243 research outputs found

    Perilaku Menghisap Darah an. Barbirostris Di Lokasi Tambak Ikan Bandeng Dan Kampung Salupu Desa Tuadale Kabupaten Kupang Tahun 2010

    Full text link
    Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah endemis tinggi malaria. Penularan penyakit malaria dipengaruhi oleh tiga faktor penting yaitu host, agent dan lingkungan. Perilaku nyamuk An. barbirostris mencari mangsa dan pola menghisap darah sangat mempengaruhi proses penularan malaria. Nyamuk Anopheles barbirostris telah dinyatakan sebagai vektor malaria di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku menghisap darah Anopheles barbirostris. Penelitian dilakukan pada tahun 2010 di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang di tempat tambak ikan bandeng. Penangkapan nyamuk dilakukan pada siang hari dan malam dengan menggunakan umpan orang. Jenis penelitian adalah eksplorasi dengan pendekatan observasional dan rancang bangun survei terhadap nyamuk dewasa dan habitat perkembangbiakannya. Anopheles sp. yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah An. barbirostris dan An. subpictus. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian Dusun Lifuleo, didapati bahwa nyamuk An. barbirostris ditemukan menghisap darah manusia pada siang hari. Keunikan perilaku menghisap darah pada An. barbirostris yaitu menghisap darah manusia setiap jam sepanjang hari (malam dan siang) dengan kepadatan yang berbeda-beda setiap jamnya. Kadar garam habitat diantara 4,2-5 permil sebagai habitat perkembangbiakan Anopheles barbirostris dan An.subpictus

    Group divisible designs with block-size four

    Get PDF
    AbstractIt is proved that the obvious necessary conditions for the existence of a group divisible design with k = 4 are sufficient, except for the cases corresponding to the non-existing transversal designs T[4, 1; 2] and T[4, 1; 6]

    Strategi Pengembangan Agroindustri Sari Apel “Lestari” (Studi Kasus di Koperasi Lestari Makmur, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang)

    Full text link
    Kecamatan Poncokusumo merupakan sentra buah apel di Jawa Timur. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai jual apel yakni dengan mendukung industrialisasi pertanian melalui agroindustri. Koperasi Lestari Makmur merupakan perintis pertama agroindustri apel di Kecamatan Poncokusumo. Namun mengingat banyaknya produk - produk sari apel yang ada maka perlu diadakannya evaluasi sejauh mana pengembangan agroindustri apel yang dilakukan Koperasi Lestari Makmur sebagai upaya pengembangan agroindustri dalam pengolahan sari apel. Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi Agroindustri Sari Apel “Lestari” produksi Koperasi Lestari Makmur saat ini? Bagaimana Perumusan strategi pengembangan yang seharusnya diterapkan oleh Agroindustri Sari Apel “Lestari” di Koperasi Lestari Makmur?. Berdasarkan analisis SWOT, alternatif strategi yang dapat digunakan oleh agroindustri sari apel “Lestari” yang sesuai dengan posisi agroindustri yang terletak pada kuadran I adalah strategi SO, diantaranya adalah;1 meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontiunitas produk dengan menggunakan teknologi yang tepat guna strategi 2 meningkatkan kemampuan manajerial pengelola dalam menjalankan USAha dengan dukungan pemerintah daerah setempat 3 meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang besar

    Solution to the Mean King's problem with mutually unbiased bases for arbitrary levels

    Get PDF
    The Mean King's problem with mutually unbiased bases is reconsidered for arbitrary d-level systems. Hayashi, Horibe and Hashimoto [Phys. Rev. A 71, 052331 (2005)] related the problem to the existence of a maximal set of d-1 mutually orthogonal Latin squares, in their restricted setting that allows only measurements of projection-valued measures. However, we then cannot find a solution to the problem when e.g., d=6 or d=10. In contrast to their result, we show that the King's problem always has a solution for arbitrary levels if we also allow positive operator-valued measures. In constructing the solution, we use orthogonal arrays in combinatorial design theory.Comment: REVTeX4, 4 page

    Mie Sehat Meniran Sebagai Upaya Mempercepat Pengobatan Penyakit Tuberkulosis

    Full text link
    Meniran dengan nama botani (Phyllanthus niruri L) merupakan tanaman obat yang banyak ditemukan sebagai tanaman liar di pekarangan halaman rumah, sawah, ladang, hutan maupun pinggiran jalan. Tanaman meniran yang tumbuh disepanjang musim ini sangat mudah dikenali, daunnya mirip pohon asam, tinggi 30-50 cm, daun dan tangkai berwarna hijau serta banyak buah di sepanjang tangkai dibawah daun. Pemanfaatan meniran untuk pengobatan begitu luas, terutama untuk penyakit infeksi yang kronis dan infeksi viral. Baru-baru ini, tanaman tradisional meniran (Phyllanthus nirusi L) ternyata dapat digunakan untuk mengobati penyakit tuberkulosis (Tb), bahkan bisa dikembangkan menjadi pengobatan terkini dalam pemberantasan Tb. Khasiat meniran sebagai tanaman untuk mengobati tuberkulosis tersebut sudah teruji melewati studi yang dilakukan oleh dr. Zulkifli Amin, seorang pakar imunologi TBC dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dalam studinya dr. Zulkifli Amin menunjukkan bahwa meniran sangat efektif untuk mengurangi jumlah bakteri tahan asam (BTA, salah satu indikator TBC). Dalam pengolahannya selama ini tanaman meniran hanya dibuat dalam bentuk bentuk minuman berupa seduhan dan kapsul yang berisi ekstrak meniran. Karya tulis ini bertujuan untuk mengkreasikan tanaman meniran yang bukan hanya dapat dijadikan obat dalam bentuk seduhan ataupun kapsul, tetapi juga dapat diolah dalam bentuk makanan berupa mie sehat. Dengan demikian inovasi dalam pengolahan tanaman meniran diharapkan dapat menjadi suatu alternatif untuk menekan angka penderita tuberkulosis dengan cepat di tengah-tengah masyarakat Indonesi

    Studi Kualitas Pelayanan Kereta Api Tawang Jaya Kelas Ekonomi Daop IV Semarang

    Full text link
    Adanya suatu perbaikan kualitas pelayanan pada PT.KAI DAOP IV Semarangdikarenakan adanya Perubahan pada struktur dan budaya Perusahaan dan mendorongperubahan kualitas pelayanan kereta api, maka yang menjadi latar belakang penelitianini lebih condong kemana arah kualitas pelayanan Kereta Api Tawang Jaya KelasEkonomi ini. Kultur organisasi dibuat sebagai nilai-nilai yang dijadikan pedoman ataupandangan pegawai ataupun petugas pelayanan dalam melayani penumpang. Kulturorganisasi harusnya dapat didalami dan dipahami oleh para petugas kereta apisehingga petugas dapat memberikan pelayanan yang prima untuk penumpang keretaapi Tawang jaya kelas ekonomi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel kemampuanpegawai dan kultur organisasi terhadap kualitas pelayanan kereta api tawang jayakelas ekonomi. Teori yang digunakan adalah model manajemen pelayanan, teorisegitiga keseimbangan kualitas pelayanan Morgan dan Morgantroyd, dan teorimomen kritis pelayanan Albert dan Bradford. Penelitian ini menggunakan tipepenelitian eksplanotori dengan sampel sebanyak 89 responden. Pengujian hipotesismenggunakan rumus Korelasi Rank Kendall dan Konkordensi Kendall.Hasil penelitian ini menunjukan adanya korelasi atau hubungan dan signifikanantara kemampuan pegawai dengan kualitas pelayanan yang diperoleh dariperhitungan Z hitung > Z tabel atau 8,13 > 1,645 untuk tarif signifikansi 5% sehinggaHa diterima dan Ho ditolak. Terdapat korelasi atau hubungan signifikan antara kulturorganisasi dengan kualitas pelayanan yang diperoleh dari perhitungan Z hitung > Ztabel atau 7,31 > 1,645untuk tarif signifikansi 5% sehingga Ha diterima dan Hoditolak. Adanya korelasi atau hubungan positif dan signifikan antara kemampuanpegawai dan kultur organisasi dengan kualitas pelayanan yang diperoleh dari hasilX2o >X2t atau 155,456 > 122,942 untuk taraf signifikansi 5%. Berdasarkan penelitiandapat diketahui bahwa kemampuan pegawai dan kultur organisasi mempunyaihubungan dengan kualitas pelayanan Kereta Api tawang Jaya Kelas Ekonomi PT.KAIDAOP IV Semarang. Diketahui pula dari hasil penelitian bahwa kualitas pelayanankereta api Tawang jaya kelas Ekonomi masuk dalam kategori baik

    A unified approach to combinatorial key predistribution schemes for sensor networks

    Get PDF
    There have been numerous recent proposals for key predistribution schemes for wireless sensor networks based on various types of combinatorial structures such as designs and codes. Many of these schemes have very similar properties and are analysed in a similar manner. We seek to provide a unified framework to study these kinds of schemes. To do so, we define a new, general class of designs, termed “partially balanced t-designs”, that is sufficiently general that it encompasses almost all of the designs that have been proposed for combinatorial key predistribution schemes. However, this new class of designs still has sufficient structure that we are able to derive general formulas for the metrics of the resulting key predistribution schemes. These metrics can be evaluated for a particular scheme simply by substituting appropriate parameters of the underlying combinatorial structure into our general formulas. We also compare various classes of schemes based on different designs, and point out that some existing proposed schemes are in fact identical, even though their descriptions may seem different. We believe that our general framework should facilitate the analysis of proposals for combinatorial key predistribution schemes and their comparison with existing schemes, and also allow researchers to easily evaluate which scheme or schemes present the best combination of performance metrics for a given application scenario

    Fish gelatin films incorporated with different oils: effect of thickness on physical and mechanical properties

    Get PDF
    Properties of fish gelatin films incorporated with different oils at different thickness investigated. Gelatin films incorporated with all oils resulted in higher elongation at break (EAB) compared to control film, regardless of the oils type (P≤0.05). Increasing the thickness of gelatin films with oils decreased the solubility value (P≤0.05) significantly. However, water vapor permeability (WVP) of gelatin films containing oils increased as the thickness of films increased. FTIR spectra showed that incorporation of different oils into gelatin films gave effect on the molecular organization and intermolecular interaction in films matrix particularly at the wavenumber of Amide-I band and 1739-1744 cm-1. SEM analysis revealed the addition of oils into gelatin films enhanced the roughness of the film surface and cross-section. An appropriate combination of oils at moderate thickness could improve the mechanical and barrier properties of fish gelatin films thus fulfill the application either as coatings or films

    Caspase-2 is upregulated after sciatic nerve transection and its inhibition protects dorsal root ganglion neurons from Apoptosis after serum withdrawal

    Get PDF
    Sciatic nerve (SN) transection-induced apoptosis of dorsal root ganglion neurons (DRGN) is one factor determining the efficacy of peripheral axonal regeneration and the return of sensation. Here, we tested the hypothesis that caspase-2(CASP2) orchestrates apoptosis of axotomised DRGN both in vivo and in vitro by disrupting the local neurotrophic supply to DRGN. We observed significantly elevated levels of cleaved CASP2 (C-CASP2), compared to cleaved caspase-3 (C-CASP3), within TUNEL+DRGN and DRG glia (satellite and Schwann cells) after SN transection. A serum withdrawal cell culture model, which induced 40% apoptotic death in DRGN and 60% in glia, was used to model DRGN loss after neurotrophic factor withdrawal. Elevated C-CASP2 and TUNEL were observed in both DRGN and DRG glia, with C-CASP2 localisation shifting from the cytosol to the nucleus, a required step for induction of direct CASP2-mediated apoptosis. Furthermore, siRNAmediated downregulation of CASP2 protected 50% of DRGN from apoptosis after serum withdrawal, while downregulation of CASP3 had no effect on DRGN or DRG glia survival. We conclude that CASP2 orchestrates the death of SN-axotomised DRGN directly and also indirectly through loss of DRG glia and their local neurotrophic factor support. Accordingly, inhibiting CASP2 expression is a potential therapy for improving both the SN regeneration response and peripheral sensory recovery

    Understanding constraint expressions in large conceptual schemas by automatic filtering

    Get PDF
    Human understanding of constraint expressions (also called schema rules) in large conceptual schemas is very di cult. This is due to the fact that the elements (entity types, attributes, relationship types) involved in an expression are de ned in di fferent places in the schema, which may be very distant from each other and embedded in an intricate web of irrelevant elements. The problem is insignifi cant when the conceptual schema is small, but very signi cant when it is large. In this paper we describe a novel method that, given a set of constraint expressions and a large conceptual schema, automatically filters the conceptual schema, obtaining a smaller one that contains the elements of interest for the understanding of the expressions. We also show the application of the method to the important case of understanding the specication of event types, whose constraint expressions consists of a set of pre and postconditions. We have evaluated the method by means of its application to a set of large conceptual schemas. The results show that the method is eff ective and e cient. We deal with conceptual schemas in UML/OCL, but the method can be adapted to other languages.Peer ReviewedPreprin
    corecore