32 research outputs found

    Analisis Penerapan Mesin Pengiris Umbi untuk Olahan Keripik di Makassar

    Get PDF
    Abstrak Keripik pisang dan umbi-umbian adalah jenis keripik yang dapat dikonsumsi sebagai makanan selingan maupun sebagai variasi dalam lauk pauk. Keripik adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan yang bahan utamanya adalah umbiumbian. Berbagai bahan dapat diolah menjadi keripik. Permasalahan yang dihadapi mitra yakni sering kali permintaan pasaran tidak tercukupi oleh Industri Rumah Tangga keripik pisang dan umbi-umbian karena pembuatannya masih menggunakan cara yang konvensioal khususnya dalam hal pemotongan dan pengirisan. Karena proses pengolahan keripik masih belum sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, maka perlu penerapan mesin pemotong keripik yang dapat memotong atau mengiris secara merata dan tipis sehingga akan menghasilkan keripik yang rasanya gurih dan renyah. Mitra dalam kegiatan penerapan mesin pengiris umbi ini merupakan pemilik usaha keripik yang bertempat usaha di Kota Makassar. Tujuan Kegiatan penerapan mesin pengiris umbi untuk membantu mitra dalam melakukan proses pengirisan bahan keripik, dengan menggunakan teknologi tepat guna berupa mesin pengiris umbi yang mampu memotong dengan cepat dan aman, dapat meningkatkan produk dan kualitas, dan dapat memberikan rasa yang lebih gurih serta renyah, sehingga mampu meningkatkan kualitas hasil produksi kripik. Metode Pelaksanaan yang dilakukan adalah metode pendidikan, metode pelatihan produksi, pelatihan manajemen usaha, penggunaan alat dan pendampingan

    buku model pembelajaran Semi Training Kewirausahaan

    Get PDF
    Buku ini merupakan panduan dalam pelaksanaan model pembelajaran semi training kewirausahaan, yang diharapkan mampu memberikan kejelasan kepada pembaca sehingga dapat dengan mudah menggunakan dan menerapkannya. Pembelajaran semi training kewirausahaan menggunakan modul adalah merupakan salah satu cara agar peserta didik tidak lagi pasif mendengarkan ceramah dari dosen, akan tetapi diharapkan aktif merespon pembelajaran dengan membaca, mengamati, menganalisis, dan mengevaluasi kemampuan berpikirnya terhadap materi yang diberikan. Pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa serta dapat bersaing dengan kalangan dunia usaha

    Analisis Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Kuliah Kewirausahaan di Perguruan Tinggi

    Get PDF
    Abstrak Model Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilaksanakan bagi peserta didik untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi. Berdasarkan kondisi dilapangan dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa dan alumni Fakultas Teknik UNM yang telah melaksanakan proses belajar mengajar khususnya matakuliah kewirausahaan menyatakan bahwa mata kuliah ini sama dengan mata kuliah lainnya, yaitu hanya menekankan pada tatanan pengetahuan dan tidak pada azas pembentukan sikap kewirausahaan. Selain itu, motivasi mahasiswa terhambat oleh perasaaan ketidakpastian karier menjadi seorang pengusaha. Sedangkan pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang mengantar peserta didik secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan (Grant,2002).Universitas Negeri Makassar sebagai lembaga pendidikan tinggi, memiliki tanggungjawab dalam pengembangan bidang kependidikan dan non kependidikan, sesuai dengan visi UNM 2025 yakni “ Universitas Negeri Makassar sebagai pusat pendidikan, pengkajian, dan pengembangan ilmu pendidikan, sains, teknologi, dan seni berwawasan kependidikan dan kewirausahaan yang unggul untuk menghasilkan lulusan profesional.” Sasaran strategis Universitas Negeri Makassar salah satunya adalah peningkatan kualitas lulusan yang unggul dan profesional sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk menganalisis penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada mata kuliah kewirausahaan di Universitas Negeri Makassar. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan control group pre test – post tes design. Jumlah Populasi 85 mahasiswa dari program S1 dari Fakultas Teknik. Pengumpulan data menggunakan metode tes, analisis data menggunakan statistic deskripsi. Berdasarkan hasil analisis data, nilai rata-rata hasil post tes pada soal kompetensi ternyata ada peningkatan setelah menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek mata kuliah kewirausahaa

    DESAIN DAN PEMBUATAN MESIN PENGERING LADA DENGAN MENGGUNAKAN PEMANAS UAP BERBAHAN BAKAR KAYU LIMBAH

    Get PDF
    Abstract Design and Machine Dryer Lada Using Steam Heating Fuel Wood Waste. Pepper or pepper has the Latin name Piper nigrum and the family Piperaceae. Part pepper plant that is used is the fruit strung like wine. The drying process is carried pepper farmers today still take advantage of sunlight in a sense is still very dependent of weather and time. Pepper drying machine working system using hot steam from the kettle obtained from the fire / heat in the burning of waste wood, use was using the principle of heat transfer. Hot steam oven entered through the input pipe and then go into a hot radiator and circulates in the oven to dry pepper and lower water content. The research is a design research and experimentation in the form of theoretical study, the design of machines and dryers making machine pepper. Manufacture of machinery and laboratory trials conducted in the Laboratory of Mechanical Engineering Education FT UNM and field trials conducted in the village of the District Salassae Bulukumpa Enrekang. Drying is carried out for six hours to produce a water content of pepper eleven point nine, mustard seeds intact without shrunken shape with more or less uniform color. With the pepper drying machine is expected to benefit the preservation process yields so that people no longer rely on the weather for drying, speeding the drying process and improve the quality of dried pepper

    Implementation of Mechanical Technology Competence Learning Model with Maximum Likelihood Estimation

    Get PDF
    Developed countries in the world need evaluation in the world of education. This evaluation is used to formulate policies that support the creation of competitive human resources against the industrial era 4.0. This research conducted to analyze and look at the mechanical, technological competencies of students who are influenced by factors of learning psychology, namely the scientific approach to learning, the level of student independence and the reasoning abilities of students. This study will use a non-probability sampling technique, namely accidental sampling technique. This method is a sampling procedure that selects samples from people or units that are most easily found or accessed as respondents. It is undoubtedly by the size of the sample in the Structural Equation Model with the estimation model using a minimum Maximum Likelihood (ML). The population of this research is the tenth-grade students in the Mechanical Engineering expertise program which consists of the Field of Mechanical Engineering and Welding Techniques in the Vocational High School in Makassar City, amounting to 248 students. The number of samples used was 120 respondents considering the outlier numbers at the period of the examination. The exogenous variable in this study is the implementation of the scientific approach, learning independence. The endogenous variable in this study is the achievement of mechanical technology competencies while the intervening variable or connecting variable is reasoning ability. From the consequences of the analysis, there is a significant influence between the variable ability to mechanical technology competence and the variable self-regulated learning to mechanical technology competence. It shows that students mandate learning, either directly or indirectly, will improve student competence but must be through understanding students' ethical reasoning. From the results of the study, there is a significant influence between the variable ability to mechanical technology competence and the variable self-regulated learning to mechanical technology competence. It shows that students mandate learning, either directly or indirectly, will improve student competence but must be through understanding students' ethical reasoning

    Dimensions of Students Learning Styles at The University with The Kolb Learning Model

    Get PDF
    Someone will learn better if the person concerned understands his character in learning. Individuals in learning have various ways; some learn by listening, some learn by reading, and some learn by discovering. These diverse ways of learning by students are known as learning styles. Kolb's learning style is divided into four types, namely converge, assimilator, diverge, accommodator. The purpose of the study was to determine the profile of student learning styles of the Faculty of Engineering, Universitas Negeri Makassar, which is divided into 9 (nine) study programs. Samples taken with an error rate of 5 percent were 177 students. Purposive sampling is used as a sampling technique with special considerations so that it is feasible to be used as a sample. The research measures four types of learning styles, namely Active Experimentation (AE), Concrete Experience (CE), Reflective Observation (RO), and Abstract Conceptual (AC). The results showed that the accommodator learning style was more dominant in students. Of the eight majors that became the research subjects, seven tended to the accommodator learning style, and only one tended to the assimilator learning style. The accommodator learning style combines the poles of active experimentation (doing) and concrete experience (feeling). The use of learning methods following the learning style is Problem-Based Learning which involves all students in the learning process

    Problem Base Learning dalam Pembelajaran Teknik Mesin

    Get PDF
    Belajar merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak lepas dari kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, pemerintah b erupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif, mampu menyelesaikan persoalan persoalan yang aktual dalam kehidupan dan mampu menciptakan teknologi baru sebagai perbaikan keadaan sebelumnya, memerlukan perencanaan yang matang dalam waktu yang tidak sedikit, oleh karena itu pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari seseorang (guru) kepada orang lain (siswa) tetapi haru s melalui proses. Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka. Penggunaan paradigma pembelajaran konstruktif untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, perubahan paradigma belajar tersebut terjadi perubahan pusat (fokus) pembelajaran dari belajar berpusat pada guru kepada belajar berpusat pada siswa. Dengan kata lain, ketika mengajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengkonstruksi konsep konsep yang dipelajarinya. Kondisi belajar di mana siswa hanya menerima materi dari pengajar, mencatat, dan menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri), mene mukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan). Untuk men capai tujuan tersebut, pengajar dapat menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran inovatif

    DAMPAK JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN HASIL PRAKTIK INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK PAKET KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Abstrak Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada Februari 2013 untuk SMK sebesar 7,68%, berkurang 2,19% dibandingkan pada Agustus 2012 sebesar 9,67%. (BPS, Mei 2013). Berdasarkan data menunjukkan masih rendahnya keterserapan lulusan SMK di dunia kerja meskipun terjadi pengurangan jumlah dari tahun sebelumnya.Salah satu penyebab pengangguran adalah kurangnya kesiapan kerja siswa SMK di dunia usaha dan industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) gambaran jiwa kewirausahaan, hasil praktik kerja industri dan kesiapan kerja siswa SMK kompetensi paket keahlian teknik pemesinan se Kota Makassar; (2) hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan kesiapan kerja siswa SMK paket keahlian teknik pemesinan se Kota Makassar; (3) hubungan antara hasil praktik kerja industri dengan kesiapan kerja siswa SMK paket keahlian teknik pemesinan se Kota Makassar; dan (4) hubungan antara jiwa kewirausahaan dan hasil praktik kerja industri dengan kesiapan kerja siswa SMK paket keahlian teknik pemesinan se Kota Makassar. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Gambaran terhadap kesiapan kerja siswa Paket Keahlian Teknik Pemesinan di SMKN se- Kota Makassar ditinjau jiwa kewirausahaan dan hasil praktik kerja industri secara umum digolongkan dalam kategori cukup baik, hasil analisis jiwa kewirausahaan dan hasil praktik kerja industri yang berada pada kondisi baik; (2) terdapat hubungan yang signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan kesiapan kerja siswa Paket Keahlian Teknik Pemesinan di SMKN se- Kota Makassar, dengan kata lain makin baik jiwa kewirausahaan siswa maka semakin baik kesiapan kerja yang dimiliki siswa SMK paket keahlian teknik pemesinan; (3) terdapat hubungan yang signifikan antara hasil praktik kerja industri dengan kesiapan kerja siswa Paket Keahlian Teknik Pemesinan di SMKN se- Kota Makassar, sehingga dapat dikatakan makin baik hasil praktik kerja industri maka semakin baik kesiapan kerja yang dimiliki siswa SMK paket keahlian teknik pemesinan; dan (4) terdapat hubungan simultan yang signifikan antara jiwa kewirausahaan dan hasil praktik kerja industri dengan kesiapan kerja pada siswa Paket Keahlian Teknik Pemesinan di SMKN se- Kota Makassar

    Comfort Temperature and Lighting Intensity: Ergonomics of Laboratory Room Machine Tools

    Get PDF
    Laboratories that meet ergonomic standards will support the learning process, both academically and technically, to facilitate the growth and development of skills. This study aims to uncover and provide an overview and information about laboratory ergonomics standards which include thermal comfort (temperature), workspace laboratory lighting. This study uses a quantitative approach with a survey method carried out in the Machine Tool Unit Laboratory of the Department of Mechanical Engineering Education with a population of 60 students who are carrying out practicum. Techniques using direct observation and measurement. Lux Meter to measure lighting and then Digital Thermometer which functions to measure temperature at the observation point in the laboratory. Data collection starting at 07.00 until 12.00 and in the afternoon starting from 13.00 to 16.00, which is the time to do work activities. Measurements made at ten observation points the results showed that; (1) thermal comfort (temperature) with a value of 30.44 degrees Celsius, while the ideal practical standard ranges from 24 – 27 degrees Celsius; (2) Lighting with a value of 422.14 Lux while the ideal practice standard ranges from 500 – 1000 Lux. These results indicate that there is a tendency for temperature and lighting in laboratory rooms under conditions that are less than the standard set. To increase work productivity, these factors can cause less concentration and stress at work

    Occupational Health And Productivity In Noise Exposure And Room Layout

    Get PDF
    Comfort at work will significantly affect the level of productivity and personal health of workers or students. Research conducted comparing the phenomena that occur with the standard values issued by official institutions. The research was in the machine tool laboratory of the Engineering Faculty, Universitas Negeri Makassar. The research conducted is qualitative and quantitative. The parameters tested in the study are the noise level and room layout. Primary data obtained from the results of noise measurements with Sound Level Meters on average per 10 minutes later for room layout through direct measurement and then distribution of questionnaires to see the perception of the workers. Data needed in research analysis take and analyzed using the IBM SPSS Program. From the results of the study obtained an acoustic level (noise) with a value of 82.14 dB (A), while the ideal standard for space is 85 � 90dB (A), then the design of the room with the results of 41.48 square meters, while the ideal standard for each work unit ranges from 64 meters square. From these results it is necessary to check the noise threshold every year so that the comfort and health of the workers maintained. Room patterns that still tend to be narrow, not following applicable standards will indirectly reduce productivity at work, and there is a tendency to not pay attention to comfort and safety in the laboratory or worksho
    corecore