1,206 research outputs found

    College Readiness Initiative: AVID and Navigation 101

    Get PDF
    The purpose of this report is to provide summative feedback to personnel at the Office of Superintendent of Public Instruction (OSPI) and at the College Spark Washington regarding evidence of implementation and impact of the Advancement via Individual Determination (AVID) and Navigation 101 programs in schools funded by the College Readiness Initiative (CRI) in Washington State. The report, while addressing the effects of both programs, is also designed to provide formative feedback to assist in ongoing program development

    Kampanye Pencegahan Parkir Kendaraan Bermotor pada Tempat yang Tidak Tepat di Kota Bandung

    Full text link
    Kota Bandung menjadi salah satu kota tujuan wisata terutama pada saat liburan. Selain membuat bertambahnya jumlah wisatawan, situasi ini memunculkan permasalahan parkir. Ketersediaan lahan parkir yang ada, tidak sebanding dengan volume kendaraan dan membuat pengendara pengguna kendaraan bermotor memarkir kendaraannya tidak pada tempatnya. Kondisi ini sangat merugikan pengguna jalan yang lain karena sering kali menyebabkan kemacetan, rawan kecelakaan, rawan tindak kriminal, dan merusak estetika. Dinas Perhubungan Kota Bandung telah melakukan beberapa aksi penggembokkan dan penggembosan roda kendaraan, namun karena kurangnya kesadaran masyarakat pelanggaran ini masih sering terjadi

    Targeting of peripheral blood T lymphocytes

    Get PDF

    Analisis Risiko Bahaya K3 dan Postur Kerja dengan Metode Hirarc dan Quick Exposure Check pada Proses Pembuatan Kusen di IKM Pengrajin Kayu (Studi Kasus: UD. Sida Karya)

    Get PDF
    Kecelakaan kerja terjadi selama pembuatan kusen dan kurang baiknya environment pada area produksi mengharuskan Peneliti Menganalisis risiko bahaya Ergonomi dan K3 pada proses produksi kusen kayu di UD. Sida Karya Purwokerto. Penelitian dilakukan dengan pendekatan Ergonomi untuk Menganalisis risiko bahaya pada postur kerja dari pekerja dengan metode QEC serta dibantu tools NBM dan pendekatan kedua menggunakan pendekatan K3 untuk Identifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan risiko. Hasil yang didapat pada pendekatan ergonomi adalah Setelah dilakukan penilaian postur kerja terhadap 4 stasiun kerja di proses produksi kusen didapatkanlah nilai Exposure level untuk stasiun kerja penghalusan 55%, Stasiun kerja Perangkaian 59%, dan stasiun kerja finishing 56% yang memerlukan penelitian lebih lanjut dan dilakukan perubahan, selanjutnya untuk stasiun kerja pemotongan yaitu sebesar 42% yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Hasil yang didapatkan pada pendekatan K3 adalah Dari 14aktivitas didapatkanlah sebanyak 5 aktivitas yang memiliki risk Rating dari Moderate riskhingga high risk yang diharuskan melakukan pengendalian risiko terhadap 5 aktivitas tersebut. Dimana 5 aktivitas tersebut adalah Menghaluskan kayu dengan mesin Planner dengan nilai risk yaitu Moderate, lalu terdapat aktivitas Menghaluskan pinggiran kayu dengan mesin Surface Planner/Planner siku dengan nilai risk Moderate, selanjutnya terdapat aktivitas Memotong kayu dengan ukuran yang telah disesuaikan dengan nilai risk High, selanjutnya terdapat aktivitas Patenkan rangkaian kusen dengan mesin paku tembak dengan nilai risk Moderate, dan yang terakhir yaitu aktivitas menghaluskan produk kusen dengan mesin amplas gerinda dengan nilai risk Moderate. Maka dari ke 5 aktivitas tersebut perlu dilakukan pengendalian risiko

    Gambaran Faktor Risiko Infeksi Tuberkulosis pada Anak yang Tinggal serumah dengan Multi Drug Resistant Tuberkulosis Dewasa di Pontianak

    Get PDF
    Latar belakang. Peningkatan kasus MDR-TB (Multidrug-resistant TB) semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization secara global pada tahun 2015, diestimasikan rata-rata 580.000 (antara 520.000-640.000) kasus kejadian dari MDR/RR-TB (Multidrug-resistant/Rifampicin-resistant TB) dengan 83% kasus dari MDR-TB dari total keseluruhan. Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data diambil dari 11 responden melalui pemeriksaan fisik, uji tuberculin, dan perhitungan luas rumah yang ditempati. Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2013. Hasil. Didapatkan sebanyak 11 anak yang kontak serumah dengan faktor risiko infeksi yang didapatkan. Dari 11 anak tersebut ditemukan 1 anak terinfeksi TB. Faktor risiko yang digunakan dalam penelitian ini yaitu usia, status gizi, status imunisasi, kepadatan hunian, dan asap rokok. Kesimpulan. Didapatkan  2 orang responden dengan obesitas, 1 orang dengan gizi lebih, dan 8 orang dengan gizi baik. Didapatkan 1 dari 11 responden tidak mendapatkan vaksin BCG. Seluruh indeks kasus tidak memiliki riwayat merokok. Didapatkan 1 dari 7 rumah dengan hunian padat. Didapatkan 1 anak infeksi tanpa faktor risiko infeksi TB. Kata kunci: Faktor Risiko Infeksi TB pada Anak, MDR TB, Kontak Serumah

    Comparison of three methods to stabilize bronchoalveolar lavage cells for flowcytometric analysis

    Get PDF
    Background: Flowcytometric analysis of lymphocytes and their subpopulations in bronchoalveolar lavages (BAL) can support the diagnosis of interstitial lung diseases. This analysis should be done within 4 hr after lavage due to rapid cell deterioration. We tested three methods in order to stabilize for at least 28 days the BAL cell populations to allow delayed flowcytometric analysis in order to facilitate external quality assurance (EQA). Methods: We compared an in-house, dual-step stabilization method for BAL cells with results of two different commercial available stabilization reagents: TransFix® and Streck Cell Preservative™. All three methods were compared with native BAL cells as reference. BAL samples from six patients were tested on six occasions following stabilization from 1 to 28 days by flow cytometry. Results: Following stabilization and storage at 4°C, BAL cell suspensions had stable light scatter patterns and lymphocyte subsets. As expected, rapid deterioration of cells was seen with native BAL cells. The stabilized lavages showed more stable counts of WBC and lymphocyte populations with only minor differences found between the three methods. Conclusions: If analysis of the BAL cells is performed more than 24 hr after the lavage, st
    corecore