368,239 research outputs found

    On Duality in Supersymmetric Yang-Mills Theory

    Get PDF
    We discuss non-abelian SU(Nc)SU(N_c) gauge theory coupled to an adjoint chiral superfield XX, and a number of fundamental chiral superfields QiQ^i. Using duality, we show that turning on a superpotential W(X)=\Tr\sum_{l=1}^k g_l X^{l+1} leads to non-trivial long distance dynamics, a large number of multicritical IR fixed points and vacua, connected to each other by varying the coefficients glg_l.Comment: 11 pages, harvma

    Penggunaan modul pembelajaran elektronik (MPE) pengenalan pelancongan H 111 : tinjauan terhadap pensyarah dan pelajar Diploma Pengurusan Pelancongan, Politeknik Johor Bahru

    Get PDF
    Era Teknologi Maklumat dan Komunikasi (ICT) telah melihat perkembangan penggunaan komputer sebagai alat berpotensi untuk meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran. Oleh itu, kajian ini meninjau Penggunaan Modul Pembelajaran Elektronik (MPE) dalam mata pelajaran Pengenalan Pelancongan H 111 di kalangan pensyarah dan pelajar semester satu Diploma Pengurusan Pelancongan, Politeknik Johor Bahru. Seramai 40 responden yang terdiri daripada pelajar dan tiga orang pensyarah telah dipilih bagi menjawab tiga persoalan kajian yang dinyatakan. Maklum balas melalui soal selidik pelajar telah dianalisis menggunakan perisian Sran'sf/caV Package /or <Sbc;'a/ Aaence (SPSS) versi 11.0, manakala maklum balas soalan terbuka pensyarah pula dipersembahkan dalam bentuk jadual serta penerangan. Dalam persoalan kajian pertama, skor min keseluruhan yang diperolehi terhadap penerimaan pelajar ke atas MPE Pengenalan Pelancongan H i l l yang dihasilkan adalah di tahap baik iaitu 3.74. Manakala persoaian kajian kedua, pelajar turut bersetuju bahawa isi kandungan MPE Pengenalan Pelancongan H i l l dapat meningkatkan tahap pemahaman mereka (skor min keseluruhan 3.654). Seterusnya dalam persoalan kajian ketiga, skor min keseluruhan yang diperolehi adalah 3.634 menunjukkan satu dapatan keputusan yang baik terhadap penggunaan MPE dalam membantu proses pembelajaran yang berkesan. Begitu juga dengan hasil dapatan yang diterima dari pensyarah, mendapati keputusan ketiga-tiga persoalan kajian berada di tahap setuju atau baik. Di akhir bab kajian ini, beberapa pandangan telah dikemukakan untuk mempertingkatkan lagi kecekapan MPE melalui pembangunan perisian yang lebih mantap di masa hadapan

    PENGOLAHAN TSS DAN COD DALAM AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH MAKAN MENGGUNAKAN NANO BIOKOAGULAN DARI BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA)

    Get PDF
    Pemanfaatan koagulan kimia dalam pengolahan air limbah domestik khususnya rumah makan mulai tergantikan dengan koagulan alami khususnya dari biji asam jawa (Tamarindus indica). Biji asam jawa mengandung beberapa komposisi yang dapat digunakan sebagai koagulan dan zat aktif yang terkandung adalah tannin, saponin yang berfungsi membunuh mikroba dan membentuk larutan koloidal dan protein yang bekerja sebagai koagulan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh koagulan biji asam jawa pada variasi dosis dan variasi pengadukan dalam menurunkan kadar Total Suspended Solid dan Chemical Oxygen Demand air limbah domestik rumah makan. Penggunaan koagulan biji asam jawa dalam proses jartest untuk a) mengetahui dosis optimal koagulan, b) mengetahui kecepatan optimal pengadukan dan c) mengetahui hubungan antara pemberian dosis koagulan terhadap penurunan Total Suspended Solid dan Chemical Oxygen Demand. Sampel yang digunakan berasal dari air limbah Pizza Hut, Jl. Majapahit, Semarang. Penggunaan dosis koagulan 150 mg/l; 200 mg/l; 250 mg/l; 300 mg/l dengan kecepatan pengadukan cepat 100 rpm; 125 rpm; 150 rpm selama 2 menit, dilanjutkan pengadukan lambat 45 rpm selama 15 menit dan pengendapan selama 30 menit. Hasil penelitian dosis optimal penurunan Total Suspended Solid pengolahan I sebesar 152 mg/l dengan efisiensi 29,3% pada kecepatan pengadukan 150 rpm. Dosis optimal penurunan Total Suspended Solid pengolahan II sebesar 155 mg/l dengan efisiensi 24 % pada kecepatan pengadukan 125 rpm. Dosis optimal penurunan Total Suspended Solid pengolahan III sebesar 111 mg/l dengan efisiensi 41 % pada kecepatan pengadukan 150 rpm. Hasil penelitian dosis optimal penurunan Chemical Oxygen Demand pengolahan I sebesar 310 mg/l dengan efisiensi 30,6 % pada kecepatan pengadukan 150 rpm. Dosis optimal penurunan Chemical Oxygen Demand pengolahan II sebesar 307 mg/l dengan efisiensi 22,3 % pada kecepatan pengadukan 125 rpm. Dosis optimal penurunan Chemical Oxygen Demand pengolahan III sebesar 183 mg/l dengan efisiensi 36,9 % pada kecepatan 150 rpm. Kata Kunci: biji asam jawa, koagulan, chemical oxygen demand, dosis optimal, jartest, limbah domestik, total suspended soli

    ANALISIS PARAMETER SUHU, KADAR AIR, RASIO C/N, DAN SELULOSA AKIBAT VARIASI DEBIT UDARA PADA PROSES BIODRYING SAMPAH PERKOTAAN DENGAN PENAMBAHAN MIKROORGANISME BIODRIED

    Get PDF
    Sampah di Indonesia didominasi oleh sampah yang memiliki kadar air tinggi. Dampak negatif sampah tersebut berpotensi mengganggu lingkungan sekitar dan harus segera ditangani dengan teknologi yang tepat. Salah satu solusi untuk menangani sampah berkadar air tinggi adalah biodrying. Biodrying merupakan teknik pengeringan yang bergantung pada aktivitas biologis mikroorganisme. Biodrying bertujuan untuk mengurangi kadar air sampah dengan bantuan aerasi. Sehingga dilakukan penelitian mengenai pengaruh variasi debit udara (0 l/m, 2 l/m, 4 l/m, 6 l/m) terhadap suhu, kadar air, rasio C/N dan selulosa. Penelitian ini dilaksananakan selama 30 hari menggunakan sampah perkotaan berupa daun, plastik, kertas, sisa makanan, dan ditambahkan mikroorganisme biodried. Penambahan mikroorganisme biodried dapat meningkatkan degradasi selulosa dan tingkat penurunan kadar air lebih besar. Dampak dari degradasi selulosa diharapkan mampu menyumbang energi selama proses biodrying, sehingga tujuan utama dari biodrying dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan debit udara tidak sebanding dengan efisiensi biodrying. Semakin besar debit udara tidak menjamin efisiensi biodrying, sedangkan semakin kecil debit belum tentu baik dalam proses biodrying. Debit optimal yang dicapai pada penelitian ini sebesar 4 liter/menit yang mampu menurunkan kadar air sebesar 58,29%, penurunan rasio C/N sebesar 1,07%, penurunan kadar selulosa sebesar 49,34% dengan suhu yang dapat dicapai sebesar 41

    STUDI KOMPARATIF EFEKTIFITAS EFFECTIVE MICROORGANISM (EM)DALAM PENGENDALIAN KEPADATAN LALAT PADA PETERNAKAN AYAM DIDESA PAKEM KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

    Get PDF
    Limbah peternakan ayam merupakan media yang disenangidan sangat baik untuk perkembangan lalat.Semua bagian tubuh lalat bisa berperan sebagai alat penular penyakit.Berdasarkan survei pendahuluan,tingkat kepadatan lalat dipeternakan ayam di Desa Pakem Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo cukup tinggi(13 ekor/m2).Untuk mengatasi lalat salah satunya dengan menyemprotkan konsentrasi Effective Microorganism (EM)pada sumber perkembangbiakannya.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dosis efektif EM dalam menurunkan tingkat kepadatan lalat sampai < 2 ekor/m2.Jenis penelitian yang digunakan adalah exsperimental research dengan metode rancangan pretes post test dengan kelompok kontrol (Pretest-Postest with Control Group).Untuk mengetahui ada tidaknya beda antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan pemberian EM,digunakan uji Mann Whitney sedangkan untuk mengetahui evektivitas kelima perlakuan menggunakan uji kruskal-wwallis dengan spss 10.0.Populasi adalah semua kandang ayam dengan kapasitas 1500-2000 ekor sebanyak 8 kandang.Sampel yang diambil 1 kandang dengan kapasitas 2000 ekor. Hasil penelitian mendapatkan ada beda kepadatan lalat sebelum perlakuan dengan setelah perlakuan EM 1% (asimptotic sign = 0.0001<0.05).Ada beda bermakna dari kelima dosis perlakuan (asimtotic sig l/m2 = 0.0001<0.05),uji Mann-Whitney pada dosis 2 l/m2. dengan dosis 2.5 l/m2 terdapat (Asimptotic Sig=0.79)menunjukkan tidak ada beda pengaruh antara dosis 2 l/m2 dengan dosis 2.5 l/m2.Dosis yang optimal atau efektif adalah dosis 2 l/m2.Kesimpulan:Ada beda tingkat kepadatan lalat pada berbagai dosis penyemprotan EM 1%,Dosis EM 1% yang efektif dalam menurunkan kepadatan lalat sampai < 2 ekor/m2 adalah dosis 2 l/m2.Saran:peternak ayam hendaknya memanfaatkan EM 1% dengan dosis 2 l/m2 sehingga dapat menurunkan tingkat kepadatan lalat sampai batas <2 ekor/m2 sesuai yang disaratkan. Kata Kunci: Limbah peternakan,Kepadatan lalat,EM COMPARATIFSTUDY OF EFFECTIVENESS EFFECTIVE MICROORGANISM(EM) IN FLY DENSITY OPERATION AT POULTRY IN PAKEM VILLAGE GEBANG SUB DISTRICT,PURWOREJO DISTRICT Poultry waste is the popular and very good media to fly propagation.All part of flies body can take a role as desease contaminator.Based to prevace survey,the level of flies density at poultry in countryside of pakem,subdistrict of Gebang Purworejo Rebency is high enought(13tails/m2).To over come the flies density ,one ways is by spraying concentration of Effective Microorganism(EM)at its propagation source.This research target is to know the effective dose of EM in degrading flise density level until < 2 tails/m2.Type of researchused is exsperimentalresearch with program protest -post test method with the control group (Pretest-Posttest With Control Group).To know there is or not differnce bedween control group with the treatmentgroup of EM gift,is used Mann-Withney test,while to know the effectivennes of five treatmentsuse the Kruskal-Wallis test by SPSS 10.0 program.the population is allchickenrun with the capacities 1500-2000 tails as much as 8 cages .Samples is taken by 1 cage with the capacities 2000 tails .Result of this research get there is difference of flies density on bevore and after 1% EM treatment(asymptotic sign = 0.0001 < 0.05).There is significan difference from five of treatment dose (asymptotic sig = 0.0001 < 0.05),Test Mann-Whitney at dose of 2 l/m2 with the dose of 2.5 l/m2 there are (AsimptoticSign = 0.79)showing there no difference of influence between dose of 2 l/m2with 2.5 l/m2 .Optimal or effective dose is 2 l/m2 .The conclution: There is difference flies density level at various dose of EM 1% spraying ,Dose 1% EM what most effective in degrading flies dencity until < 2 tails/m2 is dose os 2 l/m2. Suggestion:Chicken Breeder shall exploit the 1% EM with the dose of 2 l/m2 so that can degrade the flies density level to a point < 2 tails/m2 as appropriate required. Keyword : Poultry Waste,Flies density,E

    PERBEDAAN EFEKTIVITAS PENURUNAN H2S DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ARANG AKTIF DAN ZEOLIT PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI BPTIK-LIK KABUPATEN MAGETAN

    Get PDF
    Industri penyamakan kulit merupakan industri yang mengolah kulit mentah (hides dan atau skin menjadi kulit tersamak leather dengan menggunakan bahan penyamak. Kadar sulfida (sebagai H2S pada limbah cair BPTIK-LIK adalah sebesar 5,36 mg/l, dimana kadar sulfida (sebagai H2S menurut Kep.Gub Jawa Timur No.45 Tahun 2002 adalah 0,8 mg/l. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan efektivitas penurunan H2S dengan menggunakan media arang aktif dan zeolit pada limbah cair industri penyamakan kulit di BPTIK-LIK Kabupaten Magetan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian true eksperimental. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan uji one way anova dengan taraf signifikansi 95 %. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar H2S setelah perlakuan dengan media arang aktif dan zeolit. Kadar H2S air limbah sebelum melalui media arang aktif dan zeolit yaitu sebesar 1,014 mg/l, setelah melewati kontrol rata-rata 0,995 mg/l sehingga terjadi penurunan sebesar 0,019 mg/l. Setelah melewati media arang aktif diameter 0,3 mm adalah 0,665 mg/l,diameter 0,25 mm rata-rata adalah 0,703 mg/l dan diameter 0,18 mm rata-rata adalah 0,695 mg/l. Sedangkan kadar H2S setelah melewati media zeolit diameter 0,30 mm adalah rata-rata 0,797 mg/l, diameter 0,25 mm rata-rata adalah 0,785 mg/l dan diameter 0,18 mm rata-rata adalah 0,762 mg/l. Dari uji statistik one way anova didapatkan ada perbedaan yang signifikan pada a=0,05, antara kadar H2S sebelum dan sesudah melalui media arang aktif dan zeolit dengan pvalue= 0,0001. Tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan pada a=0.05, antara kadar H2S sesudah melalui media arang aktif dan zeolit dengan pvalue = 0.893. Penelitian ini masih perlu diketahui kualitas dan jenis arang aktif dan zeolit dalam menurunkan karakteristik air limbah selain gas H2S. Kata Kunci: Kadar H2S, arang aktif, zeolit THE DIFFERENCE OF H2S DEGRADATION EFFECTIVENESS BY USING ACTIVE CHARCOAL AND ZEOLITE MEDIA IN WASTE WATER OF LEATHER TANNING INDUSTRY AT BPTIK-LIK MAGETAN REGENCY Leather tanning represents industry which manufactured raw leather(hides and or skin) become husk tanned (leather) by using tanner substance. sulfide concentration (as H2S)according to decision of Governor East Java No.45 year 2002 is 0,8 mg/l. This research aim to determine the difference of H2S degradation effectiveness by using active charcoal media and zeolite of liquid waste at leather tanning industrial in BPTIK-LIK Magetan Regency. Research type before and after design. Analyze data used to test hypothesis is by one way anova test with significant level is 95 %. Research result show the axistence of H2S concentration degradation after treatment with active charcoal media and the zeolite. H2S concentration of liquid waste before through active charcoal media and the zeolite that is equal to 1,014 mg/l, after through average control 0,995 mg/l so that occured the degradation equal to 0.019 mg/l. After through active charcoal media of diametre 0,3 mm average is 0,665 mg/l, diametre 0,25 mm average is 0,703 mg/l and diametre 0,18 mm average 0,695 mg/l. While H2S concentration after through diametre zeolite media 0,30 mm average is 0,797 mg/l, diametre 0,25 mm aof average is 0,785 mg/l and diametre 0,18 mm of average 0,786 mg/l. From one way anova statistical test got the difference which significant of a=0,05 between H2S concentration before and hereafter through filter of active charcoal and the zeolite by pvalue=0,0001. But there no difference which significant of a=0,05, between H2S concentration hereafter through active charcoal media and the zeolite by pvalue=0,893. This research still necessarily to determine quality and type of active charcoal and zeolite in degrading liquid waste characteristic besides gas H2S. Keyword : H2S Concentration, active charcoal, zeolit

    Structural and optical properties of MOCVD AllnN epilayers

    Get PDF
    7] M.-Y. Ryu, C.Q. Chen, E. Kuokstis, J.W. Yang, G. Simin, M. Asif Khan, Appl. Phys. Lett. 80 (2002) 3730. [8] D. Xu, Y. Wang, H. Yang, L. Zheng, J. Li, L. Duan, R. Wu, Sci. China (a) 42 (1999) 517. [9] H. Hirayama, A. Kinoshita, A. Hirata, Y. Aoyagi, Phys. Stat. Sol. (a) 188 (2001) 83. [10] Y. Chen, T. Takeuchi, H. Amano, I. Akasaki, N. Yamada, Y. Kaneko, S.Y. Wang, Appl. Phys. Lett. 72 (1998) 710. [11] Ig-Hyeon Kim, Hyeong-Soo Park, Yong-Jo Park, Taeil Kim, Appl. Phys. Lett. 73 (1998) 1634. [12] K. Watanabe, J.R. Yang, S.Y. Huang, K. Inoke, J.T. Hsu, R.C. Tu, T. Yamazaki, N. Nakanishi, M. Shiojiri, Appl. Phys. Lett. 82 (2003) 718

    Electro-Weak Penguin and Leptonic Decays in BaBar

    Full text link
    Electro-weak penguin and leptonic decays provide an indirect probe for physics beyond the Standard Model and contribute to the determination of Standard Model parameters. Copious quantities of B mesons produced at the B-Factories permit precision measurements of the electro-weak penguin decays and searches for leptonic decays. We review the current experimental status of b -> s(d) gamma, B^0 -> D^{*0} gamma, b -> s l^+ l^- and finally B->tau nu decays at BaBar.Comment: 8 pages, 2 postscript figures. To appear in the proceedings of the 10th International Conference on B-Physics at Hadron Machines, BEAUTY 200
    • …
    corecore