Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
Not a member yet
445 research outputs found
Sort by
HUBUNGAN STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FARMASI ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS TANJUNGPURA
HUBUNGAN STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FARMASI ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS TANJUNGPURA Rafika Assegaf1, Wilson2, M. In’am Ilmiawan3, Mistika Zakiah4 Intisari Latar Belakang: Stres adalah tuntutan fisik dari tubuh atau oleh kondisi lingkungan dan sosial terhadap keadaan internal yang dianggap membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Siklus menstruasi adalah jarak hari pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi periode berikutnya. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi Farmasi angkatan 2014 Universitas Tanjungpura. Metodologi: Desain penelitian cross sectional menggunakan kuesioner DASS dan kuesioner siklus menstruasi. Penelitian dilakukan di Program Studi Farmasi Universitas Tanjungpura melibatkan 40 responden. Hasil: 8 orang stres sangat berat, 9 orang stres berat, 11 orang stres sedang, 9 orang stres ringan, 8 normal, serta 7 orang mengalami polimenorea, 25 orang siklus menstruasi normal dan 5 orang olimenorea. Analisis coefficient contingency antara stress dengan siklus menstruasi diperoleh nilai p sebesar 0,004. Kesimpulan: Terdapat korelasi sedang antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswa program studi farmasi angkatan 2014 Universitas Tanjungpura . Kata Kunci: stres, siklus menstruasi, mahasiswa program studi farmasi 1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat. 2. Departemen Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Kota Singkawang, Kalimantan Barat. 3. Departemen Biologi dan Patobiologi, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat. 4. Departemen Histologi, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
Kebiasaan merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia kesehatan. Salah satu yang dikhawatirkan dapat mengakibatkan insomnia. Insomnia dianggap sebagai gangguan pada tingkat yang menyebabkan terjaga yang berlebihan dan dapat meningkatkan aktivitas somatik, kognitif, dan kortikal yang dapat mengganggu proses dari tidur. Kandungan pada rokok yang sangat berperan dalam gangguan tidur adalah nikotin. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. Metodologi: Penelitian studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 110 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah merokok. Variabel terikat pada penelitian ini adalah insomnia. Hasil: sebanyak 31,8% (35 orang) responden mengalami insomnia ringan. 56,4% (62 orang) responden mengalami insomnia sedang. Sementara 11,8% (13 orang) responden mengalami insomnia berat. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan terdapat hubungan yang signifikan pada kedua variabel dengan nilai p=0,000. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontiana
Efektifitas Terapi Musik Dangdut Terhadap Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Provinsi Kalimantan Barat
EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK DANGDUT TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL REHABILITASI LANJUT USIA MULIA DHARMA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Lala Utami1; Wilson2; In’am3 Intisari Latar belakang: Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan perasaan yang sangat sedih, perasaan bersalah, perasaan tidak berarti dan perasaan yang memicu untuk menjauhkan diri dari orang lain dan salah satu kelompok yang sering mengalami depresi adalah lansia. Terapi musik adalah penggunaan musik dan unsur-unsurnya di lingkungan medis, pendidikan, dan sehari-hari dengan individu, kelompok, keluarga, atau masyarakat untuk mengoptimalkan kualitas hidup dan meningkatkan fungsi ?sik, sosial, komunikasi, emosi, intelektual, dan kesehatan serta kesejahteraan spiritual. Tujuan: Untuk mengetahui adanya efek terapi musik dangdut terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah desain quasi experimental pretest-posttest control group. Sebanyak 28 responden menjadi sampel dalam penelitian ini yang dibagi menjadi 14 responden kelompok intervensi dan 14 responden kelompok kontrol secara acak. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik Uji T Berpasangan dan Uji Wilcoxon dengan bantuan program SPSS 23.0. Hasil: Sebelum pemberian terapi, kelompok intervensi mengalami depresi ringan yaitu 9 orang (64,3%), 4 orang (28,6%) mengalami depresi sedang dan 1 orang (7,1%) mengalami depresi berat. Sedangkan kelompok kontrol, lansia yang mengalami depresi ringan sebanyak 8 orang (57,1%), depresi sedang sebanyak 5 orang (35,8%) dan sebanyak 1 orang (7,1%) yang mengalami depresi berat. Setelah terapi, kelompok intervensi yang mengalami depresi ringan sebanyak 7 orang (50%) dan sedang sebanyak 1 orang (7,1%). Sedangkan kelompok kontrol, tidak terjadi perubahan tingkat depresi. Berdasarkan analisis statistik diperoleh nilai p= 0,00 (<0,05). Kesimpulan: Terapi musik dangdut efektif dalam penurunan tingkat depresi lansia di Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Provinsi Kalimantan Barat. Kata Kunci: Depresi, lansia, terapi musik dangdut 1) Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat 2) Bagian Psikiatri, Rumah Sakit Jiwa Singkawang, Kalimantan Barat. 3) Departemen Patologi Anatomi, Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT JIWA SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
HIV/AIDS is a virus that can attack the immune system which leads to decreased endurance so that the body is easily infected. HIV/AIDS patients takes of antiretroviral therapy to lower the virus in the body and reduce the complications. HIV/AIDS patients can cause emotional problems like depression. People with HIV/AIDS tend to depressed that will have an impact on medication adherence of ARV. Objective: To know the relationship between depression level with medication adherence of Antiretroviral (ARV) to HIV/AIDS patients in The Mental Hospital of Sungai Bangkong Pontianak. Methods: This study was an observational analytic study of cross sectional design. Primary data in the form of depression level were determined by using Beck Depression Inventory-II (BDI-II) questionnaire and medication adherence were determined by Morisky Medication Adherence Scale questionnaire(MMAS). This study was conducted in the Mental Hospital of Sungai Bangkong Pontianak with the number of respondents 31 HIV/AIDS patients. Data was analyzed by Spearman test with SPSS. Results: HIV / AIDS patients who were depressed with most respondents were 21 people (67.75%) while the medium depression were 10 people (32,25%). The most medication adherence is medium adherence, the numbered were 14 people (45,15%). Based on statistical analysis, the significant value (p) obtained with Spearman test is 0.000 (p <0,05) and the correlation value (r) is -0.844. Conclusion: There was a correlation between depression level and medication adherence in HIV / AIDS patients in Mental Hospital of Sungai Bangkong Pontianak. Keywords: HIV/AIDS, Depression, Medication Adherenc
GAMBARAN FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK DI ENAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PONTIANAK
Latar belakang: Obesitas dikalangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa telah muncul sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius di abad ke-21. Prevalensi obesitas masa kecil di seluruh dunia telah meningkat selama tiga dekade terakhir. Tujuan: Mengetahui gambaran faktor risiko obesitas pada anak di enam sekolah menengah pertama di Kota Pontianak. Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan sebanyak 31 responden diambil dari sekolah menengah pertama. Data diperoleh menggunakan Indeks Massa Tubuh, kuesioner Aktivitas Fisik, kuesinoner semmiquantitative food dan pertanyaan karakteristik demografi. Analisis data menggunakan SPSS dengan analisis univariat. Hasil: Karakteristik dari responden menunjukkan siswa laki-laki berjumlah 18 orang (58%) dan perempuan berjumlah 13 orang (42%), umur responden mayoritas adalah 14 tahun (42%). Distribusi karakteristik obesitas pada orang tua responden yaitu, kategori kedua orangtua obesitas 22,6%, ayah obesitas 16,1%, ibu obesitas 25,8% dan tidak mengalami obesitas 35,5%. Tingkat konsumsi minuman manis dengan kategori, konsumsi ? 1 sajian/hari didominasi sebanyak 65% sedangkan kategori konsumsi 1 sajian/hari serta 65% melakukan aktivitas fisik ringan
Perbandingan Efektivitas Penyuluhan Metode Ceramah dan Media Audiovisual terhadap Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang 3M Plus sebagai Upaya Preventif Demam Berdarah Dengue
Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Angka penderita DBD di Indonesia cenderung meningkat terutama 3 provinsi tertinggi yaitu DKI Jakarta (313,41), Kalimantan Barat (228,3), dan Kalimantan Timur (173,84). Di Kalimantan Barat khususnya Kota Pontianak tahun 2015, Kelurahan Sungai Jawi Luar merupakan kelurahan di Pontianak Barat dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) 70,14. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai perilaku preventif berupa 3M Plus juga menjadi salah satu faktor tingginya jumlah penderita DBD. Perlu pengetahuan masyarakat mengenai 3MPlus untuk dapat melakukan perilaku preventif terhadap DBD terutama pada ibu rumah tangga karena ibu rumah tangga berperan penting dalam menjaga kesehatan keluarga. Metode. Menggunakan kuasi eksperimental dengan desain pre-test post-test control group. Sampel berjumlah 96 responden menggunakan teknik non probability sampling. Hasil. Karakteristik responden mayoritas memiliki jenjang pendidikan terakhir SMA (35,41%) dan mayoritas berusia 25-50 tahun (79,16%). Pengetahuan kelompok ceramah dengan kategori baik meningkat menjadi 89,58% dengan nilai t 13,109 dan P=0,000, sedangkan kelompok audiovisual dengan kategori baik meningkat menjadi 39,58 dengan nilai t 8,902 dan P=0,000. Kesimpulan. Penyuluhan menggunakan metode ceramah lebih efektif dibandingkan dengan metode audiovisual.Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, 3M Plus, Penyuluhan, Pengetahuan, Ibu Rumah tanggaBackground. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious diseases caused by dengue virus transmitted by mosquito bite, Aedes aegypti. Number of (DHF) in Indonesia is increasing especially the highest 3 province, DKI Jakarta (313,41), West Borneo (228,3), and East Borneo (173,84). In West Borneo, especially Pontianak City in 2015, Kelurahan Sungai Jawi Luar has Angka Bebas Jentik (ABJ) 70,14. Lack of community knowledge about preventative behaviour of 3M Plus become one of the factors that cause high number of DHF patients. Community knowledge about 3M Plus is necessary in order to commit preventive behaviour of DHF especially toward housewives because they are play an important role to maintain their familys health. Method. Used quasi experimental with pre-test and post-test control group design. Number of sample were 96 respondents by using non probability sampling technique. Result. Majority of respondents last education level is high school (35,41%) and majority of respondents age are 25-50 years old (79,16%). The knowledge of communicative group with good category increased to 89,58% and t value 13,109 and P=0,000, meanwhile the knowledge of audio visual group with good category increased to 39,58 and t value 8,902 and P=0,000. Conclusion. Communicative method is more effective than audio visual method.Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, 3M Plus, Health Education, Knowledge, Housewife
HUBUNGAN ANTARA DERAJAT MEROKOK DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUD ABDUL AZIS SINGKAWANG
Latar Belakang:Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak,akut maupun fokal akibat proses patologis (trombus,embolus, dan rupturpembuluh darah).1 Stroke merupakan penyebab umum kematian urutanke tiga di negara maju setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Setiaptahun, lebih dari 700.000 orang Amerika mengalami stroke, 25% diantaranya berusia di bawah 65 tahun, dan 150.000 orang meninggalakibat stroke atau akibat komplikasi segera setelah stroke. Belum adapenelitian mengenai derajat merokok dengan kejadian stroke di RSUDAbdul Azis Singkawang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan antara derajat merokok dengan kejadian stroke diRSUD Abdul Azis Singkawang.Metodologi: Penelitian ini merupakanpenelitian dengan desain potong lintang. Data didapatkan dari kuisionerdan data rekam medis. Sampel penelitian berjumlah 64 orang. Datadianalisis menggunakan uji chi square. Hasil: Uji statistik menunjukkantidak terdapat hubungan antara derajat merokok dengan kejadian stroke diRSUD Abdul Azis Singkawang (p=0.689). Kesimpulan: Tidak terdapathubungan antara derajat merokok dengan kejadian stroke di RSUD AbdulAzis Singkawang.Kata Kunci: Derajat Merokok, Strok
Tingkat Pengetahuan, sikap dan Perilaku terhadap Kerontokan Rambut dengan Pemakaian Jilbab pada Mahasiswi FK UNTAN
Latar Belakang. Stimulus lingkungan dan juga kosmestik rambut sering tidak disadari dampaknya terhadap kesehatan rambut. Stimulus dari lingkungan berupa paparan panas, sinar matahari, tekanan, radiasi sinar X dan air pada rambut, sedangkan kosmetik rambut merujuk pada perawatan dan penataan rambut seperti shampoo, pengeriting, pelurus, pewarna, pemudar warna, serta mode tatanan rambut. Rambut rontok akibat kedua hal ini dapat terjadi melalui mekanisme patahnya batang rambut, kerontokan, dan kebotakan. Metode. Penelitian ini merupakan besifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 33 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik konsekutif sampling. Pengambilan data dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil. Tingkat pengetahuan Mahasiswi PSPD 2016 Universitas Tanjungpura yang memakai jilbab terhadap kerontokan rambut mayoritas berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 51,51%, sikap Mahasiswi PSPD 2016 Universitas Tanjungpura yang memakai jilbab terhadap kerontokan rambut mayoritas berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 72,72%, perilaku Mahasiswi PSPD 2016 Universitas Tanjungpura yang memakai jilbab terhadap kerontokan rambut mayoritas berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 51,51%. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku Mahasiswi PSPD 2016 Universitas Tanjungpura yang memakai jilbab terhadap kerontokan rambut mayoritas berada dalam kategori cukup.Kata Kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, kerontokan rambut, jilbabBackground. Stimulus of the environment and also cosmestic for hair was usually not realized its impact on hair health. Stimulus from the environment such as exposure to heat, sunlight, pressure, X- ray radiation and water in the hair, meanwhile hair cosmetics refers to the care and arrangement of hair such as shampoo, curling, straightening, coloring, color fading, and hairdo mode. Hair loss due to both of these things can occur through the mechanism of broken hair shaft, hair loss, and baldness. Method. This research used descriptive with cross sectional approach. The number of samples in this study as many as 33 people. Sampling was done using a sampling consecutive technique. The Data collection was using descriptive statistics. Result. The Level of student knowledge of medical student class of 2016 in Tanjungpura University wearing hijab against hair loss of majority is in enough category that is equal to 51,51%, student attitude class of 2016 medical student Tanjungpura University wearing hijab to hair loss majority in category enough that is equal to 72,72%, student behavior class of 2016 medical student in Tanjungpura University who wear hijab against hair loss majority in the category enough that is equal to 51,51%. Conclusion. Based on the results of research conducted level of knowledge, attitude and behavior of medical Student class of 2016 University Tanjungpura wearing hijab against hair loss majority is in enough category.Keywords: knowledge, attitude, behavior, hair loss, hija
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK MINUM OBAT PENCEGAHAN FILARIASIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM
Latar Belakang: Filariasis atau penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular kronisakibat infeksi parasit dari golongan nematode yang menyerang langsung sistem limfatikmanusia. Kabupaten Kubu Raya telah melakukan Pemberian Obat Pencegahan Massal(POPM) filariasis yang dilakukan pada tahun 2009 – 2014, sekitar 49,29% yangmeminum obat dan jauh dari target yaitu 65%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadappraktek minum obat pencegahan filariasis di Puskesmas Sungai Raya Dalam.Metodologi: jenis penelitian ini analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.Jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah 97 responden. Hasil: Adanyahubungan antara tingkat pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000) masyarakatterhadap praktek minum obat pencegahan filariasis. Saran : Diharapkan kepada semuapihak untuk mendukung program POPM filariasis yang dilakukan oleh dinas kesehatansetempat
Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di Desa Sungai Rengas
Latar belakang. Imunisasi Tetanus toksoid (TT) adalah pemberian imunisasi tetanus pada wanita usia subur (WUS) atau sedang mengandung yang merupakan pencegahan terhadap tetanus neonatorum yang paling mudah dan efektif. Dengan pemberian imunisasi tetanus lengkap, maka perlindungan terhadap infeksi tetanus bisa mencapai lebih dari 90%. Dikatakan lengkap apabila WUS sudah mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 kali yang akan memberikan perlindungan terhadap tetanus selama 25 tahun. Metode. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Data diambil dari 97 responden Pemilihan sampel dilakukan melalui metode pengambilan sampel berdasarkan peluang (probability sampling), yaitu dengan cara stratified random sampling. Hasil. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi TT. Kesimpulan. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi TT.Kata kunci: Imunisasi TT, tetanus neonatorum, wanita usia suburBackground. Tetanus toxoid Immunization is tetanus immunization for women of childbearing age or for pregnant women that Is a precaution against tetanus neonatorum that can be most easily and effective. By the provision of complete tetanus immunization So protection against infection tetanus Can reach more than 90%. It will be said complete when women of childbearing age are already getting tetanus immunization as many as 5 times that will provide Protection against tetanus for 25 years. Method. This research is a descriptive research with the cross sectional design . Based on opportunities ( probability sampling ) , a stratified random sampling Data were taken from 97 respondent. The Sample selection is done through a method of sampling Based on opportunities ( probability sampling ) with a stratified random sampling. Result. Based on the results of the research which has been done , most of the respondent have a good knowledge about tetanus toxoid. Conclusion. Most of the respondent Have a good knowledge about tetanus toxoid.Keywords: tetanus toxoid immunization , neonatorum tetanus, childbearing age woman