761 research outputs found

    Enhancement of thulium– ytterbium doped fiber laser efficiency using dual-pumping method

    Get PDF
    Performance enhancement of laser acquired from a newly developed double-clad Yb31/Tm31 codoped fiber (YTDF) is demonstrated using dual-pumping scheme. The laser uses a 2 m long YTDF fiber with a core dopant concentrations (in wt%) of 2.00 Yb2O3, 0.5 Tm2O3, 1.0 Al2O3, and 3.00 Y2O3 as a gain medium in conjunction with a pair of fiber Bragg grating in a linear cavity resonator to generate lasing at 1901.6 nm. The best efficiency of 2.9% and the highest output power of 27 mW are obtained by combining 927 nm pump with 905 nm pump. As compared to a single pumping scheme using 927 nm pumping source, about 0.43% increment in efficiency is observed with no evidence of rollover at the highest output power. The best combination is to use 200 mW of 800 nm pump with 927 nm pump, wherein only a total pump power of 1900 mW is required to generate 20 mW of 1.9 lm laser output

    All Optical Gain-clamped L-band EDFA Using a Ring Resonator

    Get PDF

    Multi-Wavelength Photonic Crystal Fiber Laser

    Get PDF

    Passively mode-locked laser using an entirely centred erbium-doped fiber

    Get PDF
    This paper describes the setup and experimental results for an entirely centred erbium-doped fiber laser with passively mode-locked output. The gain medium of the ring laser cavity configuration comprises a 3 m length of two-core optical fiber, wherein an undoped outer core region of 9.38 μm diameter surrounds a 4.00 μm diameter central core region doped with erbium ions at 400 ppm concentration. The generated stable soliton mode-locking output has a central wavelength of 1533 nm and pulses that yield an average output power of 0.33 mW with a pulse energy of 31.8 pJ. The pulse duration is 0.7 ps and the measured output repetition rate of 10.37 MHz corresponds to a 96.4 ns pulse spacing in the pulse train

    Fabrication and Applications of Microfiber

    Get PDF

    Supercontinuum Generation using Mode-Locked picoseconds Pulse Laser

    Get PDF
    Supercontinuum (SC) generations in two nonlinear fibers are demonstrated using a passively mode-locked Erbium-doped fiber laser (EDFL). The EDFL is constructed using a semiconductor saturable absorber to generate 1.3 ps pulses with average power of 4.9 mW and repetition rate of 9.9 MHz at 1564 nm. The picosecond pulses are amplified by an Erbium-doped fiber amplifier to achieve an average output power of 13 dBm before it is launched into a 50m long photonic crystal fiber (PCF) and 100 m long highly nonlinear fiber (HNLF) for SC generation. Continuums starting from 1210 nm and 1370 nm for PCF and HNLF, respectively up to wavelength region of more than 1750 nm are achieved with average power of 10 dBm, which corresponds to 50% power conversion efficiency from pump to continuum

    Fiber Optic Displacement Sensors and Their Applications

    Get PDF

    Penggunaan Multimedia Smartphone untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Kelas XI IPS di SMA Laboratorium Unsyiah Banda Aceh

    Full text link
    Smartphone adalah sebuah perangkat elektronik yang memiliki multi fungsi dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sebagai multimedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan hasil belajar geografi siswa; (2) bagaimanakah aktivitas guru dan siswa; (3) keterampilan guru dalam menggunakan multimedia smartphone pada saat pembelajaran dan (4) respon siswa terhadap penggunaan multimedia smartphone. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Laboratorium Unsyiah yang berjumlah 22orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) soal pre-test dan post-test; (2) lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa; (3) lembar pengamatan keterampilan guru mengelola pembelajaran dan (4) angket respon siswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitan menunjukan bahwa (1) persentase ketuntasan secara individual meningkat dari 54% pada siklus I menjadi 73% pada siklus II, dan 86% pada siklusIII, sedangkan persentase ketuntasan klasikal meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 70% pada siklus II dan 90% pada siklus III; (2) jumlah kesesuaian aktivitas guru dan siswa dari 8 aktivitas, diperoleh 5 aktivitas sesuai disiklus I dan siklus II, serta 6 aktivitas sesuai pada siklus III dari 8 aktivitas yang ada; (3) keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran memperoleh skor 3,09 dengan kategori baik untuk siklus I, menjadi 3,77 dengan kategori sangat baik untuk siklus II dan 3,83 dengan kategori sangat baik pada siklus III dan (4) respon siswa terhadap penggunaan media smartphone 85% bai

    Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan dengan Media Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Banda Aceh

    Full text link
    Cooperative script merupakan model pembelajaran, di mana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi pelajaran yang telah dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran cooperative script berbantuan dengan media animasi; (2) Aktivitas guru dan siswa dengan penerapan model pembelajaran cooperative script berbantuan dengan media animasi; (3) Keterampilan guru dalam mengolah pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran cooperative script berbantuan dengan media animasi; dan (4) Respon siswa dalam penerapan model pembelajaran cooperative script berbantuan dengan media animasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMPN 8 Banda Aceh yang berjumlah 20 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan soal, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, lembar pengamatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan angket respon siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan model pembelajaran cooperative script berbantuan dengan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini, dapat dilihat dari meningkatnya jumlah ketuntasan individual siswa secara keseluruhan dari 70% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. (2) Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script berbantuan media animasi mengalami peningkatan menjadi lebih baik antara siklus I dan siklus II. (3) Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script berbantuan dengan media animasi mengalami peningkatan dari skor rata-rata pada siklus I yaitu 2,47 yang dikategori sedang, kemudian meningkat menjadi 3,35 yang dikategorikan baik pada siklus II. (4) Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran cooperative script berbantuan dengan media animasi dapat dikatakan baik, karena dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari
    corecore