60 research outputs found

    Pengaruh penambahan tepung kacang hijau (phaseolus radiatus l) terhadap sifat fisik dan organoleptik es krim

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kacang hijau (Phaseolus radiatus L) terhadap sifat fisik dan organoleptik es krim. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu UHT, susu skim milk, whipeed cream, gula pasir, agar-agar ,kuning telur, dan tepung kacang hijau. Peralatan yang digunakan adalah kompor gas, panci, sendok kayu, mangkok wadah untuk bahan, spatula, pisau, gunting, gelas plastik, sendok es krim, cup es krim, gelas ukur, mixer, timbangan, freezer, dan alat uji organoleptik yaitu tissue, aqua, ketimun, kertas, kuisioner dan alat tulis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 dan 4 ulangan. Data dianalisis menggunakan (ANOVA) dan uji organoleptik menggunakan skala hedonik dengan 30 panelis. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan penambahan tepung kacang hijau P0, P1, P2, P3,dan P4 memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap Overrun, aroma, tekstur, cita rasa, dan bebeda tidak nayata (P>0,05) terhadap warna, pH, dan titik leleh. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung kacang hijau sampai dengan 30% memberikan hasil yang baik terhadap sifat overrun dan 10% lebih disukai.

    Sifat fisik dan organoleptik es krim dengan penambahan ubi banggai ungu (Dioscorea alata L.)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ubi banggai ungu (Dioscorea alata L) terhadap sifat fisik dan organoleptik es krim. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah susu UHT, ubi banggai ungu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan untuk kualitas fisik, dan untuk pengujian organoleptik terdiri  dari 4 perlakuan dan 35 ulangan (panelis). Adapun perlakuan dalam penelitian  ini adalah:  P0 Tanpa penambahan ubi banggai ungu 0%, P1 Penambahan ubi banggai ungu 8%, P2 Penambahan ubi banggai ungu 16%, P3 Penambahan ubi banggai ungu 24%. Variabel yang diukur adalah sifat fisik, overrun, waktu leleh dan uji organoleptik warna, aroma, tekstur dan cita rasa. Data yang diperoleh dari semua variable dianalisis menggunakan analisis varians. Apabila terdapat perbedaan  rataan perlakuan akan dilanjutkan dengan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ubi banggai ungu memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap titik leleh, warna, dan cita rasa dan berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap overrun, aroma dan tekstur. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa penambahan ubi banggai ungu pada sampai dengan 8% menunjukkan kualitas fisik es krim yang baik dan secara organoleptik  dapat diterima oleh panelis. Kata kunci: Es krim, kualitas fisik, organoleptik, ubi banggai ungu (Dioscorea alata L

    The Use of Coconut Pulp as a Feed Substrate to Methanogenesis Inhibitor in in Vitro Rumen Fluid Fermentation

    Full text link
    This experiment was conducted to determine the effect of the adding of coconut pulp in ruminant feed on methane reduction in vitro. Rumen fluid and substrate of forage and concentrate in ratio 60:40 were in this study. This experiment consisted of five treatments of coconut pulp as followed: R1: feed substrates without the coconut pulp; R2: substrate feed with coconut pulp 5%; R3: substrate feed with coconut pulp 10%; R4: Substrate feed with coconut pulp 15% and R5: substrate feed with coconut pulp 20%. Each treatment was conducted to four replications. Fermentation was done using the Hohenheim Gas Test (HGT) incubated at 39oC for 72 hours. At the end of fermentation was determined production of methane, parameters of fermentation, microbial activity, feed digestibility and fatty acids profile of the ruminal fluid. Data obtained were analyzed by using analysis of variance using completely randomized design. The differences of mean values were analyzed by Duncan multiple range test (DMRT). The results showed that methane production has decreased about 13.74%-17.39% when the feed was given coconut dregs 15-20%. Based on the results of the study was concluded that the supplementation of coconut pulp up to 15-20% of 100% dry matter can be used as a substrate of ruminant feed, because it can reduce methane and does not interfere the microbial activity in the fermentation of rumen fluid through in vitro. The supplementation of coconut pulp can be a referencein designing the methanogenic inhibitor feed

    Theoretical Analysis the Optical Properties of Multi-coupled Silver Nanoshell Particles

    Get PDF
    The surface plasmon resonances of silver nanoshell particles are studied by Green’s function. The nanoshell system of plasmon resonances results from the coupling of the inner and outer shell surface plasmon. The shift of the nanoshell plasmon resonances wavelength is plotted against with different dielectric environments, several different dielectric cores, the ratio of the inner and outer radius, and also its assemblies. The results show that a red- and blue-shifted localized surface plasmon can be tuned over an extended wavelength range by varying dielectric environments, the dielectric constants and the radius of nanoshell core respectively. In addition, the separation distances, the distribution of electrical field intensity, the incident directions and its polarizations are also investigated. The study is useful to broaden the application scopes of Raman spectroscopy and nano-optics

    SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BAKSO DAGING SAPI DENGAN MEMANFAATKAN TEPUNG UMBI TALAS BELITUNG (Xanthosoma sagitifolium) SEBAGAI BAHAN PENGISI BAKSO

    No full text
    Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui sifat fisik dan organoleptik dari bakso daging sapi dengan menggunakan tepung talas belitung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan pengukuran data organoleptik menggunakan uji hedonik yaitu dengan menggunakan skala hedonik. Sebagai perlakuan ialah level tepung talas belitung pada bakso, yaitu 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari berat daging. Analisa meliputi sifat Fisik bakso yaitu, Kadar air, daya mengikat air dan susut masak serta pengujian organoleptik meliputi warna, tekstur, kekenyalan dan citarasa bakso. Analisis ragam menunjukkan bahwa level tepung talas belitung hingga 25 % dari berat daging memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap sifat fisik bakso yaitu kadar air dengan rataan berkisar antara 61,75%-66,83%, susut masak bakso daging sapi dengan rataan berkisar antara 9,74%-24,96% dan memberi pengaruh berbeda  nyata (P<0,05) terhadap daya mengikat air dengan rataan berkisar antara 18,51%-41,56%. Analisis ragam untuk uji organoleptik menunjukkan bahwa perlakuan memberi pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap warna bakso dengan rataan skor berkisar antara 4,55-5,32. Perlakuan memberi pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap tekstur dengan rataan skor berkisar antara 3,34-5,55, kekenyalan dengan rataan skor 3,95-5,66 dan citarasa bakso daging sapi dengan rataan skor 4,84-5,53. Dapat disimpulkan bahwa penambahan level tepung talas belitung hingga 20% dari berat daging sudah cukup untuk menghasilkan bakso daging sapi dengan sifat fisik yang baik dan secara organoleptik dapat diterima oleh konsumen

    Synset Based Multilingual Dictionary: Insights, Applications and Challenges

    No full text
    In this paper, we report our effort at the standardization, design and partial implementation of a multilingual dictionary in the context of three large scale projects, viz., (i) Cross Lingual Information Retrieval, (ii) English to Indian Language Machine Translation, and (iii) Indian Language to Indian Language Machine Translation. These projects are large scale, because each project involves 8-10 partners spread across the length and breadth of India with great amount of language diversity. The dictionary is based not on words but on WordNet SYNSETS, i. e., concepts. Identical dictionary architecture is used for all the three projects, where source to target language transfer is initiated by concept to concept mapping. The whole dictionary can be looked upon as an M X N matrix where M is the number of synsets (rows) and N is the number of languages (columns). This architecture maps the lexeme(s) of one language-standing for a concept-with the lexeme(s) of other languages standing for the same concept. In actual usage, a preliminary WSD identifies the correct row for a word and then a lexical choice procedure identifies the correct target word from the corresponding synset. Currently the multilingual dictionary is being developed for 11 languages: English, Hindi, Bengali, Marathi, Punjabi, Urdu, Tamil, Kannada, Telugu, Malayalam and Oriya. Our work with this framework makes us aware of many benefits of this multilingual concept based scheme over language pair-wise dictionaries. The pivot synsets, with which all other languages link, come from Hindi. Interesting insights emerge and challenges are faced in dealing with linguistic and cultural diversities. Economy of representation is achieved on many fronts and at many levels. We have been eminently assisted by our long standing experience in building the WordNets of two major languages of India, viz., Hindi and Marathi which rank 5th (similar to 500 million) and 14th (similar to 70 million) respectively in the world in terms of the number of people speaking these languages
    corecore