44 research outputs found

    PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI DI MI AS-SALAM KOTA BATU

    Get PDF
    In the learning process, teacher competencies must be implemented optimally, especially in mastering pedagogic and professional competencies. Mastery of these two competencies is considered very important for teachers because these competencies are very inherent in learning. This research was conducted at MI As-Salam Batu City. This research uses descriptive qualitative research with the type of case study research. Based on the research that has been done, the pedagogical and professional competence of MI As-Salam teachers has increased. This is evidenced by the increase in teacher resources before and after the pandemic. Kata kunci: Kompetensi guru, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional guru, pembelajaran darin

    PEMANFAATAN MATERI PERJANJIAN KERJA SAMA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK HOMESCHOOLING

    Get PDF
    Stages of Implementation of the Cooperation Agreement Material as a Learning Media for Becoming Three People. The first stage is planning, tutors make plans to implement learning. The second stage is the implementation stage, containing material on international relations through international cooperation agreements, negotiations, the formulation of texts and endorsements so that the contents of the cooperation agreement are agreed. The third stage is evaluation, for learning the results of learning through affective, psychomotor and cognitive. Furthermore, learning outcomes are obtained. Utilization of cooperation agreement material as a learning medium can improve student learning outcomes in PKN learning. The average percentage of student learning outcomes before action is 28%. Furthermore, after the action in the first cycle increased to 34%. Whereas in the second cycle increased to 38%

    Group Dynamics and Student Self-Efficacy in Online Science Learning during the COVID-19 Pandemic

    Get PDF
    The complex problems of online learning in synchronous and asynchronous because of a reduction in the social life of students. It is necessary to do collaborative learning to observe the dynamics of the interactions in groups during learning. The purpose of this study was to observe group dynamics and student self-efficacy during online learning. The study uses descriptive qualitative methods with data triangulation through observations, interviews and surveys. Junior high school research subjects used the discussion method with asynchronous learning on WhatsApp group (WAG). The high school subjects used the discussion method with synchronous learning on the WAG. Aspects that are observed in group dynamics are the division of roles in groups, leadership, contributions when presenting ideas or ideas, contribution to task work, and interdependence in groups. Self-efficacy was observed using indicators of mastery experience 78% junior high school and 73.3% high school, vicarious experience 76.5% junior high school and 78.1% high school, verbal persuasion 71.4%, physiological and affective states 75.6%. The average percentage of students' self-efficacy was in the medium category, namely 74.2% for junior high school and 75.6% for senior high schoo

    Implementasi Teori Multiple Intelegences (Kecerdasan Majemuk) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu

    Get PDF
    Pendidikan agama merupakan salah satu aspek pembentuk karakter yang utama di sekolah. Pendidikan Agama Hindu merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diterapkan di seluruh jenjang dan jenis Lembaga Pendidikan baik formal maupun non formal, dari taman kanak-kanak hingga ke perguruan tinggi. Konsep pendidikan Agama Hindu memerlukan struktur sebagi pedoman dan acuan yang jelas sebagai pedoman dalam pembelajaran. Konsep pendidikan Agama Hindu adalah pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan Agama Hindu. Salah satunya adalah teori Howard Gerdner yang mengemukakan bahwa setiap individu memiliki delapan jenis kecerdasan. Dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Hindu, seorang guru mengharapkan agar siswanya memiliki kecerdasan spiritual. Selain kecerdasan spiritual, kecerdasan yang lainnya juga diperlukan sebagai penunjang dari kecerdasan spiritual. Pada proses pembelajaran banyak sekali terjadi Learning gaps (ketidaksinambungan pembelajaran) hal ini terjadi pada Pendidikan pada umumnya termasuk pendidikan Agama Hindu. Ketidaksinambungan pembelajaran terjasi antara fakta, perilaku dan penyesuaian

    Peristiwa dalam kehidupan. Buku tematik terpadu kurikulum 2013 SD/MI Kelas V : buku siswa

    Get PDF
    Untuk mendukung ketercapaian tujuan kurikulum, diperlukan buku tematik berbasis aktivitas yang mendorong peserta didik untuk mencapai standar yang telah ditentukan. Buku tematik terpadu ini menjabarkan proses pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai setiap kompetensi yang diharapkan melalui pembelajaran aktif, kreatif, menantang, dan bermakna serta mendorong mereka untuk berpikir kritis berlandaskan pada nilai-nilai luhur. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat mengembangkan dan memperkaya pengalaman belajar siswa dengan daya kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang relevan dan disesuaikan dengan potensi siswa di sekolah masing-masing

    EDUKASI BERBAGAI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA BAGI PELAJAR SMA/SMK

    Get PDF
    Abstrak: Saat ini Indonesia memiliki empat standar akuntansi keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM), dan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah). Tujuan disusunnya 4 (empat) standar yang berbeda-beda tentunya untuk memudahkan saat penyusunan laporan keuangan sesuai jenis perusahaan. Faktanya adakalanya menjadi tidak mudah dipahami oleh semua yang berkepentingan. Kesulitan ini juga dialami oleh para siswa SMA/ SMK serta para mahasiswa yang baru mengenal akuntansi. Tujuan utama dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pemahaman Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM), Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah). Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode service learning dan disampaiakan secara daring kepada para peserta. Berdasarkan olah hasil angket yang diisi 455 peserta, kesimpulannya adalah pelatihan dapat memuaskan peserta dengan persentase 38% pada kategori sangat puas dan 50% pada kategori puas, serta dapat meningkatkan pemahaman peserta terhadap berbagai standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Kegiatan pelatihan ini dapat diterima dengan baik yang terlihat dari semangat para peserta dalam mengikuti rankaian acara. Setelah mengikuti pelatihan pun para peserta merasa puas dan memahami SAK sesuai fungsinya. Abstract: Currently, Indonesia has four financial accounting standards prepared by the Indonesian Institute of Accountants (IAI), namely Financial Accounting Standards (SAK), Financial Accounting Standards - Entities Without Public Accountability (SAK ETAP), Financial Accounting Standards for Micro Small Medium Entities (SAK EMKM). , and Islamic Financial Accounting Standards (SAK Syariah). The purpose of the preparation of 4 (four) different standards is of course to facilitate the preparation of financial statements according to the type of company. The fact is sometimes not easily understood by all concerned. This difficulty is also experienced by high school / vocational students as well as students who are new to accounting. The main purpose of this community service activity is to provide an understanding of Financial Accounting Standards (SAK), Financial Accounting Standards for Entities Without Public Accountability (SAK ETAP), Financial Accounting Standards for Micro Small Medium Entities (SAK EMKM), Islamic Financial Accounting Standards (SAK). Sharia). The implementation of the activities is carried out using the service learning method and delivered online to the participants. Based on the results of a questionnaire filled out by 455 participants, the conclusion is that the training can satisfy participants with a percentage of 38% in the very satisfied category and 50% in the satisfied category, and can increase participants' understanding of various financial accounting standards that apply in Indonesia. This training activity was well received as seen from the enthusiasm of the participants in participating in the series of events. After attending the training, the participants were satisfied and understood the SAK according to its function.

    DEVELOPING PANCASILA AND CITIZENSHIP EDUCATION LEARNING MODEL BASED ON CHARACTER EDUCATION THROUGH COMPREHENSIVE APPROACH

    Get PDF
    Education aims to educate and create the nation's future generation with character. However, problems like brawls, violence, abuse of narcotics, illegal drugs, and promiscuity still occur among students. It becomes the concern of parents and teachers in educating and leading students to develop their character. The teacher is obligated to develop Pancasila and Citizenship Education learning models suitable for students to have good character. Through character education, it hoped that it would produce a sound generation. The educational process that gives birth to the expected character is, of course, gradual. This study aimed to find out Pancasila and Citizenship Education learning models for developing students' character. Research using mixed methods research with data collection, analysis, and mixing both quantitative data and qualitative. This study used quantitative and qualitative approaches in collecting data through interviews and questionnaires. The results showed that Pancasila and Citizenship Education Learning model based on character education through a comprehensive approach could develop and shape the students' character, such as inculcation, modeling, values facilitation, and skill-building. Through character development, it hoped that good characters were expected to form permanently

    Penerapan pembelajaran menggunakan Metode Kisi-Kisi (Lattice Method) dengan Model Pembelajaran Langsung pada pokok bahasan Perkalian untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V Minu Waru II

    Get PDF
    Banyak yang beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit, bahkan yang lebih parah ada beberapa siswa sekolah dasar yang masih rendah kemampuan berhitungnya sehingga menimbulkan hasil belajar yang kurang baik. Kesulitan dan kelemahan belajar yang dialami siswa dapat berasal dari guru, karena metode yang digunakan tidak bervariasi, sehingga siswa kurang semangat untuk belajar. Pembelajaran dengan metode kisi-kisi dengan model pembelajaran langsung menjadi altematif pola pengajaran matematika yang lebih aktif dan menyenangkan, karena pembelajaran ini sangat efektif untuk siswa akan gemar menyelesaikan masalah-masalah yang didasarkan atas pengalamannya sendiri karena siswa dituntut mengejakan sesuatu dengan kemampuannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (i). Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode kisi-kisi dengan pembelajaran langsung, (ii). Kemampuan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kisi-kisi dengan pembelajaran langsung, (iii). Respon siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan metode kisi-kisi dengan pembelajaran langsung, dan (iv). Hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode kisi-kisi dengan pembelajaran langsung. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MINU WARU II. Rancangan penelitian yang digunakan adalah "Pretes-Postes Satu Kelompok (One Group Pretes­ Postes Design)", dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Untuk memperoleh data aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dilakukan pengamatan dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan, data respon siswa diperoleh dengan memberikan lembar angket respon siswa yang telah diisi, dan data basil belajar siswa diperoleh dari tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Berdasarkan analisi data penelitian ini memberikan kesimpulan : (i). Aktivitas siswa efektif dilihat dari jumlah prosentase aktivitas aktif siswa lebih besar dibandingkan jumlah prosentase aktivitas pasif siswa. (ii). Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan baik dengan nilai rata-rata keseluruhan 3,31. (iii). Respon siswa dikatakan positif dengan rata-rata pendapat siswa senang, baru, berminat, serta pendapat siswa yang menyatakan metode ini membantu lebih besar dari 80%. (iv). Hasil belajar siswa diperoleh thitung = -7,23 dengan taraf nyata sebesar 5% maka harga t,aheI = 2,045 .Temyata thitungl-1•231 < t,aheil-2•0451 berarti tidak ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode kisi-kisi dengan model pembelajaran langsung

    TRAINING OF TRAINER PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA MELALUI MODULAR INSTRUCTION

    Get PDF
    The training of trainer service activities to increase the learning competence of adults or the elderly through modular instruction is motivated by a team of trainers who do not yet have experience as instructors or teachers, especially in the implementation of adult learning, including andragogy skills; (2) communication; (3) mastery of the material and class management. The training of trainers was held in the auditorium of Cokroaminoto University, Yogyakarta for one day. The purpose of the training of trainers is to improve the learning competence of adults or the elderly, before the trainers are deployed to the field, in this case the Sabilunnajah Islamic Boarding School, Sleman, Yogyakarta. The competencies in question are andragogic competencies or adult teaching skills, communication skills in implementing learning and classroom mastery and management abilities. The results of the training of trainers to increase the learning competence of adults or the elderly through modular instruction can be seen that: (1) the participants' andragogical skills on average are much better than before the training. Most of the participants had adult teaching skills which included indicators of understanding of older students, designing lesson plans, conducting learning evaluations, strategies for developing older students to actualize their various potentials. communication skills in the implementation of learning in general have been achieved more optimally including mastery or selection of sentences or words, ability to explain material, and voice intonation. (3) in general the mastery of the material is quite better, the participants are able to give instructions and the stages of delivering the material. The trainees understand the technical management of the class
    corecore