6 research outputs found

    Implementasi Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Nglebak Kecamatan Tawangmangu Tahun 2014/2015

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan desain pembelajaran tematik, implementasi pembelajaran tematik, proses pembelajaran tematik, pemahaman guru terhadap pembelajaran tematik dan menganalisis kendala pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas III SD Negeri 02 Nglebak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi tunggal terpancang. Sumber data adalah kepala sekolah, guru, dan siswa SD Negeri 02 Nglebak. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.. Teknik analisis data dengan analisis interaktif model. Hasil penelitian: 1)Desain pembelajaran tematik belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, guru sudah menyusun jaring tema, silabus, dan RPP tematik. 2) Implementasi pembelajaran tematik belum terlaksana sebagaimana mestinya karena pembelajaran masih terpisah-pisah dan belum mengarah pada tema. 3) Proses pembelajaran tematik pada tahap perencanaan, sebagian RPP sudah menggunakan model RPP tematik tetapi masih terpisah-pisah. 4) Pemahaman guru terhadap pembelajaran tematik belum terpenuhi yang ditunjukkan dengan ketidaksesuaian jaring tema dengan indikator, proses pembelajaran dan penilaian yang masih terpisah-pisah serta desain pembelajaran yang belum mengarah pada terciptanya pembelajaran yang berpusat pada siswa. 5) Kendala pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas III SD Negeri 02 Nglebak dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran tematik adalah kurangnya sosialisasi mengenai pembelajaran tematik serta keterbatasan alat peraga

    PERBEDAAN PENGARUH LARUTAN PEMBERSIH EKSTRAK BUAH PEPAYA DAN ENZIM PAPAIN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN PLAK DAN S. alpha PADA PLAT SPACE MAINTAINER LEPASAN (Kajian pada anak-anak Yayasan Islamic Centre Bin Baz usia 6-8

    Get PDF
    Akumulasi plak pada plat space maintainer harus selalu dibersihkan agar tidak mengganggu kebersihan jaringan mulut. Selain dengan cara mekanis, pembersihan plat space maintainer bisa dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan larutan pembersih. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ekstrak buah pepaya dan enzim papain konsentrasi 1% dan 1,5% dalam menghambat pertumbuhan plak dan S. alpha pada plat space maintainer lepasan. Diteliti 10 space maintainer lepasan rahang bawah yang dipakai oleh 10 subyek anak-anak" Yayasan Islamic Center BinBaz. Setelah insersi subyek diinstruksikan untuk membersihkan alat space maintainer 2 kali sehari, saat menyikat gigi pagi dan malam dengan merendam dalam larutan pembersih selama 10 menit. Larutan pembersih yang digunakan untuk perendaman adalah ekstrak buah pepaya 1% dan 1,5% dan enzim papain 1% dan 1,5%. Masing-masing alat direndam selama 7 hari bergantian dengan jeda 7 hari washing period. Data dianalisa dengan anava 2 jalur dan Pairwise comparisons. Rerata penurunan skor plak dan S.alpha terbesar pada larutan ekstrak pepaya 1,5% pada permukaan dalam yaitu 0,42 :f: 0,15 dan 52,10 :f: 8,62. HasH uji anava 2 jalur terdapat perbedaan yang bermakna antara ke-4 jenis laruan pada skor plak (F= 1,785 p=O,OOO)dan S.alpha (F=2,186 p=O,OOO).Analisa Pairwise comparisons menunjukkan penurunan skor plak dan jumlah S. alpha yang bermakna (

    PENGARUH PELEPASAN ION FLUOR OARI RESTORASI SEMEN IONOMER KACA FUJI VII@ TERHAOAP PERTUMBUHAN Streptococcus alpha OANpH SALIVA (Kajian OiSO Kecamatan Olingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta)

    Get PDF
    Semen ionomer kaca (SIK) Fuji VII biasa digunakan sebagai bahan restorasi gigi desidui. Salah satu kelebihan SIK Fuji VII adalah dapat melepas ion fluor ke gigi dan saliva, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan memperkuat email gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelepasan ion fluor dari restorasi SIK Fuji VII terhadap pertumbuhan Streptococcus alpha (S.alpha) dan pH saliva. Subyek penelitian terdiri atas 13 anak-anak SD di Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta yang berumur 6-8 tahun. Data pertumbuhan S.alpha plak gigi diperoleh dengan mengusap memakai cotton bud steril pada permukaan bukal molar desidui rahang atas kemudian diinkubasi selama 24 jam. Data pH saliva diperoleh dengan menampung saliva tanpa rangsangan dari rongga mulut pada cawan plastik setiap 1 menit selama 5 menit. Pengambilan data dilakukan pada hari sebelum restorasi (hari ke 0, 10, 30 dan 60). Untuk mengetahui adanya perbedaan pertumbuhan S.alpha dan pH saliva antar waktu pengambilan data masing-masing dilakukan uji Friedman, dilanjutkan uji Wilcoxon dan uji Repeated ANOVA dilanjutkan Pairwise Comparison. Untuk mengetahui korelasi antara pertumbuhan S.alpha dan pH saliva dilakukan uji korelasi Pearson. Rerata pertumbuhan S. alpha pada hari ke 0 sebesar 364.104 :!:454.104 CFU/ml, hari ke 10 sebesar 139.104 :!:323.104 CFU/ml, hari ke 30 sebesar 435.104 :!:485.104 CFU/ml dan hari ke 60 sebesar 1735.104 :!: 1456.104 CFU/ml. Hasil uji Friedman terhadap pertumbuhan S.alpha menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (X2= 18,307p=O,OO).Uji Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara hari ke 0 dengan hari ke 10 dan 60hari ke 10 dengan hari ke 30 dan 60. Rerata pH saliva pada hari ke 0 sebesar 7,11 :!: 0,66hari ke 10 sebesar 6,90 :!:0,68hari ke 30 sebesar 6,92 :!:0,55 dan hari ke 60 sebesar 7,19 :!:0,46. Hasil uji Repeated ANOVA menunjukkan adanya perbedaan bermakna pH saliva antarahari ke 0, 10, 30 dan 60 (F=7,123a,p=O,008). Hasil Pairwise Comparison menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna kecuali antara hari ke 30 dengan 60. Korelasi negatif bermakna hanya ditemukan pada hari ke 60 (r=-0,665*, p=O,013)antara pertumbuhan S.alpha dengan pH saliva. Disimpulkan bahwa penparuh pelepasan ion fluor dari restorasi SIK Fuji VII berakibat pertumbuhan S.alpha pada awal (364.104:!:454.10 CFU/ml) mengalami penurunan sampai hari ke 10, setelah hari ke 10 mengalami peningkatan dan tertinggi pada hari ke 60. Derajat keasaman (pH) saliva berakibat pada awal (7,11 :!: 0,66) mengalami penurunan sampai hari ke 10, setelah hari ke 10 mengalami peningkatan dan tertinggi pada hari ke 60. Peningkatan pertumbuhan S.alpha diikuti dengan penurunan pH saliva pada hari ke 60

    Faktor Risiko Terjadinya Karies Baru dengan Pendekatan Kariogram pada Pasien Anak di Klinik Kedokteran Gigi Anak RSGMP Prof. Soedomo Yogyakarta

    No full text
    Latar belakang. Faktor risiko karies adalah faktor yang berhubungan dengan kejadian karies pada individu dan populasi. Faktor risiko karies berbeda antar individu. Untuk menggambarkan interaksi antara faktor-faktor yang berhubungan dengan karies digunakan kariogram. Tujuan. Penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran urutan faktor risiko karies dengan pendekatan kariogram pada pasien anak di klinik Kedokteran Gigi Anak RSGMP Prof. Soedomo. Metode. Subjek terdiri dari 26 anak dalam periode gigi-geligi bercampur. Dilakukan pemeriksaan tentang pengalaman karies, riwayat penyakit sistemik, frekuensi makan, skor plak, aktivitas Streptococcus mutans, volume sekresi saliva, pH saliva dan program fluoridasi. Hasil pemeriksaan dianalisis menggunakan program kariogram. Hasil. Penelitian menunjukkan bahwa rerata persentase faktor bakteri adalah 21,1%, faktor pola makan: 18,1%, faktor kerentanan gigi: 16,1% dan faktor lain-lain: 9,5%. Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa urutan faktor risiko karies dengan pendekatan kariogram adalah bakteri, pola makan, kerentanan gigi dan faktor lain-lain. Background. Caries risk factor is factor related with caries incidence in individu and population. The caries risk factor is different between individu. For illustrating the interaction between caries related factors may be used cariogram. Aim. The aim of this research was to find out the sequence of caries risk factors from cariogram on children patients at the Clinic of Pediatric Dentistry Prof. Soedomo dental hospital. Method. Subjects were comprised 26 children in the periode of mixed dentition. Examinations were included: experience of caries, the history of systemic disease, daily meal frequency, plaque scoring, activity of Streptococcus mutans, the volume of saliva secretion, pH of saliva, and the participations of fluoridation program. The examination result were analyzed with programme cariogram. Result. The result showed that the mean of percentage bacteria factor was 21,1%, meal pattern factor: 18,1%, susceptible teeth factor: 16,1% and others factors 9,5%. Conclusion. It could be concluded that the sequence of caries risk factors from cariogram were bacteria, meal pattern, susceptible teeth and others factors

    FAKTOR RISIKO TERJADINYA KARIES BARU DENGAN PEN DEKATAN KARIOGRAM PADA PASIEN ANAK DI KLINIK KEDOKTERAN GIGI ANAK RSGMP PROF.SOEDOMO YOGYAKARTA

    Get PDF
    Latar belakang. Faktor risiko karies adalah faktor yang berhubungan dengan kejadian karies pad a individu dan populasi. Faktor risiko karies berbeda antar individu. Untuk menggambarkan interaksi antara faktor-faktor yang berhubungan dengan karies digunakan kariogram. Tujuan. Penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran urutan faktor risiko karies dengan pendekatan kariogrampada pasien anak di klinikKedokteran Gigi Anak RSGMP Prof.Soedomo. Metode. Subjek terdiridari 26 anak dalam periode gigi-geligi bercampur. Dilakukan pemeriksaan tentang pengalaman karies, riwayat penyakit sistemik, frekuensi makan, skor plak, aktivitas Streptococcus mutans, volume sekresi saliva, pH saliva dan program fluoridasi. Hasil pemeriksaan dianalisis menggunakan program kariogram. Hasil. Penelitian menunjukkan bahwa rerata persentase faktor bakteri adalah 21,1%, faktor pola makan: 18,1%, faktor kerentanan gigi: 16,1% dan faktor lain-lain: 9,5%. Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa urutan faktor risiko karies dengan pendekatan kariogram adalah bakteri, pola makan, kerentanan gigi dan faktor lain-lain. Maj Ked GiDesember 201219(2): 107-10

    Faktor Risiko Terjadinya Karies Baru Dengan Pendekatan Kariogram Pada Pasien Anak Di Klinik Kedokteran Gigi Anak RSGMP Prof. Soedomo YOGYAKARTA

    Get PDF
    Latar belakang. Faktor risiko karies adalah faktor yang berhubungan dengan kejadian karies pada individu dan populasi. Faktor risiko karies berbeda antar individu. Untuk menggambarkan interaksi antara faktor-faktor yang berhubungan dengan karies digunakan kariogram. Tujuan. Penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran urutan faktor risiko karies dengan pendekatan kariogram pada pasien anak di klinik Kedokteran Gigi Anak RSGMP Prof. Soedomo. Metode. Subjek terdiri dari 26 anak dalam periode gigi-geligi bercampur. Dilakukan pemeriksaan tentang pengalaman karies, riwayat penyakit sistemik, frekuensi makan, skor plak, aktivitas Streptococcus mutans, volume sekresi saliva, pH saliva dan program fluoridasi. Hasil pemeriksaan dianalisis menggunakan program kariogram. Hasil. Penelitian menunjukkan bahwa rerata persentase faktor bakteri adalah 21,1%, faktor pola makan: 18,1%, faktor kerentanan gigi: 16,1% dan faktor lain-lain: 9,5%. Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa urutan faktor risiko karies dengan pendekatan kariogram adalah bakteri, pola makan, kerentanan gigi dan faktor lain-lain. Background. Caries risk factor is factor related with caries incidence in individu and population. The caries risk factor is different between individu. For illustrating the interaction between caries related factors may be used cariogram. Aim. The aim of this research was to find out the sequence of caries risk factors from cariogram on children patients at the Clinic of Pediatric Dentistry Prof. Soedomo dental hospital. Method. Subjects were comprised 26 children in the periode of mixed dentition. Examinations were included: experience of caries, the history of systemic disease, daily meal frequency, plaque scoring, activity of Streptococcus mutans, the volume of saliva secretion, pH of saliva, and the participations of fluoridation program. The examination result were analyzed with programme cariogram. Result. The result showed that the mean of percentage bacteria factor was 21,1%, meal pattern factor: 18,1%, susceptible teeth factor: 16,1% and others factors 9,5%. Conclusion. It could be concluded that the sequence of caries risk factors from cariogram were bacteria, meal pattern, susceptible teeth and others factors
    corecore