10 research outputs found

    Identifikasi Kesiapan Infrastruktur Permukiman Kampung Atas Air Manggar dalam Mengurangi Potensi Bencana Permukiman

    Get PDF
    Strategi pengembangan kota yang berbasis infrastruktur harus diintegrasikan dengan   Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan tercermin dalam struktur dan pola ruang di mana permukiman atas air Manggar telah ditetapkan sebagai permukiman tradisional yang dilindungi. kota Balikpapan memiliki perkampungan tradisional yaitu kampung atas air sungai Manggar yang berada tepat di maura Sungai Manggar. Kampung atas air Manggar ini   berfungsi sebagai permukiman bagi masyarakat nelayan. Karakter permukiman yang berada di sempadan sungai memiliki resiko terhadap bencana banjir permukiman. Kegiatan domestik dan non domestik (khususnya kegiatan perikanan) berkaitan langsung dengan beberapa aspek dalam infrastruktur permukiman yang menjadi bentuk mitigasi bencana banjir. Pelestarian lingkungan bukanlah ruang- ruang sisa di antara ruang-ruang terbangun, melainkan seharusnya unsur utama dalam tata ruang kota. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan infrastruktur hijau permukiman atas air Sungai Manggar yang berdampak langsung pada pencegahan bencana banjir permukiman. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan metode skoring. Hasil kajian menunjukan bahwa terdapat 2 kelas kesiapan infrastruktur yaitu tingkat kesiapan rendah dan tingkat kesiapan sedang. Terdapat 3 blok yang masuk kategori rendah yang berada di RT 04. Lokasi permukiman tersebut menjadi lokasi penjemuran ikan dan penjangkaran kapal. Selanjutnya diperlukan identifikasi lanjutan tentang kejadian bencana permukiman yang dapat dihubungkan dengan kesiapan infrastruktur hijau

    SOCIALIZATION OF UNDERSTANDING THE RISKS OF B3 HOUSEHOLD PRODUCTS AND WASTE

    Get PDF
    Abstrak: Rencana pengembangan prasarana persampahan di Kecamatan Balikpapan Utara menurut RDTR Kota Balikpapan masih diarahkan pada peningkatan daya tampung sampah skala lingkungan dan tahap pengelolaan akhir. Di antara berbagai jenis sampah permukiman atau domestik, terdapat sampah dan limbah yang mengandung unsur B3 (bahan berbahaya dan beracun). Limbah padat B3 rumah tangga apabila tidak dikelola secara benar berpotensi menimbulkan dampak ya pencemaran lingkungan dan membahayakan kesehatan. Saat ini, masyarakat belum memahami tentang perbedaan sampah B3 dan belum memahami cara/teknik pengelolaan sampah B3 yang benar. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini antara lain peningkatan pemahaman masyarakat permukiman terhadap jenis sampah B3 dan pengelolaannya untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Diperoleh bahwa tingkat pemahaman Ibu-Ibu RT 54 Kelurahan Karang Joang terhadap 36 jenis produk B3 rumah tangga adalah sekitar 69% saja. Setelah melalui proses sosialisasi, tingkatan pemahaman masyarakat terhadap produk dan limbah B3 rumah tangga yang dihasilkan meningkat menjadi 88,4%. Diketahui pula tingkat resiko tertinggi terdapat pada proses pembuangan sisa produk B3.Abstract: The solid waste infrastructure planning in the North Balikpapan Subdistrict according to the RDTR of Balikpapan is still directed to increase the capacity of waste at the environmental level and the final level. If the household B3 solid waste not managed properly, it can cause environmental pollution and endanger health. The communities do not understand the difference between B3 waste and donot yet understand the proper B3 waste management technique. The objectives of community service include increasing the understanding of settlement communities towards B3 waste types and their management to reduce environmental pollution. It was found that the level of understanding of the RT 54 Karang Joang Women towards 36 types of household B3 products is only 69%. After going through the process of socialization, the level of communities understanding of the products and B3 waste generated by households increased to 88.4%. It is also known that the highest level of risk is found in the process of disposing of the remaining B3 products

    TIPOLOGI STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG TRADISIONAL ATAS AIR MANGGAR DALAM PENGGUNAAN RUANG PERMUKIMAN NELAYAN

    Get PDF
    Kampung Atas Air Manggar merupakan salah satu permukiman tradisional yang dilindungi dan dilestarikan di Balikpapan Berdasarkan karakteristik bangunan, kegiatan perekonomian, lokasi geografis dan homogenitasnya menjadikan Kampung Atas Air Manggar memiliki kekhasan dalam struktur sosial. Lingkungan dapat mempengaruhi peluang kehidupan manusia berdasarkan jaringan sosial yang terbentuk dan yang telah terpengaruh oleh faktor spasial yang berbeda. Secara fisik, kampung ini memiliki kemiripan dengan kampung sempadan sungai yang seringkali mendapatkan julukan kampung kumuh. Akan tetapi, perbedaan kegiatan ekonomi di Kampung Atas Air Manggar yang didominasi kegiatan nelayan menjadi dasar tujuan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipologi struktur sosial masyarakat pada Kampung Atas Air Manggar dalam penggunaan ruang permukiman nelayan. Metode yang digunakan adalah social network analysis dengan perhitungan density dan centrality. Hasil penelitian ini menghasilkan temuan tingkatan density yang menunjukkan bahwa aliran informasi hanya dapat tersampaikan secara langsung dengan cepat pada kurang dari 20% pada tingkat RT. Peranan tokoh sentral memberikan pengaruh dalam aliran informasi sebagai salah satu unsur modal sosial. Tipologi jaringan sosial yang tergolong rendah juga dapat dilihat pada penggunaan ruang permukiman yang  didominasi oleh aktivitas rutin nelayan, pedagang, dan warga. Aktivitas pilihan dan aktivitas sosial bersifat terbatas, serta dipengaruhi oleh ikatan hubungan jaringan sosial yang rendah .

    Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Teluk Lombok Desa Sangkima Kecamatan Sangatta Selatan Melalui Konsep Community Based Tourism (CBT)

    Get PDF
    Wisata Pantai Teluk Lombok Desa Sangkima Kecamatan Sangata Selatan memiliki permasalahan kawasan yang harus dibenahi seperti adanya fasilitas yang masih kurang layak, belum berkembangnya daya tarik atraksi yang disajikan, kurangnya pemberdayaan masyarakat serta lingkungan dan belum optimalnya manajemen promosi yang ditawarkan kepada wisatawan. Berdasarkan kondisi wisata Pantai Teluk Lombok ini memiliki potensi yang sangat baik apabila dikelola dengan arahan pengembangan yang sesuai dikarnakan suasana kondisi alamnya yang indah seperti pasir coklat, biota terumbu karang, dermaga yang menjorok ke laut sebagai tempat bersantai. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk merumuskan arahan pengembangan  kawasan wisata Pantai Teluk Lombok Desa Sangkima Kecamatan Sangatta Selatan Melalui Konsep Community Based Tourism (CBT). Penelitian ini menggunakan Analisis Delphi untuk menentukan faktor-faktor prioritas perkembangan wisata berbasis Community Based Tourism (CBT). Hasil dari analisis Delphi ini ialah terdapat 9 faktor prioritas dimana terdiri dari ekonomi, sosial, lingkungan, atraksi, dukungan pemerintah, dukungan komunitas lokal, sarana prasarana, pemanfaatan dana dan citra kawasan. Faktor ini selanjutnya diskoring berdasarkan tingkat kepentingannya. Didapatkanlah Terdapat tujuh skala prioritas yang didapatkan melalui hasil skoring, untuk prioritas pertama faktor yang harus dikembangkan ekonomi dan peningkatan sarana prasarana, kedua lingkungan, ketiga dukungan pemerintah, keempat atraksi, kelima dukungan komunitas lokal, keenam pemanfaatan dana dan ketujuh citra kawasan.Kata kunci: Community Based Tourism, Analisis Delphi,Wisata Panta

    Analisis Faktor Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Teluk Lombok Desa Sangkima Kecamatan Sangatta Selatan Melalui Konsep Community Based Tourism (CBT)

    Get PDF
    Salah satu objek wisata di Kabupaten Kutai Timur yang sekarang masih kurang diketahui oleh banyak masyarakat luar daerah namun memiliki potensi ialah Pantai Teluk Lombok . Pantai Teluk Lombok memiliki beberapa daya tarik yang dapat dikembangkan yaitu keindahan alam seperti pasir kuning, biota terumbu karang, dan dermaga yang menjorok ke laut sebagai tempat bersantai. Berdasarkan wawancana dengan masyarakat sekitar diketahui bahwa wisata ini masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat, sehingga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat. Sampai tahun 2020 belum adanya program dan pembinaan pemerintah yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengunjung wisata yang nantinya dapat berdampak terhadap pengembangan kawasan wisata dan kurangnya pengelolaan juga pemberdayaan masyarakatnya dari dari segi promosi serta organisasi menjadikan wisatawan semakin lama semakin berkurang . Satu-satunya hiburan pada kawasan Pantai Teluk Lombok adalah berupa banana boat, yang dapat ditemukan di objek wisata lain dan tidak mencirikan karakteristk spesifik dari pantai tersebut. Belum adanya karakteritik hiburan yang unik dan berbeda dari wisata lain, sehingga manajemen promosi yang dilakukan belum maksimal. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis Faktor Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Teluk Lombok Desa Sangkima Kecamatan Sangatta Selatan Melalui Konsep Community Based Tourism  (CBT). Penelitian ini menggunakan Analisis Delphi untuk menentukan faktor-faktor prioritas perkembangan wisata berbasis Community Based Tourism (CBT). Hasil dari analisis Delphi ini ialah terdapat 9 faktor prioritas dimana terdiri dari ekonomi, sosial, lingkungan, atraksi, dukungan pemerintah, dukungan komunitas lokal, sarana prasarana, pemanfaatan dana dan citra kawasan. Faktor ini selanjutnya diskoring berdasarkan tingkat kepentingannya. Didapatkanlah Terdapat tujuh skala prioritas yang didapatkan melalui hasil skoring, untuk prioritas pertama faktor yang harus dikembangkan ekonomi dan peningkatan sarana prasarana, kedua lingkungan, ketiga dukungan pemerintah, keempat atraksi, kelima dukungan komunitas lokal, keenam pemanfaatan dana dan ketujuh citra kawasan.Kata kunci: Community Based Tourism, Analisis Delphi,Wisata Panta

    SPACE SYNTAX ANALYSES IN DEFINING THE CONNECTION OF DEVELOPMENT CENTERS IN BALIKPAPAN

    Get PDF
    Old town means an historic or original core of a city which signifies the city’s origin growth. When the city develops and expands its built area, the emergence of a new development center will be inevitable. This study focuses on the connection of the old and new development center of Balikpapan city. In defining the mentioned connection, the authors use Space Syntax theory and depthmapX[net] software to analyze connectivity, integration and choice of the observed networks. Space Syntax analyses helped defining the spatial configuration of the old and the new center of development of Balikpapan city which has higher scores in main connectors and lower scores in local streets which also defines the movement and accessibility of the observed area. It is hoped that this study would be beneficial in guiding the planning and design of the future development of Balikpapan city that is appropriate with its spatial configuration

    Evaluasi Fisik Fasilitas Taman Cerdas Kota Samarinda Menggunakan Metode Mapping Analysis

    No full text
    Urban park is a community necessity that should be equipped with adequate facilities to improve the quality of the urban environment. Taman Cerdas is an urban park in Samarinda City which is intended for children, however, the availability and quality of park elements and facilities are not fully cared for, such as some facilities are damaged and do not meet standards, especially for children. According to public green open space facilities requirements, urban parks need to be supported by good and sufficient quality facilities, so that they are accessible, particularly for children. This study aims to determine the availability and quality conditions of hardscape elements and facilities of Taman cerdas based on the standard of urban parks’ elements and facilities using the mapping analysis method. The results showed that the availability and quality conditions of the facilities, including pedestrian path, park benches, trash cans, play areas, information boards, sports areas, statues, and public toilets, are 22.2% available and appropriate, while 66.6% are available but not suitable, and 11.1% are unavailable.Taman Kota menjadi salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan, sehingga taman kota sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas yang memadai guna meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan. Taman Cerdas merupakan ruang terbuka hijau di Kota Samarinda yang diperuntukkan bagi anak-anak, akan tetapi elemen dan fasilitas di taman cerdas masih belum sepenuhnya diperhatikan ketersedian dan kualitasnya, seperti fasilitas dengan kondisi rusak dan belum memenuhi standar, khususnya bagi pengguna usia anak-anak. Berdasarkan ketentuan tentang Ruang Terbuka Hijau Publik, taman kota perlu didukung dengan kualitas elemen dan fasilitas taman kota yang baik dan memadai, sehingga dapat mengakomodasi seluruh pengguna terutama bagi anak-anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan dan kondisi kualitas elemen hardscacpe atau fasilitas Taman Cerdas berdasarkan standar elemen dan fasilitas taman kota dengan menggunakan metode analisis Mapping. Hasil analisis penelitian terhadap fasilitas seperti jalur pedestrian, bangku taman, tempat sampah, area bermain, papan informasi, area olahraga, patung dan toilet umum, menunjukkan sebesar 22.2% fasilitas Taman Cerdas telah sesuai, 66.6% fasilitas tersedia namun belum sesuai, dan 11.1% fasilitas tidak tersedia untuk menunjang aktivitas pengunjung

    Site Analysis Terhadap RTH Depan Stadion Panglima Sentik Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai Pengembangan Taman Aktif

    No full text
    Green open space is an open space that contains plants, plants and vegetation to support ecological, socio-cultural and architectural benefits that can benefit the community. As mandated by the North Penajam Paser Regency government through the 2013-2033 RTRW, the minimum area of ​​green open space is 30% of the total area of ​​the district. The total area of ​​green open space that already exists in North Penajam Paser Regency is 46,814 Ha where this right is still less than the mandated area of ​​5,420 Ha. One of the green open spaces in Penajam Paser Utara Regency is the RTH in front of the Panglima Sentik Stadium which has an area of ​​6.3 hectares which has been built since 2016, but since it was built this green space tends to be neglected. Therefore, a site analysis was carried out to determine the current condition of the site to facilitate the development of the site in the future potential and problems of the site as well as the tendency of area development on the siteRuang terbuka hujau merupakan sebah ruang terbuka yang  berisi tumbuhan, tanaman dan vegetasi guna mendukung manfaat ekologis, sosial budaya serta arsitektural yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Sesuai yang telah diamanatkan oleh pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara melalui RTRW tahun 2013-2033 luasan minimal RTH ialah 30% dar luas total wilayah kabupaten. Total luas RTH yang sudah terdapat pada Kabupaten Penajam Paser Utara ialah seluas 46,814 Ha dimana hakl ini masih kurang dari luasan yang diamanatkan yaitu 5.420 Ha. Salah satu RTH yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara ialah RTH Depan Stadion Panglima Sentik yang memiliki luas 6,3 Ha yang telah dibangun sejal tahun 2016, namun sejak dibangun RTH ini cinderung tidak terawatt dan terbengkalai. Maka dari itu dilakukan analisis tapak (Site Analysis) guna mengetahui kondisi tapak saat ini untuk memudahkan pengembangan tapak kedepannya

    Analisis Kerentanan Fisik Abrasi Pada Pulau Derawan, Kabupaten Berau

    No full text
    Derawan Island is a cluster of islands that are connected to the Tourism Area of the Derawan and Maratua Islands, East Kalimantan Province. This Island experienced a threat of abrasion which compared to data in 2007, the area of Derawan Island in 2020 shrank by 12.60 ha, while in 2018 there was a deterioration of the coastline as far as 15 meters. This has an impact on changing landscapes and damage to buildings in coastal areas, as well as social and economic activities. This research was done to discover the rate of physical vulnerability to treat the negative impact of abrasion. This research used the Spatial Multi-Criteria Analysis method, including weighting on variables and performing Weighted Overlays by reviewing the level of physical vulnerability caused by abrasion on Derawan Island. The results of this study were the Derawan Island Area experienced moderate abrasion levels of 51%  (6.33 Ha), whereas the area experienced high abrasion susceptibility of 19% (6.22 Ha), which covered the northern part of the island.Pulau Derawan merupakan gugusan kepulauan yang tergabung dalam Kawasan Pariwisata Kepulauan Derawan dan Maratua, Provinsi Kalimantan Timur. Pulau ini mengalami ancaman terhadap bencana abrasi yang dibandingkan dengan data  tahun 2007, luas pulau di tahun 2020 luas Pulau Derawan menyusut mencapai  12.60 Ha dan pada tahun 2018 terjadi kemunduran garis pantai sejauh 15 meter. Hal tersebut berdampak pada perubahan lanskap dan kerusakan bangunan di kawasan pesisir, serta aktivitas sosial dan ekonomi. Penelitian dilakukan untuk menemukan tingkat kerentanan fisik sebagai upaya penanganan dampak yang ditimbulkan oleh adanya abrasi di Pulau Derawan. Penelitian ini menggunakan metode spatial multi criteria analysis, meliputi pembobotan pada variabel dan melakukan Weighted Overlay dengan meninjau tingkat kerentanan fisik yang disebabkan oleh abrasi di Pulau Derawan. Adapun hasil penelitian ini, yakni Kawasan Pulau Derawan yang mengalami kerentan abrasi sedang mencapai 51% (16.33 Ha), sedangkan 19% (6.22 Ha) kawasan mengalami kerentanan tinggi terhadap abrasi, dengan cakupan area mayoritas berada pada bagian utara pulau. &nbsp

    LEGIBILITY ANALYSIS ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA DI KAWASAN PASAR SUDIMAMPIR KOTA BANJARMASIN

    No full text
    Sudimampir Market is in the Central Business District (CBD) area of ​​Banjarmasin City, South Kalimantan Province, which was initiated by a Dutch architect, Ir. Thomas Karsten in 1937. Around the 1960s this market began to grow rapidly because many foreign traders started trading around the area. The Sudimampir Market area is one of the oldest service trading areas in Banjarmasin City but does not show any distinct image physically that represents it as an old town area that can increase the number of visitors and can add value ​​to an area. The problem raised in this study is what are the characteristics of the five elements of city image in the Sudimampir Market Area that contribute to the image formation of the area as a whole. This study used Legibility Analysis to see the characteristics and legibility of the five elements of the city's image in the Sudimampir Market Area. The results showed that there were 3 path elements with characteristics that need to be improved and 3 path elements with invisible characteristics, 1 edge element, 1 district element, 9 intersection nodes elements and 3 activity nodes elements, and 1 landmark element. City image elements that describe the Sudimampir Market Area as the Old Town Area are the path and the district, while other elements do not enough describe the Sudimampir Market Area as the Old City Area of Banjarmasin.Pasar Sudimampir adalah pasar yang terletak pada wilayah Central Business District (CBD) Kota Banjarmasin, yang digagas oleh arsitek Belanda yaitu Ir. Thomas Karsten pada tahun 1937. Sekitar tahun 1960 an pasar ini mulai berkembang pesat karena banyak pedagang asing mulai berdagang di sekitar area tersebut. Kawasan Pasar Sudimampir merupakan salah satu kawasan perdagangan jasa tertua di Kota Banjarmasin, tetapi tidak menampilkan karakteristik spesifik secara fisik sebagai Kawasan Kota Lama, yang sebenarnya dapat meningkatkan minat pengunjung untuk berkunjung dan dapat menambah nilai pada kawasan tersebut. Permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana Karakteristik Lima Elemen Citra Kota di Kawasan Pasar Sudimampir yang dapat berkontribusi pada citra kawasan secara menyeluruh. Penelitian ini menggunakan Legibility Analysis untuk dapat melihat karakteristik dan keterbacaan dari lima elemen citra kota yang ada pada Kawasan Pasar Sudimampir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 elemen path dengan karakteristik perlu ditingkatkan dan 3 elemen path dengan karakteristik tidak terlihat, terdapat 1 elemen edge, 1 elemen district, dengan 9 elemen nodes persimpangan dan 3 elemen nodes aktivitas dan 1 elemen landmark. Identitas elemen citra kota yang menggambarkan Kawasan Pasar Sudimampir sebagai Kawasan Kota Lama adalah elemen path dan elemen district, sedangkan elemen lainnya belum menggambarkan Kawasan Pasar Sudimampir sebagai Kawasan Kota Lama Kota Banjarmasi
    corecore