52 research outputs found

    UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) SEBAGAI BAHAN DASAR OBAT NYAMUK ELEKTRIK CAIR TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

    Get PDF
    Aedes aegypti merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Upaya pengendalian dan pemberantasan Ae. aegypti saat ini banyak dilakukan, salah satunya dengan menggunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insektisida kimiawi secara berkelanjutan menimbulkan resistensi pada nyamuk vektor. Telah diketahui bahwa daun tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum L) mengandung flavonoid dan saponin yang berpotensi sebagai insektisida. Untuk membuktikan hal tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari ekstrak daun cengkeh dengan menuntukan nilai Lethal Concentration (LC50 dan LC90) dan Lethal Time (LT50dan LT90). Penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan acak kelompok ini dilakukan dengan lima konsentrasi, yaitu; 10%; 20%; 30%; 40%; dan 50% ekstrak daun cengkeh, dan dengan dua kontrol yaitu, kontrol negatif yang berisi aquades, kontrol positif yang berisi tranflutrin12,38g/l, dengan empat kali pengulangan setiap konsentrasi dan kontrol. Pengamatan terhadap jumlah nyamuk yang mati setiap 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, dan 1440 menit setelah perlakuan. Dari hasil Uji ANOVA yang diuji lanjut dengan Uji BNT diketahui bahwa konsentrasi yang paling efektif dibandingkan kontrol negatif dan sama dengan kontrol positif adalah 50%. Dari analisis probit diperoleh nilai LC50 sebesar 43,709%, sedangkan untuk nilai LC90 sebesar 49,069%. Nilai LT50 dan LT90 dari penelitian ini adalah 1220,152 menit dan 1126,488 menit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun cengkeh berpotensi sebagai insektisida terhadap Ae. aegypti, dan konsentrasi ekstrak yang paling efektif adalah konsentrasi sebesar 50%

    PENGARUH ETHREL TERHADAP LAJU RESPIRASI DAN KANDUNGAN KLOROFIL PADA BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) SELAMA PEMATANGAN

    Get PDF
    Pengaruh ethrel terhadap laju respirasi dan kandungan klorofil buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) selama pematangan telah diteliti pada bulan Maret 2013. Penelitian ini dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah larutan ethrel 0%, 5%, 10%, 15% and 20% dengan 5 pengulangan. Parameter yang diamati adalah rata-rata laju respirasi dan kandungan klorofil 4 dan 8 hari setelah perlakuan. Laju respirasi diukur dengan respirometer sederhana. Kandungan klorofil diukur dengan spektorfotometer (645 dan 663 nm). Analisis ragam dan uji BNT dilakukan pada taraf 5%. Hubungan antara laju respirasi dan kandungan klorofil ditentukan dengan regresi. Hasil penetlitian menunjukkan bahwa ethrel dengan konsentrasi 15% meningkatkan laju respirasi 4 hari setelah perlakuan sedangkan konsentrasi 10% meningkatkan laju respirasi 8 hari setelah perlakuan. Konsentrasi ethrel 15% menurunkan klorofil a dan total 4 hari setelah perlakuan sedangkan konsentrasi 10% menurunkan klorofil a, b dan total 8 hari setelah perlakuan. Konsentrasi ethrel 15% merupakan konsentrasi optimal untuk meningkatkan laju respirasi dan kandungan klorofil. Dari percobaan ini disimpulkan bahwa ethrel mempengaruhi laju respirasi dan kandungan klorofil buah jeruk nipis

    Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam Giberelat (Ga3) terhadap Pertumbuhan Kecambah Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ Bagendit

    Get PDF
    The purpose of this study is to know whether giberellic acid concentrationand soaking time can influence the growth of upland rice Situ Bagendit seedgermination. This research was carried out in the Laboratory of PlantPhysiology, Department of Biology, Faculty of Mathematics and NaturalSciences, University of Lampung in December 2014 in a 2x3 factorialexperiment. Factor A is soaking time with 2 levels: 18 hours and 24 hours.Factor B is the concentration of giberellic acid with 3 levels: 0 mg/l, 50mg/l, and 100 mg/l. Each combination treatment was repeated 4 times.Experimental unit number is 24. The dependent variables in this experimentare the length of seedling, fresh weight, and total chlorophyll content. Datawas analyzed using ANOVA at 5% significance level and proceed with thedetermination of a simple effect with the LSD test at 5% significance level.The results showed that giberellic acid treatment with a concentration 100mg / l and a 24-hour soaking time increase seedling length and seedlingfresh weight. Giberellic acid treatment decreased the total chlorophyllcontent of seedling. Soaking time affect the seedling fresh weight, but didnon affect seedling length and total chlorophyll content of seedling. Thefinal conclusion is that the treatment of giberellic acid 100 mg/l with 24-hours soaking time can increase the growth of upland rice seedlingthroughout increasing in length and fresh weight seedling. Key words: upland rice, varieties Situ Bagendit, giberellic acid, soakingtime, the seedling length, fresh weight, total chlorophyll content

    Pengaruh Perlakuan Tunggal Bahan Aktif 2,4 D Dan Glifosat Terhadap Kandungan Klorofil Asystasia (Asystasia intrusa)

    Get PDF
    Weeds are specific group of plant that grow in unwanted areas and at the same time with cultivar plant. One way to control weeds population is by using specific herbicides. Herbicides which is used in this study are a give ingredient of 2,4-D and Glifosate. Both type of them have been known to be selective against weeds and its broadleaf by interfering with plant metabolism which causes damage on weeds tissues and leaf chlorophyll structure thus decreases weeds endurance. The experiment has been conducted at the experimental station of PT. Great Giant Pineapple and Departement of Biology in december 2013 to january 2014. This study aims to detetermine the effect of the active herbicides in gredient 2,4-D and Glyphosate on chlorophyll content and leaf damage of Asystasia intrusa. The research has been designed by using group randomized design with single treatment. The treatment used is various herbicides concentration in each experimental samples, namely the concentration of, 0%, 1%, 2%, 3%, 4%. Parameters that have been measured are weed damagem percentage, Chlorophyll content and leaf discoloration. The result shows that the use of active angredient in herbicides incrreases weed’s leaf damage percentage significantly, which causes largest percentage of leaf damage at 87,5% in 4% concentration of 2,4-D and at 97,5% in 45 concntration of Glyphosates, There are significant decreasing in chlorophyll content of weeds, in which the largest of it are 11,029 mg/l in 4% concentration of 2,4-D, and 10,,471 mg/l in 4% concentration of Glyphosate. Keywords : Weeds, herbicides, concentration

    PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG MERAH Allium ascalonicum L. SECARA IN VITRO PADA MEDIUM HYPONEX TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN PLANLET BUNCIS Phaseolus vulgaris L.

    Get PDF
    Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan jenis sayuran yang sangat populer sebagai sumber protein nabati dan banyak mengandung vitamin yang perlu dikembangkan secara in vitro, agar produksi semakin meningkat. Pada penelitian ini digunakan medium Hyponex dengan pemberian ekstrak bawang merah yang memiliki kandungan auksin endogen sebagai hormon untuk merangsang pertumbuhan vegetatif suatu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak bawang merah yang efektif terhadap pertumbuhan planlet P. vulgaris secara in vitro, serta kandungan klorofil a, b, dan total planlet P. vulgaris setelah penambahan ekstrak bawang merah  dengan berbagai konsentrasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor yaitu konsentrasi ekstrak bawang merah dengan lima taraf perlakuan: 0%, 7%, 14%, 21%, dan 28%. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif komparatif dan didukung foto. Data kuantitatif dihomogenkan menggunakan uji Levene, kemudian data dianalisis ragam ANOVA, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bawang merah memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi planlet, jumlah daun, dan panjang akar pada planlet P. vulgaris dengan konsentrasi yang efektif yaitu 14% tetapi pengaruhnya belum nyata terhadap kandungan klorofil a, b, dan total pada planlet P. vulgaris dalam medium Hyponex secara in vitro setelah penambahan ekstrak bawang merah

    RESPON PEMBERIAN EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) PADA MEDIUM MURASHIGE AND SKOOG TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. parachinensis L.) IN VITRO

    Get PDF
    Sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.) merupakan tanaman hortikultura dari kelompok sayur-sayuran yang terus mengalami peningkatan peminat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Perbanyakan sawi hijau secara konvensional dapat menghasilkan produk yang kurang terjamin keamanannya karena penggunaan herbisida dan pestisida berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak tauge (Vigna radiata (L.) R.Wilczek) yang paling optimal untuk pertumbuhan eksplan sawi hijau secara in vitro. Variabel yang diamati yaitu persentase jumlah planlet hidup, tinggi planlet, jumlah daun, dan kandungan klorofil. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor berupa ekstrak tauge 5 taraf konsentrasi: 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dan 5 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one way ANOVA pada taraf 5%. Jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tauge terhadap  pertumbuhan eksplan sawi hijau secara in vitro memberikan pengaruh paling optimal pada konsentrasi  5% di variabel jumlah daun dan kandungan klorofil. Pada konsentrasi ekstrak tauge yang sama tidak memberi pengaruh nyata pada variabel tinggi planlet

    Pengaruh Asam Sitrat, Aluminium, dan Interaksinya Terhadap Pertumbuhan Kecambah Jagung Hibrida (Zea mays L.) Varietas Bisi- 18

    Get PDF
    The objective of this research was to know effect of citric acid, aluminum, and their itsinteraction on the seedling growth of hibrida maize (Zea mays L.) Var. Bisi-18. Theexperiment was conducted during January 2016 in Plant Physiology Laboratory,Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Science, University ofLampung. The experiment was implemented in 2x3 factorial experiments. Factor A wasAluminum with 2 levels: 0 mM, 5 mM. Factor B was Citric Acid with 3 levels: 0 mM, 5 mM,and 10 mM. After selected corn seeds were soaked in citric acid solution for 24 hours, andgerminated in plastic tray. After 7 days seedlings were planted in plastic containers thatcontain aluminum solution. Variables in this research were shoot length, seedling freshweight, shoot root ratio, and relative water content after 7 days of growing period. Analysisof variance was conducted at 5% significant level. If interactions between aluminum andcitric acid was not significant, main effect was determined at 5% significant level with LSDtest. If interactions between aluminum and citric acid was significant, simple effect wasdetermined at 5% significant level with F test. The result showed that no aluminum effectobserved on all variables, and citric acid affected negativly all variables. No interctionsbetween aluminum and citric acid on all seedling growth variables of maize hibrida Var.Bisi-18. It is concluded aluminum 5mM was not able to cause stress in maize seedling. Inno stress condition citric acid has negative effect on maize seedling growth.Keyword: Citric acid, Aluminium, Maize Seedling, Shoot Length, Seedling Fresh Weight

    Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi Hutan (Ocimum sanctum) Terhadap Kematian Larva Instar III Aedes aegypti

    Get PDF
    Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a health problem, especially in countries that have tropical climates, including Indonesia. Eradication for Aedes aegypti as a vector of dengue disease can be did to the larvae by larviciding. One of the larviciding can be made by forest basil (Ocimum sanctum). This study aims to determine the most effective concentration of extract that kills the larvae in the third instar Aedes aegypti, knowing the value of LC50 and LC90, and then knowing the value of LT50 and LT90 of forest basil leaf extract (Ocimum sanctum). Research is using a completely randomized design with factorial, and the first factor is forest basil leaf extract with 5 level concentrations, there are 0,3%, 0,6%, 0,9%, 1,2%, 1,5%, and 0% as control, whereas the second factor is observation period that began after the death of the larvae. Observations were made up to 4320 minutes. The results showed that the influence of forest basil leaf extract against third instar larvae mortality of Aedes aegypti, and the most effective concentration of extract to kill the larvae was 1,5%. LC50 values of this study was 0,97%, and for the LC90 value was 1,42%. Value of LT50 and LT90 of this study is 342,31 and 1021,22 minutes. The conclusion of this study is basil leaf extract forest affect mortality third instar larvae of Aedes aegypti, and the most effective concentration of extract was 1,5%. Keywords: Forest basil (Ocimum sanctum), larvicides, larvae of Aedes aegypt

    ISOLASI DAN KARAKTERISASI AKTIVITAS ENZIM ALPHA-AMILASE PADA KECAMBAH KEDELAI PUTIH (Glycine max (L). Merill) DAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus) DI BAWAH PENGARUH MEDAN MAGNET

    Get PDF
    Kedelai putih (Glycine max (L.) Merill) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus) banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan karena kandungan protein dan karbohidratnya sangat tinggi. Saat berkecambah, karbohidrat dalam biji diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh enzim alpha-amilase. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan biji adalah medan magnet karena dapat mempercepat perkecambahan, sintesis protein, dan aktivitas di dalam sel. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengetahui karakter enzim alpha-amilase pada perkecambahan biji kedelai putih dan kacang hijau yang diberi perlakuan medan magnet. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Botani dan Laboratorium Biomolekuler Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Mei sampai Juli 2012. Percobaan dilaksanakan menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Lengkap dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah lama pemaparan medan magnet 0,1 mT terdiri dari: 0 menit (kontrol), 7’48’’, 11’44’’ dan 15’36’’. Parameter yang diukur adalah aktivitas enzim alpha-amilase pada hipokotil dan kotiledon kecambah pada umur yang berbeda. Perbedaaan aktivitas enzim alpha-Amilase dianalisis berdasarkan rata-rata aktivitas enzim pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medan magnet mempengaruhi aktivitas alpha-amilase selama perkecambahan. Lama pemaparan medan magnet yang baik untuk meningkatkan aktivitas alpha-amilase dan mempercepat perkecambahan kedelai putih adalah 15’36’’sedangkan untuk kacang hijau adalah 11’44’’ dan 15’36’’
    • …
    corecore