56 research outputs found
METODE PENANGANAN TANAH LONGSOR DENGAN PEMAKUAN TANAH (SOIL NAILING)
Analisis stabilitas lereng dan kecocokan terhadap metode perkuatan lereng
agar tidak terjadi longsor mempunyai peran yang sangat penting pada perencanaan
konstruksi-konstruksi sipil Paper ini bertujuan untuk menjelaskan tentang macam-
macam tipe dinding penahan tanah sebagai salah satu metode perbaikan kestabilan
lereng. Sebelum memilih metode penanganan tanah longsor yang tepat, perlu
dilakukan pennyelidikan penyebab ketidakstabilan lereng. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk menjadikan suatu tebing lebih stabil terhadap tekanan tanah
adalah dengan pemakuan tanah “soil nailing”. Soil nailing termasuk kategori
perkuatan kaku (rigid) yang dapat memikul gaya normal, gaya lintang dan gaya
momen. Kontrol utama terhadap pemakuan tanah adalah hasil dari pull out test yang
berupa; Kurva lengkung beban Vs Displacement, Max Pull Out Force, Displacement
total massa tanah. Soil Nailing merupakan solusi potensial dari masalah longsor
karena ekonomis dan juga berlaku di zona seismik. Pemakuan tanah dapat
memecahkan masalah lereng terjal, pada daerah yang sebagian besar perumahan,
akibat pemasangan tidak membutuhkan lahan yang luas serta dapat digunakan untuk
berbagai jenis tanah
Ancaman Tanah Longsor Sebagai Salah Satu Indikator Dalam Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Provinsi Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi hampir 85 % dari luas seluruh wilayah. Relief Pulau Bali merupakan rantai pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Fenomena tersebut Selama tahun 2012 tercatat ada 221 bencana dengan 8 bencana di seluruh wilayah Bali yang dapat dipantau oleh UPT. Pusdalops PB Provinsi Bali. Intensitas bencana alam memiliki trend naik khususnya pada bencana geologi seperti Tanah Longsor, yang pada intinya disebabkan oleh alih fungsi lahan dan kekuatan geser tanah berkurang akibat kenaikan tekanan air pori di musim hujan.
Kondisi geologi yang sebagian besar berada batuan muda, dengan umur miosen dan sebagian besar berada pada masa kwarter sangat rentan terjadi dinamika geologi destruktif antara lain gempabumi dengan sumber di darat, di laut (sebelah selatan/subduksi, dan bagian utara/busur belakang yang dapat membangkitkan tsunami), letusan gunungapi (G. Agung dan G. Batur ) dan setempat-setempat rentan terjadi gerakan tanah/tanah longsor, yang berpotensi menimbulkan bencana. Perencanaan dan analisis kebencanaan perlu diperhatikan dalam aspek penataan ruang dan bangunan (RTBL) dan harus mendapatkan porsi yang cukup intensif dan serius dalam penyusunan RPP (Rencana Penataan Permukiman), dengan harapan resiko yang terjadi terhadap investasi infrastruktur di kemudian hari dapat di tekan.
Bahaya longsoran tanah mengacu pada Peraturan menteri PU No.22/PRT/M/2007 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 dengan cara membuat peta kerentanan longsoran tanah dan kestabilan lahan yang akan menjadi acuan di dalam pembuatan dan penetapan peraturan daerah mengenai keamanan terhadap longsoran, menetapkan, mengawasi dan melaksanakan secara konsisten Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahung 1992 Tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan peran serta masyarakat, seperti masyarakat hukum adat, masyarakat ulama, masyarakat intelektual
Ancaman Tanah Longsor Sebagai Salah Satu Indikator Dalam Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Provinsi Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi hampir 85 % dari luas seluruh wilayah. Relief Pulau Bali merupakan rantai pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Fenomena tersebut Selama tahun 2012 tercatat ada 221 bencana dengan 8 bencana di seluruh wilayah Bali yang dapat dipantau oleh UPT. Pusdalops PB Provinsi Bali. Intensitas bencana alam memiliki trend naik khususnya pada bencana geologi seperti Tanah Longsor, yang pada intinya disebabkan oleh alih fungsi lahan dan kekuatan geser tanah berkurang akibat kenaikan tekanan air pori di musim hujan.
Kondisi geologi yang sebagian besar berada batuan muda, dengan umur miosen dan sebagian besar berada pada masa kwarter sangat rentan terjadi dinamika geologi destruktif antara lain gempabumi dengan sumber di darat, di laut (sebelah selatan/subduksi, dan bagian utara/busur belakang yang dapat membangkitkan tsunami), letusan gunungapi (G. Agung dan G. Batur ) dan setempat-setempat rentan terjadi gerakan tanah/tanah longsor, yang berpotensi menimbulkan bencana. Perencanaan dan analisis kebencanaan perlu diperhatikan dalam aspek penataan ruang dan bangunan (RTBL) dan harus mendapatkan porsi yang cukup intensif dan serius dalam penyusunan RPP (Rencana Penataan Permukiman), dengan harapan resiko yang terjadi terhadap investasi infrastruktur di kemudian hari dapat di tekan.
Bahaya longsoran tanah mengacu pada Peraturan menteri PU No.22/PRT/M/2007 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 dengan cara membuat peta kerentanan longsoran tanah dan kestabilan lahan yang akan menjadi acuan di dalam pembuatan dan penetapan peraturan daerah mengenai keamanan terhadap longsoran, menetapkan, mengawasi dan melaksanakan secara konsisten Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahung 1992 Tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan peran serta masyarakat, seperti masyarakat hukum adat, masyarakat ulama, masyarakat intelektual
INVESTASI PARIWISATA INDONESIA (Book Chapter) "Mitigasi Bencana Geologi Terhadap Investasi Pariwisata Di Indonesia"
Saat ini sektor pariwisata menjadi industri yang sangat kompleks karena memberikan efek berantai (multiplier effect) karena berpengaruh terhadap berbagai sektor dalam kehidupan masyarakat terutama masyarakat yang terlibat didalamnya dimana industri pariwisata tersebut berkembang.
Sebagai contoh Pulau Bali sebagai destinasi wisata dunia investasi pembangunan pariwisata sangat gencar dilakukan akibat dari keunikan budayanya dan keindahan alamnya dengan kekayaan alamiah seperti pantai, danau, sungai, bukit, gunung. Investasi akomodasi pariwisata seperti villa dan hotel banyak dibangun didaerah daerah rawan bencana gerakan tanah, karena dibangun pada lereng-lereng dan jurang sungai, gunung ataupun laut.
Alternatif penanggulangan bencana geologi pada daerah terancam tinggi untuk sarana dan prasarana pariwisata sebaiknya secara struktural dilakukan dengan perbaikan gradasi/mixing, perkuatan lereng atau slope stabilation, untuk tanah yang lunak dilakukan deep compaction (vibroflotation, dynamic compaction, compaction grouting, dll), untuk muka air yang tinggi di lakukan dengan ground water lowering (stone columns, piling or compaction piles, drainage techniques
Comparison of Pushover Method and Direct Displacement Method in Earthquake Load Analysis with Performance-Based Design Concepts
The development of earthquake-resistant building designs led to developing an analysis method for earthquake loads, one of the performance-based methods. This method uses structural displacement as an approach. The purpose of this analysis method was to guarantee the structure's performance so that it will be able to withstand forces due to earthquake loads. In this paper, an analysis of a building structure's design was more reliable with applicable regulations in Indonesia and determined building performance based on FEMA 356. The study was carried out using the direct displacement method and the pushover analysis method, with the displacement targets and structure performance levels being compared with each other. Based on these results, it can conclude that the use of the direct displacement method and pushover analysis can produce almost the same displacement target values and structure performance levels. Comparison using pushover analysis design performance targets can be fulfilled so that the Direct Displacement Based Design Method can be used in structures. The total displacement value of the x-x (δT) direction is 0.300 m, and the y-y course is 0.115 m
KONDISI GEOLOGI DAN INFILTRASI TERHADAP ANCAMAN GERAKAN TANAH PADA BATUAN VULKANIK DI KALDERA GUNUNG BATUR
Pengaruh intensitas curah hujan dan durasi hujan menyebabkan parameter kuat geser tanah menurun serta terbentuknya bidang gelincir pada lapisan dasar yang berupa batuan vulkanik. Terkait kondisi tersebut dilakukan penelitian pengaruh kondisi geologi dan infiltrasi terhadap ancaman bencana tanah longsor dengan lokasi penelitian di sekitar kaldera Gunung Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Kawasan ini sering terjadi bencana tanah longsor terutama pada musim hujan karena di kelilingi oleh perbukitan dengan vegetasi rendah.
Penyelidikan potensi longsor diawali dengan pengambilan sampel di dua titik borhole pada lereng yang memberikan ancaman terbesar terhadap permukiman dan fasilitas umum. Analisis dengan interpretasi terhadap singkapan lereng dan analisis numerik dengan GeoStudio 2012 yang didalam terdapat SEEP/W untuk analisis infiltrasi air hujan selanjutnya dikaitkan dengan SLOPE/W, intensitas curah hujan 125 mm/hari dan durasi hujan 5 jam berdasarkan hasil kajian BMKG Bali pada tanggal 9 Februari 2017.
Batuan vulkanik berupa breksi vulkanik yang ditutupi pelapukan batuan yang telah menjadi lempung atau lanau berada pada ketinggian 500-2000 mdpl, kemiringan lereng 20%-40% memiliki risiko ancaman tinggi. Volume batuan vulkanik di atas 60% akibat adanya infiltrasi air hujan menimbulkan bidang gelincir. Pengaruh curah hujan terhadap infiltrasi faktor keamanannya <1 sudah terjadi pada hujan jam ke 2. Penurunan angka keamanan kritis terjadi antara 0,96 sampai 0,62. Penurunan angka keamanan cukup drastis terjadi pada hujan ke 4 menuju hujan jam ke 5. Kondisi ini akibat dari volume hujan konstan dan tinggi menyebabkan rembesan tinggi ke tanah yang menyebabkan tekanan air pori naik, tanah menjadi jenuh sehingga sudut gesek internal tanah menurun
Risk Mitigation of Toll Road Development (Case Study of Trans Sumatera Toll Road)
To achieve the level of infrastructure performance as a middle-income country by 2025, as well as to catch up with the backwardness of infrastructure, specifically for toll road projects, the government targets that by 2021 Indonesia will have 5200 km of toll roads. Hence, there is a significant increase of 3000 km. The government, especially in the development of toll road infrastructure, gives a more significant portion to the purely private sector, BUMN, and Public Private Partnership - Government Business Entity Cooperation. Risk analysis is carried out by structuring risk using the RBS (Risk Breakdown Structure) method and multiplying the impact value and frequency to get the risk level value for each risk factor. The results of the analysis obtained from RBS are further analyzed based on the practical experience of project implementers to determine their actions in overcoming risks, then analyzed and discussed again using a table comparing the amount of risk, comparison of the level of importance of risk (importance level) and the level of risk based on the payment system. The results obtained from this study are the types of risk and the level of risk at each stage of the project
Community Empowerment in Household Wastewater Management in Songan A Village, Kintamani Sub-District, Bangli.
The management of household wastewater is basic sanitation and does not
get enough attention; poor sanitation conditions affect decreasing the quality of the
environment, especially public health. The identification and analysis of sanitation
problems, especially in the treatment of household wastewater, was carried out in
Songan A Village, Kintamani District, a densely populated area located on the shores
of Lake Batur and the necessities of living and agriculture using lake water, this
condition requires pollution control. The research was conducted by means of field
surveys, interviews, and literature studies on household waste management and public
health knowledge, analysis, and descriptive qualitative studies. The research shows that 30% of the experience of public health and household wastewater treatment in Songan A Village is still lacking, and waste treatment does not meet the requirements.
Community empowerment was needed in public health knowledge and household wastewater management to create a village of Songan A that was comfortable, clean, and supports the Mount Batur geotourism area's image as a world tourist attraction
PERENCANAAN KONSTRUKSI PERBAIKAN TANAH PONDASI RESERVOAR DENGAN METODE PVD DAN MICROPILE
Bali Island becoming icon Tourism national and as especial target area of tourism have
International scale, Area East Province Bali like Sub‐Province of Karangasem also have tourism
potency which is enough enthused by domestic good tourist and also Foreign countries.
Therefore required by Integrated management, Concerning infrastructure and also service of
requirement of society fundamental to be image as island of tourism international can remain
to awake. Pursuant to background above, problem to be lifted in this final duty is 1) How much
is H initial or is high of needed to plan get highly of wanted hoard 2) How much is big of
compression of land; ground effect of laboring burden above land (of) hoard base? 3) How of
planning acceleration of compression of land; ground use which is combined preloading
Prefabricated Vertical Channel (PVD) and strengthened with safety factor until 2? Result of
research at planning of construction alternative repair of land; ground in Development of
reservoir 6500 m3 concluded as follows: 1) Geology consist of two flabby clay coat as thick as
which each 8,5 meters and 10 meters limited by sand coat as thick as 4 meters. Value of H initial
and Compression (Sc) at which is the each station or dot can be concluded by at distance 0‐15
high m of plan is 9.5 m, distance 15‐30 high m of plan is 10.6 m, distance 30‐45 high m of plan
is 11.7 m. 2) Is reckoned from by highest H initial totalize compression (Sc) which must be
eliminated is equal to 3.8 m. To eliminate needed by total compression of time 27 week for the
phasing of conglomeration 50 cm/week. Method repair of land; ground used to quicken
compression is with preloading which is combination with PVD. Used by type of PVD type of
Wick Drain widely 100 mm, thick 5 mm. Attached by PVD segi‐3 with pattern apart 1,2 meters
of and inches 22.5 meters. 3) For the strength of land; ground by using micropile, used by
micropile with dimension 25x25 cm of PT. Beton Elemindo Perkasa. From result of calculation
with factor safety until 2, got by requirement of micropile at distance 0‐15 m counted is 47,
distance 15‐30 as much as m 38, distance 30‐45 m counted is 30
Keruntuhan Dinding Penahan Tanah dan Mitigasi Lereng di Dusun Bantas, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani
Dinding Penahan Tanah (DPT) yang berlokasi di Dusun Bantas, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli secara geografis terletak pada koordinat: 08o 13’ 03,5” Lintang Selatan dan 115o 24’ 57,9” Bujur Timur, mengalami keruntuhan pada 10 Februari 2017. Keruntuhan terjadi sehari setelah hujan ekstrim yang terjadi selama 4 hari mengguyur daerah sekitar Kecamatan Kintamani pada bulan Februari. Tingginya kerusakan yang terjadi perlu dilakukan analisa teknis untuk mengetahui penyebab terjadinya keruntuhan melalui observasi dan pengamatan di lapangan dan data-data terkait laporan dari dinas terkait. Tujuan dari analisa ini adalah agar DPT yang akan dibangun kembali menjadi lebih kokoh untuk menahan beban dan menghindari terulangnya kejadian serupa pada bangunan yang baru.Dari observasi dan fakta lapangan dan analisa numeris pada lereng longsor, keruntuhan DPT disebabkan oleh karena dimensi DPT yang terlalu ramping sehingga tidak mampu menahan tekanan tanah aktif saat jenuh air. Drainase DPT tidak berfungsi dengan baik sehingga tanah gampang jenuh saat hujan. Keruntuhan juga disebabkan oleh tergerusnya pondasi DPT akibat masuknya air pada retakan horisontal pada bahu jalan. Pondasi DPT tidak berada pada lapisan tanah yang stabil.Penanggulangan risiko bencana diawali dengan penilaian dan pemetaan risiko bencana. Pembelajaran terhadap masyarakat didaerah rawan bencana longsor dilakukan secara intensif agar mampu menilai secara visual ancaman terjadi. Upaya mitigasi lebih efektif lainnya dengan investasi pengurangan risiko bencana berupa penerapan system peringatan dini dengan teknologi tepat guna
- …