5 research outputs found
Material Recycle Teak Wood Root Waste From The Sea For Home Decoration Products
Recycle material teak wood root waste from the sea is the purpose of this writing; the material that will be used as home decoration products is obtained from fishermen who are at sea and find a lot of teak wood that is washed away then under the edge of the beach then the Recycle process is carried out. In this design process, it uses a method that includes several stages, including The observation and analysis stage; The imagination stage consists of exploration activities and engineering and material experiments; The imagination development stage is focused on maturing concepts as a result of problem evaluation; The implementation stage of design decisions that are ready to be worked. The method above is then called the process of creating Practice-led Research
Eksplorasi Bentuk Ornamen Batu Karang Masjid Mantingan Dalam Kriya Kayu
Ornamen Batu Karang Masjid Mantingan, keberadaannya menyangkut beberapa aspek. Aspek pertama: Ornamen Masjid Mantingan memiliki latar belakang sejarah dan budaya. Ornamen yang berada di Masjid Mantingandisebut sebagai subjek yang menyentuh perasaan yang memunculkan inspirasi, di antaranya peninggalan sejarah, kepercayaan, produk budaya dsb. Perpaduan budaya merupakan konsep historis dan filosofi yang mendasari keberadaan ornamen Masjid Mantingan. Aspek kedua: menyangkut masalah karakteristik seni Islam pada ornamen Masjid Mantingan dengan ditandai keberadaan unsur Hindu, Cina, dan “local genius”. Aspek ketiga: adalah berkaitan dengan makna lambang (simbol) padaperupaan motif ornamen Masjid Mantingan. Dalam penggarapan karya dilakukan penerapan ornamen pada kayu akan dilakukan dengan memperhatikan lekuk bentuk dari media kayu dengan pedoman nilai-nilai estetika, untuk teknik yang digunakan adalah teknik ukir dan Proses Lengkung (Bend Process). Proses Penciptaan karya-karya ini dilakukan dengan perhitungan proporsionalbentuk dan ukuran. Pencarian sumber ide, sketsa, pemilihan bahan pokok, sampai pada tahap pengerjaan karya mentah yang menggunakan beberapa macam proses danteknik ukir, dan yang terakhir yaitu proses display karya. Metode yang digunakan dalam penciptaan ini adalah practice based Research. Sumber ide pada penciptaan karya ini menggunakan beberapa teori pendukung seperti: teori Estetika dan semiotika. Setelah melalui proses penciptaan yang panjang, terlahirlah 6 karya seni kayu. Secara keseluruhan terlihat bahwa pada karya-karya ini terdapat penggayaan pada teknik ukir yang lebih luwes, yang juga terdapat unsur estetik dan simbolis
Eksplorasi bentuk batu Karang Masjid Mantingan dalam kriya kayu
Ornamen Batu Karang Masjid Mantingan, keberadaannya menyangkut beberapa aspek. Aspek pertama: Ornamen Masjid Mantingan memiliki latar belakang sejarah dan budaya. Ornamen yang berada di Masjid Mantingandisebut sebagai subjek yang menyentuh perasaan yang memunculkan inspirasi, di antaranya peninggalan sejarah, kepercayaan, produk budaya dsb. Perpaduan budaya merupakan konsep historis dan filosofi yang mendasari keberadaan ornamen Masjid Mantingan. Aspek kedua: menyangkut masalah karakteristik seni Islam pada ornamen Masjid Mantingan dengan ditandai keberadaan unsur Hindu, Cina, dan “local genius”. Aspek ketiga: adalah berkaitan dengan makna lambang (simbol) padaperupaan motif ornamen Masjid Mantingan. Dalam penggarapan karya dilakukan penerapan ornamen pada kayu akan dilakukan dengan memperhatikan lekuk bentuk dari media kayu dengan pedoman nilai-nilai estetika, untuk teknik yang digunakan adalah teknik ukir dan Proses Lengkung (Bend Process).
Proses Penciptaan karya-karya ini dilakukan dengan perhitungan proporsionalbentuk dan ukuran. Pencarian sumber ide, sketsa, pemilihan bahan pokok, sampai pada tahap pengerjaan karya mentah yang menggunakan beberapa macam proses danteknik ukir, dan yang terakhir yaitu proses display karya. Metode yang digunakan dalam penciptaan ini adalah practice based Research. Sumber ide pada penciptaan karya ini menggunakan beberapa teori pendukung seperti: teori Estetika dan semiotika.
Setelah melalui proses penciptaan yang panjang, terlahirlah 6 karya seni kayu. Secara keseluruhan terlihat bahwa pada karya-karya ini terdapat penggayaan pada teknik ukir yang lebih luwes, yang juga terdapat unsur estetik dan simbolis
Material Recycle Teak Wood Root Waste From The Sea For Home Decoration Products
Recycle material teak wood root waste from the sea is the purpose of this writing; the material that will be used as home decoration products is obtained from fishermen who are at sea and find a lot of teak wood that is washed away then under the edge of the beach then the Recycle process is carried out. In this design process, it uses a method that includes several stages, including The observation and analysis stage; The imagination stage consists of exploration activities and engineering and material experiments; The imagination development stage is focused on maturing concepts as a result of problem evaluation; The implementation stage of design decisions that are ready to be worked. The method above is then called the process of creating Practice-led Research
Transformasi Ornamen Masjid Mantingan Pada Seni Ukir Kayu
Membahas ornamen masjid Mantingan terdapat tiga faktor utama yang melatarbelakangi keberadaannya yaitu: Pertama: ornamen masjid Mantingan memiliki latar belakang sejarah dan budaya. Perpaduan budaya merupakan konsep historis dan filosofi yang mendasari keunikan ornamen masjid Mantingan. Kedua: karakteristik seni Islam pada ornamen masjid Mantingan dengan ditandai munculnya unsur Hindu, Cina, dan “local genius”. Ketiga: makna lambang (simbol) pada perupaan motif ornamen masjid Mantingan. Ornamen yang berkembang berupa ukiran dengan motif suluran flora dan fauna yang disamarkan atau distilasi. Dalam penulisan ini ingin mengetahui bagaimana konsep, proses, dan hasil-hasil ciptaan atau gagasan dalam karya berlandaskan tiga factor di atas. Metode Penciptaan karya-karya ini dilakukan melalui pendekatan Estetika dan semiotika, dan dalam proses perwujudannya menggunakan Tiga Tahap Enam Langkah dari SP. Gustami, yaitu pencarian sumber ide, sketsa, pemilihan bahan pokok, sampai pada tahap pengerjaan karya. Teknik yang digunakan adalah teknik ukir, teknik scroll, dan finishing menggunakan bahan Nitro Celulose (NC). Setelah melalui proses penciptaan yang panjang, terciptalah enam karya seni akar kayu, setiap karya seni dihadirkan memiliki nilai estetis dan simbolis. Motif khas masjid Mantingan berupa motif bunga teratai yang ditransformasikan pada setiap karya seni akar kayu yang dipadukan dengan lung-lungan berupa suluran tumbuh-tumbuhan. Secara keseluruhan terlihat bahwa pada karya-karya ini terdapat penggayaan pada teknik ukir yang luwes. Terciptanya karya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atas keberagaman karya-karya seni Kriya masa kini.
Kata Kunci: Transformasi, Ornamen Masjid Mantingan, Akar kayu