Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional Dan Perbankan Syariah Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2014-2018)

The purpose of this study is to measure efficiency between conventional banks and Islamic banks during the 2014-2018 period. The data used in this study are secondary data collected from financial reports published by Bank Indonesia. The sampling technique used in this study was purposive sampling by taking a sample of 5 conventional banks and 5 Islamic banks. The measurement of efficiency in this study uses the Data Envelopment Analysis (DEA) method with an intermediation approach. The input variables used in this research are savings, assets, and labor costs, while the output variables are financing and income. The results of this study indicate that there is no significant difference between the efficiency of conventional banks and Islamic banks during the 2014-2018 period

Pengaruh reputasi auditar, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap peringkat obligasi

xv, 74 hlm. ; ilus. ; 27 cm + lampira

The influence of vegetation on soil temperature in Adventdalen Valley (Spitsbergen)

Pokrywa roślinna jest jednym z podstawowych czynników regulujących reżim termiczny przypowierzchniowych warstw gleby. Badania potwierdzają, iż może się on zmieniać pod różną pokrywą roślinną nawet w mikroskali. Na podstawie danych z okresu od 1 sierpnia 2018 do 31 lipca 2019 roku określono dobową, miesięczną oraz roczną zmienność temperatury przypowierzchniowych warstw gleby pod różną pokrywą roślinną w Dolinie Adventdalen w środkowej części Spitsbergenu. Badane stanowiska obejmowały punkty pokryte wełnianką Scheuchzera (Eriophorum scheuchzerii), mchem (Sanionia uncinata), trawami, wierzbą polarną (Salix polaris) oraz bez pokrywy roślinnej. Pokrywa roślinna miała największy wpływ na termikę gleb w okresie wegetacji. W okresie od jesieni do wiosny głównym czynnikiem kształtującym rozkład temperatury gleby jest pokrywa śnieżna oraz wieloletnia zmarzlina.Plant cover is one of the basic factors regulating the thermal regime of the subsurface soil layers. Research confirms that it can change under different plant cover, even on a microscale. Based on data for the period from 1st August 2018 to 31st July 2019 diurnal, monthly and annual variability of the temperature of the subsurface layers of soil was determined under different vegetation cover, in the Adventdalen Valley in the central part of Spitsbergen. The sites studied included sites covered with Scheuchzer's cotton-grass (Eriophorum scheuchzerii), moss (Sanionia uncinata), grasses, polar willow (Salix polaris) and without plant cover. Plant cover had the greatest impact on soil temperature during the growing season. In the period from autumn to spring, the main factor shaping the soil temperature is snow cover and permafrost

Thermal regime of Luvisols on Wiśnickie Foothills on the example from Łazy

Temperatura gleby charakteryzuje się silną zmiennością wraz z głębokością profilu glebowego. Największe wahania temperatury gleby występują w warstwach przypowierzchniowych, na które bardzo mocno oddziałuje temperatura powietrza. Wpływ ten zanika wraz z głębokością profilu. Temperatura gleby jest również bardzo zmienna w czasie. Zróżnicowanie to jest widoczne zarówno w krótkich oraz długich ramach czasowych. Na podstawie danych z wielolecia 2007-2016 określono dobową, miesięczną, roczną oraz 10-letnią zmienność temperatury gleby na różnych głębokościach, na przykładzie stacji naukowej Instytutu Geografii i Gospodarki Przestrzennej Uniwersytetu Jagiellońskiego w Łazach koło Bochni.Soil temperature is characterized by strong variability along with depth of the soil profile. The highest fluctuations of the soil temperature occur near the surface, where the impact of air temperature on soil temperature is the strongest. This impact disappears with depth of the soil profile. Soil temperature is also very variable along time. This variability is visible in the short and long time frames. Based on data gathered from 2007 to 2016 daily, monthly annually and decennary variability of the soil temperature was determined at different depths based on example of station of Institute of Geography and Spatial Management Jagiellonian University in Łazy near Bochnia

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA DISTRO SCREAMOUS DI KOTA BANDUNG

Brand image merupakan salah satu bentuk keunggulan bersaing yang dapat diciptakan perusahaan,dengan merek yang telah ada maka akan menciptakan image/citra yang positif di benak konsumen, karena brand image sebenarnya merupakan wujud apresiasi masyarakat pada umumnya dan konsumen pada khususnya terhadap produk perusahaan. Karenanya, brand image merupakan salah satu faktor yang menarik niat beli dari konsumen untuk membeli produk. Mengingat brand image termasuk sebagai faktor yang penting bagi perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul mengenai “Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Distro Screamous Clothing Di Kota Bandung”. Untuk mengukur dan menganalisa hubungan antara kedua variabel di atas, penulis menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden. Kemudian hasil pernyataan responden dari kuesioner tersebut diolah dan di analisis dengan menggunakan metode statistik dengan menggunakan alat bantu software SPSS 13 yaitu dengan Korelasi Rank Spearman, Koefisien Determinasi r. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan responden terhadap brand image distro Screamous diperoleh nilai rata-rata 3,49 yang menyatakan baik. Sedangkan tanggapan responden terhadap minat beli konsumen pada distro Screamous cukup tinggi, ditunjukan dengan nilai rata-rata 3,54. Pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen pada distro Screamous dapat dikatakan cukup kuat, itu ditunjukan dengan nilai Rs nya 0,592, artinya semakin baik brand image distro Screamous maka minat beli konsumen akan meningkat. Sedangkan hasil analisis koefisien determinasi (Kd) sebesar 35% menunjukan minat beli konsumen pada distro Screamous dipengaruhi sebesar 35% oleh brand image Screamous. Sedangkan sisanya sebesar 65% dipengaruhi oleh faktor lain diluar brand image misalnya harga,kualitas,kebutuhan dan lain-lain. Dari hasil uji statistik yaitu uji hipotesis dengan menggunakan distribusi t, perhitungan ternyata diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (7,271>1,663) yang berarti H0 ditolak dan Hi diterima. Maka terbukti bahwa brand image memiliki pengaruh yang positif terhadap minat beli konsumen, maka hipotesis yang diajukan penulis yaitu “Terdapat Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Distro Screamous di Kota Bandung”, dapat diterima

PENYELESAIAN SENGKETA PEGELOLAAN MAKAM SUNAN MURIA

Konflik horizontal sering terjadi pada masyarakat yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Yang sering terjadi ialah sengketa perselisihan kepemilikan hak atas tanah. Namun terdapat pula konflik yang berupa sengketa pengelolaan makam. Seperti yang terjadi pada Makam Sunan Muria yang terletak di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Konflik tersebut dilatarbelakangi perselisihan antara pihak juru kunci yang sah dan mendapat hak pengelolaan atas makam Sunan Muria dengan pihak Tim “Reformasi” 17 yang berupaya mengelola makam tersebut. Penelitian ini membahas bagaimana penyelesaian kasus sebelum masuk pada ranah peradilan maupun setelah adanya putusan dari sejumlah tingkat peradilan. Tidak hanya itu saja, penulis juga meneliti apakah putusan tersebut telah sesuai dengan peraturan yang berlaku hingga sejauh mana PEMDA setempat bertindak atas kasus tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif sedangkan terhadap permasalahannya dilakukan pendekatan yuridis sosiologis. Penulis mendapatkan data yang akurat dan otentik karena dilakukan dengan mengumpulkan sumber data baik data primer dan sekunder, yang disesuaikan dengan penelitian. Dari penelitian tersebut telah diketahui adanya 2 (dua) kesimpulan. 1. Terdapat upaya mediasi yang gagal karena tidak netralnya Pemda maupun kepala daerah setempat hal tersebut diketahui bahwa yayasan dibentuk tanpa melibatkan keluarga Juru Kunci; 2. Belum adanya penegakan terhadap peraturan tentang Benda Cagar Budaya. Dalam setiap putusanya, pengadilan belum sepenuhnya mempertimbangkan faktor sosial dan faktor historis, hal tersebut terlihat bahwa dalam hal pengelolaan atas objek sengketa pihak keluarga juru kunci sama sekali tidak dilibatkan. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk meninjau kembali perbuatan masing-masing para pihak yang bersangkutan. Pemda harus berupaya melanjutkan kasus tersebut dan harus bersikap netral. Penulis juga berharap penelitian ini berguna sebagai pengetahuan tentang kebenaran kasus sengketa tersebut