7 research outputs found

    MAKNA SIMBOLIK DALAM BAHASA RITUAL REBA PADA MASYARAKAT LUBA DESA TIWORIWU KECAMATAN JEREBUU KABUPATEN NGADA

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tata cara pelaksanaan upacara Reba dalam budaya masyarakat Kampung Luba   Desa Tiworiwu Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada, mendeskripsikan makna simbol-simbol bahasa ritual Reba di Desa Tiworiwu. Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi masyarakat Luba   dalam memaknai nilai-nilai upacara ritual Reba, sebagai bahan untuk memperkaya kekhasan kearifan lokal bangsa sebagai suatu nilai luhur yang dianut oleh masyarakat Ngada pada umumnya dan masyarakat Luba   Desa Tiworiwu pada khususnya, sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih lanjut masalah yang berkaitan dengan penelitian ini, sebagai informasi untuk membangkitkan dan menumbuhkan rasa cinta kearifan lokal lokal. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu suatu analisis yang menggambarkan secara rinci hasil-hasil temuan di lapangan yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan mewawancarai dan mengobservasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upacara ritual Reba pada masyarakat Luba   Desa Tiworiwu Kecamatan Jerebuu mempunyai tata cara atau pelaksanaan yang dilakukan pada saat upacara ritul Reba seperti didalam nilai-nilai tersebut  antara lain: nilai religius, nilai filosofis, nilai kesenian, nilai moral, nilai magis, nilai ekonomi, nilai sosial, nilai hukum,dan nilai pendidikan.Ritual Reba merupakan sebuah acara yang patut dilaksanakan selama setahun sekali  perlu ditaati sejak dari  leluhur pada zaman dahulu kala dan harus terbawa terus sampai anak cucu. Apabila disia-siakan ritual Reba ini maka segala usaha tidak terkabul oleh perlindungan leluhur karena leluhur inilah yang membentuk budaya adat ritual Reba sehingga dikembangkan oleh generasi penerus. Dengan adanya upacara Reba dapat mengingatkan pesanan yang telah ditinggalkan oleh leluhur (Sili Ana Wunga) sebagai pioner pertama penyelenggara budaya Reba. Perayaan adat Reba merupakan upacara ritual magis karena seluruh tahapan upacara Reba wajib didahului dengan pemberian sesajian Roh  arwah leluhur agar dapat menguasai alam sehingga perayaan Reba dapat berjalan dengan baik.      Kata Kunci: Makna Simbolik Bahasa Ritual Reba  ABSTRACTThe background of this research is very important for the community as a ritual ceremony Luba   Reba embrace the values of the humanitarian nature that need to be maintained for the younger generations are relevant to the procedures established by the ancestral ceremonies. With the ritual Reba, Luba   people still believe in good faith that is not extinct and still retain its own culture and do not care about foreign cultures. The purpose of this study is to describe procedures for Reba ceremony in the village of Luba   culture Tiworiwu Jerebuu Ngada District, describes the meaning of symbols in a ceremony at Village Tiworiwu Reba. The benefits of this research is as an input for the Luba   in meaning values Reba ritual ceremonies, as a material to enrich the cultural distinctiveness of the nation as a virtue embraced by the community and society in general Ngada Luba   Village Tiworiwu in particular, for information for researchers others who wish to further examine the problems associated with this research, as information to generate and foster a love of local culture. This study is a qualitative descriptive analysis that describes in detail the findings in the field who use the questions. This study uses data collection techniques that is by interviewing and observing. Data analysis technique used is descriptive qualitative.The results showed that in the ritual ceremony at the Luba   Village Reba Tiworiwu Jerebuu District has procedures or operations to be carried during the ceremony ritual Reba like in those values among others: the religious, philosophical values, artistic values, moral values, the magical , economic value, social value, legal value, and value education. Reba ritual is an event that should be implemented over a year since it need to be adhered to from ancestors in ancient times and must be carried on until our children and grandchildren. If the ritual Reba wasted this then all the effort is not granted by the ancestors for protection of ancestral indigenous culture that has shaped so that Reba rituals developed by future generations. With the ceremony to remind Reba orders that have been left by the ancestors (Sili Ana Wunga) as the first pioneer of cultural organizers Reba. Reba is the customary celebration of a magical ritual for all phases of the ceremony must be preceded by Reba Spirit giving offerings to ancestral spirits can control nature so that the celebration of Reba can run well. Keywords: symbolic language meaning of the ceremony Reb

    Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Contextual Teaching And Learning Pada Tema Pahlawanku Untuk Siswa Kelas IV SDK Olakile Kecamatan Boawae

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menghasilkan LKS berbasis Contextual Teaching and Learning pada tema pahlawanku yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV di SDK Olakile. (2) Mengetahui kualitas hasil uji produk pengembangan LKS berbasis Contextual Teaching and Learning pada tema pahlawanku yang sesuai dengan karakteristik siswa. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Katolik Olakile dengan sampel 10 orang. Penelitian ini merupakan pengembangan LKS berbasis CTL ini dikembangkan dengan model ADDIE yang terdiri atas lima langkah yaitu: (1) analyze, (2) design, (3) development, (4) implementation, dan (5) evaluation. Penelitian ini masih sederhana yaitu pada tahap validadi tim ahli dan ujicoba ke siswa. Hasil uji validitas yang dilakukan pada ahli bahasa memperoleh skor rata-rata 4,33 dengan kriteria sangat baik. Uji validitas yang dilakukan oleh ahli isi/konten materi memperoleh rata-rata skor 33,44 dengan kriteria baik. Uji validitas yang dilakukan oleh ahli desain pembelajaran memperoleh rata-rata skor 35,55 dengan kriteria baik. Uji validitas yang dilakukan oleh pengguna produk memperoleh rata- rata skor 4,81 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil uji coba oleh ahli dan siswa sehingga hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan pada kategori sangat baik. Maka pengembangan lembar kerja siswa berbasis Contextual Teaching and Learning ini layak untuk digunakan

    ANALISIS KEBUTUHAN SUMBER BELAJAR BERBASIS BUDAYA LOKAL BAGI GURU SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan sumber belajar berbasis budaya lokal yang dialami guru SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru SD di Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. Guru yang dijadikan subjek oleh peneliti adalah untuk memperoleh data mengenai kepemimpinan guru, kinerja guru serta kegiatan-kegiatan guru yang dibuat dalam rangka membentuk perubahan sekolah. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah sumber belajar yang ada di SD Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Dalam proses pembelajaran di sekolah guru-guru sangat membutuhkan sumber belajar berbasis budaya lokal sebagai alat bantu. Sumber belajar berbasis budaya lokal di SD yang ada di Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada ada bermacam-macam yaitu suling (seruling), go laba (gong gendang), bombardom, foi doa, dan angklung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa beragam jenis sumber belajar telah digunakan dan di manfaatkan di SD yang ada di Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada secara baik dan benar. Dengan demikian, sumber belajar berbasis budaya lokal sangat penting bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

    PENINGKATAN LITERASI MEMBACA DENGAN PENDEKATAN MULTILINGUAL PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    This research aims to improve reading literacy skills with a multilingual approach in grade III elementary school students. The type of research used is classroom action research (PTK) using the Kemmis and McTaggar design. The research subjects were 15 Class III SDK Joge students, consisting of 9 women and 6 men. Data collection techniques use interviews, direct observation, and documentation. In addition, this classroom action research was carried out in two cycles and went through several stages such as planning, action, observation, and reflection. The research results are based on the results of tests carried out in cycle I and cycle II, namely cycle I got an average of 43% and in cycle II there was an average increase of 74%. An increase of 31% from cycle I to cycle II shows that the use of learning pendekatan through a multilingual approach can be an effective means of improving reading literacy skills. Even though the research results show the effectiveness of using multilingual pendekatan, continuous evaluation, and improvement are needed in order to overcome limitations for students who experience problems related to reading literacy skills

    PENINGKATAN LITERASI MEMBACA DENGAN PENDEKATAN MULTILINGUAL PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    This research aims to improve reading literacy skills with a multilingual approach in grade III elementary school students. The type of research used is classroom action research (PTK) using the Kemmis and McTaggar design. The research subjects were 15 Class III SDK Joge students, consisting of 9 women and 6 men. Data collection techniques use interviews, direct observation, and documentation. In addition, this classroom action research was carried out in two cycles and went through several stages such as planning, action, observation, and reflection. The research results are based on the results of tests carried out in cycle I and cycle II, namely cycle I got an average of 43% and in cycle II there was an average increase of 74%. An increase of 31% from cycle I to cycle II shows that the use of learning pendekatan through a multilingual approach can be an effective means of improving reading literacy skills. Even though the research results show the effectiveness of using multilingual pendekatan, continuous evaluation, and improvement are needed in order to overcome limitations for students who experience problems related to reading literacy skills

    PENDAMPINGAN BELAJAR PADA PROGRAM MERDEKA BELAJAR DENGAN METODE PARTICIPATORY APPROACH UNTUK MEMBANGUN SEMANGAT SISWA SEKOLAH DASAR DAN TK DI DESA KOTAGANA KECAMATAN MAUPONGGO KABUPATEN NAGEKEO

    Get PDF
    Desa Kotagana merupakan sebuah desa yang ada di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan mulai 5 Desember 2022 sampai 5 Januari 2023, Berdasarkan data yang diperoleh Desa Kotagana memiliki kondisi, potensi, dan permasalahan yang berbeda-beda seperti adanya permasalahan yang dirasakan siswa SD dan TK setelah dampak Covid-19, sehingga  siswa-siswi kembali melakukan proses belajar mengajar di sekolah secara aktif dan juga mendapat pendampingan belajar khusus di rumah dari mahasiswa KKN STKIP Citra Bakti. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sebagai program pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sebagai salah satu perwujudan tridharma perguruan tinggi. KKN adalah media yang digunakan untuk mentransfer IPTEKS yang dikaji dan dikembangkan di Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STKIP Citra Bakti. Berdasarkan hal tersebut mahasiswa KKN STKIP Citra Bakti Ngada yang tidak terlepas dari fungsinya sebagai mahasiswa pendidikan, diharapkan mampu menyalurkan ilmu atau pengetahuan yang diperoleh dari bangku perkuliahan kepada orang lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam artikel ini ialah pendekatan partisipatif (Participatory Approach), untuk memberikan gambaran tentang kegiatan pendampingan belajar dalam meningkatkan minat belajar siswa sekolah dasar dari tingkat TK sampai SD di Desa Kotagana Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo. Sehingga artikel ini bertujuan untuk memahami fenomena pendampingan belajar pada program Merdeka Belajar yang terjadi secara holistic (utuh) berkaitan dengan membangun semangat belajar siswa sekolah dasar dengan cara deskripsi analisis secara induktif dalam bentuk kata-kata dan bahasa
    corecore