62 research outputs found

    SELEKSI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN KOTA AMBON

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2021 melalui survei pada nelayan perikanan pelagis kecil di kota Ambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pendapat nelayan teknologi penangkapan ikan skala kecil di wilayah Kota Ambon tergolong sangat ramah lingkungan dan cukup berkelanjutan. Dari tujuh (7) kriteria teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan, kriteria selektivitas skornya sangat rendah yaitu 59,57%, sedangkan dari lima (5) kriteria teknologi penangkapan berkelanjutan, kriteria investasinya rendah dengan skor 65,50%. . Hasil analisis AHP menunjukkan terdapat tiga alternatif pilihan prioritas utama teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan, yaitu selektivitas tinggi dengan skor 0,343, kualitas tangkapan tinggi 0,238, dan penerimaan sosial 0,135. Hasil analisis ini memiliki rasio inkonsistensi sebesar 0,05 (<0,1). Dua prioritas dalam pilihan teknologi berkelanjutan adalah teknologi tangkap yang menerapkan prinsip ramah lingkungan (0,333), dan aspek hukum (0,333). Rasio inkonsistensi dari analisis ini adalah 0,000 (<0,1). Secara keseluruhan, prioritas teknologi penangkapan ikan pelagis kecil yang ramah lingkungan berkelanjutan di Kota Ambon adalah pancing ulur 0,445, jaring insang hanyut 0,247, purse seine 0,171, bagan 0,089, dan jaring pantai 0,049

    SELEKTIFITAS JARING INSANG DASAR IKAN SAMANDAR (SIGANIDAE SP) DI PERAIRAN TELUK KOTANIA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

    Get PDF
    Ukuran mata jaring yang digunakan nelayan di Teluk Kotania Kabupaten Seram Bagian Barat untuk menangkap ikan demersal biasanya berkisar antara 1,5 - 4 inch. Nelayan memilih jaring insang karena harganya yang relatif murah, dan mudah dioperasikan. Salah satu jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan dengan jaring insang di Perairan Teluk Kotania Kabupaten Seram Bagian Barat adalah ikan samandar papan (Siganus sp).  Ukuran mata jaring yang digunakan berkisar antara 2 inch sampai 3,5 inch.  Walaupun upaya penangkapan ini sudah lama dilakukan, informasi tentang selektifitas jaring insang terhadap hasil tangkapan ikan samandar papan masih belum banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis selektifitas jaring insang dasar dengan ukuran mata jaring 2,0 inch, 3,0 inch dan 3,5 inch terhadap ukuran ikan samandar papan (Siganidae sp). Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yakni pada bulan Maret-April 2018. Penelitian ini berlokasi di Teluk Kotania Kabupaten Seram Bagian Barat. Percobaan penangkapan dengan mengikuti operasi penangkapan ikan oleh nelayan di dusun Wael, Negeri Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat. Jaring insang dasar yang digunakan terdiri dari 3 ukuran mata jaring yaitu 2,0 inch, 3,0 inch dan 3,5 inch, di mana masing-masing ukuran mata jaring yang digunakan sebanyak 2 piece. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini Kurva selektivitas diperoleh berdasarkan metode Kitahara (1971), kurva polinomial (Fujimori et al, 1996) dan program Solver pada Microsoft Excel (Tokai and Fujimori, 1999). Hasil penelitian ini adalah selektifitas jaring insang dasar dengan menggunakan ukuran mata jaring 2,0 inch, 3,0 inch dan 3,5 inch terhadap ukuran ikan samandar (Siganidae) dapat disimpulkan bahwa efisiensi penggunaan alat tangkap jaring insang yang efektif untuk menangkap ikan samandar (Siganidae ) adalah jaring insang dengan ukuran mata jaring 3, 0 inch dan 3,5 inch. Hal ini dikarenakan kurva selektifitas ukuran mata jaring 3,0 inch dan 3,5 inch cenderung membentuk kurva normal yang artinya hanya memiliki satu nilai optimum dibandingkan dengan kurva selektifitas ukuran mata jaring 2,0 inch yang cenderung berbentuk kurva bi-modal yang artinya terjadinya fluktuatif yang mengakibatkan adanya peningkatan nilai optimum lebih dari satu

    Perbedaan Hasil Dan Lokasi Penangkapan Ikan Dengan Alat Tangkap Bottom Gill Net Di Perairan Negeri Wassu, Kabupaten Maluku Tengah

    Get PDF
    Perairan Negeri Wassu, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian dilakukan pada bulan april sampai juni 2021. Tujuan penelitian yaitu megetahui jumlah jenis ukuran dan komposisi hasil tangkapan dan meganalisis perbedaan hasil tangkapan pada lokasi berbatu dan berpasir. Hasil tangkapan pada kedua lokasi sebanyak 302 ekor dimana total hasil tangkapan pada lokasi berbatu sebanyak 198 ekor yang terdiri dari 14 spesies dengan jenis ikan yang dominan tertangkap yaitu ikan Sepatu (Pempheris Mangula) sebanyak 83 ekor atau 41,9 %, sedangkan pada lokasi berpasir sebanyak 104 ekor yang terdiri dari 9 spesies dengan jenis ikan yang dominan tertangkap yaitu Gora (Lutjanus Campechanus) sebanyak 37 ekor atau 35,6%. Hasil analisis perbedaan hasil tangkapan menyatakan bahwa terdapat perbedaan jenis hasil tangkapan pada kedua lokasi berdasarkan jumlah jenis hasil tangkapn dengan jumlah hasil tangkapan di lokasi berbatu (Lokasi A) sebanyak 198 ekor dan lokasi berpasir (Lokasi B) sebanyak 104 eko

    Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap pendapatan Rumah Tangga Nelayan (Rtn) Di Pesisir Teluk Ambon

    Get PDF
    Pandemic Covid-19 yang melanda dunia mengakibatkan terkendalanya kegiatan ekonomi termasuk usaha dibidang perikanan tangkap. Kebijakan pemerintah terkait PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan protokol kesehatan yang mengharuskan menjaga jarak akibatpandemi Covid-19 mengakibatkan banyak usaha penangkapan ikan yang mengalami kerugian berupa turunnya ekspor komoditas perikanan dan terputusnya rantai pemasaran (Mardhia, 2020), serta terbatasnya operasi penangkapan ikan dan mobilitas distribusi hasiltangkapan ikan oleh nelayan. Hal yang sama juga terasa oleh rumah tangganelayan yang mendiami pesisir Teluk Ambon, baik dari segi persepsi terhadap pemberlakuan pembatasan operasi penangkapan ikan maupun dari segi pendapatan rumah tangga nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak Pandemi Covid-19 terhadap pendapatan Rumah Tangga Nelayan dan persepsi nelayan di pesisir Teluk Ambon. Penelitian ini dilakukan selama 4bulan yakni pada bulan Februari- Mei 2021. Penelitian ini berlokasi di Pesisir Teluk Ambon, tepatnya di 3 (tiga) Desa pesisir yakniDesaRumah Tiga, DesaHativeBesar,dan Desa Laha. Metode pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara (Agung, 2012). Untuk mengetahui dampak pandemi Covid19 terhadap pendapatan rumahtangga nelayan dan persepsi nelayan dianalisis menggunakan metode deskriptif (Hidayat, 2012; Sugiyono, 2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor- factor yang penyebab perubahan pendapatan rumah tangga nelayan pada saat pandemi Covid-19 di Kecamatan Teluk Ambon adalah adanya pengurangan frekuensi melaut, penurunan harga hasil tangkapan dan berubahnya distribusi hasil tangkapan dimana hasil perbandingan pendapatan rumah tangga nelayan sebelum dan pada saat pandemic covid-19 menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga nelayan mengalami penurunan pada saat pandemi covid-19 dibandingkan dengan pada saat sebelum pandemi covid19, masing-masing pada nelayan mini purse seine sebesar32%, pada nelayan pancing tonda sebesar 37%, pada delayan pancing ulur sebesar 23%, dan nelayan jaring insang sebesar 21%

    PROFIL DAN PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PERUBAHAN HASIL TANGKAPAN IKAN PERAIRAN PANTAI DI TELUK AMBON

    Get PDF
    Nelayan mengetahui sumberdaya laut secara rinci, juga lingkungan mereka dan aktifitas penangkapan yang mereka lalukan, dan pengetahuan ini jarang dikoleksi secara sistimatik. Penelitian ini dilakukan untuk menguji persepsi nelayan terhadap perubahan hasil tangkapan dan penyebabnya. Kami mewawancarai nelayan pantai Haive Besar dengan menggunakan kuisioner yang sifatnya semi terstruktur. Informasi pribadi nelayan seperti umur dan pengalaman menangkap ikan, aktifitas penangkapan seperti alat yang digunakan dan daerah penangkapan, serta pengetahuan mereka tentang perubahan ekosistem menjadi topik pertanyaan di dalam kuisioner. Nelayan dengan usia karir menengah (21-35 tahun) lebih banyak dibandingkan nelayan usia karir muda dan karir tua. Nelayan mendeteksi perubahan pada ekosistem daerah penangkapan mereka seperti banyaknya sampah, limbah minyak, rusak dan berkurangnya habitat karang dan lamun serta kekeruhan. Dampak yang nelayan rasakan adalah hasil tangkapan yang semakin berkurang bahkan tidak ada lagi. Persepsi nelayan terhadap perubahan ekosistem dan hasil tangkapan mereka menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya seperti fisheries assessment. FISHERS’ PROFILE AND PERCEPTION ON THE SHIFTING OF CATCH ON THE COAST OF AMBON BAY. Fishers have detailed knowledge of their resources, their environment, and their fishing practices that is rarely systematically collected. This study was undertaken to examine perceptions of fishers on the shifting of catch and the occasion of the changing. We conducted an interview with coastal Hative Besar fishers using a semi-structured questioner. Fishers’ profiles such as age and years at fishery, gears and fishing grounds was one part of the questions. Other part was fishers’ ecological knowledge focused on environmental condition and shifting catch. More fishers with middle career (21-35 year in fishery) than young and old careers were interviewed. Environmental changes included waste in the water, oil, corals and seagrasses degradation, and turbidity affected the catch of fishers. Fish became difficult to be found. We learn from this study that fishers’ perception is an important tool for further fisheries assessment study

    Irreversible Aging Dynamics and Generic Phase Behavior of Aqueous Suspensions of Laponite

    Full text link
    In this work we study the aging behavior of aqueous suspension of Laponite having 2.8 weight % concentration using rheological tools. At various salt concentration all the samples demonstrate orientational order when observed using crossed polarizers. In rheological experiments we observe inherent irreversibility in the aging dynamics which forces the system not to rejuvenate to the same state in the shear melting experiment carried out at a later date since preparation. The extensive rheological experiments carried out as a function of time elapsed since preparation demonstrate the self similar trend in the aging behavior irrespective of the concentration of salt. We observe that the exploration of the low energy states as a function of aging time is only kinetically affected by the presence of salt. We estimate that the energy barrier to attain the low energy states decreases linearly with increase in the concentration of salt. The observed superposition of all the elapsed time and the salt concentration dependent data suggests that the aging that occurs in low salt concentration systems over a very long period is qualitatively similar to the aging behavior observed in systems with high salt concentration over a shorter period.Comment: 27 pages, 8 figures. Langmuir, in pres

    Investigation of the key chemical structures involved in the anticancer activity of disulfiram in A549 non-small cell lung cancer cell line

    Get PDF
    © 2018 The Author(s). Background: Disulfiram (DS), an antialcoholism medicine, demonstrated strong anticancer activity in the laboratory but did not show promising results in clinical trials. The anticancer activity of DS is copper dependent. The reaction of DS and copper generates reactive oxygen species (ROS). After oral administration in the clinic, DS is enriched and quickly metabolised in the liver. The associated change of chemical structure may make the metabolites of DS lose its copper-chelating ability and disable their anticancer activity. The anticancer chemical structure of DS is still largely unknown. Elucidation of the relationship between the key chemical structure of DS and its anticancer activity will enable us to modify DS and speed its translation into cancer therapeutics. Methods: The cytotoxicity, extracellular ROS activity, apoptotic effect of DS, DDC and their analogues on cancer cells and cancer stem cells were examined in vitro by MTT assay, western blot, extracellular ROS assay and sphere-reforming assay. Results: Intact thiol groups are essential for the in vitro cytotoxicity of DS. S-methylated diethyldithiocarbamate (S-Me-DDC), one of the major metabolites of DS in liver, completely lost its in vitro anticancer activity. In vitro cytotoxicity of DS was also abolished when its thiuram structure was destroyed. In contrast, modification of the ethyl groups in DS had no significant influence on its anticancer activity. Conclusions: The thiol groups and thiuram structure are indispensable for the anticancer activity of DS. The liver enrichment and metabolism may be the major obstruction for application of DS in cancer treatment. A delivery system to protect the thiol groups and development of novel soluble copper-DDC compound may pave the path for translation of DS into cancer therapeutics.This work was supported by grant from British Lung Foundation (RG14–8) and Innovate UK (104022).Published versio

    Time-aging time-stress superposition in soft glass under tensile deformation field

    Full text link
    We have studied the tensile deformation behaviour of thin films of aging aqueous suspension of Laponite, a model soft glassy material, when subjected to a creep flow field generated by a constant engineering normal stress. Aqueous suspension of Laponite demonstrates aging behaviour wherein it undergoes time dependent enhancement of its elastic modulus as well as its characteristic relaxation time. However, under application of the normal stress, the rate of aging decreases and in the limit of high stress, the aging stops with the suspension now undergoing a plastic deformation. Overall, it is observed that the aging that occurs over short creep times at small normal stresses is same as the aging that occurs over long creep times at large normal stresses. This observation allows us to suggest an aging time - process time - normal stress superposition principle, which can predict rheological behaviour at longer times by carrying out short time tests.Comment: 26 pages, 7 figures, To appear in Rheologica Act

    MKS3/TMEM67 mutations are a major cause of COACH syndrome, a joubert syndrome related disorder with liver involvement

    Get PDF
    The acronym COACH defines an autosomal recessive condition of Cerebellar vermis hypo/ aplasia, Oligophrenia, congenital Ataxia, Coloboma and Hepatic fibrosis. Patients present the “molar tooth sign”, a midbrain-hindbrain malformation pathognomonic for Joubert Syndrome (JS) and Related Disorders (JSRDs). The main feature of COACH is congenital hepatic fibrosis (CHF), resulting from malformation of the embryonic ductal plate. CHF is invariably found also in Meckel syndrome (MS), a lethal ciliopathy already found to be allelic with JSRDs at the CEP290 and RPGRIP1L genes. Recently, mutations in the MKS3 gene (approved symbol TMEM67), causative of about 7% MS cases, have been detected in few Meckel-like and pure JS patients. Analysis of MKS3 in 14 COACH families identified mutations in 8 (57%). Features such as colobomas and nephronophthisis were found only in a subset of mutated cases. These data confirm COACH as a distinct JSRD subgroup with core features of JS plus CHF, which major gene is MKS3, and further strengthen gene-phenotype correlates in JSRDs
    • …
    corecore