51 research outputs found

    Kelayakan dan Risiko USAhatani Jeruk Keprok Madura di Kabupaten Sumenep

    Full text link
    Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Buah Deptan (2009), potensi pengembangan tanaman jeruk keprok Madura di Kabupaten Sumenep, cukup besar yaitu seluas 400 hektar yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Dasuk, Kecamatan Ambunten dan Kecamatan Pasongsongan. Salah satu faktor yang dapat menenunjang keberhasilan pengembangan komoditas jeruk ini, adalah kelayakan ekonomis (menguntungkan secara finansial).Dipihak lain, petani sebagai pelaku utama kegiatan pengembangan jeruk keprok Madura dan sebagai produsen, harus mengetahui kemungkinan resiko yang akan diterimanya dan besarnya keuntungan dari USAha ini. Pengetahuan terhadap hubungan antara resiko dan keuntungan ini, akan memberikan dasar pertimbangan yang rasional bagi petani dalam mengembangkan komoditas jeruk keprok Madura. Informasi/data pada penelitian ini, diperoleh dari petani jeruk keprok Madura yang bibitnya berasal dari cangkokan dan mulai dibuahkan pada umur 3 (tiga) tahun.Pengukuran kelayakan finansial USAhatani jeruk keprok Madura dilakukan dengan melihat kriteria investasi, dan pengukuran terhadap hubungan antara tingkat resiko dengan keuntungan, diukur secara statistik dengan melihat koefisien variasi (coefficient of variation) dan batas bawah keuntungan. Kriteria investasi pada USAhatani jeruk keprok Madura menunjukkan nilai NPV sebesar Rp. 118,342,271 (> 0), Net B/C sebesar 1.38 (> 1) dan IRR sebsar 23,7% (> discount rate), sehingga proyek USAhatani jeruk keprok Madura dapat dikatakan go! (layak dilaksanakan).Periode yang diperlukan untuk menutup biaya investasi, yaitu 9 tahun 10 bulan (di bawah dari umur ekonomis proyek), sehingga proyek ini layak diusahakan. Selama periode proyek (15 tahun) nilai koefisien variasi (CV) didapatkan 0.588 (CV > 0.5) dan nilai batas bawah keuntungan (L) didapatkan sebesar Rp. (31,204,042) yang menunjukkan L < 0. Dengan demikian, pengusahatani jeruk keprok Madura harus berani menanggung resiko (kerugian) sebesar Rp. 31,204,042,- pada setiap proses produksi

    HIDROEKSTRAKSI DAUN KETAPANG (Terminalia cattapa L.) SEBAGAI PENGENDALI PENYAKIT ICE-ICE PADA BUDIDAYA Kappaphycus alvarezii

    Get PDF
    Ice-ice merupakan penyakit yang menyerang rumput laut Kappaphycus alvarezii yang menyebabkan perubahan warna thallus menjadi putih, menurunkan kualitas karaginan serta biomassa rumput laut. Daun ketapang diketahui memiliki sifat antimikroba. Ekstraksi daun ketapang dilakukan dengan metode rebus dan kukus. Aktivitas mikroba ice-ice diuji dengan metode difusi cakram dilanjutkan dengan pencarian konsentrasi minimum ekstrak dalam menghambat dan membunuh mikroba, ekstrak dengan konsentrasi terbaik akan dilanjutkan dengan uji klinis di Desa Palasa Pulau Poteran, Kabupaten Sumenep Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan tingkat antimikroba yang dihasilkan dari ekstrak daun ketapang dengan teknik perebusan dan kukusan sehingga diperoleh hasil ekstrak yang efektif dan ekonomis untuk menanggulangi penyakit ice-ice. Hasil penelitian aktivitas antibakteri esktrak daun ketapang yang paling efektif terhadap Vibrio alginolyticus adalah ekstrak daun ketapang yang direbus, dengan suhu 40°C dibuktikan dengan dihasilkan diameter zona hambat terbesar yaitu 17.27 mm dan tergolong dalam kategori kuat. Esktrak daun ketapang metode rebus pada suhu 40°C memiliki nilai konsentrasi hambat minimum sebesar 60% bersifat bakteriostatik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri V. alginolyticus. Hasil uji klinis menunjukkan ekstrak daun ketapang metode rebus suhu 40oC dapat menyembuhkan penyakit ice-ice, ditandai luas bercak putih yang berkurang bahkan hilang pada hari ketiga setelah perendaman dengan esktrak daun ketapang

    DISEMINASI CARA HIDUP SEHAT DAN SANITASI DI KAWASAN PESISIR PULAUAN KECIL POTERAN, SUMENEP MADURA

    Get PDF
    Abstrak: Kesehatan menjadi salah satu faktor penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Di Pulau Poteran, akses pelayanan kesehatan terhalang dengan keadaan geografis dan keadaan cuaca. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya perhatian masalah kesehatan dan kondisi sanitasi lingkungan masyarakat pesisir. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah diseminasi cara hidup sehat dan sanitasi kepada masyarakat di kawasan pesisir pulau Poteran, agar masyarakat (1) termotivasi untuk menjaga kebersihan lingkungan; (2) melakukan pencegahan dan penanganan secara dini terhadap penyakit; (3) mendorong peran serta, penguatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk berperan aktif dalam menangani sanitasi lingkungan. Metode yang dilaksanakan pada kegiatan ini adalah penyuluhan melalui media poster pendidikan sanitasi lingkungan berbahasa Madura yang tinggal di pulau kecil di pulau Poteran. Mitra kegiatan ini adalah Yayasan Jala Tani Pertiwi. Hasil evaluasi yang dilakukan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah sosialisasi menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman cara hidup sehat dan sanitasi sebesar 42%. Peningkatan pemahaman ini diharapkan mampu mengubah pola pikir dan perilaku hidup sehat masyarakat. Abstract:  Health is one of the determining factors for the quality of Human Resources (HR). In Poteran Island, access to health services is hindered by geography and weather conditions. This condition results in a lack of attention to health problems and environmental sanitation conditions in coastal communities. The purpose of this community service is the dissemination of healthy living and sanitation methods to communities in the coastal area of Poteran Island, so that people are (1) motivated to maintain a clean environment; (2) early prevention and treatment of disease; (3) encouraging participation, strengthening public awareness and concern to play an active role in dealing with environmental sanitation. The method used in this activity is to provide counseling and distribution of environmental sanitation education posters in Madurese language living on a small island on Poteran Island. The partner of this activity is the Jala Tani Pertiwi Foundation. The results of evaluations conducted using a questionnaire before and after the socialization showed an increase in understanding of healthy living and sanitation methods by 42%. This increase in understanding is expected to be able to change the mindset and behavior of healthy living in society.

    Analisis Permintaan Telur Konsumsi di Pasar Anom Baru Kabupaten Sumenep

    Get PDF
    Informasi mengenai keadaan pasar yang berkaitan dengan permintaan konsumen terhadap telur diperlukan oleh peternak dalam pengaturan produksi dan penjualannya. Tanpa adanya informasi maka perencanaan produksi dan penjualan akan meleset bahkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat permintaan telur konsumsi dan mengetahui variabel apa saja yang berpengaruh terhadap permintaan telur konsumsi (khusus yang paling tinggi permintaannya) di Pasar Anom Baru Kabupaten Sumenep. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja di Pasar Anom Baru Kabupaten Sumenep dengan pertimbangan pasar tersebut adalah pasar terbesar di Kabupaten Sumenep. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan kelengkapan telur konsumsi yaitu telur ayam ras, ayam buras, itik dan puyuh pada setiap pedagang, selain mepunyai kelengkapan yang disebutkan diatas mereka juga merupakan penyuplai telur bagi pedagang eceran di Pasar Anom Kabupaten Sumenep. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama pendapatan, harga telur ayam ras, harga rata-rata telur konsumsi lain, anggota keluarga dan selera berbengaruh nyata terhadap permintaan teur ayam ras. Secara parsial harga telur ayam ras dan anggota keluarga berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras. Sedangkan pendapatan, harga rata-rata telur konsumsi lain dan selera tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras

    OLAHAN RUMPUT LAUT DI PULAU POTERAN

    Get PDF
    Island Poteran one of the islands in Sumenep regency which has significant potential in the fisheries sector. In the year 2013, seaweed production amounted to 58027.61 kg with a value of 97,969,555 rupiah annually. But the use of seaweed in Pulau Poteran far only sold in fresh form. Though there are lots of processed plant that has a high sales value so that it can provide value added  The products that can be produced very diverse as seaweed ready though, jellies, candied kelp, and nata de seaweed. Total production is minimal and dependent on demand. Such products cannot penetrate the supermarket because there is no food safety certificate from the ministry of health and the consent of the industry. Packaging products do not meet food safety standards. Through the science and technology to the Community on KWT Putri Tani and KWT Permata District of Talango, then the outcomes expected are as follows: (1) skilled for on KWT Putri Tani and KWT Permata District of Talango in making jelly, candied and nata de seaweed in attractive packaging, (2) the resulting product is the product of jelly, candied and nata de seaweed in beautiful packaging (marketable), (3) Increased sales jelly, candied and nata de seaweed. KWT members apresiasif response and confident enough. The positive reaction was apparent from the members to continue the business of processed plant for domestic industry. After members of the training, participants are motivated to produce and begin to be marketed in the neighborhood. The production of nata de seaweed, dodol and sweets in a sale at some stores around the island Poteran and part of Sumenep

    PENERAPAN MANAJEMEN MUTU PADA BAGIAN PRODUKSI TEPUNG DAUN KELOR CV NURUL JANNAH KABUPATEN SUMENEP

    Get PDF
    CV. Nurul Jannah adalah perusahaan kecil menengah dengan jenis produk yang menjadi komoditas utama adalah tepung daun kelor. Penelitian dilakukan untuk mengetahui permasalahan dalam penerapan mutu serta menentukan alternatif strategi sebagai pemecahan masalah dalam penerapan manajemen mutu terpadu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Metode analisis menggunakan pareto diagram dan analytical hierarki process (AHP). Hasil penelitian menunjukan masalah utama dalam penerapan manajemen mutu secara berturut-turut sesuai tingkat kepentingan adalah pemenuhan persyaratan ijin BPOM (52,9%), kualitas bahan baku yang kurang baik (23,8%), dan jumlah pasokan bahan baku yang tidak menentu (13,2%). Akar masalah terhadap kepentingan pemenuhan persyaratan ijin BPOM adalah keamanan pangan (0,67). Kemudian untuk akar masalah dari kualitas bahan baku adalah kualitas bahan baku yang tidak sesuai SOP (0,58). Untuk akar masalah pasokan bahan baku yang tidak kontinu adalah kuantitas bahan baku (0,68). Hasil analisa menunjukkan alternatif perbaikan berturut-turut yang diprioritaskan yaitu: perbaikan sistem manajemen mutu (0,65), kemitraan kerja (0,23), dan peningkatan kinerja SDM (0,12)

    Pemanfaatan Informasi Pasar untuk Mengembangkan Produkgula Siwalan di Kabupaten Sumenep

    Get PDF
    Gula siwalan salah satu produk yang bisa mengubah kecanduan pada produk impor gula.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kriteria kebutuhan pasar, strategi pengembangan pada produk gula siwalan di Kabupaten Sumenep. Penentuan daerah penelitian dilakukansecara sengaja, dengan pertimbangan Pasar Anom dan Pasar Bangkal terdapat banyak pedagang produk gula siwalan.Pengambilan sampel dengan teori Roscoe, menggunakan 150 responden. Metode analisis yang digunakan deskrtiptif kualitatif dan Force Field Analysis (FFA). Hasil analisis menunjukkan kriteria kebutuhan pasar terhadap atribut produk gula siwalan yaitu bentuk, tekstur, warna, rasa, ukuran, dan kemasan dianggap penting oleh responden. Dalam mengembangkan produk terdapat faktor penghambat: kondisi cuaca yang mempengaruhi produk, tenaga kerja sedikit, modal sedikit, teknologi sederhana, dan dukungan pemerintah. Dan faktor pendorong: adanya home industri, bahan baku tersedia, kekhasan produk, dapat bersaing dipasaran, dan daya tarik wilayah. Mengembangkan produk gula siwalan menggunakan strategi pemasaran massalkarena lowtech, dimana produk gula siwalan dibuat dan dipasarkan secara massal. Satu-satunya pembeda produk antar home industri dengan melalui brand home industri yang bersangkutan

    HIDROEKSTRAKSI DAUN KETAPANG (Terminalia cattapa L.) SEBAGAI PENGENDALI PENYAKIT ICE-ICE PADA BUDIDAYA Kappaphycus alvarezii

    Get PDF
    Ice-ice merupakan penyakit yang menyerang rumput laut Kappaphycus alvarezii yang menyebabkan perubahan warna thallus menjadi putih, menurunkan kualitas karaginan serta biomassa rumput laut. Daun ketapang diketahui memiliki sifat antimikroba. Ekstraksi daun ketapang dilakukan dengan metode rebus dan kukus. Aktivitas mikroba ice-ice diuji dengan metode difusi cakram dilanjutkan dengan pencarian konsentrasi minimum ekstrak dalam menghambat dan membunuh mikroba, ekstrak dengan konsentrasi terbaik akan dilanjutkan dengan uji klinis di Desa Palasa Pulau Poteran, Kabupaten Sumenep Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan tingkat antimikroba yang dihasilkan dari ekstrak daun ketapang dengan teknik perebusan dan kukusan sehingga diperoleh hasil ekstrak yang efektif dan ekonomis untuk menanggulangi penyakit ice-ice. Hasil penelitian aktivitas antibakteri esktrak daun ketapang yang paling efektif terhadap Vibrio alginolyticus adalah ekstrak daun ketapang yang direbus, dengan suhu 40°C dibuktikan dengan dihasilkan diameter zona hambat terbesar yaitu 17.27 mm dan tergolong dalam kategori kuat. Esktrak daun ketapang metode rebus pada suhu 40°C memiliki nilai konsentrasi hambat minimum sebesar 60% bersifat bakteriostatik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri V. alginolyticus. Hasil uji klinis menunjukkan ekstrak daun ketapang metode rebus suhu 40oC dapat menyembuhkan penyakit ice-ice, ditandai luas bercak putih yang berkurang bahkan hilang pada hari ketiga setelah perendaman dengan esktrak daun ketapang
    corecore