18 research outputs found

    CONTEMPT OF COURT

    Get PDF
    Contempt Of Court merupakan istilah dan pranata yang berasal/lahir dari sistem hukum Common Law, yakni berasal dari bahasa inggris. Contempt berarti melanggar, menghina, memandang rendah. Court yang berarti Pengadilan. Pengertian Contempt of Court adalah setiap tindakan atau perbuatan, baik aktif maupun pasif, tingkah laku, sikap dan/atau ucapan, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang bermaksud merendahkan dan merongrong kewibawaan, martabat dan kehormatan institusi peradilan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang sehingga mengganggu dan merintangi sistem atau proses penyelenggaraan peradilan yang seharusnya. Di Indonesia pengertian dan istilah Contempt Of Court baru secara resmi diakui legitimasinya, yakni semenjak lahirnya Undang – Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, yang mengamanatkan dalam penjelasan umum butir 4 alinea ke 4 tentang perlu dibuatnya suatu Undang- Undang yang mengatur penindakan terhadap Contempt Of Court. Kemudian dalam Undang – Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang program Pembangunan Nasional tahun 2000 – 2004 juga mencantumkan dalam matriks kebijakan program Pembangunan Hukum, tentang perlunya ditetapkan Undang – Undang tentang Contempt Of Court, tahun 2002. Namun sampai saat ini amanat kedua Undang – Undang tersebut belum terlaksana, sehingga dalam praktek penegakan Hukum di Indonesia jika terjadi kasus Contempt Of Court, akan diterapkan pasal – pasal dalam perundang-undangan pidana. Khususnya pasal-pasal dalam KUHP yang dikategorikan sebagai delik Contempt of Court. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui landasan filosofis pengaturan,ruang lingkup dan bentuk-bentuk Contempt Of Court, serta ketentuan / pengaturan hukum pidana tentang contempt of court dalam perundang-undangan pidana di Indonesia dan juga untuk mengetahui penerapan peraturan pidana Indonesia, khususnya KUHP terhadap Contempt Of Court, apakah sudah memadai dalam situasi dan kondisi penegakan hukum dewasa ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasal-pasal dalam perundang-undangan pidana di Indonesia. Khususnya yang terdapat dalam KUHP yang dapat dikategorikan sebagai delik Contempt Of Court tidak diatur secara sistematis karena tidak dicantumkan secara khusus dalam satu bab, akan tetapi terserak-serak dalam beberapa buku dan beberapa bab, dan yang diatur hanya mengenai materi dari Contempt Of Court,sedangkan mengenai hukum acaranya tidak ada diatur, khususnya terhadap Contempt Of Court yang terjadi di depan persidangan seperti diatur pada Negara-negara Common Law, yang menerapkan proses sumir (Summary Process). Sedangkan penerapan pasal-pasal tertentu dalam perundang-undangan pidana Indonesia, kuhusnya KUHP terdapat kasus-kasus Contempt Of Court, belum memadai dalam situasi dan kondisi penegakan hukum di Indonesia dewasa ini,sehingga perlu ditindaklanjuti dengan ditetapkannya suatu undang-undang khusus yang mengatur Contempt Of Court, atau setidak-tidaknya mencantumkannya secara sistematis dalam KUHP Nasional yang baru atau merevisi KUHP yang ada sekarang. Disarankan agar peraturan perundang-undangan yang mengatur Contempt Of Court dapat benar-benar efektif dan sesuai dengan iklim penegakan hukum di Indonesia, harus diadakan penelitian yang mendalam dan komprehensif tentang Contempt Of Court oleh pemerintah dengan bekerjasama dengan para akademisi,puslitbang Hukum dan peradilan Mahkamah Agung, dan lembaga penelitian ilmiah lainnya. Dan sementara pengaturan yang khusus tentang Contempt Of Court belum disahkan, disarankan juga agar institusi peradilan dan aparat penegak hukum berbenah diri dengan meningkatkan kualitas, intelektualitas,profesionalitas, integritas moral dan taat kode etik profesi, sedangkan Mahkamah Agung agar dapat mengeluarkan surat peraturan (PERMA) yang berisi petunjuk atau pedoman tentang acara persidangan dan penindakan terhadap tindak pidana penyelenggaraan peradilan yang dikenal dengan Contempt Of Court

    © Author(s) 2014. CC Attribution 3.0 License. On

    No full text
    www.nat-hazards-earth-syst-sci.net/14/2041/2014/ doi:10.5194/nhess-14-2041-201

    Diagnose, mittelfristige Vorhersagbarkeit und Auswirkungen der Nordatlantischen Oszillation (NAO): Das Auftreten extremer Windgeschwindigkeiten und Gebietsniederschlaege ueber Mitteleuropa Abschlussbericht ueber die wissenschaftlichen Ergebnisse 1998 - 2000

    No full text
    In this research Rhine-floods at Cologne and severe storm events in Germany are investigated. Special emphasis is put on a possible link between these events and the North Atlantic Oscillation (NAO). Over Germany intensive storm events are identified with a statistical model based on gust-speed observations and NCEP-Reanalysis data. The model-output is validated to insurance data. It is found out that storm-probability in Germany increases with positive monthly and seasonal NAO-index values. Evaluations of scenario runs - simulating an intensification of greenhouse gas forcing due to anthropogenic emissions - show a trend to more positive phases of the NAO. For the future an increased number of severe storms is expected. An influence of the NAO on the Rhine floods can be stated. At slightly positive values of monthly NAO the frequency of floods is increased. Nevertheless, possible changes in the future NAO do have only a small influence on the number of events, but the impact on the flood-genesis has to be taken into account. (orig.)In dieser Studie werden Hochwasser am Rhein bei Koeln und schadenintensive Sturmereignisse in Deutschland untersucht. Insbesondere wird der Zusammenhang zwischen der Nordatlantischen Oszillation (NAO) und diesen Extremereignissen erarbeitet. Schadenintensive Sturmereignisse werden mit Hilfe eines statistischen Sturmschadenmodells basierend auf Boeen und NCEP-Reanalysedaten identifiziert. Das Modell wurde zuvor an Schadendaten der Versicherungsindustrie verifiziert. Auf Basis der identifizierten Stuerme wird die Auftretenshaeufigkeit intensiver Ereignisse in Deutschland in Abhaengigkeit der NAO untersucht. Es wird festgestellt, dass bei positiven Phasen der Nordatlantischen Oszillation auf monatlicher bis saisonaler Zeitskala im Winterhalbjahr ein deutlich erhoehtes Auftretensrisiko intensiver Sturmereignisse in Deutschland besteht. Auswertungen von Klimaszenarienlaeufen deuten auf einen verstaerkten Trend zu hoeheren Phasen der NAO in einem anthropogen veraenderten Klima hin, weshalb eine Zunahme der Zahl von schadenintensiven Stuermen in Mitteleuropa prognostiziert wird. Insgesamt ergibt sich bei leicht positiven monatlichen NAO-Indexwerten eine geringfuegig erhoehte Auftretenswahrscheinlichkeit von Hochwasserereignissen. Die erwarteten Aenderungen der NAO in der Zukunft deuten deshalb weniger auf eine Aenderung der Auftretenshaeufigkeit von Hochwassern hin, sondern lassen auf eine Aenderung der Genese schliessen. (orig.)SIGLEAvailable from TIB Hannover: F02B1319 / FIZ - Fachinformationszzentrum Karlsruhe / TIB - Technische InformationsbibliothekBundesministerium fuer Bildung und Forschung, Berlin (Germany)DEGerman
    corecore