1,122 research outputs found

    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) NAMA LOKASI : SMK YPKK 2 SLEMAN ALAMAT : JALAN JOGJA-MAGELANG KM. 10, WADAS, TRIDADI, SLEMAN 10 AGUSTUS – 12 SEPTEMBER 2015

    Get PDF
    Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta secara terbimbing dilaksanakan mulai dari tanggal 10 Agustus sampai dengan 12 September 2015 yang berlokasi di SMK YPKK 2 Sleman yang beramatkan di Jl. Pemuda Wadas Tridadi Sleman, Telp. 868394 Kode Pos 55511 Yogyakarta yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman pengajaran pada kondisi di lapangan yang sesungguhnya.. Pengalaman tersebut dapat digunakan sebagai bekal pengembangan diri sebagai tenaga pembimbing dan pendidik yang profesional. Pengalaman yang diperoleh praktikan selama pelaksanaan PPL ini meliputi pengalaman pemberian layanan bimbingan dan konseling seperti konseling individual, konseling kelompok, bimbingan klasikal pembuatan media BK serta bimbingan klasikal yang meliputi bidang sosial, pribadi, belajar dan karir. Praktikan juga mendapatkan pengetahuan baru mengenai pengelolaan administrasi BK, persiapan pendaftaran organisasi sekolah, pelatihan petugas upacara dll . Melalui pengalaman-pengalaman tersebut praktikan menjadi mengerti dan dituntut untuk terampil dalam mengerjakan kegiatan administrasi sekolah khususnya BK. Di SMK YPKK 2 Sleman, mahasiswa melakukan bimbingan sebanyak 5 kali yaitu di kelas X Akuntansi 1, X Akuntansi 3, XI Akuntansi 2, XI Akuntansi 5, dan XI Pemasaran . Dari pemberian bimbingan klasikal tersebut praktikan mendapat kesempatan untuk belajar menghadapi siswa dari berbagai macam latar belakang dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu praktikan juga belajar bersosialisasi, berinteraksi dan bekerja sama dengan seluruh guru maupun karyawn yang ada di SMK YPKK 2 Sleman. Dalam hal tersebut praktikan belajar untuk menjadi seorang konselor yang profesional. Dalam melaksanakan kegiatan PPL, baik kelompok maupun individu penyusun berusaha sebaik mungkin dalam menjalankan tugas dan berusaha menjalin kerjasama dengan semua pihak yang terkait demi kelancaran proses PPL tersebut

    Dampak Kawasan Konservasi Laut Daerah terhadap Kondisi Ekologi Terumbu Karang (Studi Kasus Desa Sabang Mawang dan Teluk Buton Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau)

    Full text link
    Melalui Proyek Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Tahap II atau Coral Reef Rehabilitation and Management (COREMAP II), sebagian kawasan perairan Kepulauan Natuna diperuntukkan sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD). KKLD di Kabupaten Natuna ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Natuna No. 299 Tahun 2007, tanggal 5 September 2007. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sabang Mawang dan Desa Teluk Buton, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk (a) mengkaji dampak KKLD terhadap kondisi ekologi terumbu karang berupa persentase tutupan karang hidup, kelimpahan ikan karang, keanekaragaman, dan kemerataan ikan karang, dan kelimpahan megabenthos, dan (b) menyusun skenario pengelolaan KKLD. Pengambilan data karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT), ikan karang menggunakan metode Underwater fish Visual Census (UVC), dan bentos menggunakan metode Reef Check Benhtos (RCB). Selanjutnya pengumpulan data sosial menggunakan metode observasi, wawancara terstruktur dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan persentase tutupan karang hidup, keanekaragaman karang batu, dan ikan karang serta kelimpahan megabenthos di stasiun penelitian yang berstatus sebagai Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPLBM) Desa Sabang Mawang. Sedangkan di Desa Teluk Buton yang tidak berstatus sebagai DPLBM hanya variabel persentase tutupan karang hidup yang meningkat. Kondisi sosial sangat mempengaruhi pencapaian tujuan ekologis pembentukan KKLD. Intensitas pendampingan serta intervensi proyek sebagai alat untuk melakukan Perubahan sosial telah berhasil merubah persepsi, partisipasi, dan pola pemanfaatan sumberdaya terumbu karang di Desa Sabang Mawang. Sebaliknya di Desa Teluk Buton belum terlihat adanya Perubahan yang cukup nyata. Skenario jalur yang dikembangkan berhasil menetapkan beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk pengembangan KKLD terutama terkait dengan lembaga pengelola KKLD, zonasi, dan penegakan hukum

    PRARANCANGAN PABRIK PUPUK TRIPLE SUPERPHOSHATE DENGAN PROSES BRIDGER MENGGUNAKAN KAPASITAS PRODUKSI 80.000 TON/TAHUN

    Get PDF
    ABSTRAKPrarancangan pabrik Triple Superphosphate (TSP) ini menggunakan batuan fosfat dan asam fosfat. Kapasitas produksi adalah sebesar 80.000 ton/tahun dengan waktu operasi330 hari/tahun dan 24 jam/hari. Bentuk perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan menggunakan metode struktur organisasi garis dan staf. Kebutuhan tenaga kerja untuk menjalankan perusahaan ini berjumlah 179 orang. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di Ambeng-Ambeng Watangrejo, Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sumber air untuk kebutuhan pabrik ini berasal dari Sungai Bengawan Solo dan untuk memenuhi kebutuhan listrik sebesar1,2 MW disuplai dari Unit Utilitas. Dari hasil analisa ekonomi Prarancangan PabrikTSP dengan kapasitas 80.000 Ton/tahun diperoleh sebagai berikut:a. Fixed Capital Investment=Rp.174.435.918.473,76,-b. Working Capital Investment=Rp27.541.948.703,98,-c. Total Capital Investment=Rp.201.977.867.177,74,-d. Total Production Cost=Rp.905.210.549.194,08,-e. Hasil Penjualanf. Pay Out Time (POT)==Rp. 1.360.000.000.000,00,-3,34 tahun (3 tahun 4 bulan)g. Break Event Point (BEP)=30 %h. Internal Rate of Return (IRR)=30

    Economic Development and Environmental Degradation in ASEAN

    Get PDF
    The economic development in ASEAN still declines environmental quality, whereas the worst environmental quality became negative externality reduce output in many sectors of ASEAN\u27s economy. This paper aimed to analyze the two-way relationship among economic development and environmental degradation in ASEAN with the factors which influenced it. This article used a panel data from eight ASEAN countries with the period of 2004 – 2013. The analysis method used simultaneous equation model. The results showed the two-way relationship between economic development and environmental degradation in ASEAN existed. Moreover, Gross Domestic Product (GDP) per capita and energy consumption had a positive impact on environmental degradation. Meanwhile, carbon dioxide emission per capita and trade openness had a positive effect on economic development. Therefore, the economic development strategy for ASEAN countries should be directed to increase GDP per capita and reduce the energy consumption.DOI: 10.15408/sjie.v7i1.602

    Pengaruh Persepsi Harga dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen Tas Deuter

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen tas Deuter. Survei dilakukan secara manual dan online kepada 150 responden dan data dianalisis dengan regresi linear berganda menggunakan SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi harga berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh secara positif terhadap kepuasan konsumen. Selain itu, persepsi harga dan kualitas produk juga berpengaruh positif secara simultan. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen, disarankan kepada pihak Deuter untuk membuat inovasi dan variasi yang lebih banyak

    IMPLEMENTASI SYARAT KEBARUAN (NOVELTY) DESAIN INDUSTRI DALAM PERLINDUNGAN DESAIN INDUSTRI DI INDONESIA

    Get PDF
    Desain industri adalah bagian dari Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI). HKI merupakan Hak yang berasal dari kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia yang mempunyai nilai ekonomi. Penelitian ini akan mengkaji dan membahas mengenai bagaimana implementasi syarat kebaruan (novelty) desain industri dalam perlindungan desain industri di Indonesia dan apakah yang menjadi kelemahan penerapan syarat kebaruan (novelty) desain industri dalam perlindungan desain industri di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji dan menjawab permasalahan diatas adalah dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif analisis, sedangkan metode pendekatan penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi syarat kebaruan yang diterangkan sebagai “tidak sama dengan pengungkapan sebelumnya” secara harfiah dapat dimengerti sebagai “perbedaan sedikit dapat dianggap baru” selama tidak sama dengan desain yang telah ada. Hal ini, berpotensi menimbulkan keadaan dimana terdapat 2 (dua) desain yang berbeda sedikit saja dapat dianggap sebagai desain baru dan ketidak jelasan Undang-Undang Desain Industri dalam mengatur metode pendekatan untuk menilai unsur kebaruan telah menimbulkan ketidak pastian hukum maka penafsiran akhir diputuskan berdasarkan pada keputusan hakim. Berdasrkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan Undang-Undang Desain Industri tidak memberikan pedoman yang jelas bagaimana menginterprestasikan sayarat kebaruan. Disarankan kepada lembaga pembuat undang-undang perlu secara terus menerus melakukan penyempurnaan terhadap undang-undang desain industri yang ternyata banyak kelemahannya, yang berkaitan dengan penilaian unsur kebaruan suatu desain industri. Disarankan kepada Ditjen HKI agar lebih pro aktif dan lebih selektif dalam menerima permohonan pendaftaran desain industri. Disarankan pada penegak hukum agar lebih bijaksan untuk memutuskan suatu perkara gugatan pembatalan yang terkait dengan unsur kebaruan suatu desain industri
    • …
    corecore