24 research outputs found

    Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Palang Merah Indonesia Kabupaten Sukabumi Menggunakan Sistem Base Isolation Tipe High Damping Rubber Bearing (HDRB)

    Get PDF
    Berdasarkan data rekaman kegempaan di Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi di Indonesia rata-rata terjadi 5.000 kali dalam setahun. Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, salah satu daerah di Indonesia yang rawan terjadi gempa bumi adalah Sukabumi, sehingga dalam merancang bangunan di wilayah tersebut perlu perhatian khusus. Seiring berkembangnya teknologi, berbagai inovasi dilakukan untuk dapat mengatasi masalah kerusakan bangunan akibat gempa bumi dengan lebih efektif. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak kerugian akibat terjadinya gempa adalah dengan sistem base isolation. Digunakannya base isolation adalah untuk memperpanjang periode getar struktur sehingga percepatan gempa mengecil. Pada studi ini, jenis base isolator yang digunakan adalah High Damping Rubber Bearing (HDRB) yang merupakan salah satu jenis laminated rubber bearing yang terbuat dari penggabungan senyawa karet dengan nilai rasio redaman yang tinggi. Gedung PMI Kabupaten Sukabumi yang sebelumnya dirancang dengan metode konvensional dirancang kembali menggunakan metode base isolation. Pada pemodelan gedung dengan denah tidak beratura bentuk L, sumbu kritis (sumbu utama) dari bangunan, yaitu sumbu dimana jari-jari girasi paling kecil, perlu diperhatikan. Pada sumbu ini arah gempa dibebankan pada arah sumbu utama, sehingga diperoleh respon struktur maksimum. Dari hasil studi didapatkan sudut antara sumbu kritis terhadap sumbu x sebesar 70,9°. Analisis ini sudah memperhitungkan eksentrisitas beban gempa terhadap pusat geser ditambah 5% dari dimensi denah bangunan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis, penggunaan sistem isolasi pada gedung mampu mereduksi gaya geser dasar pada bangunan secara signifikan, dimana rata-rata reduksi gaya gesernya sebesar 4 kali lipat. Selain itu, gedung dengan sistem isolasi memiliki nilai partisipasi massa sudah mencapai >90% pada mode 1 dan mode 2. Shifting Period pada sistem isolasi mencapai 2,7 kali untuk arah X dan 2,8 kali untuk arah Y dan simpangan antar lantai pada struktur sistem isolasi berkurang hingga >60% dari pada struktur dengan sistem fixed base

    NUMERICAL STUDY OF USING MULTI-DIRECTION ANGLE WIRE MESH AS A CONFINEMENT SYSTEM FOR CONFINED MASONRY UNDER HORIZONTAL CYCLIC LOADS

    Get PDF
    Indonesia was located in a seismically active region and was situated between three tectonic plates. The construction resilience that met the requirements was necessary in earthquake-prone areas. The purpose was to protect and reduce the risk of severe damage caused by significant seismic loads. However, more than 70% of buildings in developing countries like Indonesia utilized the Confined Masonry (CM) structural system. The implementation of CM systems in Indonesia often led to fatal damages during earthquakes. Due to the severity of these damages, the addition of reinforcement systems to CM became one of the options to address the shortcomings of the CM system. There were various types of materials that could be used as reinforcement, such as steel cages, polymers, polypropylene bands, bamboo meshes, and plastic materials. This study investigated the utilization of ferrocement layers as reinforcement material for CM structural system panels. The specimen panels used had a width of 2300 mm and a height of 1370 mm. The specimens in the research were numerically modeled using the ABAQUS/explicit program. The research variation focused on the influence of the wiremesh sheet orientation angle. The number of variations for the ferrocement layer was one layer with angle configurations of 0, 45, and 60 degrees. This reinforcement layer was applied to one side of the CM panel. As a comparison, results from the control specimen were included. The hysteresis curve, energy dissipation, stiffness degradation, and damage patterns were evaluated in this research

    Modifikasi Perencanaan Struktur Apartemen Alessandro Vittorio dengan Metode Beton Pracetak

    Get PDF
    Gedung Apartemen Alessandro Vittorio merupakan gedung yang berlokasi di Surabaya dan memiliki 28 lantai. Dalam pembangunannya, Gedung Apartemen Alessandro Vittorio masih menggunakan metode konvensional berupa metode cor in situ pada struktur balok, kolom, dan pelatnya. Atas dasar ini penulis merencanakan ulang gedung Apartemen Alessandro Vittorio, dengan menggunakan metode beton pracetak dengan maksud untuk menghasilkan sebuah rancangan baru yang dapat lebih cepat dan efisien dilaksanakan tanpa mengurangi mutu dari rancangan aslinya. Dalam perencanaan ulang gedung Apartemen Alessandro Vittorio, penulis mengubah denah dari Tower A dimana akan dipisah dengan tower yang lain. Namun, sistem gedung yang digunakan tetap sama, yaitu sistem struktur ganda dengan rangka pemikul khusus momen disertai dengan dinding geser beton bertulang. Hasil dari modifikasi Gedung Apartemen Alessandro Vittorio dengan metode pracetak ini meliputi ukuran balok induk 30/45, 35/60, dan 45/70, ukuran balok anak 25/40 dan 30/45, serta ukuran kolom 110/90, 90/70, 80/60, dan 50/50. Modifikasi gedung ini juga menggunakan shear wall serta sambungan antar elemen pracetak menggunakan sambungan basah dan konsol pendek

    Modifikasi Struktur Jembatan Kereta Api Elevated Simpang Joglo dengan Sistem Cabled-Stayed Double Plane Bridge

    Get PDF
    Jembatan adalah suatu konstruksi yang meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang permukaannya lebih rendah. Jembatan cable-stayed adalah salah satu jenis jembatan bentang panjang dengan sistem cable suported dengan bentang lebih dari 150 m. Jenis jembatan ini sudah banyak dibangun di berbagai belahan dunia karena terbukti efektif dan efisien untuk bentang jembatan lebih 150 m. Struktur jembatan cable-stayed terdiri atas gelagar utama sebagai dek lantai kendaraan, kabel yang berfungi menyalurkan beban dari gelagar utama menuju pilon, dan pilon sebagai penahan kabel. Perencanaan ini membahas “Modifikasi Struktur Jembatan Kereta Api Elevated Simpang Joglo dengan Sistem Cable-stayed Double Plane Bridge” yang melintasi simpang tujuh Joglo di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Jembatan ini memiliki bentang 271,4 m terbagi dalam 2 bentang dengan lebar 9 m dan jumlah pylon berjumlah 2 buah. Konfigurasi kabel jembatan arah memanjang menggunakan tipe semi harp pattern dan arah melintang menggunakan sistem double plane. Gelagar utama direncanakan menggunakan twin rectangular box girder. Metode pelaksanaan pembangunan jembatan menggunakan metode balanced cantilever yang dianalisis dengan backward analysis. Perencanaan modifikasi dimulai dari studi literatur dan pengumpulan data, preliminary design, perhitungan pembebanan, desain struktur lantai kendaraan , desain struktur utama (box girder, pylon dan kabel), kontrol statis dan dinamis, kontrol perilaku aerodinamis, analisis staging, desain angker dan sambungan, perencanaan perletakan, hingga pembuatan gambar rencana. Hasil dari perencanaan ini didapatkan dimensi lantai kendaraan, dimensi box girder, dimensi kabel, dimensi pylon, dimensi angkur dan sambungan, dan dimensi perletakan jembatan. Perencanaan modifikasi dibantu dengan software MidasCivil, SAP2000 dan Autocad. Peraturan yang digunakan adalah PM. 60 Tahun 2012, SNI 2833:2016, SNI 1729 : 2020 dan SNI 2847:2019

    Modifikasi Perencanaan Rumah Susun Pasar Rebo dengan Base Isolation Tipe Friction Pendulum System pada Daerah Rawan Gempa

    Get PDF
    Tingginya aktivitas seismik dan potensi gempa menuntut perencanaan struktur gedung dengan kinerja yang baik saat gempa terjadi. Tipe penahan gempa konvensional seperti sistem rangka pemikul momen dan shearwall pada struktur bangunan dapat menyebabkan kerusakan elemen struktural maupun non-struktural yang signifikan akibat adanya plastifikasi dan tingginya percepatan lantai. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem penahan gempa yang lebih efektif dalam mencegah dampak kerusakan tersebut. Inovasi yang dikembangkan untuk mengurangi dampak tersebut adalah base isolation. Konsep dasar base isolation yaitu memisahkan pergerakan struktur dari pergerakan horizontal tanah dengan memasang elemen fleksibel didasar bangunan sehingga gaya gempa yang masuk pada struktur tereduksi. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan modifikasi perencanaan gedung Rumah Susun Pasar Rebo dengan menggunakan base isolation tipe friction pendulum system (FPS). Perencanaan tersebut mengacu beberapa peraturan yaitu SNI 2847:2019, SNI 1726:2019, SNI 1727:2020, PPIUG 1983 dan peraturan lainnya. Dari analisis perhitungan didapatkan: tebal pelat lantai terbesar 13cm, dimensi balok anak 25x40cm, dimensi balok induk terbesar 45x70cm, dimensi kolom terbesar 60x80cm, dan pondasi direncanakan dengan spun pile 40x40 dan D60 dengan kedalaman masing-masing 14 dan 11m. Friction pendulum yang digunakan pada gedung ini ada dua tipe yaitu SIP-D-HF-325 (5000) dan SIP-D-HF-326 (5000) yang merupakan produk dari Maurer. Selain itu dari analisis didapatkan struktur base isolation memiliki periode 3,17 kali lebih besar dari periode struktur fixed based. Struktur base isolation memiliki gaya geser dasar yang lebih kecil dari struktur fixed based dengan sistem SRPMM (R=5), SRPMB (R=3), SRPMB (R=2) dengan selisih masing-masing sebesar 6,23% , 43,4%, dan 62,49%. Akan tetapi struktur base isolation memiliki gaya geser yang lebih besar dari struktur SRPMK dengan selisih sebesar 50,03%. Struktur dengan base isolation memiliki perpindahan atap yang lebih besar dari struktur fixed based. Penggunaan base isolation pada struktur mereduksi drift rasio dengan selisih rata-rata 68,2% diarah X dan 47,35% diarah Y

    Identification of Structural Damage in Frame Bridge Using Mode Shape Curvature: Simulation on Laboratory-Scale Frame Bridge

    Get PDF
    Most bridge construction is dominated by steel bridges with various designs and structural types. The choice of steel as a material is due to its known strength, durability, and resistance to damage. However, if maintenance activities on steel bridges are lacking, there is a potential for damage or even failure of the structure. Structural failure can result in economic losses for the country, and more importantly, it can pose a threat to human safety. Therefore, there is a need for monitoring activities to assess the structural health. The development of monitoring activities in the last decade includes the Structural Health Monitoring System (SHMS). To address the challenges of SHMS, various methods are being researched. Non-Destructive Testing (NDT) methods are considered the best choice as an inspection tool, being perceived as easy, and effective in detecting and diagnosing various structural issues. Hence, in research, the detection of damage locations in steel bridge structures is carried out using the Mode Shape Curvature (MSC) method with the assistance of an accelerometer sensor. The MSC method contributes to SHM at level II, specifically in detecting the location of damage in the structure. It is observed that in the designed damage scenarios, the MSC index indicates a loss of stiffness with an increase in the MSC value at the damage location
    corecore