11 research outputs found

    PERANAN KEYAKINAN GURU TERHADAP HAKIKAT DAN BELAJAR MENGAJAR SAINS DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

    Get PDF
    This article is a study aiming at developing a professionalismenhancing system that can bridge the gap between the curriculum that prepares teachers and the teaching they practice at schools. An understanding of the system of teachers' beliefs will assist in enhancing the effectiveness of the teaching of science and represents a significant indicator of teachers' behavior in the classroom. In relation to science, teachers believe that it is manmade so that it is imperfect and must be continuously developed. They also realize that science is part of daily life. In teaching science, emphasis should be on exploratory learning with little instruction but with a provision of structured materials. Teachers' beliefs have important roles in instructional reformation. Beliefs could be constructed through active participation and collaborative partnership so that belief and knowledge transformation can occur. Transformational and continuous professional development is needed to align teachers' beliefs with reformation recommendations. Successful reform in science teaching and true implementation by the teachers as intended will need some kind of enabling condition. The PPGS (short for Penugasan Pendidikan Guru ke Sekolah or School Assigned Teacher Education) program is a system to accommodate the transformational professional development of science teachers and expected to be an agent of change in science teaching. Every reform or innovation in science teaching could be validated by being put into practice in PPGS forums first

    Peranan Keyakinan Guru terhadap Hakikat dan Belajar Mengajar Sains dalam Pengembangan Profesionalisme

    Full text link
    This article is a study aiming at developing a professionalismenhancingsystem that can bridge the gap between the curriculumthat prepares teachers and the teaching they practice at schools. Anunderstanding of the system of teachers\u27 beliefs will assist inenhancing the effectiveness of the teaching of science and representsa significant indicator of teachers\u27 behavior in the classroom. Inrelation to science, teachers believe that it is manmade so that it isimperfect and must be continuously developed. They also realizethat science is part of daily life. In teaching science, emphasis shouldbe on exploratory learning with little instruction but with a provisionof structured materials. Teachers\u27 beliefs have important roles ininstructional reformation. Beliefs could be constructed throughactive participation and collaborative partnership so that belief andknowledge transformation can occur. Transformational andcontinuous professional development is needed to align teachers\u27beliefs with reformation recommendations. Successful reform inscience teaching and true implementation by the teachers as intendedwill need some kind of enabling condition. The PPGS (short forPenugasan Pendidikan Guru ke Sekolah or School AssignedTeacher Education) program is a system to accommodate thetransformational professional development of science teachers andexpected to be an agent of change in science teaching. Every reformor innovation in science teaching could be validated by being putinto practice in PPGS forums first

    Student Creativity through Project-based Learning Experiences

    Get PDF
    This study aims to analyze students’ creativity through project-based learning experiences in a electrochemistry topic. Subject of this study was 40 students from Chemistry Education Study Program who took basic chemistry course. Students experienced several activities, namely: forming groups of three, asking and refining questions, debating ideas, making predictions, designing plans and/or experiments, collecting and analyzing data, drawing conclusions, communicating their ideas and findings to others, asking new questions, and creating artifacts like a model, a videotape, or a media. Then, the lecturer monitored the students and the progress of the project, assessed the outcome and evaluated the experience resulting students-in group’ creativity profile. Research instruments are project assessment rubrics and observation sheets. Findings show that students’ creativity in groups ranges from  less to very good or from 48.15 to 92.59. Although there are still shortcomings with this study, we encourage other lecturers to implement this type of learning model in other courses or subjects in order to improve students’ problem solving skills

    DAMPAK PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN POWERPOIN TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA TOPIK ASAM BASA DI SMAN 1 INDRALAYA UTARA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dampak pembelajaran generatif berbantuan powerpoin terhadap pemahaman siswa pada topik asam basa kelas XI SMAN 1 Indralaya Utara. Metode penelitian menggunakan eksperimen semu dengan desain penelitian non equivalent (pretest and posttest) control group design. Diperoleh nilai rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 69,480 dan kelas kontrol adalah 65,063. Uji -t pada taraf signifikan 5%, diperoleh t(hitung) > t(tabel), yakni (2,147) > (2,000). Hasil analisa uji korelasi Pearson (r) diperoleh bahwa korelasi (r)  antara pembelajaran generatif berbantuan powerpoin dengan pemahaman adalah 0,691 sedangkan korelasi (r) antara pembelajaran generatif tanpa powerpoin dengan pemahaman adalah 0,447. Penerapan pembelajaran generatif berdampak positif terhadap pemahaman siswa pada topik asam basa. Pembelajaran generatif berbantuan powerpoin dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran kimia

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN KIMIA DI KELAS XI MIA 3 SMAN 1 INDRALAYA

    Get PDF
    Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Pelajaran Kimia di Kelas XI MIA 3 SMAN 1 Indralaya.Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada pelajaran kimia kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Inderalaya melalui  penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali  pertemuan. Data didapat melalui tes pemahaman konsep peserta didik yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Terjadi peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada pelajaran kimia yang tercermin dari peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta didik. Hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta didik sebelum tindakan adalah 55,85 dan 17,85%, meningkat menjadi 58,63 dan 28,46% pada siklus 1, kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 69,85 dan 55,55%, dan pada siklus 3 meningkat menjadi 80,50 dan 89,28%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learningdapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

    HASIL BELAJAR, SIKAP, PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MODUL LAJU REAKSI BERBASIS KONSTRUKTIVISME LIMA FASA NEEDHAM DI SMA NEGERI 3 PALEMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan hasil belajar, sikap, dan persepsi siswa dalam pembelajaran modul laju reaksi berbasis konstruktivisme lima fasa Needham dengan pembelajaran konvensional di SMA Negeri 3 Palembang. Sampel pada penelitian ini ada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 36 siswa. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan desain penelitian non equivalent control group design. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, angket, dan dokumentasi. Diperoleh hasil uji-t untuk hasil belajar siswa t (hitung) 2,786 > t (tabel) 1,994 , sikap siswa t (hitung) 2,964 > t (tabel) 1,994, dan persepsi siswa t (hitung) 3,898 > t (tabel) 1,994. Dengan demikian hasil uji-t pada hasil belajar, sikap, dan persepsi siswa hasil uji-t menunjukkan t(hitung) lebih besar daripada t(tabel) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar, sikap, dan persepsi siswa antara pembelajaran modul laju dengan pembelajaran konvensional

    GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA SMA

    Get PDF
    Penelitian deskriptif ini mengungkapkan gaya belajar dan prestasi belajar kimiasiswa SMA. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA, dan sampel adalah kelas XIIPA 1 dan XI IPA 2. Data dikumpulkan dengan teknik triangulasi angket (kuesioner),wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara interaktif dan terusmenerussampai tuntas dengan langkah-langkah analisis yang meliputi reduksi data, displaydata dan membuat kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian yang diperoleh dari dataangket menunjukkan bahwa dari 62 siswa, ada sebanyak 18 siswa (29,03%) yang cenderungmemiliki gaya belajar visual, selanjutnya ada 32 siswa (51,61%) cenderung memiliki gayabelajar auditori, dan 12 siswa lainnya (19,36%) cenderung memiliki gaya belajar campuranyakni gaya visual-auditori. Hasil angket tersebut juga didukung oleh hasil data observasiterhadap guru dan hasil data wawancara terhadap siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwasiswa SMA memiliki jenis-jenis gaya belajar yang meliputi gaya belajar visual, auditori dancampuran. Prestasi Belajar siswa dapat diketahui dari nilai rata-rata siswa yakni sebesar 85,69yang termasuk ke dalam kategori sangat baik. Disarankan kepada guru kimia untukmenyebarkan angket gaya belajar terhadap siswa agar diketahui kecenderungan gaya belajarmasing-masing siswa dan guru mengetahui pola-pola gaya belajar siswa sehingga guru dapatmeningkatkan prestasi belajar siswa

    KESIAPAN GURU KIMIA SMA NEGERI PALEMBANG DALAM MENDUKUNG PENERAPAN KURIKULUM 201

    Get PDF
    Penelitian ini mendeskripsikan kesiapan guru kimia dalam mendukung penerapan Kurikulum 2013 ditinjau dari aspek-aspek: pelatihan, RPP, dan pembelajaran di kelas. Penelitian deskriptif ini bersifat eksploratif kualitatif. Data dikumpulkan menggunakan triangulasi teknik dengan subjek 13 guru kimia kelas X SMAN Palembang. Data dianalisis melalui langkah-langkah reduksi, penyajian, dan verifikasi. Kendala-kendala guru dalam penerapan Kurikulum 2013 adalah pelatihan guru, ketersediaan buku, dan fasilitas yang kurang memadai. Sedangkan di kelas, guru harus menghadapi siswa yang melebihi kapasitas ruang sehingga menghambat beberapa penerapan pendekatan saintifik. Hasil penelitian menunjukkan guru belum siap dikarenakan pelatihan bersifat informasi teoritik dalam waktu yang singkat, RPP telah dikembangkan sesuai permendikbud nomor 81A, namun penerapannya tidak konsekuen dan konsisten. Direkomendasikan agar pelatihan guru dilaksanakan secara merata dan berkelanjutan untuk meningkatkan kreatifitas dan profesionalitas, seperti melakukan PTK dan menerapkan teknologi multimedia dalam pembelajaran inovatif. Sarana dan prasarana sekolah perlu ditingkatkan untuk memudahkan guru melaksanakan kewajibannya sesuai tuntutan perundang-undangan dalam mendukung kesuksesan Kurikulum 2013

    IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING (GNT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 PALEMBANG

    Get PDF
    Implementasi Strategi Pembelajaran Guided Note Taking (GNT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 11 Palembang.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa upaya guru menerapkan strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 11 Palembang. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan sebanyak tiga siklus terdiri dari masing-masing dua pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes hasil belajar siswa. Rata-rata keaktifan siswa dalam kelompok pada siklus I sebesar 48,19%  siklus II sebesar 58,61% dan pada siklus III sebesar 68,17%. Rata-rata skor hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan (T0) sebesar 58,84 dengan ketuntasan sebesar 46,34%. Rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I (T1) sebesar 68,25 dengan ketuntasan sebesar 34,14 %. Pada siklus II (T2)  sebesar 73,17 dengan ketuntasan sebesar 46,34 %. Pada siklus III (T3) sebesar 80,00 dengan ketuntasan sebesar 70,73% Hasil penelitian membuktikan bahwa strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di setiap siklusnya. Disarankan bagi guru yang mengalami permasalahan yang sama untuk menerapkan strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT)  agar hasil belajar siswa meningkat

    IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING (GNT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 PALEMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa upaya guru menerapkan strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 11 Palembang. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan sebanyak tiga siklus terdiri dari masing-masing dua pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes hasil belajar siswa. Rata-rata keaktifan siswa dalam kelompok pada siklus I sebesar 48,19%  siklus II sebesar 58,61% dan pada siklus III sebesar 68,17%. Rata-rata skor hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan (T0) sebesar 58,84 dengan ketuntasan sebesar 46,34%. Rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I (T1) sebesar 68,25 dengan ketuntasan sebesar 34,14 %. Pada siklus II (T2)  sebesar 73,17 dengan ketuntasan sebesar 46,34 %. Pada siklus III (T3) sebesar 80,00 dengan ketuntasan sebesar 70,73% Hasil penelitian membuktikan bahwa strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di setiap siklusnya. Disarankan bagi guru yang mengalami permasalahan yang sama untuk menerapkan strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT)  agar hasil belajar siswa meningkat
    corecore