94 research outputs found

    Kekaburan Norma Syarat Untuk Melakukan Poligami Dalam Pasal 4 Ayat (2) Huruf (a Dan B) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

    Full text link
    This study discussed the vagueness of Article 4 paragraph (2) (a and b) of the Marriage Act. This study aims to discover and analyze the criteria referred to in Article 4 paragraph (2) (a and b) of the Marriage Act, and the criteria that found will be determined its juridical constructions. The method used in this research is Normative Juridical with legislation approach, case approach, and concept approach. Legal materials will be analyzed using qualitative descriptive technique and the description in tabular form by comparing the perception of judges, experts, and consideration of the judge (verdict) will be analyzed qualitatively using textual interpretation. The study found that criteria of Article 4 paragraph (2) (a and b) of Marriage Act was the wife aged and very weak that it cannot perform its obligation as a wife, the misbehave wife, and the wife cannot serve and balance the biological needs of the husband. The criteria of Article 4 paragraph 2 (a and b) was (a) the wife of any dangerous and contagious diseases, (b) the wife of diseases that result in disruption of biological relationship between the couple, (c) the wife of diseases that result in less or non-functioning part of the body, (d) those illness in point (a), (b), and (c) is difficult and/or cannot be cured even if had been treated medically, (e) the illness of wife in point (a), (b), and (c) must be evidenced by a Medical Certificate. For juridical construction, criteria were found subsequenly formulated into the form of act and placed on the explanation of Marriage Act

    Vague Norm Pengaturan Perkawinan Beda Agama di Indonesia (Kajian Normatif Penetapan No.382/pdt/p1986/pn.jkt.pst Jo Putusan Reg.no.1400 K/pdt/1986)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis vague norm pengaturan perkawinan beda agama di Indonesia berdasarkan pada permohonan yang diajukan oleh Andi Vonny Gani P yang menghasilkan Penetapan No.382/PDT/P1986/PN.JKT.PST yang menetapkan pelarangan untuk dilakukannya perkawinan beda agama dan Putusan Reg.No.1400 K/Pdt/1986 yang memutuskan bahwa perkawinan beda agama dapat dilaksanakan, serta bagaimana pertimbangan hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan tersebut sehingga terdapat perbedaan diantara kedua instansi tersebut.Metode yang digunakan adalah metode yuridis normatif dengan pendekatan Perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach). Bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang diperoleh penulis akan dianalisis dengan menggunakan teknik interpretasi gramatikal dan penelusuran hukum. Interpretasi gramatikal yaitu sumber bahan hukum yang diperoleh kemudian dianalisis melalui pemahaman bahasa atau susunan kata yang digunakan.Hasil penelitian menemukan bahwa vague norm pengaturan perkawinan beda agama di Indonesia berdasarkan penetapan No.382/PDT/P/1986/PN.JKT.PST. jo Putusan Reg.No.1400 K/Pdt/1986 dapat dilihat pada pasal 2 ayat (1), pasal 8, dan pasal 20 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal-pasal tersebut memiliki banyak penafsiran yang berbeda. Dalam menghadapi vague norm hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menggunakan penafsiran Multidisipliner dan pertimbangan hakim yang digunakan telah sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan. Berbeda dengan Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Hakim di Mahkamah agung menggunakan metode Konstruksi Hukum. Pertimbangan hakim di Mahkmah Agung yang tidak mempertimbangkan hukum agama tidak sesuai dengan kehendak dari Undang-Undang Perkawinan

    Pengaruh Bimbingan Di Sekolah Dan Konsep Diri Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X Dan XI Di SMK Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011-2012

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh bimbingan di sekolah terhadap prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas X dan XI di SMK Batik 2 Surakarta; 2) Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas X dan XI di SMK Batik 2 Surakarta; 3) Untuk mengetahui pengaruh bimbingan di sekolah dan konsep diri terhadap prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas X dan XI di SMK Batik 2 Surakarta r. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI yang bermasalah di SMK Batik 2 Surakarta. Sampel diambil sebanyak 72 siswa. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket dan dokumentasi. Angket sebelumnya diujicobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berberganda, uji F, uji t, uji R2, dan sumbangan relatif dan efektif. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y = 50,870 + 0,311X1 + 0,252X2. Persamaan menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi dipengaruhi oleh bimbingan di sekolah dan konsep diri. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) Bimbingan di sekolah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X dan XI di SMK Batik 2 Surakarta, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier berganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,647 > 1,995 dan nilai signifikansi ttabel, yaitu 2,766 > 1,995 dan nilai signifikansi Ftabel, yaitu 23,292 > 3,130 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000; 4) Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,403 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh bimbingan di sekolah dan konsep diri terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X dan XI di SMK Batik 2 Surakarta, adalah sebesar 40,3% sedangkan 59,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

    VAGUE NORM PENGATURAN PERKAWINAN BEDA AGAMA DI INDONESIA (KAJIAN NORMATIF PENETAPAN NO.382/PDT/P1986/PN.JKT.PST JO PUTUSAN REG.NO.1400 K/PDT/1986)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis vague norm pengaturan perkawinan beda agama di Indonesia berdasarkan pada permohonan yang diajukan oleh Andi Vonny Gani P yang menghasilkan Penetapan No.382/PDT/P1986/PN.JKT.PST yang menetapkan pelarangan untuk dilakukannya perkawinan beda agama dan Putusan Reg.No.1400 K/Pdt/1986 yang memutuskan bahwa perkawinan beda agama dapat dilaksanakan, serta bagaimana pertimbangan hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan tersebut sehingga terdapat perbedaan diantara kedua instansi tersebut.Metode yang digunakan adalah metode yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach). Bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang diperoleh penulis akan dianalisis dengan menggunakan teknik interpretasi gramatikal dan penelusuran hukum. Interpretasi gramatikal yaitu sumber bahan hukum yang diperoleh kemudian dianalisis melalui pemahaman bahasa atau susunan kata yang digunakan.Hasil penelitian menemukan bahwa vague norm pengaturan perkawinan beda agama di Indonesia berdasarkan penetapan No.382/PDT/P/1986/PN.JKT.PST. jo Putusan Reg.No.1400 K/Pdt/1986 dapat dilihat pada pasal 2 ayat (1), pasal 8, dan pasal 20 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal-pasal tersebut memiliki banyak penafsiran yang berbeda. Dalam menghadapi vague norm hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menggunakan penafsiran Multidisipliner dan pertimbangan hakim yang digunakan telah sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan. Berbeda dengan Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Hakim di Mahkamah agung menggunakan metode Konstruksi Hukum. Pertimbangan hakim di Mahkmah Agung yang tidak mempertimbangkan hukum agama tidak sesuai dengan kehendak dari Undang-Undang Perkawinan

    ANALISIS USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG DI SENTRA PERIKANAN TANGKAP PASAR BAWAH, MANNA, BENGKULU SELATAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis kelayakan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring insang berdasarkan segi aspek finansial di Pasar Bawah Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengklu. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Data primer dil kumpulkan dengan metode obsevasi dan wawancara. Data hasil penelitian di analisis dengan metode statistik deskriptif. Jaring insang yang dioperasikan nelayan di Sentra Perikanan Pasar Bawah, Manna, memiliki panjang 3.300 meter dengan kedalaman 4 meter dan ukuran mata jaring 2 ¼ inchi. Perahu/kapal penangkapan yang digunakan adalah berupa perahu motor tempel, dengan ukuran 3,38 GT dengan kekuatan daya mesin 40 PK. Daerah penangkapan ikan sebagai lokasi operasi jaring insang berada pada  jarak 1-2 mil dari muara Sungai Manna. Jenis ikan hasil tangkapan adalah gebur (Caranx sexfasciatus), selar (Selaroides leptolepis), keling-keling (Megalaspis cordyla), layur (Trichiurus savala), tenggiri (Scomberomorus commersoni), kerong (Therapon theraps), tongkol (Auxis thazard), kape-Kape (Lactarius lactarius), manyung (Arius sp.), dan beberapa jenis ikan rucah. Berdasarkan analisis aspek finansial usaha penangkapan ikan dengan jaring insang oleh nelayan di Sentra Perikanan Tangkap Pasar Bawah, Manna diperoleh nilai NPV = Rp. 202.113.474,00 Net B/C Ratio = 1,15 , IRR = 77,86 % , dan PP = 1,2 tahun atau 1 tahun 2 bulan. Usaha penangkapan ikan dengan jaring insang di Sentra Perikanan tangkap Pasar Bawah Manna, Bengkulu Selatan dinyatakan mempunyai kelayakan berdasarkan aspek finansial.This study aims to calculate and analyze the feasibility of fishing with bottom gillnet fishing gear based on financial aspects in Pasar Bawah, Pasar Manna District, South Bengkulu Regency, Bengklu Province. This research was conducted using a survey method. Primary data were collected using observation and interview methods. The research data were analyzed using descriptive statistical methods. The gill nets that operated by fishermen at the Pasar Bawah fishing base, Manna, are 3,300 meters long with a depth of 4 meters and a mesh size of 2 ¼ inches. The fishing boat/vessel that used is an outboard motor boat, with a size of 3.38 GT with an engine power of 40 PK. The fishing area as the location for the bottom gill net operation is 1-2 miles from the mouth of the Manna River. The species of fish caught are gebur (Caranx sexfasciatus), selar (Selaroides leptolepis), keling-keling (Megalaspis cordyla), layur (Trichiurus savala), mackerel (Scomberomorus commersoni), kerong (Therapon theraps), tongkol (Auxis thazard), kape-kape (Lactarius lactarius), manyung/sea catfish (Arius sp.), and several types of trash fish. Based on the analysis of the financial aspects of the fishing activities by gill nets by fishermen at the fishing base in Pasar Bawah, Manna obtained the NPV value = Rp. 202,113,474.00, Net B / C Ratio = 1.15, IRR = 77.86%, and PP = 1.2 years or 1 year 2 months. The fishing activities with bottom gill nets in the fishing base of Pasar Bawah Manna, South Bengkulu is declared to be feasible based on the financial aspect

    ABSOLUTE GROWTH AND BIOMASS OF Gracilaria sp. THAT CULTIVATED UNDER DIFFERENT DEPTHS

    Get PDF
    There is significant increasing of seaweeds demand over the years that affect the development of seaweeds farming in Indonesia. Gracilaria sp. is one of the species that cultivated in Indonesia. There are some factors that affect the successful of seaweeds cultivation, one of them is cultivation depth. The research was carried out to study the effect of different depth on absolute growth and biomass of Gracilaria sp. Gracilaria sp. was cultivated under three different depths (30, 45 and 60 cm). The result shows that absolute growth and biomass were influenced by cultivation depth. The best treatment was cultivation at 30 cm of depth. Water quality measurements shows that research location is suitable for the growth of seaweeds.Keywords : Absolute growth, Biomass, Cultivation depths, Gracilaria s

    ANALISIS STATUS POPULASI KEPITING BAKAU (Scylla sp) YANG TERTANGKAP NELAYAN DI DESA KANDANG KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Sepanjang wilayah pesisir Kota Bengkulu, terdapat beberapa lokasi yang ditumbuhi ekosistem mangrove, dengan berbagai potensi sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu lokasi ekosistem mangrove di Kota Bengkulu adalah di Desa Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, yang selama ini menjadi lokasi masyarakat untuk menangkap ikan, udang dan kepiting. Kondisi ekosistem mangrove di Desa Kandang mempunyai keterkaitan yang erat dengan kondisi populasi berbagai biota yang hidup di dalamnya, termasuk kepiting bakau. Tujuan penelitian adalah menganalisis status populasi kepiting bakau di Desa Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Data jenis kelamin kepiting bakau, selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan nilai sex rasio populasi kepiting bakau di Desa Kandang. Data lebar karapas dan berat kepiting bakau dianalisis dengan rumus W = aLb. Untuk menguji  hipotesis Ho : ? = 0 versus H1 : ? ? 0,  maka dilakukan analisis varian (ANOVA). Nilai sex ratio kepiting bakau jantan dan betina di Desa Kandang adalah 1,15 : 1. Pola pertumbuhan kepiting bakau jantan adalah isometrik (b=3), dan kepiting betina allometrik (b=2,8), dengan nilai thitung  Ftabel, sehingga di tolak Ho dan terima H1, yang berarti terdapat hubungan yang siginifikan antara lebar karapas dengan bobot kepiting bakau jantan. Populasi kepiting bakau di Desa Kandang sudah mengalami tekanan penangkapan, dan pemanfaatannya  sudah harus memperhatikan azas kelestarian untuk keberlanjutan.

    ANALISIS KARAKTERISTIK HABITAT KEPITING BAKAU (Scylla spp.) DI EKOSISTEM MANGROVE KELURAHAN KANDANG KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU

    Get PDF
    The goals of this study was to identify the characteristics of mangrove crab habitat in Kandang Village, Kampung Melayu District, Bengkulu City. This research was conducted in September 2020, using a survey method. Primary data were collected by direct observation and measurement methods at the research location.The station for sampling and data measurement was determined by the purposive method. All samples were analyzed in the Fishery Laboratory, Faculty of Agriculture, Bengkulu University.The analysis of the bottom substrate type was carried out using the Shepard Triangle method. Macrozoobenthos data analysis was conducted to determine the conditions of structural community which consisted of diversity index (H '), uniformity index (E) and dominance index (C). The study results showed the waters parameter values of the mangrove crab habitat were temperature (290 C), pH (7), and salinity (10ppt). Based on sediment analysis showed that the sediment was dominated by the dust fraction, which was 74.54%, then followed by 11% clay and 10% sand. The substrate of the waters is a dusty clay type, with a composition of dust (74.54%), clay (11%), and sand (10%). There are 4 types of macrozoobenthos that found from substrate samples, namely Thiaridae, Corbiludae, Bulimidae, and Gobiidae. The value of the diversity index (H ') macrozoobenthos was 0.83 and the dominance index value (C) was 0.74. The uniformity index (E) was based on the calculation of the data obtained by the value of 0.60, this showed that the level of uniformity was high, also justified by the presence of one dominating individual. The parameter values and the type of water substrate in Kandang Village, Kampung Melayu District, Bengkulu City still support the growth and survival of mangrove crabs

    Karakteristik Biofilm Berbahan Dasar Karaginan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakterisik karaginan yang digunakan dalam pembuatan biofilm. Karaginan yang diekstraksi menggunakan KOH 0,5% selama 1 jam memberikan hasil terbaik dengan karakteristik rendemen 45,64%, viskositas 18 cP, kadar air 16,26%, kadar abu 35,90%, kadar abu tak larut asam 0,32%, kadar sulfat 5,04%, dan kekuatan gel 385,63 gf. Penggunaan karaginan pada konsentrasi 1,5% menghasilkan biofilm terbaik dengan sifat-sifat ketebalan 0,070 mm, kuat tarik 5516,67 kgf/cm2, persen pemanjangan 43,05% dan laju transmisi uap air 0,0060 g/m2/hari. Biofilm terbaik juga mempunyai struktur mikroskopis internal polimer lebih kompak dan padat

    HUBUNGAN LEBAR KARAPAS DAN BERAT KEPITING BAKAU (Scylla spp.) HASIL TANGKAPAN DI DESA KAHYAPU PULAU ENGGANO PROVINSI BENGKULU

    Get PDF
    Informasi biologi perikanan diperlukan untuk mengetahui status suatu komoditas perikanan di alam, terutama untuk komoditas bernilai ekonomis tinggi seperti kepiting bakau. Salah satu daerah penangkapan kepiting bakau di alam adalah Desa Kahyapu, Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi biologi kepiting bakau di Desa Kahyapu, Pulau Enggano, khususnya informasi mengenai hubungan lebar karapas dan berat kepiting bakau. Sampel kepiting bakau (jantan dan betina) dari hutan mangrove di Desa Kahyapu, Pulau Enggano. Penelitian ini menggunakan 3 stasiun pengamatan, setiap statiun dibagi menjadi 3 transek garis dengan masing-masing 3 plot (ukuran 10x10 m) tiap transek garis. Tiap plot dipasang bubu sebanyak 3 buah selama 14 hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kepiting bakau jantan lebih banyak tertangkap dengan nisbah kelamin jantan dan betina adalah 1: 0,47. Lebar karapas kepiting bakau jantan berkisar antara 70 – 193 mm (67,65% telah dewasa kelamin), sedangkan lebar karapas kepiting bakau betina berkisar antara 83 – 180 mm (93,75% telah dewasa kelamin). Pola pertumbuhan kepiting bakau baik jantan maupun betina adalah allometrik negatif (b 3).Kata kunci: berat, Enggano, Kahyapu, karapas, kepiting bakauTHE RELATIONSHIP BETWEEN THE WIDTH OF CARAPACE AND THE WEIGHT OF CAUGHT MANGROVE CRAB (Scylla spp.) IN KAHYAPU VILLAGE, ENGGANO ISLAND, BENGKULU PROVINCEABSTRACTBiological information of fisheries is necessary to know the status of certain fisheries commodity in nature, especially for the high-economical-valued commodity like the mangrove crab. One of natural mangrove crab fishing grounds is Kahyapu Village, Enggano Island, Bengkulu Province. The objective of this research is to collect biological information of mangrove crab in Kahyapu Village, Enggano Island, especially the information about the relationship between the width of carapace and the weight of mangrove crab. The samples of mangrove crab (male and female) were taken from mangrove forest in Kahyapu Village, Enggano Island. This research used 3 observation stations. Each station was divided into 3 line transects each had 3 plots (the size was 10 x 10 m) for each line transect. Each plot was installed by 3 fish traps for 14 days. The observation result showed that the mostly caught were male mangrove crabs, the comparison between the caught male and female mangrove crabs were 1: 0.47. The width of male mangrove crab’s carapaces were about 70 to 193 mm (67.65% were the adult ones), while the width of female mangrove crab’s carapaces were about 83 – 180 mm (93.75% were the adult ones). The growth pattern of both male and female mangrove crabs was negative allometric (b 3).Keywords: carapace, Enggano, Kahyapu, mangrove crab, weigh
    • …
    corecore