21 research outputs found

    Prevalensi Malaria Klinis dan Positif Plasmodium spp. Berdasarkan Mass Blood Survey di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau

    Get PDF
    Based on clinical diagnosis, the regency of Rokan Hilir in Riau Province is a high malaria endemic areas with annual parasite incidence more than 50 per 1,000 inhabitants, and every year the number of cases continues to rise. To overcome this, the intensification of eradication activities has been conducted with the goal of reducing malaria transmissionrates, cases and deaths due to malaria. To determine the prevalence of positive malaria Plasmodium, in Rokan Hilir regency, has conducted mass blood survey (MBS) in March 2008 in 5 villages which is the highest malaria endemic areas. The number of people who checked his blood sample was 5215 people (18,42% of the total population), 1252 of whom were residents age group 0-9 years.From the examination results are known 267 people (5.12%) positive malaria, including 86 people in the population age group 0-9 years.Furthermore, the survey concluded that the location of high malaria endemic area for 5.12% of samples tested positive for malaria and malaria morbidity in the population age group 0-9 years is 6.87%

    EFFECTIVENESS OF LOCAL LANGUANGE BOOKLETS TO ADOLESCENT SMOKING BEHAVIOR

    Get PDF
    Pasien rumah sakit Dr. Soedarso Pontianak yang mengalami penyakit jantung koroner terbukti perilaku merokok sebagai faktor risiko. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan memprediksi perilaku merokok remaja di Pontianak. Peneliti ingin mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan melalui booklet berbahasa daerah terhadap pengetahuan rokok pada siswa SMP di Pontianak.  Rancangan penelitian ini adalah pre-test post-test with control group design. Penelitian ini mengelompokkan subjek kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan mendapatkan pendidikan kesehatan melalui booklet berbahasa daerah dan kelompok kontrol tanpa perlakuan. Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaa

    Efektifitas Pelatihan Konseling dan Penyusunan Menu MP-ASI terhadap Keterampilan Kader dalam Mendampingi Ibu

    Get PDF
    Abstract: Effectiveness of Training Counseling and Preparation Menu MP-ASI Against Cadre In Mentoring Skills Mother. The aim of this research is to obtain information the effectiveness of counseling training and training for the menus breast milk given to Posyandu cadre to cadre skills in providing assistance to mothers with toddlers decreased body weight. This study uses a quasi-experimental design one group pre and post-test design. The total sample of 43 cadres Posyandu. Effectiveness was assessed by comparing the pre-test to post-test are given using the t-test dependent t-test. The results showed that there were significant differences in the level of knowledge about balanced nutrition before training to do after training (p-value = 0.001). Obtained significant differences between the Posyandu cadre counseling skills prior to training after training performed (p-value = 0.001).Abstrak : Efektifitas Pelatihan Konseling Dan Penyusunan Menu MP-ASI Terhadap Keterampilan Kader Dalam Mendampingi Ibu. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan informasi efektifitas pelatihan  konseling dan pelatihan penyusunan menu MP-ASI yang diberikan kepada kader posyandu terhadap keterampilan kader dalam memberikan pendampingan ibu dengan berat badan balita menurun. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment one group pre and post test design. Jumlah sampel sebanyak 43 kader posyandu. Efektifitas dinilai dengan membandingkan hasil pre-test dengan post-test yang diberikan menggunakan uji t dependent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan tingkat pengetahuan tentang gizi seimbang sebelum dilakukan pelatihan dengan sesudah dilakukan pelatihan (p value = 0,001). Diperoleh perbedaan signifikan keterampilan konseling kader posyandu antara sebelum dilakukan pelatihan dengan sesudah dilakukan pelatihan (pvalue = 0,001)

    Pengetahuan, Peran Orang Tua dan Persepsi Remaja terhadap Preferensi Usia Ideal Menikah

    Get PDF
    Abstract: Knowledge, Parental Roles, And Adolescents Perception Toward Preference Of  Ideal Age Of Marriage . Marriage is a bond born of inner and between a man and a woman as the husband and wife with the aim of forming a happy family and eternal. Necessary preparations towards domestic life. Age is one of the most important considerations to get married, as it associates with maturity and proper relation-ship to commit someone’s life to someone else.  Right age is also essential to determine the physical, mental, and financial readiness. This study aimed at de-termining the correlation of knowledge on maturity in marriage ,  parental roles, perception on early marriage, and the preference of  ideal age of marriage  in Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Using cross sectional ap-proach, 240 adolescents aged 15-19 years participated in this study.  This study was conducted from October-December 2016. The samples were selected by us-ing rapid survey method. The data were analyzed and processed through computerization, and statistically tested by  using chi square test. The study shows that there were correlations of  knowledge on maturity in marriage (p-value = 0,003), parental roles (p value = 0,002) and perception on early marriage (p val-ue = 0.037) with ideal age of marriage. From the findings, students are encour-aged  to take part  in positive activities such as boy scouts, the red cross youth, adolescent counseling and information center, and mosque teens, for parents can follow youth community development to provide information that is complete and correct to the teens about the growth and development of adolescents as well as premarital preparation, National Population and Family Planning Board (BKKBN) need to work together to control and reduce the number of early.Abstrak: Pengetahuan, Peran Orang Tua Dan Persepsi Remaja Terhadap Preferensi Usia Ideal Menikah. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri untuk  membentuk keluarga bahagia dan kekal. Diperlukan persiapan menuju kehidupan rumah tangga. Salah satunya adalah usia yang tepat, hal ini dimaksudkan agar siap dan matang dari segi fisik, psikis, mental dan ekonomi. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang pendewasaan usia perkawinan, peran orang tua dan persepsi tentang per-nikahan usia dini dengan preferensi usia ideal menikah remaja di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 240 remaja usia 15–19 tahun yang dilaksanakan bulan Oktober–Desember 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode survey cepat. Pengolahan dan analisis data menggunakan komputerisasi. Uji Statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang pendewasaan usia perkawinan (p value = 0,003), peran orang tua (p value =0,002) dan persepsi tentang pernikahan usia dini (p value = 0,037) dengan preferensi usia menikah remaja. Remaja disarankan mengikuti  kegiatan seperti pramuka, PMR, remaja masjid, PIK Remaja, bagi orang tua dapat mengikuti Bina Keluarga Remaja agar memberikan informasi lengkap dan benar tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja serta persiapan pranikah, BKKBN dan instansi terkait bersinergi dalam menekan terjadinya angka pernikahan pada usia tidak ideal

    DETERMINAN PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA DI KOTA PONTIANAK TAHUN 2019

    Get PDF
    Kehamilan Yang Tidak Diinginkan dan Infeksi Menular Seksual, termasuk HIV dan AIDS di kalangan remaja sangat mengkhawatirkan. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah perilaku seks pranikah remaja. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan perilaku seks pranikah remaja di Kota Pontianak tahun 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional pada 281 remaja SMP dan SMA (studi di Kecamatan Pontianak Barat) dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 70.8% orangtua tabu dalam membicarakan tentang seksualitas, 66.2% remaja terpapar pornografi, dan 34.2% mengakui pernah melakukan perilaku seks pranikah (kissing, necking, petting, intercourse). Variabel jenis kelamin (PR=1.276), riwayat pacaran (1.459), paparan pornografi (PR=1.335), dukungan orangtua dalam pacaran (PR=1.396), norma subjektif (PR=0.787), efikasi diri (PR=1.514), riwayat onani/masturbasi (PR=2.079), pengetahuan tentang seksualitas (PR=1.195) dan niat berperilaku (PR=2.004) merupakan determinan perilaku seks pranikah remaja (p value < 0.05). Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar orangtua masih tabu dalam membicarakan seksualitas, dan paparan pornografi pada remaja yang cukup tinggi, sehingga diperlukan peran orangtua dalam melakukan monitoring kepada anak remaja sebagai prevensi perilaku seks pranikah remaj

    Model IMB(Information, Motivation, Behavioral Skills) Sebagai Prevensi Primer Seks Pranikah Remaja

    Get PDF
    Perilaku seksual remaja di Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, termasuk di Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak. Faktor yang melatar belakangi perilaku seks pranikah remaja, baik faktor internal maupun eksternal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa determinan perilaku seks pranikah, antara lain pengetahuan, efikasi diri, pengaruh teman sebaya, peran orangtua. Salah satu model yang dapat diterapkan sebagai prevensi primer seks pranikah remaja adalah information, motivation, and behavior skill (IMB). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan model IMB sebagai prevensi primer perilaku seks pranikah remaja, melalui peningkatan informasi, motivasi, dan skill dalam menolak ajakan seks pranikah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen) jenis one group pretest-posttest design. Jumlah sampel yaitu 31 reponden. Teknik pengambilan sampel adalah Total Sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji wilxocon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan informasi, motivasi dan keterampilan seta niat terhadap hasil analisis statistik terhadap informasi, motivasi dan keterampilan yang diperoleh nilai 0,000 &lt;0,05. Sedangkan untuk hasil analisis statistic niat diperoleh nilai p = 0,006 &lt;0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara informasi, motivasi, keterampilan serta niat siswa dengan menerapkan model IMB di MTS Aswaja Pontianak Barat. Dengan demikian model IMB efektif sebagai pencegahan primer untuk mencegah perilaku seks pranikah pada remaja. Teenage sexual behavior in Indonesia is currently very worrying, including in West Kalimantan, especially Pontianak City. Factors underlying the premarital sexual behavior of adolescents, both internal and external factors. Some studies show that the determinants of premarital sex behavior include knowledge, self-efficacy, peer influence, parental role. One model that can be applied as the primary prevention of premarital sex for adolescents is information, motivation, and behavior skills (IMB). The purpose of this study was to apply the IMB model as a primary prevention of adolescent premarital sexual behavior, through increasing information, motivation and skills in rejecting premarital sex requests. This study uses a quantitative approach with quasi-experimental methods of one group pretest-posttest design. The number of samples is 31 respondents. The sampling technique is total sampling. Data were obtained using a questionnaire and analyzed by the Wilxocon test. The results of the study for 3 interventions with 60 minutes showed that there was an increase in information, motivation and skills and intentions. the results of statistical analysis of information, motivation and skills obtained value of 0,000 &lt;0.05. As for the results of statistical analysis of intentions the value of p = 0.006 &lt;0.05 is obtained. There is a meaningful relationship between information, motivation, skills and student intentions by applying the IMB model in MTS Aswaja, West Pontianak. Thus the IMB model is effective as a primary prevention to prevent premarital sexual behavior in adolescent

    Analisis faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu vaksinasi Meningitis Meningokokus calon jamaah umroh di KKP Pontianak

    Get PDF
    Berdasarkan peraturan dari Pemerintah Indonesia, pemberian vaksinasi Meningitis Meningokokus bagi calonjamaah umroh wajib dilakukan minimal 30 hari sebelum keberangkatan, hal ini dilakukan agar antibody para jamaah dapat terbentuk dengan sempurna pada saat keberangkatan umroh. Namun dalam praktiknya, proporsi jamaah umroh yang melakukan vaksinasi tidak tepat waktu di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak cukup tinggi dan semakin meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu vaksinasi pada calon jamaah umroh di KKP Kelas II Pontianak, penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional dan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 84 responden, yang selanjutnya dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan (p-value=0,028), sikap (p-value=0,002) dan keterpaparan informasi (p-value=0,043), serta tidakterdapat hubungan antara kondisi kesehatan (p-value=0,427) dan dukungan travel (p-value=0,283) dengan ketepatan waktu vaksinasi Meningitis Meningokokus pada calon jamaah umroh di KKP Kelas II Pontianak. Diseminasi informasi tentang pentingnya pelaksanaan vaksinasi yang tepat waktu melalui berbagai media cetak dan elektronik hendaknya dapat lebih ditingkatkan, sehingga calon jamaah umroh dapat mengetahui dan menyadari pentingnya ketepatan waktu dalam pemberian vaksinasi Meningitis Meningokokus

    Risk Factors of Autism Spectrum Disorder (ASD)

    Get PDF
    Abstract There were 112,000 ASD sufferers in Indonesia in 2012 and in 2015 it was estimated that there were 1 per 250 children or 134,000 sufferers. The proportion of ASD was 62.8% and in 2016 it was 1.28 out of 1000 children in 2015. This study aimed to determine the risk factors for the incidence of ASD in Pontianak City. The research method was analytic observational with a control case study design. The sample was 70 people (35 cases and 35 controls) taken by purposive sampling technique. Data analysis used Chi-Square test (α = 0,05). The results showed that the factors associated with the incidence of ASD were father's age (p = 0.03; OR = 4.00; CI = 1.250-12.804), stress history during pregnancy (p = 0.04; OR = 3.18; CI = 1.13-8.93) and insufficient months of birth (p = 0.036; OR = 4.88; CI = 1.22-19.4), while age of mother during pregnancy, passive smoker, antenatal hemorrhage and pregnancy interval were not associated with the incidence of ASD (p> 0.05). The conclusion of this study is father's age, the presence of a history of stress during pregnancy and insufficient months of birth associated with the incidence of ASD. Keywords: Father’s age, Stress History, Autism Spectrum Disorder   Abstrak Autism Spectrum Disorder (ASD) dikenal sebagai triad of impairments yaitu adanya gangguan perkembangan pada aspek komunikasi, adanya perilaku yang diulang-ulang dan gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pada tahun 2012 dilaporkan sebanyak 112.000 penderita ASD di Indonesia, tahun 2015 diperkirakan terdapat 1 per 250 anak atau 134.000 penderita. Data dari UPTD Autis Center Kota Pontianak tahun 2015 proporsi ASD sebesar 62,8% dan pada tahun 2016 sebesar 1,28 dari 1000 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian ASD di Kota Pontianak. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan desain studi kasus kontrol.Sampel penelitian berjumlah 70 orang (35 kasus dan 35 kontrol) yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian ASD adalah usia ayah (p=0,03; OR=4,00; CI=1,250-12,804), riwayat stres saat hamil (p=0,04; OR=3,18; CI=1,13-8,93) dan lahir belum cukup bulan (p=0,036; OR=4,88; CI=1,22-19,4), sedangkan usia ibu saat hamil, perokok pasif, perdarahan antenatal dan jarak kehamilan tidak berhubungan dengan kejadian ASD (p>0,05). Simpulan penelitian ini adalah faktor usia ayah, adanya riwayat stres saat hamil dan kelahiran belum cukup bulan berhubungan dengan kejadian ASD. Keyword : Usia ayah, riwayat stress, Autism Spectrum Disorde

    HUBUNGAN BEBERAPA KARAKTERISTIK SUAMI DAN AKSESABILITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS PETARUKAN II KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2006THE CRELATION AMONG HUSBAND ROLES AND HEALTH SERVICE ACCESABILITY IN CHOOSING DELIVERY AID USE IN PUSKESMAS PETARUKAN II PEMALANG 2006

    Get PDF
    Kematian ibu karena kehamilan sangat erat kaitannya dengan penolong persalinan petolongan persalinan merupakan pelayanan kesehatan, artinya masyarakat akan mencari pelayanan yang diinginkan untuk kesehatannya dan pencarian tersebut dapat ke tenaga kesehatan maupun non tenaga kesehatan. Peran suami dalam mengambil keputusan untuk menentukan pernolong persalinan untuk istrinya sangat besar, karena suami sebagai kepala keluaga. Menurut Green (1980) beberapa faktor yang memgaruhi perilaku kesehatan yaitu predisposing, enabling, dan reinforcing; yang diantaranya adalah peran suami dan aksesabilitas pelayanan kesehatan. Jenis penelitian adalah survey explanatory dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah suami yang istrinya mempunyai bayi umur 0-1 tahun sebanya 1289 responden. Sampel yang diambil secara sample random sampling sebesar 90 responden. Uji statistik yang digunakan adalah Chi square dengan keeratan hubungan koefisien kontingensi dan taraf signifikansi 95% diperoleh kesimpulan yaitu terdapat hubungan pengetahuan suami dengan pemilihan penolong persalinan (p=0,005 c= 0,323), terdapat hubungan sikap suami dengan pemilihan penolong persalinan (p=0,046 dan C=0,229), terdapat hubungan tingkat pendidikan suami dengan pemilihan penolong persalinan (p=0,002 dan C =0,346), terdapat hubungan antara perkerjaan suami dengan pemilihan penolong persalinan (P=0,0001 dan C = 0,410), terdapat hubungan antara pendapatan suami dengan pemilihan penolong persalinan (P=0,0001 dan C = 0,438). Terdapat hubungan aksesabilitas pelayanan kesehatan (ketersediaan tempat pelayanan kesehatan) biaya, jarak, sarana transportasi, dan waktu tmpun ke pelayanankesehatan) dengan pemilihan penolong persalinan masing-masing ditunjukan dengan nilai statisticketersediaan (P = 0,0001 dan C = 0,444), biaya (P = 0,005 dan C = 0,303), jarak (P = 0,013 dan C = 0,274), sarana transportasi (P = 0,0001 dan C = 0,466), waktu tempuh (P = 0,04 dan C = 0,233). Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pihak pelayanan kesehtan untuk melakukan kerjasama dan koodinasi dengan pemerintahan desa di Wilayah kerjanya untuk melakukan penyuluhan tentang gerakan suami siaga melalui orgaanisasi kemasyarakatan yang ada. Mother death in pregnancy correlated to delivery aid. Confinement assistance represent healt, in other way peoples will look for service of their health and searching can goes to paramedic or non paramedic. Husband role in taking decision todetemine delivery aid for his wife is big, since husband is the head of family. According to green (1980) factors which influences health behavior are predisposing, enabling and reinforcing; which one of them is husband role and health service accessibility. This research is survey explanatory with cross sectional approach. Research population arehusband which his wife have baby 0-1 years old as much 1289 respondents. The statistic method which is used is chi square with correlation coefficient of contingency and significance 95% resulted conclusions there are correlation between husband knowledge and choosing the delivery aid (p= 0,005 and C= 0,323) there is correlation between husband attitude and choosing delivery aid (p= 0,046 and C= 0,229) there is correlation between husband educational background and choosing delivery aid (p=0,002 and C= 0,346) there is correlation between husband occupation and choosing delivery aid (p= 0,0001 and C= 0,410) there is correlation between husband income and choosing delivery aid ( p= 0,0001 and C= 0,438). There is correlation between health service accessibility ( place of health service, cost, distance, transportation, and time to go to the health service)and delivery aid chosen, each of them shows with statistic availability (p= 0,0001 and C=0,303) cost (p=,005 and C=0,303) distance (p=0,013 and C=0,274) transportation (p=0,0001 and C=0,466) time (p=0,04 and C=0,233). Based on the research above the writer suggest to the delivery aid to have cooperate and coordination with local govemment in their work area to givecounseling about "Suami Siaga" programme through mass organization existed Kata Kunci: Karaktristik suami, aksesabilitas pelayanankesehatan, penolong persalinanhusband role, health service accesability, delivery ai
    corecore