21 research outputs found

    Ekstraksi dan Analisis Kimia Daun Gulinggang (Cassia alata Linn.) dengan Pelarut Air dan Etanol (The Extraction and Chemical Analysis of Gulinggang Leaves (Cassia alata Linn.) using Water and Ethanol as Solvents)

    Get PDF
    Gulinggang (Cassia alata Linn.) is a shrub that was used as a natural remedy by Japanese. However, the main compound of gulinggang in Kalimantan has not been identified. The purpose of the research were to identify its chemical and phytochemical compounds, as well as to determine the suitable methods and solvents for gulinggang extraction. The research used two methods of extraction: soxhlet apparatus and maceration; and three kinds of solution: water, ethanol 96% and water-ethanol (1:1). Gulinggang leaves extract was tested the chemical and phytochemical contents to identify the secondary metabolites compounds. The most dominant chemical compound found in the extracts is Methoxy, phenyl-oxime. The extraction method that gives maximum results on secondary metabolites of phytochemical compound was maceration methods using 96% ethanol. The result of secondary metabolites of phytochemical compound were alkaloids 0,04%; saponins 1,79%; tannins 0,10%; phenolics 5,12%; flavonoids as quercetin 0,09%; triterpenoid 0,05%; and steroids 1,02%.Keywords : Cassia alata Linn., extraction, gulinggang, phytochemica

    KARAKTERISASI SIFAT FISIKA DAN KIMIA CUKA KAYU DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

    Get PDF
    There’s so many pal solid waste or palm empty fruit bunches, but the utilization is not maximized, this research its to optimized utilization of palm solid waste to be wood vinegar and want to know the composition physical properties and chemical properties of wood vinegar from palm empty fruit bunches. Total yield of wood vinegar from palm empty fruit bunches its 15,94 % and total yield of charcoal its 64,58 %. GCMS result showing chemical properties from wood vinegar of burning &lt; 100oC its obtained 19 compound and burning &gt;100 oC its obtained 6 compound. The result physichal properties testing from crued wood vinegar its obtained specific gravity 1,0005 and 1,0010, pH value are 3,233 and 3,186, TAT content are 9,36 % and 11,12 %, phenol content its 0,44 %. The result physical properties testing from wood vinegar which has decolorizatin by activated carbon its obtained specific gravity are 0,9987 and 0,999, pH value are 3,036 and 3,012, TAT content are 8,29 % and 9,27 % and phenol content its 0,01 %.Keywords: palm bunches, wood vinegar, liquid smoke</p

    Ekstraksi dan Analisis Kimia Daun Gulinggang (Cassia alata Linn.) dengan Pelarut Air dan Etanol (The Extraction and Chemical Analysis of Gulinggang Leaves (Cassia alata Linn.) using Water and Ethanol as Solvents)

    Get PDF
    Gulinggang (Cassia alata Linn.) is a shrub that was used as a natural remedy by Japanese. However, the main compound of gulinggang in Kalimantan has not been identified. The purpose of the research were to identify its chemical and phytochemical compounds, as well as to determine the suitable methods and solvents for gulinggang extraction. The research used two methods of extraction: soxhlet apparatus and maceration; and three kinds of solution: water, ethanol 96% and water-ethanol (1:1). Gulinggang leaves extract was tested the chemical and phytochemical contents to identify the secondary metabolites compounds. The most dominant chemical compound found in the extracts is Methoxy, phenyl-oxime. The extraction method that gives maximum results on secondary metabolites of phytochemical compound was maceration methods using 96% ethanol. The result of secondary metabolites of phytochemical compound were alkaloids 0,04%; saponins 1,79%; tannins 0,10%; phenolics 5,12%; flavonoids as quercetin 0,09%; triterpenoid 0,05%; and steroids 1,02%.Keywords : Cassia alata Linn., extraction, gulinggang, phytochemical</em

    KUALITAS MINYAK BIJI KARET SEBAGAI MINYAK PANGAN ALTERNATIF PASCA PENGHILANGAN HCN

    Get PDF
    The rubber seeds (Hevea brasiliensis) can be used because rubber seed contains a high fat or oil contain so that it can be utilized as being edible oil. However, the problem is the presence of Hydrogen Cyanide (HCN) toxic compound in the rubber seeds which is so dangerous. Cyanide acid it can be reduces with soaking and boiling process. The purpose of this research were to known quality of rubber seeds. Rubber seeds oil was produced after HCN content was reduced. Mean yield of rubber seeds was 20,13%. Quality testing is done with a few key parameters on which oil fatty acid composition, acid number, peroxide number and iodine number. Total saturated fatty acid content was 14.1% and an unsaturated fatty acid was 85.9%, the mean value of the acid number was 4.19 mgKOH / g, peroxide value MeqO 11.17 / kg and iodine number of 140 g iodine / 100 g. These results indicate that good quality oil for edible oils when compared with the standard.Keywords : rubber seeds, rubber seeds oil, edible oi

    PENGARUH PERENDAMAN DAN PEREBUSAN TERHADAP KADAR HCN PADA BIJI KARET

    Get PDF
    Biji karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu bagian dari pohon karena yang dapat dimanfaatkan, biji karet memiliki kandungan lemak atau minyak yang tinggi sehingga minyak tersebut dapat dimanfaatkan salah satunya menjadi minyak pangan.Namun, kendala yang dihadapi adalah adanya senyawa racun yang terdapat pada biji karet yaitu asam sianida (HCN) yang sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Asam sianida pada biji karet dapat dikurangi melalui proses pengolahan seperti perendaman dan perebusan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perlakuan yang tepat untuk menurunkan kadar HCN dalam proses pembuatan minyak pada biji karet. Variasi perendaman yang dilakukan adalah 12 jam, 24 jam dan 36 jam, sedangkan perebusan dilakukan selama 0 jam ;  0,5 jam ; 1 jam dan 1,5 jam. Perlakuan yang memberikan nilai penurunan kadar HCN paling besar adalah perendaman selama 24 jam yang dilanjutkan perebusan selama 1,5 jam, penurunan yang dihasilkan hingga 98,26 % dari kadar HCN awal sebesar 111,19 mg/L dan kadar HCN setelah perlakuan tersebut sebesar 1,93 mg/L

    PENGARUH PEMBERIAN INFUSA TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH DAN MDA SERUM MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

    Get PDF
    Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan hiperglikemia yang jika terjadi secara terus-menerus akan menghasilkan radikal bebas berlebihan yang berperan dalam komplikasi diabetes. Teh hijau memiliki banyak kandungan katekin yang berperan sebagai antihiperglikemik dan antioksidan untuk mencegah komplikasi diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teh hijau terhadap kadar gula darah dan MDA serum mencit yang diinduksi aloksan. Penelitian ini merupakan true experimental dengan randomized post-test control group design. Sampel terdiri dari 35 ekor mencit yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), perlakuan 1 (P1), perlakuan 2 (P2), dan perlakuan 3 (P3). Kelompok K- adalah kelompok normal yang hanya diberikan diet standar, kelompok K+ diinduksi aloksan saja, kelompok P1, P2, dan P3 diinduksi aloksan dan diberi infusa teh hijau 1%, 2%, dan 4% selama 15 hari. Rata-rata kadar gula darah kelompok K-, K+, P1, P2, dan P3 adalah 73,14 mg/dl, 210 mg/dl, 164,57 mg/dl, 152,57 mg/dl, dan 135,83 mg/dl. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok P1, P2, dan P3 dengan kelompok K+ dengan nilai p=0,001. Rata-rata kadar MDA serum kelompok K-, K+, P1, P2, dan P3 adalah 2,54 nmol/mg, 4,04 nmol/mg, 3,05 nmol/mg, 2,87 nmol/mg, dan 2,47 nmol/mg. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok P1, P2, dan P3 dengan kelompok K+ dengan nilai p=0,001. Kesimpulan hasil penelitian adalah pemberian infusa teh hijau berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah dan MDA serum mencit yang diinduksi aloksan. Kata kunci: teh hijau, Camellia sinensis, diabetes melitus, gula darah, MDA serum, aloksa

    KARAKTERISASI LABEL KOLORIMETRIK DARI KARAGENAN/NANOFIBER SELULOSA DAN EKSTRAK UBI UNGU UNTUK INDIKATOR KERUSAKAN PANGAN

    Get PDF
    Pada peneltian ini digunakan sumber antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) (EUU) dengan matriks karagenan dan nano fiber selulosa (NFC) dari serat daun nanas (Ananas comosus). Bahan yang digunakan merupakan bahan alam yang dapat diperbaharui dan digunakan pada industri pangan. Salah satunya adalah industri kemasan untuk digunakan sebagai kemasan aktif dan kemasan pintar, yang dapat digunakan  untuk memonitor dan menginformasikan kepada konsumen terkait kondisi pangan secara langsung. Untuk mempersiapkan label indikator ini, matrik karagenan/NFC ditambahkan ekstrak zat warna dari ubi ungu dengan beberapa konsenstrasi (0%,1%,3%,5% v/v), kemudian dibentuk film dengan menggunakan metode casting. Beberapa karakterisasi dilakukan antara lain, uji stabilitas zat warna terhadap pH, morfologi  sifat mekanik dan respon warna label indikator  terhadap kerusakan pangan. Hasil yang didapatkan menunjukan label indicator tersebut sensitive terhadap perubahan pH. Perubahan warna label yaitu dari warna pink menjadi bening kehijauan. Dari hasil uji sifat mekanik label yang memilik nilai kuat tarik paling tinggi adalah label dengan penambahan ekstrak 1% yaitu sebesar 3,01 Mpa, sedangkan untuk label dengan penambahan ekstrak diatas 1% sifat mekaniknya cenderung menurun. Begitu juga dengan hasil elongasi dan WVTR, penambahan ekstrak menyebabkan label cenderung bersifat hidrofil, dan hal ini dibutuhkan dalam mekanisme perubahan warna label. Dari hasil ini mengindikasaikan bahwa penambahan EUU ke dalam matrik karagenan/NFC memiliki potensi untuk dijadikan idikator kolorimetrik deteksi kerusakan pangan

    Pengaruh Variasi Aktivator dan Doping terhadap Nilai Daya Hantar Listrik dan Karakterisasi Karbon dari Bambu (Effect of Activator and Doping Variation on The Electrical Conductivity and Carbon Characteristics of Bamboo)

    Get PDF
    An added value of bamboo charcoal that is commonly used as an energy source could be increased by the addition of activator and metal doping. The objective of this research was to analyze the effect of the addition of activator and doping to the electrical conductivity and carbon characteristics for a raw material of bio-battery. Bamboo plantsused in this experiment were buluh, haur, and betung. Bamboo was carbonized inthe temperature range between 500oC and 600oC by pyrolysis method. Obtained charcoal was activated using two types of chemicals, KOH and HNO3, and then was doped with Zn and Ni. Furthermore, obtained carbon was made into nanoparticles using High Energy Milling. The structure and properties of the carbon were tested using PSA, SEM, and XRD; and the conductivity was also tested. The smallest particle size was obtained from ‘buluh’ bamboo charcoal with HNO3 activation and without a doping at 1030 nm. The diffractogram and topography of the bamboo charcoal varied depending on the metal doping added. The highest electrical conductivity (DHL) was obtained from betung charcoal with an activator of KOH and a doping of Zn at 7.02 mS/cm

    PERAN DINAS KOPERASI USAHA MIKRO DAN PERDAGANGAN DALAM PENERAPAN SNI PASAR RAKYAT GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING (Studi Pada Pasar Rakyat Bendo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek)

    Get PDF
    ABSTRAK Skripsi dengan judul “Peran Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Dalam Penerapan SNI Pasar Rakyat Guna Meningkatkan Daya Saing (Studi Pada Pasar Rakyat Bendo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek)” ini ditulis oleh Rizka Amelia Karima, NIM 12402173422. Pembimbing Ahmad Budiman, M.S.I. Penelitian ini di latar belakangi saat ini Pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan di pasar rakyat sehingga dapat mendorong perekonomian di setiap wilayah dalam beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek berupaya untuk terus meningkatkan eksistensi pasar rakyat melalui penerapan SNI. Pasar Rakyat Bendo merupakan pasar yang mendapatkan perhatian khusus untuk pengelolaannya. Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana peran Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan dalam penerapan SNI Pasar Rakyat guna meningkatkan daya saing? 2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang di hadapi Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan dalam penerapan SNI Pasar Rakyat? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sumber data yang diperoleh dari informasi, situasi lokasi, dan berkas dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi serta menggunakan teknik analisis data dan pengecekan keabsahan temuan. Hasil dari penelitian ini adalah peran Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan dalam penerapan SNI Pasar Rakyat guna meningkatkan daya saing pada Pasar Rakyat Bendo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, meliputi: pembangunan, pengelolaan, pemberdayaan. Faktor pendukung dan faktor penghambat peran Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan dalam penerapan SNI Pasar Rakyat guna meningkatkan daya saing pada Pasar Rakyat Bendo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, yaitu: faktor pendukung: persetujuan pedagang Pasar Rakyat Bendo, dan perencanaan (planning) Diskomidag Kabupaten Trenggalek. Faktor penghambat: minimnya anggaran, dan kurangnya petugas. Kata Kunci : Pasar Rakyat, Revitalisasi, Pemerintah Daerah, SNI Pasar Rakya

    PENGARUH JENIS DAN JUMLAH ADSORBEN SERTA LAMA PERENDAMAN TERHADAP CUKA KAYU UNTUK PENGAWET MAKANAN (The Effect of Type And Amount of Adsorbent and Soaking Time to The Characteristics of Wood Vinegar for Food Preservatives)

    Get PDF
    Wood vinegar contains antibacterial compounds and antioxidants which is important as preservative in the food industry. This research aims to identify the characteristics of wood vinegar after deodorized, because the smell of wood vinegar spoils the odour of foods preserved with wood vinegar. The deodorizing used three types of adsorbent such as bentonite, active sand and zeolite. It was performed with three variations of weight: 10, 25, and 50 grams, and three variations of the soaking time: 2, 4, and 6 hours. The deodorised wood vinegar was organoleptically tested by 20 panelists to smell the deodorised wood vinegar. The five smallest samples were tested from the total 27 samples. However, the fifth and sixth were the same so the total sample tested was six samples. The physical and chemical testing results stated that the treated wood vinegar odor reduction has changed the chemical content, decreased the levels of total acids about 69,35 %, and decreased the phenol content about 51,51 %. It resulted in the obtained values did not meet the standard quality of wood vinegar. From the results of GC-MS spectra, there are entrained Silica that dissolved in the wood vinegar after deodorizing. In conclusion, the adsorbent able to eliminate the odor but degrade the quality of wood vinegar.Keywords: food preservative, wood vinegar, adsorbent</p
    corecore