8 research outputs found

    Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku di Aneka Plastik Factory, Sidoarjo

    Get PDF
    Aneka Plastik Factory adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri plastik, dengan basil produksi jirigen dan bola. Jirigen yang dihasilkan ada lima macam ukuran yaitu 30 liter, 25 liter, 20 liter, l 0 liter dan 5 liter. Sedangkan bola yang dihasilkan adalah l 0 Argentina, 9 Argentina, 8 Argentina, 7 Argentina, 8 !tali, 7 Itali, 8 Garis dan 7 Garis. Selama ini, perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan kurang tepat dalam menentukan jumlah yang hams diproduksi sehingga sering terjadi overproduction. Selain itu, masalah yang dihadapi perusahaan adalah jumlah bahan baku di gudang yang berlebihan sehingga menyebabkan biaya simpan yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan perencanaan produksi dan pengendalian bahan baku yang lebih baik. Perencanaan produksi diperlukan untuk menentukan jumlah permintaan dari masing-masing produk untuk tiap periode di masa yang akan datang. Jumlah permintaan tersebut diperoleh dari hasil peramalan. Setelah diketahui jumlah permintaan dari basil peramalan, dapat dibuat perencanaan produksi yang lebih detail untuk mengetahui jumlah yang hams diproduksi dari masing-masing produk. Setelah membuat perencanaan produksi usulan maka dilakukan perbandingan antara metode usulan tersebut dengan metode perusahaan. Dari hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode usulan mengbasilkan keuntungan 3,374% lebih besar daripada metode perusahaan atau sebesar Rp 8.618.217,9 selama periode perencanaan Januari-Juni 2004. Dari hasil perhitungan bahan baku dapat disimpulkan bahwa total biaya bahan baku (meliputi biaya pembelian, biaya simpan dan biaya pemesanan) untuk produk HD dan LD dengan menggunakan metode FOQ sebesar Rp 480.124.684,3/6 bulan dan metode perusahaan sebesar Rp 504.069.711,14. Penghematan yang didapat sebesar Rp 23.945.287,14/6 bulan atau sebesar Rp 4, 75o/o(terhadap total biaya keseluruhan). Total biaya yang dihasilkan dengan met ode perusahaan lebih besar dibandingkan metode FOQ. Hal ini dikarenakan perusahaan cenderung memesan bahan baku dalam jumlah yang ber!ebihan, sehingga jumlah yang disimpan tinggi. Jumlah pemesanan yang lebih baik untuk bijih plastik HD adalah 17 ton dan untuk bijih plastik LD sebanyak 5 ton. Perusahaan akan melakukan pemesanan kembali jika persediaan bahan baku di gudang telah mencapai titik reorder point. Reorder point untuk bijih plastik HD sebanyak 2.500 kg, dan untuk bijih plastik LD sebanyak 200 kg

    EFEKTIVITAS TRANSFER DAN ANALISIS EKSPRESI GEN IMUNOGENIK TAHAN KOI HERPES VIRUS (KHV) PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

    Get PDF
    Penelitian transfer gen imunogenik tahan KHV (krt-GP11) pada ikan mas telah dilakukan dengan metode elektroporasi sperma menggunakan konsentrasi DNA yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi DNA optimal yang efektif digunakan dalam transfer gen pada ikan mas. Sperma dielektroporasi menggunakan tipe kejutan square wave dengan voltase 50 V dan jumlah kejutan tiga kali. Konsentrasi DNA yang digunakan adalah 10 μg/mL, 50 μg/mL, dan 100 μg/mL. Deteksi transgen pada sperma, embrio, dan larva dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer spesifik untuk gen krt-GP11. Ekspresi transgen pada embrio dan larva dianalisis secara semi-kuantitatif dengan metode reverse transcriptase PCR (RT-PCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen krt-GP11 terdeteksi pada sperma, embrio, dan larva. Pemberian konsentrasi DNA 10 μg/mL lebih efektif digunakan dalam transfer gen krt-GP11 pada ikan mas, sedangkan peningkatan konsentrasi DNA yang digunakan tidak memberikan hasil yang berbeda terhadap keberhasilan transfer gen pada ikan mas. Ekspresi gen krt-GP11 yang berhasil diintroduksikan pada ikan mas baru dapat teramati dengan baik pada fase embrio

    EFEKTIVITAS TRANSFER DAN ANALISIS EKSPRESI GEN IMUNOGENIK TAHAN KOI HERPES VIRUS (KHV) PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

    Get PDF
    Penelitian transfer gen imunogenik tahan KHV (krt-GP11) pada ikan mas telah dilakukan dengan metode elektroporasi sperma menggunakan konsentrasi DNA yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi DNA optimal yang efektif digunakan dalam transfer gen pada ikan mas. Sperma dielektroporasi menggunakan tipe kejutan square wave dengan voltase 50 V dan jumlah kejutan tiga kali. Konsentrasi DNA yang digunakan adalah 10 μg/mL, 50 μg/mL, dan 100 μg/mL. Deteksi transgen pada sperma, embrio, dan larva dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer spesifik untuk gen krt-GP11. Ekspresi transgen pada embrio dan larva dianalisis secara semi-kuantitatif dengan metode reverse transcriptase PCR (RT-PCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen krt-GP11 terdeteksi pada sperma, embrio, dan larva. Pemberian konsentrasi DNA 10 μg/mL lebih efektif digunakan dalam transfer gen krt-GP11 pada ikan mas, sedangkan peningkatan konsentrasi DNA yang digunakan tidak memberikan hasil yang berbeda terhadap keberhasilan transfer gen pada ikan mas. Ekspresi gen krt-GP11 yang berhasil diintroduksikan pada ikan mas baru dapat teramati dengan baik pada fase embrio

    NILAI HERITABILITAS DAN RESPONS SELEKSI POPULASI F-3 BENIH IKAN NILA BIRU (Oreochromis aureus) PADA FASE PENDEDERAN

    Get PDF
    Salah satu upaya meningkatkan performa ikan nila Srikandi (Oreochromia aureus x Oreochromia niloticus), yang dirilis oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi pada tahun 2012, adalah dengan meningkatkan keragaan genetik ikan nila biru (Oreochromis aureus), salah satu strain pembentuknya. Peningkatkan kualitas genetik ikan nila biru dapat dilakukan dengan program seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai heritabilitas, serta respons seleksi benih ikan nila biru F-3 pada fase pendederan. Kegiatan pembenihan dilakukan di air tawar dengan wadah pemijahan berupa hapa 1 m x 1 m x 1 m. Induk jantan dan betina dipijahkan secara berpasangan dengan perbandingan 1:1. Larva dipanen pada hari ke- 10 sampai ke-15, dan selanjutnya dipelihara di hapa pendederan berukuran 2 m x 2 m x 1 m selama 90 hari dengan padat tebar 125 ekor/m2. Selanjutnya benih dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina pada masing-masing famili. Paramater yang diamati meliputi pertumbuhan bobot dan panjang, koefisien keragaman (KK) panjang dan bobot, nilai heritabilitas nyata dan respons seleksi. Hasil penelitian menunjukkan ikan nila biru F-3 hasil seleksi mempunyai performa lebih baik dibandingkan nila biru nonseleksi. Pada akhir masa pemeliharaan, rataan bobot individu benih F-3 seleksi adalah sebesar 11,58±2,54 g; sementara pada populasi non-seleksi (kontrol) sebesar 8,95±2,80 g. Benih F-3 mempunyai nilai KK panjang dan bobot masing-masing sebesar 4,94%-25,05% dan 19,62%-53,47%. Nilai heritabilitas nyata pada populasi F-3 benih nila biru sebesar 0,81 dengan respons seleksi sebesar 2,63 g atau 22,74%

    NILAI HERITABILITAS DAN RESPONS SELEKSI POPULASI F-3 BENIH IKAN NILA BIRU (Oreochromis aureus) PADA FASE PENDEDERAN

    Get PDF
    Salah satu upaya meningkatkan performa ikan nila Srikandi (Oreochromia aureus x Oreochromia niloticus), yang dirilis oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi pada tahun 2012, adalah dengan meningkatkan keragaan genetik ikan nila biru (Oreochromis aureus), salah satu strain pembentuknya. Peningkatkan kualitas genetik ikan nila biru dapat dilakukan dengan program seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai heritabilitas, serta respons seleksi benih ikan nila biru F-3 pada fase pendederan. Kegiatan pembenihan dilakukan di air tawar dengan wadah pemijahan berupa hapa 1 m x 1 m x 1 m. Induk jantan dan betina dipijahkan secara berpasangan dengan perbandingan 1:1. Larva dipanen pada hari ke- 10 sampai ke-15, dan selanjutnya dipelihara di hapa pendederan berukuran 2 m x 2 m x 1 m selama 90 hari dengan padat tebar 125 ekor/m2. Selanjutnya benih dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina pada masing-masing famili. Paramater yang diamati meliputi pertumbuhan bobot dan panjang, koefisien keragaman (KK) panjang dan bobot, nilai heritabilitas nyata dan respons seleksi. Hasil penelitian menunjukkan ikan nila biru F-3 hasil seleksi mempunyai performa lebih baik dibandingkan nila biru nonseleksi. Pada akhir masa pemeliharaan, rataan bobot individu benih F-3 seleksi adalah sebesar 11,58±2,54 g; sementara pada populasi non-seleksi (kontrol) sebesar 8,95±2,80 g. Benih F-3 mempunyai nilai KK panjang dan bobot masing-masing sebesar 4,94%-25,05% dan 19,62%-53,47%. Nilai heritabilitas nyata pada populasi F-3 benih nila biru sebesar 0,81 dengan respons seleksi sebesar 2,63 g atau 22,74%
    corecore