12 research outputs found

    The relationship between religiosity and health status in middle aged male Muslims in Jakarta

    No full text
    Thesis (M.N.S., Nursing Science)--Prince of Songkla University, 200

    Pengetahuan, Sikap, dan Penilaian Remaja Terhadap AIDS

    Get PDF
    Penyalahgunaan obat dan narkotika merupakan masalah yang serius di kalangan remaja. Hal ini menyebabkan tingginya risiko terjadi AIDS pada kelompok ini. Masa pertumbuhan dan perkembangan remaja dimana kondisi psikologisnya belum stabil untuk menemukan jati dirinya mendukung terjadinya kasus AIDS. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang pengetahuan, sikap, dan penilaian remaja terhadap AIDS. Data dianalisa dengan menghitung nilai mean (rata-rata) dari pernyataan yang dikelompokkan dalam variable pengetahuan, sikap, dan penilaian. Kemudian berdasarkan skala penilaian yang sudah ditetapkan, hasil perhitungan nilai mean dikelompokkan untuk menilai level/tingkatannya. Penelitian dilakukan di empat SMU di wilayah Jakarta Utara yang ditentukan secara acak untuk mendapatkan responden sebanyak 160 orang. Dari data yang ada didapatkan nilai mean 2,694 untuk variable pengetahuan yang dilihat dari skala menunjukkan berada pada tingkat sangat baik. Sedang nilai mean untuk variable sikap didapatkan 3,327 dan variable penilaian dengan mean 3,516, sesuai skala yang ditetapkan menggambarkan berada pada tingkat baik. Hasil penelitian ini kurang mendukung fenomena yang ada sekarang ini, yaitu bahwa kejadian kasus AIDS cenderung terjadi peningkatan, padahal secara kognitif sudah menunjukkan tingginya pemahaman, sikap, dan penilaian remaja terhadap AIDS. Maka untuk menindaklanjuti penelitian ini diharapkan aka nada penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam kaitannya dengan perilaku menyimpang dan peningkatan kasus AIDS. Drug abused and narcotics are the big problem that occurs in adolescent group. Its cause of high risk the incidence of AIDS cases in this group. Growth and development period in adolescent that are still unstable psychologically to find out their self-identity support in increasing the incidence of AIDS. The purpose of this study is to describe the knowledge, attitude, and value of adolescent toward AIDS. This study uses means of the knowledge, attitude, and value statement variables to analyze the data. Based on the score scale, the mean is used to assess level of value. This study is conducted in four senior high school in North Jakarta District . Random sampling is used in this study to choose 160 students as respondent. The result of this study indicated that the mean of knowledge variable is 2,694 and this shows a very good level. Furthermore, the mean of attitude and value variables that describes a high of incidence of AIDS in adolescent group. In fact, this study cognitively indicated a high level of knowledge, attitude, and value variables in adolescent group due to AIDS. It needs to identify the risk factors that affect the adolescent in relation to behavior and increase of AIDS cases

    Efektivitas Paket Pereda Nyeri Pada Remaja Dengan Dismenore

    Get PDF
    Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting bagi remaja. Karakteristik Perubahan awal pada remaja salah satunya mengalami menstruasi, yang dapat menimbulkan dismenore. Dismenore dapat mengganggu aktivitas belajar serta secara tidak langsung juga dapat berdampak pada produktivitas dan kualitas hidup remaja. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi efektifitas paket pereda terhadap intensitas nyeri pada remaja dengan dismenore. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental, dengan posttest only with control group design. Total sampel adalah 64 responden. Hasil penelitian paket pereda efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada remaja dengan dismenore setelah dikontrol oleh kecemasan dan keletihan (OR= 14,339). Paket pereda disarankan untuk digunakan remaja dan sebagai bagian dari intervensi keperawatan untuk mengatasi dismenore

    PERSALINAN KOMPLIKASI DAN KEMUNGKINAN TERJADINYA POSTPARTM BLUES

    Get PDF
    Persalinan dengan komplikasi merupakan salah satu faktor penyebab kemungkinan terjadinyapostpartum blues. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi “pengaruh persalinan dengankomplikasi terhadap kemungkinan terjadinya postpartum blues”. Penelitian dilakukan di RS wilayahkota Semarang. Metode yang digunakan adalah case control study. Analisis data menggunakan ujiChi Square dan uji Fisher. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara persalinan dengankomplikasi terhadap kemungkinan terjadinya postpartum blues. Ada faktor lain yang berperan yaituparitas dan dukungan sosial. Hasil penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan dukungan sosialdengan menerapkan prinsip Family Centered Maternity care sepanjang periode perinata

    Fear of cancer recurrence and social support among indonesian gynecological cancer survivors

    Get PDF
    Background: Fear of cancer recurrence is a long-term psychological problem of the cancer survivors regardless of the type of cancer. A growing number of studies had addressed fear of cancer recurrence, yet they are largely focused on the breast cancer survivors of the western world countries. This study investigates the fear of cancer recurrence and its relations to social support in Indonesian gynecological cancer survivors. Methods: Gynecological cancer survivors (n = 153) in Samarinda, East Kalimantan, Indonesia completed Fear of Cancer Recurrence Inventory, Interpersonal Support Evaluation List, socio-demographic and clinically-related characteristics questionnaires. Pearson r correlation tests, t-tests, and ANOVAs were used to identify the relationships between variables, and linear regression to determine to what extent the social support may predict the survivors' fear of recurrence. Results: Indonesian gynecological cancer survivors with higher social support were more likely to experience lower levels of fear of cancer recurrence. Whereas, having a family history of cancer was an important predictor of fear of cancer recurrence levels. Conclusion: Social support plays an essential role in predicting fear of cancer recurrence among Indonesian gynecological cancer survivors

    "I Do Not Feel Confident and Uncomfortable Discussing Patients’ Sexuality Concerns”: A Thematic Analysis of Indonesian Nurses’ Experiences in Discussing Sexuality with Patients

    Get PDF
    Despite the increasing complexity of the tasks and responsibilities in providing nursing care to patients, many Indonesian nurses may not possess adequate knowledge and skills to discuss sexuality with their patients. The purpose of this study is to explore the experience of Indonesian nurses in providing nursing care to patients regarding sexual problems. This research adopted a descriptive qualitative design to explore the experiences of Indonesian nurses in solving their patient’s sexual problems. Ten nurses working in a general hospital in Indonesia participated in this work. These nurses were interviewed extensively, and the data were transcribed and analyzed thematically. Four main themes were identified in this study: (1) Nurses believe that discussing a patient's sexual problems as part of their professional responsibility, (2) discomfort and embarrassments are barriers to providing adequate solutions to help resolve a patient's sexual problems, (3) nurses assume that most patients are not interested in discussing sexual problems because of illness, and (4) nurses do not have the confidence to discuss the patient's sexual problems. The findings of this study confirm that many nurses feel hesitant and uncomfortable when addressing patients' sexual problems. Thus, Indonesian nurses require more training related to providing nursing care to patients with sexual problems.   Abstrak “Saya Merasa Tidak Percaya Diri dan Tidak Nyaman dalam Mendiskusikan Masalah Seksual”: Analisis Tematik Pengalaman Perawat Indonesia Mendiskusikan Masalah Seksual Pasien. Terlepas dari meningkatnya kompleksitas tugas dan tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada para pasien, banyak perawat Indonesia mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membahas seksualitas dengan pasien mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien terkait masalah seksual. Penelitian ini mengadopsi desain deskriptif kualitatif untuk mengeksplorasi pengalaman perawat Indonesia dalam menyelesaikan masalah seksual pasien mereka. Sepuluh perawat yang bekerja di rumah sakit umum di Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Perawat diwawancarai, kemudian data ditranskripsi dan dianalisis secara tematis. Empat tema utama diidentifikasi dalam penelitian ini: (1) Perawat percaya bahwa mendiskusikan masalah seksual pasien adalah bagian dari tanggung jawab profesional mereka, (2) ketidaknyamanan dan rasa malu adalah hambatan untuk memberikan solusi yang memadai untuk membantu menyelesaikan masalah seksual pasien, (3) perawat menganggap bahwa sebagian besar pasien tidak berminat mendiskusikan masalah seksual karena penyakitnya, dan (4) perawat tidak memiliki percaya diri untuk mendiskusikan masalah seksual pasien. Temuan penelitian ini mengkonfirmasi bahwa banyak perawat merasa ragu dan tidak nyaman ketika menangani masalah seksual pasien. Oleh karena itu, perawat Indonesia membutuhkan lebih banyak pelatihan terkait memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang memiliki masalah seksual. Kata Kunci: deskriptif kualitatif, masalah seksual, perawat Indonesia, perawatan seksua

    “I Do Not Feel Confident and Uncomfortable Discussing Patients’ Sexuality Concerns”: A Thematic Analysis of Indonesian Nurses’ Experiences in Discussing Sexuality with Patients

    Get PDF
    Despite the increasing complexity of the tasks and responsibilities in providing nursing care to patients, many Indonesian nurses may not possess adequate knowledge and skills to discuss sexuality with their patients. The purpose of this study is to explore the experience of Indonesian nurses in providing nursing care to patients regarding sexual problems. This research adopted a descriptive qualitative design to explore the experiences of Indonesian nurses in solving their patient’s sexual problems. Ten nurses working in a general hospital in Indonesia participated in this work. These nurses were interviewed extensively, and the data were transcribed and analyzed thematically. Four main themes were identified in this study: (1) Nurses believe that discussing a patient's sexual problems as part of their professional responsibility, (2) discomfort and embarrassments are barriers to providing adequate solutions to help resolve a patient's sexual problems, (3) nurses assume that most patients are not interested in discussing sexual problems because of illness, and (4) nurses do not have the confidence to discuss the patient's sexual problems. The findings of this study confirm that many nurses feel hesitant and uncomfortable when addressing patients' sexual problems. Thus, Indonesian nurses require more training related to providing nursing care to patients with sexual problems.  Abstrak “Saya Merasa Tidak Percaya Diri dan Tidak Nyaman dalam Mendiskusikan Masalah Seksual”: Analisis Tematik Pengalaman Perawat Indonesia Mendiskusikan Masalah Seksual Pasien. Terlepas dari meningkatnya kompleksitas tugas dan tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada para pasien, banyak perawat Indonesia mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membahas seksualitas dengan pasien mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien terkait masalah seksual. Penelitian ini mengadopsi desain deskriptif kualitatif untuk mengeksplorasi pengalaman perawat Indonesia dalam menyelesaikan masalah seksual pasien mereka. Sepuluh perawat yang bekerja di rumah sakit umum di Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Perawat diwawancarai, kemudian data ditranskripsi dan dianalisis secara tematis. Empat tema utama diidentifikasi dalam penelitian ini: (1) Perawat percaya bahwa mendiskusikan masalah seksual pasien adalah bagian dari tanggung jawab profesional mereka, (2) ketidaknyamanan dan rasa malu adalah hambatan untuk memberikan solusi yang memadai untuk membantu menyelesaikan masalah seksual pasien, (3) perawat menganggap bahwa sebagian besar pasien tidak berminat mendiskusikan masalah seksual karena penyakitnya, dan (4) perawat tidak memiliki percaya diri untuk mendiskusikan masalah seksual pasien. Temuan penelitian ini mengkonfirmasi bahwa banyak perawat merasa ragu dan tidak nyaman ketika menangani masalah seksual pasien. Oleh karena itu, perawat Indonesia membutuhkan lebih banyak pelatihan terkait memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang memiliki masalah seksual. Kata Kunci: deskriptif kualitatif, masalah seksual, perawat Indonesia, perawatan seksua

    Pengetahuan, Sikap, Dan Penilaian Remaja Terhadap AIDS

    Get PDF
    Penyalahgunaan obat dan narkotika merupakan masalah yang serius di kalangan remaja. Hal ini menyebabkan tingginya risiko terjadi AIDS pada kelompok ini. Masa pertumbuhan dan perkembangan remaja dimana kondisi psikologisnya belum stabil untuk menemukan jati dirinya mendukung terjadinya kasus AIDS. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang pengetahuan, sikap, dan penilaian remaja terhadap AIDS. Data dianalisa dengan menghitung nilai mean (rata-rata) dari pernyataan yang dikelompokkan dalam variable pengetahuan, sikap, dan penilaian. Kemudian berdasarkan skala penilaian yang sudah ditetapkan, hasil perhitungan nilai mean dikelompokkan untuk menilai level/tingkatannya. Penelitian dilakukan di empat SMU di wilayah Jakarta Utara yang ditentukan secara acak untuk mendapatkan responden sebanyak 160 orang. Dari data yang ada didapatkan nilai mean 2,694 untuk variable pengetahuan yang dilihat dari skala menunjukkan berada pada tingkat sangat baik. Sedang nilai mean untuk variable sikap didapatkan 3,327 dan variable penilaian dengan mean 3,516, sesuai skala yang ditetapkan menggambarkan berada pada tingkat baik. Hasil penelitian ini kurang mendukung fenomena yang ada sekarang ini, yaitu bahwa kejadian kasus AIDS cenderung terjadi peningkatan, padahal secara kognitif sudah menunjukkan tingginya pemahaman, sikap, dan penilaian remaja terhadap AIDS. Maka untuk menindaklanjuti penelitian ini diharapkan aka nada penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam kaitannya dengan perilaku menyimpang dan peningkatan kasus AIDS. Drug abused and narcotics are the big problem that occurs in adolescent group. Its cause of high risk the incidence of AIDS cases in this group. Growth and development period in adolescent that are still unstable psychologically to find out their self-identity support in increasing the incidence of AIDS. The purpose of this study is to describe the knowledge, attitude, and value of adolescent toward AIDS. This study uses means of the knowledge, attitude, and value statement variables to analyze the data. Based on the score scale, the mean is used to assess level of value. This study is conducted in four senior high school in North Jakarta District . Random sampling is used in this study to choose 160 students as respondent. The result of this study indicated that the mean of knowledge variable is 2,694 and this shows a very good level. Furthermore, the mean of attitude and value variables that describes a high of incidence of AIDS in adolescent group. In fact, this study cognitively indicated a high level of knowledge, attitude, and value variables in adolescent group due to AIDS. It needs to identify the risk factors that affect the adolescent in relation to behavior and increase of AIDS cases
    corecore