13 research outputs found

    Fenomena sosial unik pada perokok wanita di kabupaten Lebong Bengkulu Indonesia

    Get PDF
    Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab dan proses perilaku merokok yang dilakukan oleh perokok wanita di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Metode: Penelitian fenomenologi dengan subjek penelitian wanita yang merokok dan tinggal di Kelurahan Tes, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam dan observasi pada 15 wanita perokok. Keabsahan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 2 orang tenaga promosi kesehatan puskesmas, dan kepada 4 orang suami wanita perokok. Hasil: Penyebab perilaku merokok pada wanita adalah karena meniru teman, pengaruh ibu yang juga perokok, dan keinginan mencium aroma asap rokok saat hamil. Perilaku merokok wanita terus berlanjut karena mereka merasa puas bila merokok setelah sudah makan, terutama saat merokok bersama saat makan gaji dan uleak. Jika mereka tidak merokok, mereka merasa kepala pening, mulut terasa pahit dan lidah terasa tebal. Selain itu, wanita perokok mendapat dukungan dari suami. Penelitian juga menemukan belum pernah dilakukan edukasi kesehatan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan untuk para wanita di Kelurahan Tes. Kesimpulan: Perlu ada edukasi kesehatan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan wanita. Perlu program layanan konseling untuk membantu perokok wanita untuk berhenti merokok dan mencegah wanita untuk tidak merokok.Unique social features of female smokers in Lebong district of Bengkulu IndonesiaPurposeThis study aimed to determine the cause and process of women’s smoking behavior.MethodThis research was a phenomenological study involving 15 women who smoke and live in Tes village, Lebong District of Bengkulu. Data collection was conducted through in-depth interviews and participant observation. The triangulation of data was reached through in-depth interviews on two public health center staff, and four husbands of the participants.ResultsResults showed that imitating friends, having smoking mothers, financial independency, increased sensitivity and desire for cigarette smoke smell when pregnant were the reasons women wanted to smoke. Also, they enjoy cigarette smoking after meals and smoked as part of their culture (smoke on the day received salary and celebrations day “uleak”). If they were not smoking they got headaches, bitter mouth and tongue felt thick, and felt support from husbands towards smoking behavior. The study also found that there was not any education about the impacts of smoking.ConclusionIt is indispensable to do health education about the negative impacts of smoking on health for women which requires a special program to help women smokers to stop smoking and prevent non-smoking women from starting smoking, such as quit smoking counseling services.

    The Acceptance of COVID-19 Vaccine: The Projection from the First Year of COVID-19 Pandemic in Indonesia

    Get PDF
    The Pandemic of COVID-19 affected not only the health sector but also other sectors. Herd immunity through vaccination was recommended by experts. This study purposed to describe the acceptance of the COVID-19 vaccine and to discover predictive factors of COVID-19 vaccine acceptance in Indonesia. This is a cross-sectional study. Data collection used an online platform conducted in August 2020. The questionnaire based on Survey Tool and Guidance by WHO Regional Office for Europe. Logistic regression was run to identify associated factors and to build a predictive model of vaccine acceptance. There were 164 respondents aged 19 – 56 years. About 70.1 percent of respondents showed a willingness to accept the vaccine for COVID-19. The predictive model consisted of age, perceived probability that has been infected and trust in government press releases with performance reaching 73 percent.  The trust of people in the government was the most important key to engaging people in vaccination. Evidence-based messaging delivered regularly by the government and consistent action between the government and health officers would educate and lead people's risk perceived and the decision to be vaccinated

    Karakteristik dan Kualitas Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Limbah Cair Rumah Sakit (Studi Deskriptif di Rumah Sakit X Kabupaten Jeneponto)

    Get PDF
    Hospital waste treatment is part of the hospital environmental sanitation efforts, the goals is to protecting the public from the dangers of environmental pollution from hospital wastewater and preventing the increase in nosocomial infections in the hospital environment, because it is known that hospital waste can contain potential dangers that are infectious, toxic and radioactive. This type of research is observational analytic in a descriptive approach to determine the quality of wastewater at the hospital X District of Jeneponto in 2020. Conducted at the hospital X Jeneponto Regency in June-July 2020. The sampling technique used was purposive sampling technique. The sample in this study was wastewater originating from 2 points, namely the inlet and outlet of WWTP, the sampling technique and the frequency of sampling were 2 times, namely on the day Friday morning and afternoon, for 1 Day. The parameters measured in this study were temperature, pH, BOD and COD. Based on the results of laboratory examinations of wastewater samples at the hospital X, Jeneponto Regency, can draw the conclusion that temperature, pH and BOD levels, still meet different requirements The COD level value at the inlet during the daytime sampling with a value of 74.0567 mg / l does not meet the requirements according to the Liquid Waste Water Quality Standard. Hospital based on the Regulation of the Governor of South Sulawesi Number: 69/2010 concerning Quality Standards and Criteria for Environmental Damage Appendix II Point D.3 Wastewater Quality Standards for Hospital Activities (COD = 70 mg / l). The BOD and COD of hospital X wastewater, it is hoped that the hospital management and management will allocate the operational funds needed in order to maintain the Wastewater Treatment Plant, especially in aerobic / anaerobic tanks as well as filtration and check the quality of wastewater every time. Every 6 months to find out how much influence the waste water has on the hospital environment and its surroundings. Keywords : waste management, wastewater, hospital, environmen

    Keracunan Pestisida Pada Petani Bawang Merah di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang

    Get PDF
    Peningkatan hasil pertanian dan perkebunan dalam rangka memenuhi permintaan pasar, maka petani melakukan program berupa budi daya tanaman dengan cara pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan yang tepat, perbaikan bercocok tanam serta sistem pengendalian atau pemberantasan hama terpacu dengan menggunakan pestisida. Petani sebagai pengguna pestisida mempunyai risiko tinggi terpapar pestisida yang mengakibatkan cacat tubuh dan kematian dan hasil peneliti menunjukkan tingginya angka kejadian keracunan di sebabkan oleh pestisida antara 20–50%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui factor yang berhuungan dengan kejadian keracunan pestisida pada petani bawang merah di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel sebanyak 157 orang dengan tehnik pengambilan secara Exhautice Sampling. Penelitian dilakukan di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000), penggunaan APD (p=0,000) dan Higiene Perorangan (p=0,000) dengan gejala keracunan pada petani bawang di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Diharapkan kepada petani bawang di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu agar lebih meningkatkan pengetahuan, menjaga dan meningkatkan derajat kesehatannya, mengingat karena petani bawang tidak terlepas dari penggunaan pestisida sehingga ancaman keracunan akan semakin besar, maka sebaiknya mulai dini gunakan pestisida secara benar dan aman sehingga terhindar dari keracunan akibat pestisida   Kata Kunci: Pestisida, KeracunanPeningkatan hasil pertanian dan perkebunan dalam rangka memenuhi permintaan pasar, maka petani melakukan program berupa budi daya tanaman dengan cara pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan yang tepat, perbaikan bercocok tanam serta sistem pengendalian atau pemberantasan hama terpacu dengan menggunakan pestisida. Petani sebagai pengguna pestisida mempunyai risiko tinggi terpapar pestisida yang mengakibatkan cacat tubuh dan kematian dan hasil peneliti menunjukkan tingginya angka kejadian keracunan di sebabkan oleh pestisida antara 20–50%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui factor yang berhuungan dengan kejadian keracunan pestisida pada petani bawang merah di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel sebanyak 157 orang dengan tehnik pengambilan secara Exhautice Sampling. Penelitian dilakukan di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000), penggunaan APD (p=0,000) dan Higiene Perorangan (p=0,000) dengan gejala keracunan pada petani bawang di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Diharapkan kepada petani bawang di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu agar lebih meningkatkan pengetahuan, menjaga dan meningkatkan derajat kesehatannya, mengingat karena petani bawang tidak terlepas dari penggunaan pestisida sehingga ancaman keracunan akan semakin besar, maka sebaiknya mulai dini gunakan pestisida secara benar dan aman sehingga terhindar dari keracunan akibat pestisida   Kata Kunci: Pestisida, Keracuna

    Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Perilaku Makan Mahasiswa di Kota Makassar 

    Get PDF
    Internet, sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi banyak sekali memberikan kemudahan untuk penggunanya dan telah masuk dalam semua bagian sendi kehidupan. Penggunaan internet dan media sosial saat ini bukan hanya untuk kebutuhan edukasi semata, namun juga dipergunakan untuk hiburan, belanja, media sosial dan hal lainnya. Hasil Survei Pangan tahun 2018 menemukan bahwa penduduk yang berusia di atas 10 tahun di Indonesia mempunyai perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan 40,7%, konsumsi maknan asin 26,2%, dan konsumsi makanan manis 53,1%, dan perilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 93,6%. Berbanding lurus dengan penggunaan internet yang juga semakin meningkat. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat bagaiman hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku makan, khususnya mahasiswa yang notabene merupakan kelompok yang menggunakan gadget sangat aktif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 86 reseponden, yang diambil secara purposive sampling. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan durasi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,624 > 0,05. Tidak ada hubungan frekuensi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,440> 0,05. Ada hubungan akses media sosial terkait informasi makanan dengan perilaku makan. Hasil p-value= 0,125> 0,05 dengan nilai ORcrude (95% CI)= 2,805 (1,123-7,005).   Kata kunci: internet, perilaku makan, social mediaInternet, sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi banyak sekali memberikan kemudahan untuk penggunanya dan telah masuk dalam semua bagian sendi kehidupan. Penggunaan internet dan media sosial saat ini bukan hanya untuk kebutuhan edukasi semata, namun juga dipergunakan untuk hiburan, belanja, media sosial dan hal lainnya. Hasil Survei Pangan tahun 2018 menemukan bahwa penduduk yang berusia di atas 10 tahun di Indonesia mempunyai perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan 40,7%, konsumsi maknan asin 26,2%, dan konsumsi makanan manis 53,1%, dan perilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 93,6%. Berbanding lurus dengan penggunaan internet yang juga semakin meningkat. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat bagaiman hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku makan, khususnya mahasiswa yang notabene merupakan kelompok yang menggunakan gadget sangat aktif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 86 reseponden, yang diambil secara purposive sampling. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan durasi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,624 > 0,05. Tidak ada hubungan frekuensi penggunaan media sosial dengan perilaku makan, hal tersebut ditunjukkan dengan p-value= 0,440> 0,05. Ada hubungan akses media sosial terkait informasi makanan dengan perilaku makan. Hasil p-value= 0,125> 0,05 dengan nilai ORcrude (95% CI)= 2,805 (1,123-7,005).   Kata kunci: internet, perilaku makan, social medi

    Faktor Risiko Penyakit Dekompresi Pada Nelayan Penyelam Di Pulau Barrang Lompo

    Get PDF
    Decompression sickness is a disorder or disease caused by the release and increase of gas bubbles from the dissolved phase in blood or tissue due to the pressure drop that is often experienced by diving fishermen. Symptoms include dizziness, joint pain, paralysis, and even death. This study aimed to determine the risk factors of decompression disease in divers in Barrang Lompo Island. This study used a Case-Control Study design. The study population was all divers with 15-64 years of age, either suffering or not suffering decompression sickness. The research subjects were 47 cases and 94 controls obtained by accidental sampling. The results showed that the depth of diving (OR = 2.641; Cl 95% = 1.285-5.428), frequency of diving (OR = 4.067; Cl 95% = 1.939-8.531), and length of diving (OR = 3.872; Cl 95% = 1.657-9.052) were the risk factors of the decompression disease incidence on divers in Barrang Lompo Island. It is suggested to divers and all members who participate in the search to prepare a dive plan according to procedures related to depth, frequency, and duration of dives to reduce the incidence of decompression sickness

    Level Of Anxiety Among College Students During COVID-19 Pandemic

    Get PDF
    Background: The Coronavirus outbreak which has become a pandemic for more than a year could potentially cause health problems, including mental health. Mental health problems can occur to any group of people including the students because of the policy of learning from home using online learning technology. Mental health disorders or problems that may occur during the COVID-19 pandemic are high levels of anxiety.   Methods: It was quantitative with a cross-sectional design study. The sample was 344 respondents that were collected through purposive sampling. It was available from 1 to 12 August 2021 using Depression Anxiety Stress Scales (DASS-42) Questionnaire via a google form. The data was analyze through frequency for univariate analysis and chi-square for bivariate analysis using statistical software Results: Based on the level of anxiety, the normal level was 13.1%; mild level was 8.7%; moderate level was 21.8%; severe level was 23.8%; extremely severe was 32.6%. The majority of respondents showed an extremely severe level of anxiety with a percentage. According to bivariate analysis, gender variable has a significant correlation to anxiety level while others have not. Conclusion: It is recommended for the college to provide and develop student counseling centers in order to support the psychological condition of students

    Penyuluhan Sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Tentang Garam Beryodium

    Get PDF
    Yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen dari hormon tiroid. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) prsentase rumah tangga yang mengkomsumsi garam beryodium di Indonesia tahun 2016-2017 mengalami peningkatan dari 90,8% menjadi 92,8%.  Program penyuluhan  garam beryodium bertujuan untuk memberikan edukasi guna meningkatkan kesadaran   masyarakat   tentang   pentingnya mengonsumsi garam beryodium. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa efektif pengaruh penyuluhan garam beryodium dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang konsumsi garam beryodium. Sasaran kegitan adalah masyarakat dusun pappanambea dengan jumlah minimal 15 orang. Analisis data menggunakan  uji pre post test. Berdasarkan hasil analisis perbandingan pre test dan post test, diketahui terjadi peningkatan jumlah pengetahuan dari 18 responden, pengetahuan dalam kategori cukup pada saat pre-test sebanyak 50% (9 responden) dan pada saat post-test sebanyak 88.9% (16 responden) maka pengetahuan cukup mengalami peningkatan 38,9%.Setelah di uji dengan menggunakan Uji 2 Related Samples Wilcoxon pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan diperoleh bahwa angka significancy menunjukkan p=0,001. Karena nilai p<0,05, dengan demikian membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan kata lain, penyuluhan garam beryodium memberi pengaruh terhadap terhadap pengetahuan masyarakat

    Senam Anti Hipertensi Sebagai Upaya Penurunan Tekanan Darah

    Get PDF
    Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang serius baik di Indonesia maupun di Dunia. Tujuan pengabdian ini yaitu upaya kesehatan masyarakat melalui senam anti hipertensi yang dapat memberikan informasi tentang senam anti hipertensi dan dapat menurunkan tekanan darah pada masyarakat. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat dusun Pappanambea dengan jumlah minimal 15 orang. Analisis data dilakukan dengan pengolahan data menggunakan SPSS 21 menggunakan  uji pre post test. Hasil menunjukkan berdasarkan hasil uji Wilcoxon signed rank test (p>0,05) perubahan yang tidak bermakna terhadap penurunan TDS dan TDD sebelum dan sesudah senam. Penurunan TDS dan TDD sebelum dan sesudah senam anti hipertensi dengan nilai rata-rata masing-masing sebesar 122,78 mmHg dan 81,67 mmHg menjadi 120,39 mmHg dan 80,44 mmHg. Kesimpulan: kegiatan pengabdian masyarakat berjalan lancar, semua masyarakat dapat mengikuti dengan baik. Ada penurunan tekanan darah TDS sebesar 2 mmHg dan TDD sebesar 1 mmHg. Hal tersebut membuktikan bahwa senam anti hipertensi dapat menurunkan tekanan darah masyarakat

    Penyuluhan Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Hipertensi

    Get PDF
    Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia baik negara yang maju maupun negara berkembang. Menurut WHO saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Program penyuluhan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi, selain itu juga untuk mengetahui seberapa efektif pengaruh penyuluhan hipertensi dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi. Sasaran kegiatan adalah masyarakat dusun pappanambea dengan jumlah minimal 15 orang. Analisis data menggunakan  uji pre post test. Berdasarkan hasil analisis perbandingan pre tes dan post test, diketahui terjadi peningkatan jumlah pengetahuan dari 18 responden, dimana pengetahuan dalam kategori cukup pada saat pre-test sebanyak 55,6% (10 responden) dan saat post-test sebanyak 83,3% (15 responden). Secara statistik pengetahuan dalam kategori cukup mengalami peningkatan 27,7%. Setelah di uji dengan menggunakan Uji 2 Related Samples Wilcoxon pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan diperoleh bahwa angka significancy menunjukkan p=0,011. Karena nilai p<0,05, dengan demikian membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan kata lain, penyuluhan hipertensi memberi pengaruh terhadap pengetahuan masyarakat
    corecore