6 research outputs found
MENEMUKAN POLA PENALARAN IDEAL BAGI HAKIM DALAM MEMERIKSA KASUS ADMINISTRATIVE CORRUPTION (Kajian Putusan Nomor 12/PID.SUS./2012/PN.MTR)
Penerapan pola penalaran deduktif secara mutlak dalam kasus korupsi akan menyebabkan putusan hakim tidak memiliki bentuk dan jauh dari semangat keadilan, sebab para hakim akan digiring menuju suatu metode berfikir positivistic dengan menerapkan teori strict liability, yang dalam pemahaman hukum pidana Inggris konsep ini hanya dapat diterapkan dalam kasus pidana ringan. Untuk itu, solusi ideal untuk mendapatkan pola penalaran yang cocok dalam kasus administrative corruption ini menerapkan konsep justice discreation, yang akan menempatkan posisi nilai rasa dan moral dalam logika sehingga hakim mampu menembus kekakuan formal suatu undang-undang, dalam bentuk pola penalaran prismatic
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI BADAN PERMUSYARAWATAN DESA (BPD) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DESA (Studi Kasus Di Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara)
Badan Permusyawaratan Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 yang disingkat BPD atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan pemerintahan desa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pertama, Bagaimana efektifitas pelaksanaan fungsi Legislasi Badan Permusyarawatan Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Desa? Dan kedua, Apakah faktor yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan fungsi Legislasi Badan Permusyarawatan Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Desa (Studi Kasus Di Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara)? Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bawha pertama, Ketidak-efektivan fungsi legislasi BPD Sigar Penjalin dapat dinilai dari minimnya peraturan desa yang diproduk oleh Lembaga BPD sendiri, oleh karena, dari beberapa peraturan desa yang dibentuk berdasarkan data di atas, adalah kebanyakan peraturan desa yang sifatnya reguler yaitu peraturan yang merupakan inisiatif dari Kepala Desa. Dari 15 (lima belas) jumlah peraturan desa di atas, hanya sekitar 5 (lima) (sekitar 33%) peraturan desa yang dibentuk dari inisiatif BPD. Kedua, Terhadap kedtidakefektivan jalannya tugas funsgi BPD Desa Sigar penjalin, terdapat dua factor yang mempengaruhi, yaitu pertama factor internal, yaitu Keterbatasan Sumber Daya Manusia para anggota BPD; dan Konflik interest yang terjadi antara BPD dan Pemerintah Desa. Kedua factor eksternal, yaitu: Anggaran/Finansial, Ketergantungan perangkat desa, Rendahnya komitmen serta kesadaran yang dimiliki terutama dari pihak perangkat desa, Kurangnya antisipasi terhadap perkembangan masyarakat, dan Pihak pemerintah desa yang dirasakan kurang transparan
Analisis Efisiensi Distribusi Produk Keju Mozarella Dengan Metode Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus CV Narendra Food, Malang)
Salah satu proses penting dalam sebuah industri adalah proses
pendistribusian produk kepada konsumen karena hal tersebut menggambarkan
keberhasilan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Proses distribusi harus dilakukan dengan optimal dan efisien karena proses
distribusi tersebut melibatkan beberapa elemen seperti sumber daya manusia,
biaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui
seberapa besar tingkat efisiensi proses distribusi yang telah dilakukan. Salah
satu perusahaan yang sedang mengalami permasalahan distribusi yaitu CV
Narendra Food karena perusahaan tersebut belum mengetahui seberapa efisien
proses distribusi produk yang telah dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisis efisiensi distribusi pada masing-masing daerah distribusinya. Tujuan dari
penelitian ini adalah menentukan tingkat efisiensi tiap daerah distribusi produk
dan memberikan usulan perbaikan pada daerah yang tidak efisien.
Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat efisiensi distribusi
yaitu Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA). Pada metode tersebut akan
terdapat dua tahapan yaitu pada tahap pertama akan dilakukan analisis DEA
yang menghasilkan tingkat efisiensi pada tipa daerah dan usulan perbaikan pada
daerah yang tidak efisien. Pada tahap kedua dilakukan analisis regresi tobit
untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dari delapan daerah
distribusi produk keju mozzarella pada CV Narendra Food, terdapat dua daerah
yang dinyatakan efisien dan enam daerah yang dinyatakan tidak efisien. Daerah
yang dinyatakan efisien yaitu Bogor dan Samarinda karena nilai efisiensi bernilai
100%. Enam daerah lain yaitu Malang memperoleh skor efisiensi 97,0%,
Surabaya memperoleh skor 99,4%, Kediri memperoleh skor 98,6%, Banjarmasin
memperoleh skor 97,1%, Jakarta memperoleh skor 97,8%, serta Bali
memperoleh skor 98,1%. Beberapa langkah perbaikan yang dapat dilakukan
yaitu mengurangi baya distribusi salah satunya dengan mengirimkan ke salah
satu distributor agar ekspedisi pengiriman dapat dilakukan dengan terarah
kepada lebih sedikit distributor. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi penjualan
distributor agar dapat mengurangi distributor yang tidak bekerja secara optimal
dan sekaligus mengurangi biaya distribusi. Cara lain juga dapat dilakukan yaitu
dengan menetapkan minimal pemesanan oleh distributor agar pengiriman dapat
dilakukan dengan kapasitas yang optimal
Pengaruh PDRB, Rata-rata Lama Sekolah, Luas Wilayah Dan Investasi Terhadap Jumlah Penduduk Di Indonesia Tahun 2021
Population is a very influential aspect in economic development. Population is an important factor in economic development. This study aims to find out how big the impact of GRDP, average length of schooling, area size and investment on the population in Indonesia in 2021. The research sample was conducted in 34 provinces in Indonesia. This type of research is quantitative research, with sources taken from BPS (Central Bureau of Statistics). The analysis model used is the Ordinary Least Square (OLS) model. Conclusion GRDP and investment have a significant effect on the population in Indonesia in 2021. Meanwhile, the average length of schooling and area area have no effect on the population in Indonesia in 2021
ANALISIS IMPLEMENTASI LAYANAN JANTUNG PROGRAM JKN DI PROVINSI NTT TAHUN 2019 (Analysis of cardiovascular services utilization in the JKN program in NTT Province in 2019)
Keterbatasan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang terjadi di NTT berdampak pada penyerapan dana JKN yang semakin kecil. Adanya ketimpangan rasio dokter juga berpengaruh terhadap mutu layanan kesehatan. Artikel ini bertujuan untuk melihat implementasi JKN di NTT dilihat dari: 1) tata kelola; 2) sisi ketersediaan dan mutu layanan jantung. Penelitian ini merupakan penelitian evaluative dengan design mix methods di mana menggabungkan design kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok PBI yang menjadi sasaran program JKN sudah dapat menggunakan layanan. Namun secara umum, jika dilihat dari angka absolut penggunaan layanan mungkin masih jauh dari kebutuhan. Data BPS menunjukkan bahwa 84% kematian terjadi di rumah. Selain itu, pada aspek tata kelola, transparansi dalam JKN belum terwujud. Implementasi JKN dari aspek tata kelola dan ekuitas khusus pada layanan jantung di Provinsi NTT belum berjalan optimal The limitations of health facilities and health workers in NTT province have an impact on the limited absorption of JKN funds in this region. The ratio of doctor specialist also affects the quality of health services. This is an analysis of the utilization of cardiovascular services in NTT. Using a mixed-method study, this study aims to evaluate the implementation of JKN in a rural area in terms of governance, availability, and quality of cardiovascular services. This study found that the PBI groups (poor), the main target of the JKN program, has been able to access cardiovascular services. However, based on the absolute figures, underutilization of cardiovascular care services is recorded which is likely far below the actual needs. Transparency in JKN policy remains a significant issue. In conclusion, the implementation of JKN has not run optimally to achieve its objective to promote good governance and equity in cardiovascular in NTT province.
Rancang Bangun Mesin Pemanggang Berkapasitas 1 Kg Multifungsi Semi Otomatis
Memanggang adalah proses pengolahan makanan dengan cara diletakkan di atas sumber panas hingga terjadi perubahan warna, bentuk, rasa dan tekstur serta mengeluarkan aroma yang khas. Di Indonesia, makanan panggang merupakan salah satu olahan makanan yang sangat disukai oleh banyak orang sehingga, dapat menjadi peluang untuk membuka usaha di bidang kuliner. Memanggang dengan cara konvensional memiliki kekurangan diantaranya matang tidak merata dan menghabiskan banyak tenaga. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun mesin pemanggang multifungsi semi otomatis berkapasitas 1 kg. Dengan kapasitas kecil, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghemat energi listrik dan biaya perancangan sehingga terjangkau oleh banyak orang, khususnya para UMKM. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengn jenis penelitian eksperimental. Hasil penelitian ini adalah menciptakan mesin pemanggang dengan dimensi panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 25 cm yang dapat memuat 1 kg objek panggangan, sedangkan energi listrik yang dihabiskan pada kecepatan putaran 50 rpm rata-rata sebanyak 0,0347 kWh dengan lama pemanggangan 16,20 menit, pada kecepatan putaran 60 rpm rata-rata sebanyak 0,0275 kWh dengan lama pemanggangan 18,13 menit, dan pada kecepatan putaran 70 rpm rata-rata sebanyak 0,0229 kWh dengan lama pemanggangan 20,28 menit. Dari hasil tersebut maka penggunaan mesin pemanggang yang paling hemat konsumsi energi listriknya pada kecepatan putaran 70 rpm.
Kata kunci: Energi Listrik, Kapasitas Mesin, Pemanggang Multifungsi, Semi Otomatis.
Grilling is food processing methods where food placed over a heat source until changes in color, shape, taste, and texture as well as releasing a distinctive aroma. In Indonesia, grilled food is one of favourite dish, making it a potential culinary business opportunity. Conventional grilling has drawbacks, such as uneven cooking and ineficient use of force. Therefore, the author has designed and build a semi-automatic multifunctional grilling machine with 1 kg capacity. With its small capacity, this study is expected to save electrical energy and reduce design costs, making it affordable for many people, especially UMKM. This study using a quantitative method with an experimental research type. The result of this research is to create a grilling machine with dimensions of 70 cm in length, 30 cm in width, and 25 cm in height, capable of holding 1 kg of grilling objects. The electrical energy consumed at a rotational speed of 50 rpm averages 0.0347 kWh with a grilling time of 16.20 minutes, at a rotational speed of 60 rpm averages 0.0275 kWh with a grilling time of 18.13 minutes, and at a rotational speed of 70 rpm averages 0.0229 kWh with a grilling time of 20.28 minutes. From these results, the grilling machine consumes the least electrical energy at a rotational speed of 70 rpm.
Keywords: Electrical Energy, Machine Capacity, Multifunctional Grilling, Semi-Automatic