Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran menggunakan model Make A Match dengan media kartu bergambar. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD N Wulung 1 Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan dua siklus masing-masing yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen pada kondisi awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang kegiatan ekonomi bagi siswa kelas IV SD N Wulung 1 Blora. Dalam kondisi awal hanya mencapai 51%, maka pada siklus pertama meningkat menjadi 90% dan pada siklus II meningkat menjadi 94%. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi guru sosial untuk mencoba menggunakan model Make A Match dengan media kartu gambar di kelas IV sampai meningkatkan hasil belajar siswa. The aim of this study is to describe learning using models Make A Match with pictures card media. Subject of this study is class of IV SD N Wulung 1 Blora. This study uses two each cycle consisting of planning, implementation, observation and reflection. Data collection techniques using studies documens. The results show that the use of pictures cards media can improve social learning outcomes about economy activities for students of class IV SD N Wulung 1 Blora. In the initial classical learning reaches only 51%, then on the first cycle increased to 90% Based on the results of this study,and on two cycle increased from 90% to 94% it is advisable for social teachers to try to use models Make A Match with pictures cards media in class of IV to improve student learning outcome

Pengetahuan tingkahlaku seksual dalam kalangan pelajar pra-universiti di Sekolah Menengah Kebangsaan Bukit Sawa, Terengganu

Perbincangan mengenai seks dilihat menjadi satu tabu dalam masyarakat Malaysia. Namun, peningkatan kes yang membabitkan sumbang mahram dan mengandung luar nikah menyebabkan kajian-kajian mengenai pengetahuan seks dilihat perlu diperbanyakkan lagi. Oleh itu, kertas kerja ini adalah bagi membentangkan kajian berkenaan pengetahuan tingkah laku seks dalam kalangan pelajar Pra-Universiti. Objektif kajian ini ialah mengenal pasti pengetahuan tentang tingkah laku seksual dalam kalangan pelajar Pra-Universiti Sekolah Menengah Kebangsaan Bukit Sawa. Reka bentuk kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan temubual mendalam. Pensampelan yang digunakan kajian ini ialah pensampelan bertujuan dengan memilih lapan orang responden yang terdiri daripada empat orang pelajar lelaki dan empat orang pelajar perempuan. Hasil kajian mendapati tahap pengetahuan kebanyakan responden mengenai seksualiti adalah rendah, sama ada responden lelaki mahupun perempuan. Responden juga tidak diberi pengetahuan asas mengenai seks daripada ibu bapa atau keluarga tetapi mereka memperolehi pengetahuan tersebut daripada rakan-rakan dan media sosial dan terdapat juga responden yang tidak tahu kesan daripada terjebak dengan amalan seks di usia muda. Hasil kajian ini dilihat dapat membantu pihak sekolah untuk mengenal pasti keperluan dan permasalahan pelajar dalam menangani isu-isu berkaitan dengan tinglah laku seksual

Banning the bulb: institutional evolution and the phased ban of incandescent lighting in Germany

Much academic attention has been directed at analysing energy efficiency investments through the lens of ‘behavioural failure’. These studies have challenged the neoclassical framing of regulation which emphasises the efficiency benefits of price based policy, underpinned by the notion of rational individual self-mastery. The increasing use of a regulatory ban on electric lamps in many countries is one of the most recent and high profile flash points in this dialectic of ‘freedom-versus-the-state’ in the public policy discourse. This paper interrogates this debate through a study of electric lamp diffusion in Germany. It is argued that neoclassical theory and equilibrium analysis is inadequate as a tool for policy analysis as it takes the formation of market institutions, such as existing regulations, for granted. Further still, it may be prone to encourage idealistic debates around such grand narratives which may in practice simply serve those who benefit most from the status quo. Instead we argue for an evolutionary approach which we suggest offers a more pragmatic framing tool which focuses on the formation of market institutions in light of shifting social norms and political goals—in our case, progress towards energy efficiency and environmental goals

Social Cost of Environmental Quality Regulations: A General Equilibrium Analysis.

The use of cost-benefit analysis by federal regulatory agencies has expanded greatly in scope and sophistication. Unfortunately, agencies continue to employ private cost, rather than social cost, to evaluate environmental quality regulations. Furthermore, general equilibrium impacts and intertemporal effects of regulations are typically not included in the evaluation. In this paper, the authors estimate the social cost of environmental quality regulations mandated by the Clean Air Act and the Clean Water Act. They construct an econometric general equilibrium model of the United States to demonstrate that social costs estimates diverge sharply from private costs estimates. The authors also demonstrate that general equilibrium impacts are significant and pervasive. Copyright 1990 by University of Chicago Press.