243 research outputs found
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN ARTIKEL
Dalam perkembangan komunikasi moderen bahasa asing sangat penting untuk dipelajari. Oleh karena itu, banyak sekolah di Indonesia yang mengajarkan bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang diajarkan di sekolah adalah bahasa Jerman. Bahasa Jerman memiliki keunikan tersendiri, salah satunya yaitu setiap nomina dalam bahasa Jerman memiliki Artikel. Hal ini sering menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jerman. Salah satu hal yang dapat dilakukan pengajar untuk mengatasi kesulitan tersebut yaitu dengan menggunakan metode atau model pembelajaran yang menarik. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Course Review Horay. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kemampuan siswa dalam menggunakan bestimmter Artikel dan unbestimmter Artikel dalam kasus Nominativ sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay. (2) Efektivitas model pembelajaran Course Review Horay dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan bestimmter Artikel dan unbestimmter Artikel dalam kasus Nominativ. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain One Group Pretest-Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGII 2 Bandung dan sebagai sampel diambil siswa kelas XI MIA sebanyak 29 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis berupa 6 soal mencocokkan, 4 soal pilihan ganda, dan15soal mengisi teks rumpang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest sebesar 58,89 dan nilai rata-rata posttest sebesar 81,51. Berdasarkan uji-t diketahui bahwa T-hitung lebih besar daripada T-tabel (thitung 13,30> ttabel 1,70). Ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Course Review Horay efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan Artikel. Berdasarkan hasil penelitian ini, model pembelajaran Course Review Horay dapat dijadikan alternatif oleh pengajar bahasa Jerman dalam pembelajaran Artikel
PENERAPAN MODELCONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEPSISWAMELALUI PEMBELAJARAN IPS
Penelitian ini dilatar belakangi untukmelakukanperubahandalam proses belajarmengajaruntukberhasilnyatujuanpembelajarandenganmenerapkansuatusistempembelajaran yang melibatkanpeserta didiksecaraaktifdalamkegiatanbelajarmengajardenganmenerapkan modelContextual Teaching and Learning(CTL)untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik denganberwawasan konteks keseharian peserta didiksebagaisumberpembelajaran. DenganmodelContextual Teaching and Learning (CTL)penelitimengasumsikanbahwapembelajaran IPS perlumenggunakanpembelajaran yang mengaitkanantaramateripembelajarandengansituasikenyataan yang dialamisehari-hari.Metode penelitian kelas yang akan di lakukan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan model PTK yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah model spiral atau siklus yang diadaptasi dari Kemmis dan Taggart. Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dengan menggunakan instrumen soal evaluasi/soal tes dan LKS. Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang di gunakan dalam suatu penelitian. Instrumen pengungkap data yang dipakai dalam penelitian ini, adalah Lembar Observasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik;--- The research and background to make a difference in the process of teaching and learning for the success of the goalof learning by appliying a system of learning that involves students activetly in teachingand learning activities to implement the model Contextual Teaching and Learning (CTL) to improve the understanding of concepts students with sound the context of everyday life of students as a source of learning. With the model Contextual Teaching and Learning (CTL) the researchers assume that learning the IPS have to use learning that tie between learning materials with the fact that in natural everyday. The reseach method a class that will do is reseach a class action (RACA). The model RACA carried out in this study is the kind of spiral or the cycle that are adapted from Kemmis and Taggart. The data in most of this research is to use the instruments of evaluation about tests and sheet work students. The instrument of research is a tool of collecting data in use in a research instrument the data used in this study is an observation. The results showed that by applying the model Contextual Teaching and Learning (CTL) on learning the IPS could increas the understanding of concepts students
Provider practices in the management of primary hypothyroidism due to autoimmune thyroiditis
Thyroid hormone is a master regulator of growth and development in all vertebrates. Thus, disruption of its synthesis and activity can lead to profound consequences. Past decade studies on thyroid function tests have established an efficient guideline for monitoring thyroid diseases, yet a significant proportion of healthcare providers do not defer to it in their practice. The aim of this study is to assess provider practices in the diagnosis and treatment of primary hypothyroidism due to autoimmunity at Boston Children's Hospital (CHB) for a primarily pediatric patient population. Commonly known as Hashimoto's thyroiditis (HT), this is the most common thyroid disease in the world as well as the most common manifestation of human autoimmune endocrine disease. Through CHB's bioinformatics institute, a rich data set was collected to assess the manner in which healthcare providers utilized relevant thyroid function tests (TFTs). This work assessed and confirmed the superior sensitivity of thyroid peroxidase autoantibodies (TPO) relative to thyroglobulin antibodies (TgAb) for diagnosing HT in children. We also verified proper utilization of thyroid stimulating hormone tests to monitor HT but concluded that there is a low utilization efficiency with regards to measurements of thyroid hormones (thyroxine and triiodothyronine). Based upon the observation of unnecessary monetary loss caused by improper TFTs utilization, it can be concluded that reflex testing at CHB may improve provider practices' efficiency for HT monitoring
Pengaruh Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi
The purpose of this study was to determine the effect of distributive justice on organizational commitment. Knowing the effect of procedural justice on organizational commitment. Knowing the effect of job satisfaction on organizational commitment. Knowing distributive justice, procedural justice and job satisfaction have a simultaneous effect on organizational commitment. The population of this study were all employees of Indigo Batik Yogyakarta totaling 40 employees. The research sample of Indigo Batik Yogyakarta employees is where the entire population is sampled, so the sampling technique is the census method. Sample data was collected by distributing questionnaires. The number of questionnaire data that was processed was 40 questionnaires. Data processing in this study using multiple linear regression analysis techniques, assisted by the SPSS version 23.0 program. The results of this study indicate that distributional justice has a positive and significant effect on job satisfaction. Procedural Justice has a positive and significant effect on job satisfaction. Distribution justice has a positive and significant effect on organizational commitment. Procedural justice has a positive and significant effect on organizational commitment. Job satisfaction has a positive and significant effect on organizational commitment. Job satisfaction is able to mediate the effect of Distribution Justice on Organizational Commitment. Job satisfaction is able to mediate the effect of Procedural Justice on Organizational Commitment.
Pengembangan Pendidikan Financial Literacy Berbasis Nilai-nilai Anti Korupsi sebagai Investasi Sosial: sebuah Pemikiran
Investasi sosial adalah salah satu komponen investasi pada sumber daya manusia untuk memajukan kesejahteraan agar setiap individu maupun kelompok agar dapat berkontribusi bagi penciptaan kesejahteraan. Beberapa tahun terakhir banyak negara maju dan berkembang mengkhawatirkan masalah tingkat Financial Literacy yang merupakan salah satu komponen sumberdaya manusia, komponen ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan. Kekurangan Financial Literacy merupakan salah satu faktor yang menyebabkan krisis keuangan terjadi, sehingga Financial Literacy sekarang diakui secara global sebagai elemen penting dari stabilitas ekonomi, keuangan, dan pembangunan. (INFE dikutip OECD, 2012:7). Edukasi dan sosialisasi Financial Literacy saat ini masih diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah menetapkan peraturan bagi Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) dengan tingkat kepatuhan ketentuan edukasi dan perlindungan konsumen masih rendah dengan kegiatan edukasi masih terdapat kerancuan antara kegiatan edukasi dengan marketing. Rendahnya tingkat Financial Literacy masyarakat berbanding terbalik dengan tingginya nilai korupsi di Indonesia. Indonesia tercatat sebagai negara dengan peringkat korupsi 107 dari 174 negara (TII:2015). Edukasi dan sosialisasi mengenai nilai-nilai anti korupsi sudah dilakukan oleh pihak KPK dan mulai dilaksanakan oleh pihak lembaga pendidikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam pembelajaran tertentu, misal Pendidikan Kewarganegaraan, Agama, Ekonomi, dan lainnya. Namun edukasi Financial Literacy masih dilakukan oleh pihak OJK bersama PUJK saja. Edukasi mengenai Financial Literacy dan nilai-nilai korupsi merupakan salah satu bentuk investasi sosial untuk meningkatkan modal manusia Indonesia ke depan yang hendaknya dapat dilaksanakan juga oleh masyarakat dan dunia pendidikan
Economic value added: A simulation analysis of the trendy, owner-oriented management tool
fi=vertaisarvioitu|en=peerReviewed
A Model of Women Literacy Preservation Through Koran Ibu Program
The effect of literacy education is often disappointing, because many participants do not practice their literacy so that it becomes dull. Government has done efforts to preserve literariness through Koran Ibu program. This program is an effort to improve women literacy which is implemented after basic and advanced literacy education through the activity of journalism. The research focus is the improvement of literacy ability of women through Koran Ibu using with case study method. The research's subjetcs are 20 housewives who have completed the basic and advanced literacy education program. The result of the research shows that participants significantly develops the literacy skills, it is indicated from that they are able to participate in Koran Ibu's rubrics with their literary works based on reportage and personal experience. The program is succesful due to the coordination among local participants (Lurah, Camat, PKK of local level), the cooperation with proper stakeholders (university and local tutor), the appropriate approach of adult learning, flexible implementation strategy but planned, and the routine evaluation
Level Kemampuan Literasi Matematis Peserta Didik SMP dalam Menyelesaikan Soal PISA Ditinjau dari Kemampuan Matematika
Kemampuan literasi matematis adalah kemampuan menerapkan, menafsirkan, dan menjelaskan proses memecahkan masalah sehari-hari menggunakan konsep matematika. Kemampuan literasi matematis peserta didik dapat ditinjau dari kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Tujuan penelitian ini antara lain: 1) mengidentifikasi level kemampuan literasi matematis peserta didik SMP yang memiliki kemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal PISA; 2) mengidentifikasi level kemampuan literasi matematis peserta didik SMP yang memiliki kemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal PISA, dan; 3) mengidentifikasi level kemampuan literasi matematis peserta didik SMP yang memiliki kemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal PISA. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek dipilih dengan teknik purposive sampling yang diambil berdasarkan kriteria tertentu. Subjek merupakan 3 peserta didik SMP dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Data penelitian diperoleh dari tes tulis dan kegiatan wawancara. Instrumen yang digunakan yakni enam soal PISA dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini antara lain: 1) Peserta didik berkemampuan matematika tinggi berada pada level 4 kemampuan literasi matematis; 2) peserta didik dengan kemampuan matematika sedang berada di level 3 kemampuan literasi matematis, dan; 3) peserta didik yang memiliki kemampuan matematika rendah berada pada level 2 kemampuan literasi matematis. Hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan matematika peserta didik. Pengetahuan mengenai level kemampuan literasi matematis dapat digunakan oleh guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan level kemampuan literasi matematis peserta didik.Kata Kunci: level, kemampuan literasi matematis, PISA, kemampuan matematika
LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) DI SMK N 1 SEYEGAN PERIODE 15 JULI β 15 SEPTEMBER 2016
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang wajib
diempuh oleh mahasiswa program studi pendidikan dari semua jurusan sebagai
penrapan pendidikan akademik yang diwujudkan dalam kegiatan langsung
mahasiswa di lembaga pendidikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan
pengalaman yang dapat meningkatkan kedewasaan dan profesionalitas mahasiswa
untuk memperbaharui dan mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat (dalam
hal ini dunia pendidikan) yang lebih baik, salah satunya adalah dengan pelaksanaan
serangkai program PPL UNY.
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) telah dilaksananakn di SMK Negeri
1 Seyegan dari tanggal 15 Juli β 15 September 2016. Selama praktik mengajar,
praktikan diberi tanggungjawab untuk mengampu 3 kelas yaitu X TKBB 2, X TFL
1 dan X TFL 2. Sebelum kegiatan PPL berlangsung mahasiswa melaksanakan
kegiatan praPPL yaitu pembekalan yang dilakukan oleh jursan masing-masing,
pembelajaran micro teaching guna mempersiapkan praktik mengajar, dan
melakukan observasi sehingga dapat memperoleh gambaran observasi, mahasiswa
dapat merumuskan berbagai program kerja yang akan dilaksanakan. Program PPL
yang direncanakan mahasiswa antara lain; (1) Pembuatan Perangkat Pembelajaran
(Silabus dan RPP); (2) Pembuatan Media Pembelajaran; (3) Praktik mengajar; dan
(4) Evaluasi Pembelajaran.
Serangkaian program kerja PPL SMK Negeri 1 Seyegan telah terlaksana
dengan baik, walaupun terdapat berbagai hambatan dalam pelaksanaannya, seperti
kurang pengetahuan dalam pembuatan Perangkat Pembelajaran yang dapat diatasi
dengan berkonsultasi dengan Guru Pembimbing. Selain itu program mengajar di
kelas memiliki tantangan juga dengan menyesuaikan karakter peserta didik yang
berbeda-beda, bagaimana cara menghidupkan suasana kelas agar pserta didik
termotivasi untuk belajar
- β¦