32 research outputs found

    Pengaruh Ekstrak Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Pada Kandungan Protein Daging Sapi Yang Dipapar Radiasi Gamma

    Full text link
    Pemanfaatan radiasi pengion pada teknologi pengolahan makanan memiliki dampak yaitu menimbulkan radikal bebas. Radikal bebas dapat berinteraksi dengan protein yang menyebabkan denaturasi protein. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisa pengaruh ekstrak cengkeh pada kandungan protein daging sapi yang dipapar radiasi gamma. Penelitian ini menggunakan radiasi gamma dari sumber Cs-137, Am-241, Co-60, dan Na-22. Daging sapi dipapar radiasi dengan variasi waktu paparan dan konsentrasi ekstrak serta kontrol tanpa pemberian ekstrak lalu diukur kandungan proteinnya menggunakan metode titrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak cengkeh dapat mempertahankan kandungan protein sekitar 95%. Pembentukan radikal bebas diawali oleh radiolisis air yang hasilnya akan berinteraksi dengan protein dan menyebabkan kerusakan protein. Semakin lama paparan radiasi, kandungan protein daging sapi juga akan semakin sedikit. Antioksidan dapat mempertahankan jumlah protein pada daging sapi dengan cara menangkap radikal bebas. Penambahan ekstrak cengkeh pada daging sapi sebelum diradiasi mempengaruhi kandungan proteinnya yaitu mempertahankan kandungan protein daging sapi sebesar 17,87%-19,75%

    Pengaruh Jenis Asam Amino Terhadap Jenis Radikal Bebas Pada Asap Rokok Kretek (Divine Cigarette)

    Full text link
    Identifikasi radikal bebas pada asap rokok divine (rokok yang diberi asam amino) telah dilakukan dalam penelitian ini. Pendeteksian radikal bebas dengan menggunakan ESR (Electron spin resonance). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa rokok yang tidak diberi asam amino dan yang telah diberi asam amino menghasilkan radikal bebas pada asapnya. Radikal bebas jenis FeS selalu terdeteksi pada setiap sample rokok divine. Rokok divine yang ditambahkan asam amino mempengaruhi jenis radikal bebas yang muncul pada setiap sample pengukurannya

    Identifikasi Emisi Fluorescence Pada Eksperimen Pengamatan Kalsium (Ca2+) Dalam Oosit Immature Kambing Yang Diberi Indikator Dye Fluo-3 Dengan Menggunakan Confocal Laser Scanning Microskopic (Clsm)

    Full text link
    Fluorescence Resonance Energy Transfer (FRET) merupakan suatu proses interaksi antara kedua fluorochromes dari donor ke akseptor pada jarak tertentu. Peristiwa Fluorescence Resonance Energy Transfer (FRET) dapat diamati dengan menggunakan Confocal Laser Scanning Microscope (CLSM) Fluoview FV 1000. Dalam penelitian ini dilakukan pegamatan pada oosit muda kambing dengan mengidentifikasi peristiwa FRET pada eksperimen pengamatan kalsium (Ca2+) dalam oosit muda dengan indikator dye Fluo-3, serta untuk mengidentifikasi efek dari dirubahnya filter untuk menangkap panjang gelombang emisi hasil fluorescence pada eksperimen pengamatan kalisum (Ca2+) dengan indikator dye Fluo-3, serta dari Fluo-3 ke bagian sel lain di dalam oosit muda. Oosit muda akan ditembak oleh laser Argon, dimana hasil penembakan laser tersebut akan mengeksitasi kalsium yang ada di dalam oosit, yang kemudian akan terjadi proses Fluorescence Resonance Energy Transfer (FRET) dari kalsium ke Fluo-3, dan Fluo-3 ke bagian sel lain. Hasil dari fluorescence tersebut akan dideteksi oleh 3 detektor. Pada penelitian ini Spesimen dapat dianalisa dengan cara memotong bagian yang akan diteliti, bagian yang dipotong itu berkisar di antara zona peluicida di dalam oosit muda, dengan mengidentifikasi intensitas emisi pada jarak 20 nm – 40 nm. Hasil yang didapatkan adalah terjadi peristiwa FRET dari kalsium ke Fluo-3 yang menghasilkan perbendaran warna hijau yang akan ditangkap oleh detektor (channel 1), dan terjadi peristiwa FRET dari Fluo-3 ke bagian sel lain yang menghasilkan perpendaran warna kuning dan merah yang akan ditangkap oleh detektor (channel 2 dan channel 3)

    Isolasi Dan Karakterisasi Dari Minyak Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Kering Hasil Distilasi Uap

    Get PDF
    Minyak cengkeh diisolasi dari bunga cengkeh (Syzigium aromaticum) kering dan dikarakterisasi berdasarkan sifat fisik dan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (KG-SM). Isolasi dilakukan dengan metode distilasi uap selama 8 jam. Karakterisasi minyak cengkeh berdasar sifat fisik yang meliputi warna, bau, indeks bias, dan berat jenis. Analisis komponen minyak cengkeh menggunakan KG-SM. Hasil isolasi diperoleh minyak cengkeh dengan rendemen 8,6 %. Minyak cengkeh yang diperoleh berwarna kuning muda, berbau khas cengkeh, indeks bias (20 oC) 1,5356 dan bobot jenis (15 oC) 1,0663 g/mL. Hasil analisis menggunakan KG-SM menunjukkan bahwa minyak cengkeh mengandung 6 komponen yaitu, eugenol 81,2 %, trans-karyofilen 3,92 %, alfa-humulen 0,45 %, eugenil asetat 12,43 %, karyofilen oksida 0,25 % dan trimetoksiasetofenon 0,53 %. Fakta lain menunjukkan bahwa pengeringan bunga cengkeh menyebabkan hilangnya beberapa komponen yang mudah menguap dalam minyak cengkeh

    Pengaruh Larutan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Dan Larutan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Terhadap Potensial Membran Alga Nitella SP. Yang Tercemar Tembaga (Cu)

    Full text link
    Salah satu jenis logam berat yang banyak mencemari perairan saat ini yaitu tembaga (Cu) yang disebabkan oleh limbah hasil pengolahan industri pelapisan logam. Tembaga merupakan unsur mikro mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit dan akan bersifat racun jika terakumulasi berlebihan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengukur dan menganalisis pengaruh larutan belimbing wuluh dan larutan jeruk nipis terhadap potensial membran Nitella sp. dalam air tercemar logam Cu. Pengukuran potensial membran alga menggunakan mikroelektroda yang dirangkai dengan mikroskop dan osiloskop. Mikroskop digunakan untuk mengamati struktur sel alga, sedangkan osiloskop digunakan untuk menampilkan gelombang yang menunjukkan nilai potensial membran alga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinngi konsentrasi Cu menyebabkan nilai potensial membran alga semakin menurun. Nilai potensial membran alga mulai bertambah naik menuju nilai normalnya seiring pemberian larutan belimbing wuluh dan larutan jeruk nipis dengan berbagai konsentrasi yang mana konsentrasi efektif larutan belimbing wuluh adalah 8% dan larutan jeruk nipis adalah 16% sampai 20%

    Studi Pengaruh Sawi Hijau (Brassica Juncea) Terhadap Jumlah Radikal Bebas Pada Mie Instan

    Full text link
    Perkembangan konsumsi pangan, khususnya mie instan, menunjukkan adanya laju pertumbuhan yang signifikan. Namun, banyak permasalahan yang timbul akibat konsumsi mie instan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah radikal bebas yang terdapat pada mie instan dan mengetahui pengaruh sawi hijau (Brassica juncea) terhadap jumlah radikal bebas pada mie instan. Metode yang dilakukan meliputi persiapan sampel, pengukuran sampel, dan analisis data. Sampel mie instan yang digunakan adalah mie instan tanpa bumbu dan dengan penambahan bumbu. Variasi persentase larutan antioksidan alami yang digunakan adalah 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Hasil yang didapatkan pada pengujian mie instan tanpa bumbu ditemukan tiga jenis radikal bebas, yaitu , , dan . Radikal bebas yang ditemukan pada mie instan dengan penambahan bumbu adalah dan . Jumlah radikal bebas pada mie instan dapat diturunkan dengan pemberian sawi hijau (Brassica juncea). Sawi hijau (Brassica juncea) dapat menurunkan jumlah radikal bebas karena mengandung senyawa aktif vitamin C, dan beta-karotenoid. Jumlah radikal bebas jenis dapat diturunkan oleh sawi hijau (Brassica juncea) sebesar 85,42%. Penambahan larutan sawi hijau (Brassica juncea) dapat menurunkan jumlah radikal bebas jenis dengan persentase 88,74%

    Pengaruh Kosentrasi Gula Dan Variasi Medan Listrik Dalam Madu Lokal Terhadap Perubahan Sudut Putar Polarisasi

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan agar dapat diperoleh analisa tentang pengaruh Perubahan konsentrasi glukosa dan kuat medan listrik dalam madu lokal terhadap Perubahan sudut putar polarisasi cahaya. Pengukuran Perubahan sudut putar polarisasi cahaya dilakukan dengan cara memancarkan cahaya terpolarisasi melewati sampel yang berupa madu murni dan madu yang diberi tambahan glukosa. Sampel selanjutnya diberi pengaruh medan listrik luar (0 kV/m atau tanpa medan – 25 kV/m) yang dihasilkan dari kapasitor plat sejajar. Setelah diberi pengaruh medan listrik luar dilakukan pengamatan Perubahan sudut putar polarisasi cahaya pada madu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kuat medan listrik yang mengenai madu dengan tambahan glukosa akan menghasilkan Perubahan sudut putar polarisasi yang semakin besar. Selain itu, besarnya konsentrasi glukosa di dalam madu juga mempengaruhi besarnya Perubahan sudut putar polarisasi cahaya. Perubahan sudut putar polarisasi cahaya akan meningkat secara linier akibat pengaruh medan listrik luar dan konsentrasi glukosa dalam madu murni

    Aktivitas Antioksidan Dari Minyak Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Kering Berdasarkan Aktivitas Antiradikal Yang Ditentukan Menggunakan Electron Spin Resonance

    Get PDF
    Pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antiradikal terhadap minyak cengkeh. Minyak cengkeh yang digunakan diperoleh dari hasil isolasi bunga cengkeh menggunakan distilasi uap selama 8 jam dan dilakukan karakterisasi menggunakan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM). Uji aktivitas antiradikal menggunakan Electron Spin Resonance (ESR) dilakukan terhadap radikal bebas dalam minyak jagung yang telah diradiasi dengan sinar UV pada λ= 254 nm selama 40 menit dengan variasi penambahan volume minyak cengkeh sebanyak 45, 50, 55, 60, 65 µL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume minyak cengkeh mempengaruhi aktivitasnya sebagai antiradikal. Aktivitas optimal antiradikal minyak cengkeh terhadap radikal alkil (60%), hidroksil (48,57%), dan peroksil (35,71%) diperoleh pada penambahan 55 µL minyak cengkeh. Penurunan luas kurva resonansi minyak cengkeh dan eugenol hampir sama, sehingga senyawa yang diduga berkontribusi pada aktivitasnya sebagai antiradikal adalah eugenol
    corecore