16 research outputs found

    Asosiasi Cerbera manghas pada Komunitas Tumbuhan Bawah di Areal Hijau Universitas Jambi

    Get PDF
    Berbagai jenis tumbuhan dalam komunitasnya cenderung hidup berdampingan dengan tumbuhan lain baik yang sejenis maupun yang berbeda jenis. Hubungan ketertarikan untuk tumbuh bersama pada tumbuhan dikenal dengan sebutan asosiasi. Salah satunya komunitas tumbuhan di Universitas Jambi didominansi oleh komunitas tumbuhan Cerbera manghas.  Tumbuhan ini tumbuh menyebar di seluruh areal kampus. Berdasarkan hasil analisis, dari 24 spesies yang pada plot pengamatan tumbuhan yang memiliki INP ≥ 10% hanya 6 tumbuhan, yaitu Axonopus sp. , Albizia sp., Tinospora sp., Paspalum sp., Gleichenia sp. dan Lygodium sp. Sedangkan nilai indeks asosiasi IO, tingkat kekuatan asosiasi yang terbesar dimiliki oleh Albizia sp., Gleichenia sp.  dan Lygodium sp. Hal tersebut menunjukkan ketiga tanaman tersebut memiliki hubungan asosiasi dengan tumbuhan Cerbera manghas yang ditunjukan dengan nilai Indeks Ochiai mendekati 1

    Karakter Morfologi Bunga Dan Buah Putat (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.): Morphological Characteristics of Putat Flowers and Fruit (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.)

    Get PDF
    This research delves into the morphological characteristics of Putat (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.) in its natural habitat at Tangkas Lake, Muaro Jambi Regency, Jambi Province. In a landscape where water levels ebb and flow, Putat predominantly swathes the lake, enriching its visual allure and nurturing the area's development into a tourist attraction. The captivating aesthetics of Putat, marked by its distinct and briefly blossoming flowers, enhance the lake's appeal, drawing community interest and tourism. The study is meticulous, utilizing purposive sampling at two strategic locations and employing descriptive analysis supported by visual representations and tables. The findings unveil detailed insights into the plant’s flowers, fruits, and seeds. Putat’s flowers are found to be vibrant, unlimited compound entities, while its fruit evolves from a verdant to a purplish hue upon maturity, encompassing a singular, resilient seed. This in-depth exploration contributes valuable knowledge to the limited existing information, facilitating a deeper understanding of Putat’s unique ecological presence and biodiversity at Tangkas Lake. Keywords: Barringtonia acutangula, Putat, Danau Tangkas, Flower, Morphological character   Abstrak Penelitian ini mengkaji Putat (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.) di habotat alaminya di Danau Tangkas, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Putat yang tumbuh alami di danau memperkaya ekosistem lokal dengan keindahan flora uniknya, dan meningkatkan potensi danau sebagai destinasi wisata. Kajian ini berfokus pada karakterisasi morfologi bunga, buah, dan biji putat, untuk mengisi kekurangan informasi mengenai proses reproduksi tumbuhan ini. Data dikumpulkan menggunakan metode sampling purposif dilanjutkan dengan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bunga putat sebagai bunga majemuk tak terbatas dengan corolla merah yang menarik, dan struktur yang kompleks. Buah putat, berbentuk lonjong dan berkembang dari hijau menjadi hijau keunguan saat matang, serta mengandung biji tunggal yang kokoh. Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman lebih lanjut mengenai biodiversitas dan adaptasi ekologi Putat di habitatnya. Kata kunci: Barringtonia acutangula, Putat, Danau Tangkas, Bunga, Morfologi

    Studi Pendahuluan: Kepiting Air Tawar (Parathelphusa maindroni) di Kawasan Geopark Merangin Provinsi Jambi

    Get PDF
    Geopark Merangin is one of the World’s Natural Heritages (Geological Heritage Site) in Jambi Province which under the auspices of UNESCO. The area has the potential to be developed into an eco-geotourism area. To support this development, monitoring is needed for geological diversity, biodiversity, and cultural diversity. One potential study that can be explored is the existence of freshwater crabs. To date, the existence of freshwater crab species in the waters of Geopark Merangin has not been reported. This study aims to collect freshwater crabs that can be found in the Geopark Merangin area as a preliminary study of freshwater crab diversity in that area. The result indicates that one of the freshwater crab can be found is Parathelphusa maidroni. The presence of P. maidroni in Geopark Merangin area can serve as bioindicator of good water quality and open up potential for the discovery of other species. Futhermore, the discovery of P. maidroni in the aquatic region of Geopark Merangin can be considered as an initial step towards the identification of various freshwater crab species in that area.  AbstrakKawasan perairan Geopark Merangin Provinsi Jambi merupakan salah satu warisan alam dunia (Geological Heritage Site) dibawah naungan UNESCO. Kawasan tersebut berpotensi untuk dikembangakan menjadi kawasan Eco-geowisata. Untuk mendukung pengembangan tersebut, perlu dilakukan monitoring baik dari keanekaragaman geologi, keanekaragaman hayati maupun keanekaragaman budaya. Salah satu kajian yang dapat digali potensinya yaitu keberadaan kepiting air tawar. Sampai saat ini belum dilaporkan keberadaan jenis-jenis kepiting air tawar yang ada di perairan Geopark Merangin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis kepiting air tawar yang dapat ditemukan di kawasan Geopark Merangin sebagai studi pendahuluan terkait keragaman kepiting air tawar yang ada di kawasan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan salah satu jenis kepiting air tawar yang dapat ditemukan yaitu Parathelphusa maidroni. Keberadaan P. maidroni di kawasan perairan Geopark Merangin dapat menjadi bioindikator perairan yang masih baik, dan membuka potensi ditemukan jenis kepiting air tawar lainnya. Selain itu dengan ditemukannya P. maidroni di kawasan perairan Geopark Merangin dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk dilakukannya pendataan dan eksplorasi jenis-jenis kepiting air tawar di kawasan tersebut.

    Potensi Tanaman Lokal Sebagai Agen Bioremediasi Merkuri (Hg) Pada Lahan Bekas Tambang Emas Di Sarolangun, Jambi

    Get PDF
    Mercury is one of toxic heavy metal and can be accumulated in human and animal’s bodies. The sources of mercury pollution are the natural sources and anthropogenic activities, like illegal gold mining. The aim of this study was finding potential indigeneous plants as agents in remediation process of ex-gold mining sites. It was conducted in Limun District, Sarolangun Regency, Jambi. The sampling location was 5-year-old ex-mining sites. It used purposive sampling method. Vegetation analysis was used to find out the dominant plants living in those. The measurement of mercury contamination was conducted in soil and plant using Inductively Coupled Plasma (ICP). Based on the survey results, there were 15 species of plants in the sampling sites. The 3-most dominant species were Phragmites sp., Melastoma sp., and Scleria sumatrana The INP value were 51,96; 41,78; and 21,93 respectively. Moreover, the value of BAC, TF, and BCF of Phragmites sp. were 0,1; 0,194; and 0,516 respectively, whilst those were 0,06; 0,25; and 0,26 for Melastoma sp. The same analysis was calculated for Scleria sumatrana, with BAC, TF, and BAF value as many as 0,076; 0,755; and 0,100 respectively. According to those, it could be concluded that Phragmites sp. had a better ability to remediate ex-gold mining sites compared to the others. Keywords: Bioremediation, mercury, indigenous plants, PETI (Unlicensed Gold Mining) ABSTRAK Mercury adalah salah satu logam berat beracun yang dapat mengakumulasi di tubuh manusia dan hewan. Sumber polusi merkuri berasal dari sumber alami dan aktivitas antropogenik, seperti pertambangan emas ilegal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan tanaman asli potensial sebagai agen dalam proses remediasi situs bekas penambangan emas. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Lokasi pengambilan sampel adalah situs bekas penambangan emas berumur 5 tahun. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis vegetasi digunakan untuk menentukan tanaman dominan yang hidup di area tersebut. Pengukuran kontaminasi merkuri dilakukan pada tanah dan tanaman menggunakan Inductively Coupled Plasma (ICP). Berdasarkan hasil survei, terdapat 15 spesies tanaman di lokasi pengambilan sampel. Tiga spesies yang paling dominan adalah Phragmites sp., Melastoma sp., dan Scleria sumatrana. Nilai INP masing-masing adalah 51,96; 41,78; dan 21,93. Selain itu, nilai BAC, TF, dan BCF dari Phragmites sp. adalah 0,1; 0,194; dan 0,516 secara berturut-turut, sedangkan nilai-nilai tersebut adalah 0,06; 0,25; dan 0,26 untuk Melastoma sp. Analisis yang sama dihitung untuk Scleria sumatrana, dengan nilai BAC, TF, dan BAF sebanyak 0,076; 0,755; dan 0,100 secara berturut-turut. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Phragmites sp. memiliki kemampuan yang lebih baik dalam remediasi situs bekas penambangan emas dibandingkan dengan tanaman lainnya. Kata Kunci: Bioremediasi, merkuri, tanaman lokal, PET

    AKTIVITAS ENZIM KITINASE ACTINOBACTERIA ASAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PTPN VI MUARO JAMBI DALAM MENGHAMBAT GANODERMA BONINENSE: Activity of The Chitinase Enzyme Actinobacteria from Palm Oil Plantation PTPN VI Muaro Jambi in Inhibiting Ganoderma boninense

    Get PDF
    Actinobacteria are gram-positive bacteria that can produce primary metabolites in the form of enzymes, one of which is the chitinase enzyme. Chitinase is an enzyme that has the ability to degrade chitin which is the main structure in the cell wall of plant pathogenic fungi. One of the Actinobacteria that have the ability to produce enzymes can be obtained from the soil of the PTPN VI Muaro Jambi oil palm plantation which can be used as a biocontrol agent for plant pathogenic fungi, namely Ganoderma boninense. The purpose of this study was to determine the magnitude of the activity of the chitinase enzyme Actinobacteria and to determine the magnitude of the inhibitory activity of the enzyme chitinase Actinobacteria against Ganoderma boninense. This research was conducted with a quantitative descriptive method. The results showed that one isolate of Actinobacteria (SP1) had enzyme activity (Crude Extract Enzyme (EEK) and concentrated chitinase enzyme). The activity of the chitinase enzyme was higher at 0.0296 U/mL compared to the EEK activity of 0.0288 U/mL. The inhibitory power using the concentrated chitinase enzyme also had a higher value, namely 57.3% compared to the inhibitory power using EEK, which was 56.6%. Keywords: Actinobacteria, Perkebunan Kelapa Sawit PTPN VI Muaro Jambi, Enzim Kitinase, Ganoderma boninense   Abstrak Actinobacteria merupakan bakteri gram positif yang dapat menghasilkan senyawa metabolit primer berupa enzim, salah satunya yaitu enzim kitinase. Kitinase merupakan enzim yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi kitin yag menjadi struktur utama pada dinding sel jamur patogen tanaman. Actinobacteria yang memiliki kemampuan dalam menghasilkan enzim salah satunya dapat diperoleh dari tanah perkebunan kelapa sawit PTPN VI Muaro Jambi yang dapat dijadikan sebagai agen biokontrol jamur patogen tanaman, yaitu Ganoderma boninense. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya aktivitas enzim kitinase Actinobacteria dan mengetahui besarnya aktivitas penghambatan enzim kitinase Actinobacteria terhadap Ganoderma boninense. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh satu isolat Actinobacteria (SP1) yang memiliki aktivitas enzim (Enzim Ekstrak Kasar (EEK) dan enzim kitinase hasil pemekatan). Aktivitas enzim kitinase hasil pemekatan lebih tinggi yaitu 0,0296 U/mL dibandingkan dengan aktivitas EEK yaitu 0,0288 U/mL. Daya hambat menggunakan enzim kitinase hasil pemekatan juga memiliki nilai lebih tinggi yaitu 57,3% dibandingkan dengan daya hambat menggunakan EEK yaitu 56,6%. Kata kunci: Actinobacteria, PTPN VI Muaro Jambi Oil Plantation, Chitinase Enzyme, Ganoderma boninense

    STRUKTUR DAN KOMPOSISI TUMBUHAN INVASIF DI HUTAN LINDUNG GAMBUT SUNGAI BULUH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

    Get PDF
    The Study of structure and compotition of invasive species in protected peat forest area of ​​the Sungai Buluh, Tanjung Jabung Timur was conducted from April to September 2020. This research was conducted in open space area. Data were collected with systematic sampling method in 2 x 2 m plot in tree long transects 500 m. Every transect has 5 plots with the same distance of 100 m, so that the total plots are 25 plots. The data obtained were analyzed to determine the importance value indeks of plant species, diversity indeks and Eveness index of plants in the location. Based on the identification results, were found 31 invasive spesies in Protected Peat Forest Sungai Buluh. Cynodon dactylon was found high Important Value Index 28.60%. Diversity index was found  2,65 and the value of the evenness index 0,77 in research location

    AKTIVITAS EKOENZIM NANAS (Ananas comosus L. Merr.) Var. QUEEN SEBAGAI ANTIMIKOSIS DERMATOFITA (Trichophyton rubrum): Ecoenzyme Activity of Queen Variety Pineapple (Ananas comosus L. Merr.) as Antimycosis Dermatophytes (Trichophyton rubrum)

    Get PDF
    Ecoenzyme is a type of product made from fermented fruit/vegetable waste that can be used as an antimycosis. chemical compounds and acetic acid has the ability as an antimicrobial. Trichophyton rubrum is a type of dermatophyte fungus that can cause chronic dermatophysis. This fungus is very easy to grow in humid conditions. The purpose of this study was to determine the ability of pineapple ecoenzymes from Tangkit as antimycosis against Trichophyton rubrum fungus, to determine the antimycosis activity of pineapple ecoenzymes from Tangkit in inhibiting T. rubrum fungi and to determine the content of compounds in pineapple ecoenzymes from Tangkit. The test of the inhibition of this ecoenzyme was carried out by the disc diffusion method. The treatments in the test were positive control (ketoconazole), negative control (aquadest), and ecoenzyme concentrations of 50%, 75% and 100%. Data analysis used ANNOVA and continued with Duncan's test. The results showed that the ecoenzyme could be used as an antimycotic against T. rubrum. 50% ecoenzyme concentration was the best test concentration in inhibiting the growth of T. rubrum with a large inhibition zone formed of 14,822. The compounds contained in the ecoenzyme are tannins, saponins and bromelain Keywods: Trichophyton Rubrum, Pineapple Ecoenzyme, Antimycosis, Tangkit Pineapple, Dermatophytes   Abstrak Ekoenzim adalah jenis produk yang terbuat dari limbah dari buah/sayur yang difermentasi yang dapat digunakan sebagai antimikosis. Trichophyton rubrum merupakan salah satu jenis jamur dermatofita yang dapat menyebabkan dermatofisis kronis. Jamur ini sangat mudah tumbuh pada kondisi yang lembab. Kandungan senyawa kimia dan asam asetatnya memiliki kemampuan sebagai antimikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui kemampuan ekoenzim nanas dari Tangkit sebagai antimikosis terhadap jamur Trichophyton rubrum, mengetahui nilai aktivitas antimikosis ekoenzim nanas dari Tangkit dalam menghambat jamur Trichophyton rubrum dan mengetahui kandungan senyawa pada ekoenzim nanas dari Tangkit. Pengujian daya hambat ekoenzim ini dilakukan dengan metode difusi cakram. Perlakuan dalam uji yaitu kontrol positif (ketoconazole), kontrol negatif (akuades), serta konsentrasi ekoenzim 50%, 75% dan 100%. Analisis data menggunakan ANNOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan.Hasil menunjukkan bahwa ekoenzim dapat digunakan sebagai antimikosis terhadap T. rubrum. Konsentrasi ekoenzim 50% merupakan konsentrasi uji terbaik dalam menghambat pertumbuhan T. rubrum dengan besar zona hambat yang terbentuk yaitu 14,822. Senyawa yang terdapat pada ekoenzim yaitu tannin, saponin dan bromelin. Kata Kunci: Trichophyton rubrum, Ekoenzim Nanas, Antimikosis, Nanas Tangkit, Dermatofit

    PELATIHAN TEKHNIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BERBAHAN DASAR KULIT NENAS DI TANGKIT BARU PROPINSI JAMBI

    Get PDF
    Pemanfaatan Limbah kulit Nenas untuk pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai Pupuk Alternatif Murah di Desa Tangkit Baru Propinsi Jambi dilakukan dengan tujuan memanfaatan limbah organik hasil produksi nenas serta membantu kelompok UMKM di Desa Tangkit Baru untuk memperoleh pupuk yang murah dan berkualitas. Pelaksanaan dilakukan dalam tiga sesi yaitu sesi pemaparan, tanya jawab dan diskusi serta praktek secara langsung dilapangan. Melalui kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) oleh Tim Pengabdian Program Studi Biologi FST-UNJA maka target yang ingin dicapai adalah mitra mampu memanfaatkan limbah nenas secara maksimal untuk dijadikan barang yang lebih bermanfaat atau dijadikan sebagai bentuk usaha. Berdasarkan hasil survey kuesioner yang dubagikan, 94,44% masyarakat bersedia ikut Kembali dalam pelatihan serupa, 89,47% masyarakat menilai pelayanan selama pelatihan berlangsung sangat baik, 58,82% masyarakat mengaku bahwa pelatihan ini sangat sesuai dengan harapan selebihnya mengaku sesui dengan harapan. Dalam pengentasan limbah, 55,56% masyarakat berpendapat bahwa kegiatan ini dapat mengurangi limbah

    KEANEKARAGAMAN AMFIBI (ORDO ANURA) DI HUTAN LINDUNG GAMBUT LONDERANG TANJUNG JABUNG TIMUR

    Get PDF
    Hutan gambut merupakan hutan tropis dan menjadi sumber daya alam yang unik yang dapat mendukung keanekaragaman flora dan fauna termasuk amfibi. Hutan gambut sering mengalami kebakaran pada saat musim kemarau. Kebakaran dapat mengancam kelangsungan hidup sejumlah flora dan fauna tak terkecuali amfibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan komposisi amfibi serta untuk mengetahui indeks keanekaragaman dan kemerataan amfibi di Hutan Lindung Gambut (HLG) Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES) yang dikombinasikan dengan transek. Transek merupakan transek akuatik yang dibuat sepanjang 500m. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan Indeks Shannon Wiener dan dengan menghitung kemerataan jenis. Hasil penelitian yaitu jenis amfibi yang didapat ada 4 jenis (Fejervarya limnocharis, Fejervarya cancrivora, Hylarana erythraea dan Pulchrana baramica). Nilai keanekaragaman tergolong sedang dengan nilai H’= 1, 03. Hal ini menunjukkan secara ekologis kondisi habitat di HLG Londerang mampu untuk mendukung keberadaan jenis amfibi. Nilai kemerataan jenis amfibi menunjukkan nilai E= 0,74 yang berarti pensebaran amfibi tergolong cukup merata

    Nanofikasi Fraksi Tanah Gambut untuk Modifikator Nanomagnetit/AH-Kitosan sebagai Kandidat Penanggulangan Pencemaran Zat Warna

    Get PDF
    The nanomagnetite/HA-Chitosan adsorbent has been successfully synthesized by the co-precipitation method. HA was synthesized from the peat soils of Geragai village, Tanjung Jabung Timur, Jambi province and chitosan isolated from marine animal shell waste around the city of Jambi. The results of FT-IR analysis showed that nanomagnetite/AH-chitosan has a spectra which was combination of the characteristic spectra of magnetite, HA and chitosan. Morphological analysis using SEM showed that nanomagnetite/AH-chitosan was in the form of fractal agglomerates. TEM image of magnetite/AH-chitosan showed that magnetite/AH-chitosan has nano scale magnetite core particles with a size between 4-22 nm. Crystallinity analysis showed that magnetite/AH-chitosan has 2θ characteristics of magnetite i.e., 30.1°, 35.4°, 43.1°, 57.0°, 62.68° and 74.5°. The magnetic saturation strength (Ms) decreased from 80.23 (magnetite) to 30.63 (magnetite/AH-chitosan) due to the coating of AH-chitosan on magnetite which was still effectively attracted by the external magnet with 96% effectiveness of adsorption of 25 mL Methylene Blue 10 mg/L
    corecore