47 research outputs found

    READERS’ THEATRE TECHNIQUE; RELEVANCE OF NATURE OF CLASS FOR ENHANCING READING SKILLS IN SECONDARY SCHOOLS IN KISUMU COUNTY, KENYA

    Get PDF
    Learners in secondary schools ought to be provided with a learning environment which results in effective reading skills. Nature of class facilitates achievement in reading skills through group work, scaffold, motivation and enacting scripts. This study adopted social constructivism in a quasi-experimental design to establish influence of nature of class on achievement in reading skills in secondary schools. Data was collected from learners, n=205 (experimental groups), n=221 (control groups) and 19 teachers for a period of 8 weeks. Reading skills assessment tests, questionnaires, interviews, focus group discussions were used to collect data. The findings revealed a statistically significant relationship between nature of class and achievement in reading skills with p=0.00. The findings in regard to statistical analysis revealed nature of class had a significant impact on achievement in reading skills and interactive classroom environment would be valuable in the teaching and learning of reading skills.  Article visualizations

    Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal Dengan Analisa Gap Acceptance Dan Mkji 1997

    Full text link
    Kinerja jaringan jalan harus memperhitungkan tundaan akibat adanya simpang, baik itu simpang bersinyal maupun simpang tak bersinyal. Karena semakin banyak simpang pada suatu jaringan jalan, maka akan semakin besar peluang tundaan yang terjadi. Sebagai salah satu simpang yang berada di pusat kota Manado, Simpang Tak Bersinyal Lengan Tiga Jln. Toar dan Jln. Garuda sangat sering terjadi kemacetan dan antrian yang panjang. Berdasarkan pengamatan dilapangan adapun pengaruh peralihan arus lalu lintas tepatnya Sistem Satu Arah pada jalan Sam Ratulangi, Manado, yang berakibat menambah tundaan kendaraan yang melewati simpang tersebut. Kondisi tersebut sering terjadi pada jam-jam sibuk di pagi, siang, dan sore hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja persimpangan apakah simpang ini masih mampu menyalurkan volume kendaraan yang melewati simpang tersebut dengan menggunakan Metode Gap Acceptance dan MKJI 1997.Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data pergerakan arus lalu lintas selama 7 hari dengan kamera video selama 13 jam yang nantinya akan diolah dengan menggunakan bantuan software computer untuk mendapatkan data primer berupa data gap dan volume. Data sekunder berupa data pertumbuhan penduduk dikumpulkan dari instansi terkait. Selanjutnya data volume, gap yang diterima dan gap yang ditolak pengemudi dari jalan minor digunakan untuk mengevaluasi nilai-nilai kritis serta untuk menentukan nilai derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian. Berdasarkan hasil analisa Gap Acceptance dengan perhitungan distribusi headway diperoleh persentase gap yang aman di jalan utama dengan persentase yang lumayan kecil terjadi pada Sabtu dan Minggu. Ini menunjukan banyaknya gap yang aman dari arus utama kurang dari jumlah volume arus minor belok kanan. Begitu juga dengan hasil perhitungan absorbtion capacity menunjukan bahwa kapasitas penyerapan jalan utama dengan jumlah yang lebih besar dari arus minor hanya terjadi pada hari Sabtu dan Minggu. Sedangkan untuk analisa MKJI 1997 menunjukan nilai derajat kejenuhan sudah lebih besar dari 0,75, yang mana nilai tersebut sudah lebih besar daripada nilai derajat kejenuhan yang disarankan oleh MKJI 1997, yaitu DS ≤ 0,75. Dengan hasil ini disimpulkan bahwa sekarang kondisi simpang jalan Toar dan jalan Garuda tergolong buruk. Direkomendasikan untuk persimpangan ini perlu peningkatan pengaturan lalu lintas dengan memperhatikan sistem pengendaliannya berupa lampu lalu lintas

    ANALISA KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DENGAN ANALISA GAP ACCEPTANCE DAN MKJI 1997

    Get PDF
    Kinerja jaringan jalan harus memperhitungkan tundaan akibat adanya simpang, baik itu simpang bersinyal maupun simpang tak bersinyal. Karena semakin banyak simpang pada suatu jaringan jalan, maka akan semakin besar peluang tundaan yang terjadi. Sebagai salah satu simpang yang berada di pusat kota Manado, Simpang Tak Bersinyal Lengan Tiga Jln. Toar dan Jln. Garuda sangat sering terjadi kemacetan dan antrian yang panjang. Berdasarkan pengamatan dilapangan adapun pengaruh peralihan arus lalu lintas tepatnya Sistem Satu Arah pada jalan Sam Ratulangi, Manado, yang berakibat menambah tundaan kendaraan yang melewati simpang tersebut. Kondisi tersebut sering terjadi pada jam-jam sibuk di pagi, siang, dan sore hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja persimpangan apakah simpang ini masih mampu menyalurkan volume kendaraan yang melewati simpang tersebut dengan menggunakan Metode Gap Acceptance dan MKJI 1997.Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data pergerakan arus lalu lintas selama 7 hari dengan kamera video selama 13 jam yang nantinya akan diolah dengan menggunakan bantuan software computer untuk mendapatkan data primer berupa data gap dan volume. Data sekunder berupa data pertumbuhan penduduk dikumpulkan dari instansi terkait. Selanjutnya data volume, gap yang diterima dan gap yang ditolak pengemudi dari jalan minor digunakan untuk mengevaluasi nilai-nilai kritis serta untuk menentukan nilai derajat  kejenuhan, tundaan dan peluang antrian. Berdasarkan hasil analisa Gap Acceptance dengan perhitungan distribusi headway diperoleh persentase gap yang aman di jalan utama dengan persentase yang lumayan kecil  terjadi pada Sabtu dan Minggu. Ini menunjukan banyaknya gap yang aman dari arus utama kurang dari jumlah volume arus minor belok kanan. Begitu juga dengan hasil perhitungan absorbtion capacity menunjukan bahwa kapasitas penyerapan jalan utama dengan jumlah yang lebih  besar dari arus minor hanya terjadi pada hari Sabtu dan Minggu. Sedangkan untuk analisa MKJI 1997  menunjukan nilai derajat kejenuhan sudah lebih besar dari 0,75, yang mana nilai tersebut sudah lebih besar daripada nilai derajat kejenuhan yang disarankan oleh MKJI 1997, yaitu DS ≤ 0,75. Dengan hasil ini disimpulkan bahwa sekarang kondisi simpang jalan Toar dan jalan Garuda tergolong buruk. Direkomendasikan untuk persimpangan ini perlu peningkatan pengaturan lalu lintas dengan memperhatikan sistem pengendaliannya berupa lampu lalu lintas.Kata Kunci :     Gap Acceptance, Distribusi Headway, Kapasitas Penyerapan, MKJI 1997, Derajat Kejenuha

    The Moby Dick architecture

    Get PDF
    This document is deliverable II.3.1, and presents the the MobyDick architecture. The introduction outlines the main areas of use and the main characteristics of the Pocket Companion, and ends up with the overall demands we put on the architecture. In chapter 2 Quality of Service (QoS) as we use it in MobyDick QoS is presented. It gives the foundation the adaptability used in the chapters to follow. In chapter 3 an overview of the software architecture of the Pocket Companion is presented. The security architecture of the Pocket Companion is presented in chapter 4, and the consistency architecture is presented in chapter 5. In chapter 6, the system\ud architecture of the Pocket Companion is outlined

    Weight, pregnancy and oral contraceptives affect intravenous paracetamol clearance in young women

    Get PDF
    CONCLUSIONS: Weight, pregnancy and OC result in higher clearance of IV paracetamol in young women. Besides compound specific relevance, these findings also unveil covariates of drug metabolism in young women

    Number preferences in lotteries

    Get PDF
    We explore people's preferences for numbers in large proprietary data sets from two different lottery games. We find that choice is far from uniform, and exhibits some familiar and some new tendencies and biases. Players favor personally meaningful and situationally available numbers, and are attracted towards numbers in the center of the choice form. Frequent players avoid winning numbers from recent draws, whereas infrequent players chase these. Combinations of numbers are formed with an eye for aesthetics, and players tend to spread their numbers relatively evenly across the possible range

    Drug dosing during pregnancy—opportunities for physiologically based pharmacokinetic models

    Get PDF
    Drugs can have harmful effects on the embryo or the fetus at any point during pregnancy. Not all the damaging effects of intrauterine exposure to drugs are obvious at birth, some may only manifest later in life. Thus, drugs should be prescribed in pregnancy only if the expected benefit to the mother is thought to be greater than the risk to the fetus. Dosing of drugs during pregnancy is often empirically determined and based upon evidence from studies of non-pregnant subjects, which may lead to suboptimal dosing, particularly during the third trimester. This review collates examples of drugs with known recommendations for dose adjustment during pregnancy, in addition to providing an example of the potential use of PBPK models in dose adjustment recommendation during pregnancy within the context of drug-drug interactions. For many drugs, such as antidepressants and antiretroviral drugs, dose adjustment has been recommended based on pharmacokinetic studies demonstrating a reduction in drug concentrations. However, there is relatively limited (and sometimes inconsistent) information regarding the clinical impact of these pharmacokinetic changes during pregnancy and the effect of subsequent dose adjustments. Examples of using pregnancy PBPK models to predict feto-maternal drug exposures and their applications to facilitate and guide dose assessment throughout gestation are discussed

    Between goat-farm biological variability of the nematode

    No full text
    Seven dairy-goat farms from the centerwest of France were investigated for morphology and ecology of first-stage larvae (L1) of Muellerius capillaris before and after treatment of goats with febantel, a probenzimidazole anthelmintic. The lengths, survivals at 20 and -20°C, and infectivity of L1 to intermediate host Helix aspersa, were different between farms. The between farms differences in survivals were reduced after treatment of goats with febantel. The observed between farm differences in L1 did not seem to be related to farm characteristics (intensity of treatments, susceptibility to febantel, and intermediate host species)
    corecore