 Sigi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) keterlibatan peserta didik pada pembelajaran geografi menggunakan Edmodo lebih tinggi dengan rata-rata 95,14%, daripada keterlibatan peserta didik pada pembelajaran geografi menggunakan WhatsApp dengan rata-rata 70,83%. 2) Hasil belajar kelas eksperimen, nilai rata rata hasil belajar 83,50 lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 78,44. Hasil postes kelas eksperimen pada kualifikasi baik sekali 24 peserta didik, kualifikasi baik 12 peserta didik, sedangkan pada kelas kontrol kualifikasi baik sekali 9 peserta didik, kualifikasi baik 15 peserta didik dan kualifikasi cukup 12 peserta didik. Maka Edmodo terbukti lebih efektif dari pada Whatsapp untuk digunakan dalam pembelajaran daring di masa pandemic Covid 19. Abstract: This study aims to: 1) Determine the involvement of students in learning geography using Edmodo. 2) Testing the effect of the application of Edmodo on the results of geography learning. This study is a quasi-experimental design with a pretest-posttest control group. The research was conducted in class X SMA N 4 Sigi. The results showed: 1) the involvement of students in learning geography using Edmodo was higher with an average of 95.14%, than the involvement of students in learning geography using WhatsApp with an average of 70.83%. 2) The learning outcomes of the experimental class, the average value of learning outcomes is 83.50, which is higher than the average value of the control class, which is 78.44. The post-test results for the experimental class were very good qualifications of 24 students, good qualifications of 12 students, while in the control class the qualifications were very good 9 students, good qualifications of 15 students and sufficient qualifications of 12 students. So Edmodo has proven to be more effective than Whatsapp for use in online learning during the Covid 19 pandemic.

    Nutritional Intake of Children in Kebon Pala East Jakarta

    Get PDF
    Background: A mother is the main nutrition provider of an Indonesian family. Their own health profiles and situations may affect their abilities to provide proper nutrition. In this research, we try to find mothers in Kebon Pala profile, and the nutrition taken by their children; Method: This quantitative descriptive study was conducted by using a self-administered questionnaire which has been responded to by 94 mothers in Kebon Pala. This research was conducted from October 2021-April 2022. Results: 61.54% child takes 3 times carb intake a day, but unlike the national nutritional guidelines, only 20% take anima-based protein 3 times a day, only 34.83% take plant-based protein 3 times a day, and only 33.33% take vegetable 3 times a day. This minimal variation of plate filling happened, even though 49.44% child never complained about the food available and 55.56% child never complained about vegetables/fruit on their plate. Conclusion: Children in Kebon Pala did not eat balanced nutrition meals, and most of them have eating difficulties (fussy eaters)
    corecore