54 research outputs found

    WAYANG KULIT BALI DIANTARA TRADISI DAN PERUBAHAN: SEBUAH DILEMA DAN HARAPAN DALAM PELESTARIAN SENI BUDAYA BALI

    Get PDF
    Wayang leather puppet show is Balinese traditional culture art heritage, a creativity that formulates philosophy, religion, moral values and Balinese way of life. This honorable tapestry creates an identity of Balinese culture until it is sufficiently known by world society. Thus, wayang puppet theatre must be conserved as a guidance for further creativity. In this preservation appears dilemma between the impulse to remain tradition and tendency to be innovative. Thte later tendency has motivated the emergence of various spectacular wayang production employing electrnic and LCD, including a series of puppetry collaboration, so that several normative elements get lack of attentions. Wayang preservation is expected to reinforce the religious life by socializing traditional values and norms to guide and direct Balinese people in facing the modernization and globalization

    USAHA-USAHA MENYELAMATKAN WAYANG KULIT BALI DALAM GONCANGAN MODERNISASI

    Get PDF
    Kekuatan yang ada pada seni pewayangan telah memberikan nilai sejarah dan sumber penggarapan seni untuk dikembangkan sebagai kekayaan budaya yang dapat menata kehidupan masyarakat baik secara moral maupun material. Pengembangan seni pewayangan diharapkan akan tetapi mempunyai arah karena memiliki pedoman budaya yang hidup yang dapat dijadikan sumber penciptaan atau penggarapan karya seni. Terjadinya kolaborasi dan penggunaan teknologi modern dalam beraktivitas sebagai salah satu bentuk yang inovatif tidak mengurangi nilai yang dikandung oleh karya tersebut sebagai hasil karya cipta seni karena pedoman budayanya tetap berakar pada seni budaya Bali. Penggunaan teknologi modern dalam menggarap atau menciptakan karya seni dianggap hanya sebagai salah satu elemen dalam memberikan suasana estetik terhadap karyanya. Dengan demikian penyelamatan dan pengembangan kesenian memang menyatu antara kebutuhan masyarakat, pemerintah dan konsumen seni di Bali. Menyatunya dukungan di atas telah terbukti sampai sekarang Bali tetap dikenal oleh masyarakat Dunia sebagai daerah seni yang memiliki aneka ragam kesenian dari yang berfungsi ritual dan seni yang bersifat hiburan sampai pada seni kontempore

    KEBERADAAN WAYANG KULIT BALI SEBAGAI DINAMIKA BUDAYA* DI ERA MODERNISASI

    Get PDF
    Seni pewayangan Bali merupakan salah satu jenis kesenian di Bali yang berperanan sebagai pemberi citra dan pembentuk identitas budaya Bali. Keberadaan seni pewayangan Bali memiliki makna, fungsi, dan bentuk yang mencerminkan kehidupan budaya Bali sampai sekarang. Seni pewayangan Bali diciptakan sebagai wahana komunikatif, informative, dan educatif, karena isi seni pewayangan Bali merupakan akumulasi nilai – nilai dan norma – norma budaya yang bersumber pada cerita Ramayana dan Mahabrata. Dengan demikian memahami seni pewayangan Bali dapat dianggap sebagai media untuk memahami budaya Bali, karena itu seni pewayangan Bali dfapat dianggap sebagai cerminan budaya Bali baik pada tataran nilai dan norma maupun pada tataran sikap dan prilaku. Semua gejala budaya yang berkembang dalam masyarakat Bali dapat diamati secara visual melalui karakter – karakter dan prilaku tokoh – tokoh pewayangan di Bali

    SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL BALI, SEBUAH RENUNGAN SEJARAH

    Get PDF
    The existence of Balinese performance art can be observed through a long journey based on such of clues like artifact and ancient inscription which are found and described the categories of our inheritance performance art at the present are existed since the age of Ancient Balinese. Through the awareness of history, the age of Ancient Balinese is made of by the relationships between Balinese and East Javanese kings. In another ways can be comprised that the Balinese performance art is included in ancient Balinese performance art which is known as the product of Javanese culture and Balinese tradition’s acculturation. The East Javanese culture’s inheritance has cultivated by the fallen of Balinese’s Kingdom under Majapahit since the governance of King Asta Sura, Ratna Bumi Banten which caused the dominant influence of Majapahit’s culture to the development of Balinese culture until now. Seen that the Balinese performance art has a meaning to regenerate and socialize the Balinese culture and can also assumed that traditional performance art is become the identity of Balinese culture. The changes of age and the existence of culture system will influence the form and structure of performance art so that in reconstructing of traditional performance art as a history moment is always limited by space, proceed with time and reconstruct to the artist’s style. The changes of form and art structure can be possessed as a history process while its meaning and characteristics are always powered and prevented the genuine of Balinese culture art

    Wetu Telu Sebagai Identitas Lokal Etnis Sasak Dalam Pergulatan Budaya Global di Lombok

    Get PDF
    Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji wetu telu sebagai identitas lokal etnis Sasak dalam pergulatan global di Lombok. Tradisi wetu telu yang diwarisi secara turun temurun oleh etnis Sasak mengalami pergulatan Budaya di era globalisasi, karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam secara umum. Pergulatan itu muncul antara etnis Sasak yang ingin mempertahankan tradisi wetu telu sebagai identitas lokal dengan yang ingin menerapkan budaya Islam secara umum. Pergulatan itu menimbulkan kekhawatiran akan punahnya tradisi wetu telu dan etnis Sasak kehilangan identitas. Permasalahan yang muncul dalam hal ini adalah bagaimana orang sasak membangkitkan kearifan lokal agar tidak kehilangan identitas. Untuk menganalisis dan menjelaskan budaya wetu telu sebagai identitas lokal etnis Sasak, digunakan metode penelitian kualitatif untuk mengungkap makna budaya wetu telu sebagai identitas Sasak dan menjelaskan bangkitnya kearifan lokal Sasak di Lombok di tengah-tengah globalisasi. Metode penelitian kualitatif dalam hal ini menggunakan paradigma sejarah, teori multikulturalisme dan teori hegemoni. Penelitian ini akan dapat mengungkapkan latar belakang budaya wetu telu, pergulatan identitas dan bangkitnya wetu telu sebagai identitas Sasak. Hasil penelitian ini memggambarkan munculnya Islam Kultural sebagai sebuah adaptasi budaya antara wetu telu dengan ajaran Islam pada umumnya. Key Wood: Wetu Telu, Identitas dan Pergulatan

    Wayang Sebagai Media Komunikasi Simbolik Perilaku Manusia Dalam Praktek Budaya Dan Agama Di Bali

    Get PDF
    Wayang sebagai seni pertunjukan merupakan media komunikasi simbolik perilaku manusia dalam praktek agama dan budaya sudah dikenal sejak jaman pra Hindu. Ritual bayang-bayang dalam kepercayaan animisme dan dinamisme merupakan praktek budaya dan agama untuk memuja roh nenek moyang. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pertunjukan wayang sebagai media komunikasi simbolik dalam praktek budaya dan agama di Bali. Permasalahan yang diangkat melalui penulisan ini adalah ingin menginvestigasi apakah pertunjukan wayang dalam praktik budaya dan agama di Bali, dipahami dan dihadirkan sebagai ujud pemujaan pada kekuatan gaib sebagai perkembangan dari tradisi pra Hindu. Metode yang digunakan untuk mengkaji masalah di atas adalah metode penelitian kualitatif dengan teori interaksi simbolik dan komunikasi. Penulisan ini ingin menunjukan bahwa wayang sebagai media komunikasi simbolik perilaku manusia dalam praktek budaya dan agama di Bali telah dilakukan sejak jaman pra Hindu dan masih dipertahankan oleh orang Bali sampai sekarang. Kekuatan gaib yang dapat mengganggu manusia masih dipercaya oleh masyarakat Bali, terutama pada anak yang lahir pada tumpek wayang, sehingga perlu diruwat (dibersihkan) gangguan itu dengan wayang sapuh leger
    • …
    corecore