17 research outputs found

    KOLAM GIZI AKUAPONIK UNTUK KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT URBAN KELURAHAN KARANGREJO KABUPATEN JEMBER DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Limited knowledge of society about cultivation activities in the urban area leads to low practical urban farming activities during the pandemic. This study aimed to develop a productive urban community to increase family food security and apply science and technology through aquaponic ponds to optimize small areas around their house. This community service activity was conducted in the Karangrejo subdistrict, Sumbersari district, Jember Regency, East Java Indonesia, on September – November 2020. Three methods were applied during this activity, including counseling for food security during pandemics, training for aquaponic techniques, and accompaniment during the harvesting period. Success indicators of this program showed by the increment of the community's knowledge and skill about food security, aquaponic, and harvesting techniques. Through assistance to the community from the beginning to the end, we expected that this nutrition aquaponic pond program could be a provision to motivate people for continuing productive activities during the pandemic. This community service activity could optimize limited land around the house as nutrition sources for urban communities. The community's participation and contribution to maintaining the aquaponic pond and cultivation activity become a key for the sustainable cultivation cycle of aquaponics products. Society could improve the skill and knowledge for urban communities to create autonomy metropolitan areas during pandemic Covid-19. --- Kerterbatasan kapasitas pengetahuan masyarakat tentang teknik bercocok tanam, menyebabkan banyak masyarakat belum maksimal menerapkan aktivitas urban farming di masa pandemi.  Tujuan diadakannya kegiatan pengabdian ini adalah untuk menciptakan masyarakat urban yang produktif dan mandiri dalam menjaga ketahanan pangan dan gizi keluarga, dan menerapkan iptek praktek budidaya tanaman dan ikan air tawar secara akuaponik sebagai bentuk optimalisasi lahan sempit di sekitar rumah. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di lahan milik salah satu anggota komunitas ibu-ibu kelompok pengajian yang berlokasi di Lingkungan Pelindu Barat, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada bulan September-November 2020. Metode pengabdian dilakukan  dengan tiga tahapan yakni penyuluhan tentang ketahanan pangan keluarga di masa pandemi Covid-19, pelatihan teknik budidaya akuaponik dan pendampingan kegiatan panen produk akuapoik. Indikator keberhasilan kegiatan ini yakni peningkatan aktivitas produktif untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga, peningkatan keterampilan tentang teknik budidaya akuaponik, dan peningkatan pengetahuan teknik panen sayuran dan ikan lele dari hasil akuaponik. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kolam gizi aquponik dapat menjadi salah satu solusi yang dapat diberikan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan sempit sekaligus menjadi sumber gizi masyarakat di kawasan urban. Selain mendapatkan tambahan keilmuan, masyarakat juga dimotivasi untuk ikut aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan dan kegiatan bercocok tanam, dengan harapan bahwa keberlanjutan siklus budidaya ikan dan sayur dapat terus berkelanjutan. Bekal pengetahuan dan skill yang diberikan pada kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat dikembangkan oleh  masyarakat untuk menjadi kawasan urban mandiri di tengah situasi pandemi

    Artificial Neural Network Performance on Pakcoy Leaf Fresh Weight Model

    Get PDF
    The growth of leaf biomass can be predicted from an increase in the surface area and thickness of the leaves. Measurements of leaf biomass are approached with the fresh weight of the leaves. The relationship between biomass and leaf surface area commonly performed by regression analysis. The analysis requires assuming linear relationship between dependent variables and independent variables. Artificial Neural Network (ANN) is alternative that can be used to analyze the relationship of leaves and leaf biomass without requiring linear relationships. The research aimed to evaluate ANN performance in determining the fresh weight of pakcoy leaves based on leaf area parameters. Datasets in the study included leaf area datasets and length-width datasets. ANN architecture used Multi Layer Perceptron (MLP) with backpropagation. Ramsey’s test results showed that leaf area datasets is linier model and length-width datasets is nonlinier model. ANN performs well in predicting leaf fresh weight data on both nonlinear and linear models. The best ANN architecture for modeling the leaf fresh weight with leaf area is MLP (1-3-1) while the leaf fresh weight model with length and width is MLP (2-3-1)

    PELATIHAN BUDIDAYA ANGGREK UNTUK PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA BAGI MASYARAKAT PECINTA ANGGREK KABUPATEN JEMBER

    Get PDF
    UPT Agrotechnopark as a partner of the PPUPIK program, has revenue-generating for developing ornamental plant commodities, especially orchids. Training orchid cultivation has been conducted to initiate society by learning about orchids for broadening development and orchid commercialization through empowering entrepreneurship-based programs, especially in Jember Regency. The orchid lovers’ community in Jember Regency has been chosen as a target in this community program. The orchid lovers’ communities have a high potential to develop orchid cultivation since they already have basic competency and experience for practicing orchid cultivation. These communities are easy to be motivated to play a role in orchid commercialization. Community service programs for orchid cultivation training need to be supported by people who already know about cultivation activities, especially orchid plants. This encourages the service team to choose the target community for orchid lovers in Jember Regency to develop products to increase the commercialization of orchid products so that the results are maximized. The targets that will be carried out are training about in vitro orchid cultivation, marketing strategies, crossing techniques, and orchid acclimatization. Community service activities in the form of orchid training can positively contribute to the community in increasing understanding of propagation techniques, orchid marketing strategies, and additional skills in orchid crossing techniques and acclimatization techniques. Training activities can be a provision for the community to play a role in increasing the commercialization of orchids, especially in Jember Regency. --- UPT Agrotechnopark sebagai mitra pelaksana Perguruan Tinggi Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) memiliki revenue generating berupa pengembangan komoditi tanaman hias yaitu anggrek. Salah satu kegiatan yang dilakukan yakni melalui pelatihan anggrek. Kegiatan pelatihan anggrek  bertujuan untuk menginisiasi masyarakat untuk lebih mengenal anggrek sehingga dapat memperluas pengembangan dan komersialisasi anggrek melalui pemberdayaan masyarakat berbasis wirausaha terutama di Kabupaten Jember. Masyarakat pecinta anggrek di Kabupaten Jember dipilih sebagai target pada program pengabdian karena mempunyai potensi tinggi untuk pengembangan budidaya anggrek ditinjau dari segi minat dan wawasan pengetahuan tentang anggrek sehingga mudah untuk dibangun jiwa kewirausahaannya khususnya untuk komersialisasi anggrek. Program pengabdian untuk pelatihan budidaya anggrek sangat perlu didukung oleh masyarakat yang telah memiliki pengetahuan dasar kegiatan budidaya, khususnya tanaman anggrek. Hal ini mendorong tim pengabdi untuk memilih sasaran masyarakat pecinta anggrek di Kabupaten Jember dalam upaya pengembangan produk untuk meningkatkan komersialisasi produk anggrek agar hasilnya lebih maksimal.  Target yang akan dilakukan adalah pelatihan budidaya anggrek secara in vitro, strategi pemasaran, teknik persilangan dan aklimatisasi anggrek. Kegiatan pengabdian dalam bentuk pelatihan anggrek dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dalam meningkatkan pemahaman terhadap teknik perbanyakan, strategi pemasaran anggrek, dan tambahan ketrampilan tentang teknik persilangan dan teknik aklimatisasi anggrek. Kegiatan pelatihan dapat menjadi bekal bagi masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya peningkatan  komersialisasi anggrek khususnya di Kabupaten Jember

    APLIKASI KITOSAN TERHADAP PERTUMBUHAN ANGGREK DENDROBIUM SONIA PADA TAHAP AKLIMATISASI

    Get PDF
    Dendrobium orchid is one of the ornamental plants with high economic value. Public interest in orchids, especially Dendrobium species is quite high and dominates the markets which make the seedling request also getting higher. The critical stage in determining the success of orchid seedling growth is also determined by acclimatization techniques. Differences in environmental conditions at the acclimatization stage can cause transpiration and interfere with nutrient absorption of plantlets. Chitosan as a natural organic material is a simple derivative of chitin which can function as a biofertilizer and bioimmuner. The purpose of this study was to determine the response of orchid seedling growth to the application of chitosan for the success of the acclimatization stage. The research method used a completely randomized design (CRD) with one factor, concentration of chitosan. The acclimatization stage using chitosan application with concentrations of 0 ppm, 2 ppm, 2.5 ppm, 3 ppm, 3.5 ppm, 4 ppm, 4.5 ppm and 5 ppm. The data obtained were then analyzed for variance with the F test at the 5% level. The treatment with significant effect was further tested with Duncan Multiple Range Test (DMRT) at 95% level. The results showed that the application of chitosan with a concentration of 3 ppm had a significant effect in increasing the parameters of plant growth percentage, plant height, number of leaves, leaf width, leaf length, root length, number of roots, and fresh weight of Dendrobium sonia orchid plants at the acclimatization stage.Anggrek Dendrobium merupakan salah satu tanaman hias yang bernilai ekonomis tinggi. Minat masyarakat pada anggrek khususnya jenis Dendrobium cukup tinggi dan mendominasi pasar sehingga kebutuhan bibit anggrek jenis ini juga semakin tinggi. Tahapan kritis dalam menentukan keberhasilan pertumbuhan bibit anggrek juga ditentukan oleh teknik aklimatisasi. Perbedaan kondisi lingkungan pada tahap aklimatisasi dapat menyebabkan planlet mengalami transpirasi berlebihan dan mengganggu penyerapan nutrisi. Kitosan sebagai bahan organik alami merupakan turunan sederhana dari kitin yang dapat berfungsi sebagai biofertilizer dan bioimmuner. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit anggrek terhadap pemberian kitosan untuk keberhasilan tahap aklimastisasi. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi kitosan. Tahap aklimatisasi dengan menngunakan aplikasi kitosan dengan konsentrasi 0 ppm, 2 ppm, 2,5 ppm, 3 ppm, 3,5 ppm, 4 ppm, 4,5 ppm dan 5 ppm. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis ragam dengan uji F pada taraf 5%. Perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kitosan dengan konsentrasi 3 ppm berpengaruh nyata dalam meningkatkan parameter presentase tumbuh tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun, panjang akar, jumlah akar, dan berat segar tanaman anggrek Dendrobium sonia pada tahap aklimatisasi

    Komersialisasi Anggrek Berbasis Wirausaha Sebagai Sumber Revenue Generating Activities (RGA) di Universitas Jember

    Get PDF
    Anggrek merupakan salah satu produk tanaman hias unggulan yang ada di UPT Agroteknopark Universitas Jember. Melalui Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) dari Kemendikbud ristek Pada tahun 2019-2022, dibentuk unit usaha budidaya anggrek di lingkungan kampus yakni “ATP Orchid Nursery” sebagai salah satu sumber RGA. Tujuan komersialisasi anggrek di lingkungan kampus adalah untuk menunjang otonomi kampus dalam memperoleh pendapat secara mandiri, mendukung program pelestarian plasma nutfah anggrek, dan menciptakan wirausaha-wirausaha baru berbasis IPTEK dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terutama dalam bidang industri tanaman hias. Bentuk kegiatan komersialisasi dilakukan mulai dari kegiatan persiapan bahan baku dan sarana prasaran produksi, produksi bibit, pengelolaan manajemen usaha dan SDM, pemasaran dan promosi, diversifikasi produk, hingga perluasan mitra. Hasil kegiatan dapat menjadi sumber tambahan pendapatan serta dapat menambah jumlah aset tanaman maupun saprodi untuk kegiatan budidaya tanaman khususnya tanaman hias. Kegiatan komersialisasi yang melibatkan civitas akademika dan masyarakat umum dapat mendukung upaya hilirisasi hasil riset perguruan tinggi kepada masyarakat luas dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terutama dalam bidang industri tanaman hias

    Potret Budidaya Padi Lebak oleh Petani Lokal di Kecamatan Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan

    Get PDF
    Lindiana, et al. Rice Cultivation Images by Local Farmers in Pemulutan District, Ogan Ilir, South Sumatra. JLSO 5(2):153-158. Plans and efforts in increasing rice productivity at riparian wetlands can be commenced by introducing relevant technologies; however, the selected technologies should be based on real needs or problems faced by local farmers. As a pre-requisite, if the needs and problems are not comprehensively understood, government intervention to introduce new technology may not be effective since the technology may not be relevant or affordable to local farmers. Objectives of this research are to analyze characteristics of the wetlands, farmer’s adoption capacity, and technological preferences. The research was conducted in five villages at Pemulutan District. Qualitative Grounded Theory and Quantitative Survey were employed through dialogues with 100 local farmers.  Results of the research indicated that any effort to increase riparian wetland productivity should consider the unpredictability of flood occurrences and prolonged drought. These unfavorable conditions have limited local farmers to only grow rice once per year. Local farmers were almost solely depending on rice and cultivation of other crops were rarely observed, except limited vegetables grown on elevated border of paddy fields

    Assessment of water quality in agricultural systems in Candipuro, Lumajang Regency, East Java, Indonesia

    Get PDF
    The current challenges of industrial agriculture focus on environmental safety. Water quality is an indicator of environmental sustainability. The cultivation system has an impact on water quality. The aim of this study is to assess the water quality of agricultural systems. Anthropogenically, agricultural activities have an impact on environmental aspects. Identification of agricultural systems is clustered into organic and non-organic agriculture. The agricultural system in Indonesia is regulated based on SNI 6729;2016. Water sampling was carried out at three points, including upstream, middle (irrigation), and downstream (river). Water sampling at each point was repeated three times. Assessment of the physical quality of water using the Combo Quality Meter. Water samples for chemical and biological analysis at the Environmental Laboratory, Perum. Jasa Tirta 1. Determination of water quality standards refers to Government Regulation No. 82 of 2001. In the upstream section, pollution can be seen in the biological oxygen demand (BOD) indicator, with an average of 15.03 mg L-1 for organic and conventional systems. The phosphate indicator averaged 1.96 mg L-1. In the middle section (irrigation), the pollution indicators for BOD, phosphate, and total Coliform parameters were 6.76 mg L-1 for the organic system, 7.37 mg L-1 for the non-organic system, and 1,290 CFU mL-1. In the downstream (river), pollution indicators consist of total suspended solids (TSS), BOD, chemical oxygen demand (COD), and total Coliform. Anthropogenic identification for clustering agricultural systems at the research location uses stratified disproportional sampling. The results of this research provide recommendations for water quality management for sustainable agricultural environmental management

    Upgrading Industri Rumahan Keripik Sukun Sebagai Inisiasi Kemandirian Ekonomi Masyarakat di Desa Tenggir Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo

    Get PDF
    Breadfruit chips are an example of post-harvest processing of breadfruit yields. Generally, breadfruit is only sold in the market in its raw form which has many drawbacks such as low selling price, and short shelf life, the fruit is easily damaged during the transportation process until rot occurs in the fruit. Processing breadfruit into breadfruit chips can help increase the profit margins you get. Breadfruit also has a certain harvest period or what is known as a seasonal plant can quickly experience decay so that post-harvest processing is deemed necessary to keep the product able to have a long shelf life. Tenggir Village, Panji District, Situbondo Regency is one of the villages with a relatively large number of breadfruit trees. Villagers already have the desire and enthusiasm to use the breadfruit by processing it into breadfruit chips. There is a need for community service to empower village potential and design solutions that will be offered to the community. The purpose of this program is to provide alternative solutions for simple postharvest processing of agricultural products and increase the production capacity of the breadfruit chips home industry. The result of implementing this program is an increase in one of the breadfruit chip processing home industries with indicators of increasing production capacity and business turnover. Greater support in science and finance could be scaled up to support more targeted and significant business development.Keripik sukun merupakan salah satu contoh pengolahan pasca panen hasil panen sukun. Umumnya buah sukun hanya dijual di pasaran dalam bentuk mentah yang mempunyai banyak kekurangan seperti harga jual yang rendah, umur simpan yang pendek, buah mudah rusak selama proses pengangkutan hingga terjadi pembusukan pada buah. Mengolah buah sukun menjadi keripik sukun dapat membantu meningkatkan margin keuntungan yang Anda peroleh. Sukun juga mempunyai masa panen tertentu atau yang disebut dengan tanaman semusim dapat cepat mengalami pembusukan sehingga pengolahan pasca panen dirasa perlu dilakukan agar produk dapat mempunyai umur simpan yang lama. Desa Tenggir, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo merupakan salah satu desa yang memiliki jumlah pohon sukun yang relatif banyak. Masyarakat desa sudah mempunyai keinginan dan semangat untuk memanfaatkan buah sukun dengan mengolahnya menjadi keripik sukun. Perlu adanya pengabdian kepada masyarakat untuk memberdayakan potensi desa dan merancang solusi yang akan ditawarkan kepada masyarakat. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan alternatif solusi pengolahan pascapanen produk pertanian secara sederhana dan meningkatkan kapasitas produksi industri rumah tangga keripik sukun. Hasil dari pelaksanaan program ini adalah peningkatan salah satu industri rumah tangga pengolahan keripik sukun dengan indikator peningkatan kapasitas produksi dan omzet usaha. Dukungan yang lebih besar di bidang ilmu pengetahuan dan keuangan dapat ditingkatkan untuk mendukung pengembangan bisnis yang lebih tepat sasaran dan signifikan

    A SIMPLE PROTOCOL FOR SOMATIC EMBRYOGENESIS INDUCTION OF IN VITRO SUGARCANE ( Saccharum officinarum. L) BY 2,4-D AND BAP

    No full text
    Induction of in vitro sugarcane through somatic embryogenesis technique influenced by addition of plant growth regulator. The objective of this research was to determine appropriate formulation medium for indirect somatic embryogenesis induction on two potential sugarcane SUT Event 02 and PS 881. This research carried out in three steps, callus induction, callus proliferation, and shoot regeneration. Explants taken from basal of in vitro plantlet one month SUT Event 02 and PS 881 resulted from shoot regeneration previously. Five different medium formulas applied for callus induction and one formula for proliferation and shoot regeneration. Research using completely randomized design (CRD) factorial with five different formulation induction mediums. The result showed that the best respond of indirect somatic embryogenesis on SUT Event 02 and PS 881 was medium containing  3 mgL-1of  2,4-D

    Skill Improvement of Vocational School Students by Orchid Mutation Technology Training in Jember Regency

    No full text
    Introduksi teknologi kultur jaringan skala rumah tangga masih kurang banyak diminati karena teknik kultur jaringan dianggap membutuhkan skill khusus dan peralatan yang cukup mahal. Siswa siswi SMK adalah SDM muda yang terampil dan berpotensi yang disiapkan untuk siap terjun langsung di dunia kerja maupun mendirikan usaha secara mandiri. Sasaran SDM siswa – siswi SMK ini sangat berpotensi untuk diedukasi terkait dengan bioteknologi mutasi pada tanaman anggrek. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk 1). Meningkatkan  program diseminasi hasil penelitian guna mengenalkan teknologi mutan untuk peningkatan variasi genetik anggrek agar lebih dikenal masyarakat di Kabupaten Jember khususnya SDM muda potensial yakni siswa – siwi SMK; 2). Membangun collegial work yang berorientasi pada pertanian industrial melalui hilirisasi karya penelitian dalam kegiatan pengabdian yang berpeluang sebagai sumber Revenue Generating (RG). Sasaran yang sangat berpotensi untuk tujuan pelatihan ini yakni siswa-siswi dari tujuh SMK di Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso. Kegiatan yang dilakukan berupa: 1). Pengenalan materi bioteknologi mutasi; 2). Praktek teknologi mutasi tanaman anggrek secara in vitro dengan menggunakan mutagen kimia; 3). Praktek persilangan dan aklimatisasi tanaman anggrek. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan mitra tentang teknologi mutan dan juga peningkatan skill mitra untuk mempraktekkan teknologi mutasi. Melalui program hibah ini, diharapkan dapat dilakukan transfer of skill and knowledge dari Tim Peneliti dan masyarakat sehingga diharapkan banyak bermunculan ragam produk anggrek mutan dari hasil sinergitas mitra dan Universitas Jember. Hasil pelatihan juga diharapakan terbentuk collegial work untuk mendukung percepatan hilirisasi produk tanaman mutan pada anggrek
    corecore