23 research outputs found

    Tingkat Kerusakan Laut di Indonesia dan Tanggung Jawab Negara terhadap Kerusakan Ekosistem Laut Dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Dan/atau Perusakan Laut dan Konvensi Hukum Laut 1982

    Get PDF
    Indonesia secara geografis merupakan negara dengan kelautan yang besar, memiliki ribuan pulau besar maupun kecil yang dipisahkan oleh lautan. Indonesia juga diapit oleh dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dengan wilayah perairan yang luas membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan sumber daya laut. Banyak ikan dan terumbu karang yang hidup dalam perairan di Indonesia. Tak sedikit juga penduduk yang memanfaatkan sumber daya laut untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan untuk pemenuhan perekoniam mereka. Diwilayah pesisir banyak warga yang berprofesi sebagai nelayan, pengepul ikan, pembuat jaring untuk mengkap ikan, pembuat bom ikan, dan masih banyak lagi profesi yang ada. Kurang bijaknya beberapa nelayan yang menangkap ikan dengan bom dapat mengakibatkan rusaknya laut. Walaupun tidak semua nelayan melakukan metode penangkapan ikan dengan bom, ada nelayan yang tetap menggunakan metode tradisional misalnya dengan jaring. Penggunaaan bom untuk menangkap ikan dapat mengakibatkan kerusakan terumbu karang dan ekosistem laut, selain itu juga adanya pembuangan limbah berbahaya yang mengakibatkan pencemaran laut oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, maka dari itu pemasalahan kerusakan laut merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan sebagai satu langkah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sehingga tanggung jawab negara terhadap kelestarian laut di Indoensia sangatlah besar, diperlukan pertanggungjawaban baik dari sisi hukum nasional maupun hukum Internasional secara lebih komprehensif agar ada kepastian hukum yang jelas terhadap berbagai kasus Perusakan dan pencemaran laut

    Study of Metal Contaminant Level in the Mahakam Delta: Sediment and Dissolved Metal Perspectives

    Full text link
    The Mahakam Delta in East Kalimantan contains large number of natural resources specially hydrocarbon sources. Anthropogenic activities have influenced this ecosystem for many years. The aims of this work were to find out dissolved metal and metals in sediment distribution in this area and to find out contaminant level based on allowable guidelines. Twenty nine stations were sampled within the delta and metal content analyses, both in sediment and water column, were established for Cd, Cu, Ni, Pb and Zn. Sediment analyses were conducted using US EPA 3050B method and dissolved metals analyses were conducted using Back Extraction method. Cd, Cu, Ni, Pb and Zn in sediment had 0.07 mg/kg dw, 18.64 mg/kg dw, 35.62 mg/kg dw, 10.56 mg/kg dw and 74.95 mg/kg dw in maximum concentration respectively. Whereas dissolved Cd, Cu, Ni, Pb and Zn had 0.001 mg/l; 0.003 mg/l; 0.003 mg/l; 0.013 mg/l and 0.003 mg/l in maximum concentration respectively. Based on allowable guidelines, metals contaminat levels, both in sediment and water column, were below permitted value

    Concentration of Hg, Cd, Cu, Pb and Zn in Sediment of Gresik Waters

    Get PDF
    Gresik coastal waters is one of the areas that have a potential risk for environmental damage due to anthropogenic activities. Water and sediment samples were collected to determin metals concentration and to identify sediment quality in February 2012. Twelve samples were collected for analysis of mercury (Hg) and four other metals (Cd, Cu, Pb, and Zn). Mercury was analyzed using USEPA method 7471B with Flameless-AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) varian type SpectarAA VGA 20-76 and the other metals were analyzed using USEPA 30050B with Flame-AAS. Results showed that ranges and average concentrations of Hg were 0.04-0.33 (0.13) mg/kg, Cd 0.08-3.05 (0.64) mg/kg, Cu 23.7-234.0 (85.5) mg/kg, Pb 1.74-12.7 (4.29) mg/kg, and Zn 77.0-405.0 (133.0) mg/kg. Metals with high concentrations were detected in some places and by SQG-Q, surface sediment showed a moderate impact level of biological adverse effects in aquatic sediments

    Temporal and Spatial Distribution of Heavy Metal in Sediment of Urban Coastal Waters: a Case Study in Jakarta Bay, Indonesia

    Get PDF
    Heavy metals, hazardous chemical substances, increase in marine environment due to anthropogenic discharges. However, due to the hydrodynamic of the marine system these metals could vary both temporal and spatial distribution of metals in Jakarta Bay. This study was to reveal the temporal and spatial distribution of metals in sediment over the bay and to assess the environmental condition. Sediment samples were collected in11 stations of March (transitional season) and June(dry season)2013. The result showed that the concentration of heavy metals varied spatially, in which elevated concentration occurred adjacent terrestrial indicating the enrichment of metal-anthropogenic source, but insignificant temporarily.Keywords: heavy metals, spatial distribution, temporal distribution, anthropogenic activities, Jakarta Bay. Logam berat merupakan bahan berbahaya yang tersebar di lingkungan laut karena pengaruh aktifitas antropogenik. Akan tetapi, logam berat ini dapat terdistribusi secara temporal ataupun spasial di Teluk Jakarta akibat sistem hidrodinamika laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi spasial dan temporal logam berat dalam sedimen dan untuk menilai kondisi lingkungan teluk. Sedimen diambil dari 11 stasiun pada bulan Maret (musim transisi) dan Juni (musim kering) tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi spasial logam berat bervariasi, dimana konsentrasinya meningkat di lokasi dekat daratan yang mengindikasikan tingginya sumber logam-antropogenik namun secara temporal tidak signifikan

    Implementasi Hot Work Permit System sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

    Get PDF
    The Hot Work Permit System is a written permission system for doing work that generates a heat source. The aims of this research is to determine the correlation between knowledge, working period, and attitude of workers with the implementation of hot work permit system at the Department of Mechanichal White Paper at PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk Serang year 2017. The research is cross sectional. The population of this study is all employees at the Department of Mechanichal White Paper which amounted to 50 people. The sample of this study is the total population. Primary data collection using questionnaires with interview techniques. Univariate results showed that 58.0% of workers had high implementation, 66.0% had high knowledge, 74.0% had a working life of ≥ 10 years, and 64.0% had a positive attitude. The result of statistical test shows that there is relation between worker knowledge (Pv: 0,008) and attitude (Pv: 0,000) with hot work permit system implementation. Suggestion to the company to improve the implementation of safety culture about the implementation of hot work permit system, implement training program for welder, and implement socialization system to the workers regarding standard operational procedure (SOP) worker attitude

    Memahami Komunikasi Antarpribadi Guru dan Santriwati terhadap Santriwati yang Melakukan Pelanggaran Peraturan di Pondok Pesantren Al-Multazam – Kuningan – Jawa Barat

    Full text link
    Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah terkait dengan banyak ditemukannya masalah mengenai komunikasi yang meyimpangan dan kurang efektif, contohnya adalah komunikasi antara guru dan siswa, masih banyak guru yang menggunakan cara salah dalam mendidik dan mendisiplinkan siswa, tak terkecuali dengan guru di pondok pesantren Al-Multazam. Seperti pondok pesantren pada umumnya, pesantren Al-Multazam juga menerapkan peraturan yang ketat bagi santriwati dimana mengatur kehidupan sehari-hari santriwati di asrama. Cara pendisiplinan dari guru yang tidak bisa diterima oleh santriwati menjadi salah satu alasan santriwati melanggar peraturan di pesantren.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi antarpribadi yang dilakukan keduanya untuk dapat membangun kedekatan, mendeskripsikan latar belangkang pelanggaran yang dilakukan santriwati dan mendeskripsikan komunikasi yang dilakukan guru bagi santriwati yang melakukan pelanggaran peraturan di pesantren Al-Multazam. Penelitian ini merujuk pada paradigma interpretif dan metode fenomenologi. Subyek penelitian ini ialah dua informan dari santriwati dan dua informan dari guru yang tinggal di asrama Al-Multazam. Dalam penelitian ini menggunakan konsep efektivitas komunikasi antarpribadi, keakraban dan responses relationship dissatisfaction (Rusbult dan Zembrodt Model).Hasil penelitian menunjukkan bahwa membangun kedekatan antar santriwati dan guru menjadi salah satu cara satu agar dapat bertahan untuk tinggal di pesantren. Sedangkan bagi guru, membangun kedekatan dengan santriwati bertujuan agar dapat merubah sikap santriwati. Cara komunikasi yang diberikan guru untuk mendisiplinkan tidak bisa diterima oleh santriwati, hal ini berpengaruh terhadap alasan melakukan pelanggaran peraturan. Tujuan guru untuk mendisiplinkan santriwati telah dilakukan, yaitu dengan cara mendekati, memberi nasehat dan memberikan kepercayaan kepada santriwati. Pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh santriwati menunjukkan respon ketidakpuasan dalam hubungan dengan guru, terdapat dua respon ketidakpuasa dalam hubungan, yaitu respon guru yang aktif-konstruktif untuk tetap memperbaiki dan mempertahankan hubungan (berusaha kembali membangun komunikasi) dan respon pasif-kontruktif, membiarkan hubungan rusak dan memilih mengakhiri hubungan

    Antalogi puisi: karya anak-anak bangsa dari Papua

    Get PDF
    Antalogi puisi karya anak-anak bangsa dari Papua merupakan salah satu bentuk apresiasi Balai Bahasa Papua, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap anak-anak bangsa yang memiliki keterampilan menulis sastra, terutama puisi. Hal ini dilakukan mengingat pemahaman masyarakat terhadap konsep estetika masih kurang. Puisi dalam buku ini merupakan hasil karya sastra siswa-siswi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang mengikuti sayembara penulisan puisi bagi siwa SD dan SMP se-Papua dan Papua Barat

    Legitimasi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dalam Ratifikasi Perjanjian Internasional Tertentu

    Full text link
    One of the challenges for the state is how it ratifies International agreements. Indonesia has arduous tasks due to its late to ratify International conventions or agreements, even though such International instruments are needed for national interests. Based on Law Number 24 of 2000 on the International Agreement, it is stipulated that the ratification of an International agreement in Indonesia uses two instruments, inter alia laws and presidential regulations. To adhere to this view, the compelling exigency is essential to analyze as it has been a challenge to overcome and anticipate obstacles in the ratification process and there is an importance to set a period of time to the ratification of special International agreements. There is a possibility to use the Perppu or the government regulation in lieu of law to the ratification of International agreements due to its legitimacy equivalent to the law. Keywords: Ratification, International Agreement, The Government Regulation in lieu of La
    corecore