42 research outputs found

    PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

    Get PDF
    Abstrak Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi  adalah Problem Based Learning. Donald Woods McMaster merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah PBL, dan Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Ontario Kanada merupakan institusi kedokteran yang memperkenalkan PBL dalam dunia pendidikan. Ada empat prinsip penting dalam pembelajaran PBL, yaitu : pembelajaran merupakan suatu proses konstruktif. (Learning should be a constructive process), pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri sendiri (Learning should be a self directed process), pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri sendiri (Learning should be a self directed process) dan pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual (Learning should be a contextual process). Salah satu metode yang digunakan dalam melaksanakan PBL adalah seven jumps tutorial. Metode ini terdiri dari tujuh langkah yang disusun sistematis sehingga diskusi mahasiswa tentang suatu masalah dapat berjalan dengan optimal dan mencapai tujuan baik sesuai karakteristik PBL   Keywords : KBK, PBL, seven jump

    Penerapan Multi-Source Feedback (MSF) Dalam Penilaian Perilaku Profesional Mahasiswa Kedokteran

    Get PDF
    ABSTRAK   Latar belakang : Profesionalisme merupakan salah satu factor penting yang harus dimiliki oleh seorang dokter. Organisasi profesi di Amerika Serikat seperti  the American Board of Internal Medicine (ABIM) telah menetapkan beberapa aspek  yang termasuk dalam profesionalisme seperti altruisme, empati, saling menghormati, integritas, etika dan moral, tanggung jawab, dan komiten untuk belajar sepanjang hayat. General Medical Council (GMC) di Inggris menetapkan tujuh aspek profesionalisme yang harus dimiliki oleh dokter, Di Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) telah menetapkan bahwa salah satu area kompetensi dokter adalah aspek Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien. Oleh karenaitu, dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)  yang saat ini diterapkan oleh sebagian besar Fakultas Kedokteran di Indonesia, aspek profesionalisme harus menjadi perhatian baik dalam proses pembelajaran maupun dalam system penilaian. Metode penilaian terhadap perilaku professional sebaiknya tidak hanya dilakukan di akhir proses pembelajaran saja namun harus berkelanjutan dalam seluruh proses pembelajaran yang dijalani mahasiswa kedokteran. Tujuan : pemaparan secara komprehensif mengenai Multi-Source Feedback (MSF) atau 3600 evaluation sebagai metode penilaian yang dapat diterapkan untuk menilai aspek profesionalisme dalam pendidikan dokter. Metode :studi literature mengenai MSF meliputi tujuan penggunaan, prosedur, kekuatan, kelemahan dan keterbatasan, validitas dan reliabilitas serta kredibilitas penilai Kesimpulan : MSF merupakan salah satu metode penilaian yang valid dan reliable dalam menilai perilaku professional mahasiswa kedokteran, namun dalam penerapannya ada banyak factor yang harus dipertimbangkan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai

    Critical Incidents Dalam Dinamika Kelompok Tutorial

    Get PDF
    Abstrak Dalam Kurikulum berbasis kompetensi, pembelajaran  problem-based learning merupakan suatu hal yang krusial, proses diskusi tutorial sangat besar peranannya dalam upaya peningkatan hasil belajar mahasiswa dan pencapaian kompetensi sesuai yang diarahkan dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan dinamika kelompok dalam diskusi tutorial, salah satunya adalah berbagai critical incidents yang terjadi baik selama pelaksanaan diskusi ataupun faktor lain di luar diskusi tutorial. Oleh karena itu, pengetahuan tentang critical incidents ini selayaknya diketahui oleh mahasiswa maupun tutor, sehingga hal tersebut dapat dihindari dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai Kata kunci : dinamika kelompok, critical incident

    PENGARUH MEROKOK TERHADAP pH SALIVA DAN AKTIVITAS ENZIM PTIALIN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

    Get PDF
    Abstract Background: Cigarettes can cause disturbances in the oral cavity. From previous research it is known that daily cigarette consumption impact on decrease of salivary secretion and bicarbonate content. This will affect the decrease in salivary pH. Low salivary pH also has an effect on decreasing ptialin enzyme activity. Departing from the basic theory, researchers want to see the extent to which smoking can affect salivary pH and pyalin enzyme activity in students of the Faculty of Medicine and Health Sciences Jambi university. Methods: This study is a cross-sectional study with a sample of samples taken in total sampling from Jambi University medical students who smoke 39 people. Performed salivary pH examination and measurement of pyalin enzyme activity in students who smoke. The research data obtained will be tested statistically using fisher test to see the effect of smoking from aspect of cigarette consumption per day and smoking period to salivary pH and ptialin activity. Results: Based on the level of cigarette consumption per day, the students smoked more in the 5-10 cigarettes per day category which was 82.05%. Based on the smoking period, students smoked more in the category of more than 5 years ie 66.67%. Based on salivary pH measurements, students who smoked were generally in the abnormal pH category of 79.49%. Based on the measurement of ptialin enzyme activity, students who smoked generally in the category did not work up to 71.79%. The statistical test of cigarette consumption per day to saliva pH has p value = 0,617. Statistical test result from smoking period to salivary pH has p value = 0,01 with PR = 6 and CI95% 1,4-25,713. The statistical test result from the level of cigarette consumption per day on ptialin enzyme activity has p value = 1,000. The statistical test result of the smoking period on ptialin enzyme activity has p = 0,000 with PR = 9 and CI95% 2,264-35,773. The statistical test results of salivary pH relationship on ptialin enzyme activity has p = 0,000 with PR = 6,97 and CI 1,108-43,802. Conclusion: There is no correlation between cigarette consumption level to salivary pH and student enzyme activity of smoking. There was a correlation between smoking period and salivary pH and pyalin enzyme activity of smoking students and there was also a significant association between salivary pH and pyalin enzyme activity of smoking students. Keywords: smoking, pH saliva, ptialin     Abstrak Pendahuluan: Rokok dapat menyebabkan gangguan pada rongga mulut. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa konsumsi rokok harian berdampak terhadap penurunan sekresi saliva dan kandungan  bikarbonat. Hal ini akan berdampak pada terjadinya penurunan pH saliva. pH saliva yang rendah juga berdampak pada penurunan aktivitas enzim ptialin. Berangkat dari dasar teori tersebut, peneliti ingin melihat sejauh mana merokok dapat mempengaruhi pH saliva dan aktivitas enzim ptialin pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan universitas Jambi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian crossectional dengan sampel penelitian yang diambil secara total sampling dari mahasiswa kedokteran Universitas Jambi yang merokok sejumlah 39 orang. Dilakukan pemeriksaan pH saliva dan pengukuran aktivitas enzim ptialin pada mahasiswa yang merokok. Data penelitian yang didapat akan diuji secara statistik menggunakan uji fisher untuk melihat pengaruh merokok dari aspek tingkat konsumsi rokok per hari dan periode merokok terhadap pH saliva dan aktivitas ptialin. Hasil: Berdasarkan tingkat konsumsi rokok per hari, mahasiswa lebih banyak merokok dalam kategori 5-10 batang per hari yaitu 82,05%. Berdasarkan periode merokok, mahasiswa lebih banyak merokok dalam kategori lebih dari 5 tahun yaitu 66,67%. Berdasarkan pengukuran pH saliva, mahasiswa yang merokok pada umumnya dalam kategori pH tidak normal yaitu 79,49%. Berdasarkan pengukuran aktivitas enzim ptialin, mahasiswa yang merokok umumnya dalam kategori tidak bekerja maksimal yaitu 71,79%. Hasil uji statistik tingkat konsumsi rokok per hari terhadap pH saliva memiliki nilai p=0,617. Hasil uji statistik dari periode merokok terhadap pH saliva memiliki nilai p=0,01 dengan PR=6 dan CI95% 1,4-25,713.  Hasil uji statistik dari tingkat konsumsi rokok per hari terhadap aktivitas enzim ptialin memiliki nilai p=1,000. Hasil uji statistik dari periode merokok terhadap aktivitas enzim ptialin memiliki nilai p=0,000 dengan PR=9 dan CI95% 2,264-35,773 . Hasil uji statistik dari hubungan pH saliva terhadap aktivitas enzim ptialin memiliki nilai p=0,000 dengan PR=6,97 dan CI 1,108-43,802. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat konsumsi rokok terhadap pH saliva dan aktivitas enzim ptialin mahasiswa yang merokok. Ada hubungan antara periode merokok dengan pH saliva dan aktivitas enzim ptialin mahasiswa yang merokok serta juga terdapat hubungan bermakna antara pH saliva dengan aktivitas enzim ptialin mahasiswa yang merokok. Kata Kunci: merokok, pH saliva, ptiali

    KONTAMINASI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SAYURAN KUBIS DAN SELADA DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAMBI

    Get PDF
    ABSTRACT The transmission of Soil Transmited Helminths (STH) can occur by contaminated food of infective egg. The types of food most often contaminated such as cabbage and lettuce. This study aimed to find the contamination of STH eggs and identified the eggs type which contaminated in the traditional market of Jambi city. This study was a descriptive research which were done at Biomedical Laboratory of the Faculty of Medicine and Health Sciences of the University of Jambi on July-August 2018.  Samples taken from three traditional market in the Jambi city that is Talang Banjar, Angso Duo, and Simpang Pulai market. Vegetable samples consisted of 9 cabbage and 9 lettuce from each market.  Fifty gram samples were examined by the sedimentation method. There were STH  eggs on 16 (29.6%) vegetable samples.  The type of STH eggs which contaminated lettuce were Ascaris lumbricoides 6 (37.50%) samples, Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura 3 (18.75%) samples, Hookworm 2 samples (12.50%), and Trichuris trichiura 1 sample (6.25%).  The type of  STH eggs which contaminated cabbage were Ascaris lumbricoides 2 (12.50%) samples, Trichuris trichiura 1 (6.25%) sample, and Hookworm 1 (6.25%) sample. There were STH contamination on cabbage and lattuce in the traditional market in Jambi city. Key word: Soil Transmitted Helminths, contamination, infection   ABSTRAK Penularan infeksi Soil Transmited Helminths (STH) dapat terjadi melalui makanan yang terkontaminasi telur cacing. Jenis makanan yang paling sering terkontaminasi diantaranya adalah kubis dan selada. Penelitian ini bertujuan  menemukan kontaminasi telur STH dan mengidentifikasi jenis telur cacing yang mengontaminasi sayur kubis dan selada di pasar tradisional Kota Jambi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi pada bulan Juli–Agustus  2018. Sampel sayuran diambil dari tiga pasar tradisional di Kota Jambi yaitu, pasar Talang Banjar, Angso Duo dan Simpang Pulai. Sampel sayuran terdiri atas 9 kubis dan 9 selada dari setiap pasar.  Sebanyak 50 gram sampel diperiksa dengan metode sedimentasi. Hasilnya ditemukan telur STH pada 16 (29,6%) sampel sayuran. Pada sayur selada jenis telur yang mengkontaminasi yaitu Ascaris lumbricoides pada 6 (37,50%) sampel, campuran Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura pada 3 (18,75%) sampel,  cacing tambang pada 2 (12,50%) sampel, dan Trichuris trichiura pada 1 (6,25%) sampel. Sedangkan pada sayur kubis jenis telur yang mengkontaminasi yaitu Ascaris lumbricoides pada 2 (12,50%) sampel, Trichuris trichiura pada 1 (6,25%) sampel, dan Cacing tambang pada 1 (6,25%) sampel. Terdapat kontaminasi STH pada sayur kubis dan selada di pasar tradisional kota Jambi. Kata kunci: Soil Transmitted Helminths, kontaminasi, infeks

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PENULISAN RESEP PADAMAHASISWA TAHAP PERSIAPAN PROFESI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

    Get PDF
    ABSTRACT Background: The recipe is the competence of doctors in health services, which means that doctors are obliged to master the method of writing good and correct prescribing. Good and correct prescriptions have a big role in therapy and treatment and patient health. Recipe writing skills must be done independently and thoroughly in accordance with SKDI 2012 which states that prescription writing is one of the competencies that must be achieved by doctor graduates. Prescription writing skills have a 4A level of competence. So it must begin to be trained before becoming a doctor to reduce errors in prescribing. Objectives: This study aims to determine the relationship between the knowledge of the 4th year medical student of Jambi University. Method: This is an analytical study using a cross sectional approach. This study involved 96 students who filled out two questionnaires, namely a knowledge questionnaire about recipes and validated prescription writing skills Results: The results of univariate analysis of 60 respondents (62.9%) had good knowledge, 23 respondents (23.7%) had sufficient knowledge, and 13 respondents (13.4%) had insufficient knowledge. At prescription writing, respondents who are skilled in prescription writing are 55 respondents (56.7%), and respondents who are not skilled in prescribing 41 respondents (43.3%). There is a meaningful correlation between knowledge of good and correct prescription writing skills in the 4th year medical students of Jambi University with a P-value = 0.046 (P <0.05). Conclusion: There was a significant relationship between knowledge and prescription writing skills in the 4th year Medical Students of Jambi University.   Keywords: Medical students, Knowledge, Prescribing.   ABSTRAK Latar Belakang: Resep adalah kompetensi dari dokter dalam pelayanan kesehatan yang berarti bahwa dokter wajib untuk menguasai cara penulisan resep yang baik dan benar. Peresepan yang baik dan benar memiliki peran yang besar dalam terapi dan pengobatan dan kesehatan pasien. Keterampilan menulis resep harus dilakukan dengan mandiri dan tuntas sesuai dengan SKDI 2012 yang menuliskan bahwa penulisan resep sebagai salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh lulusan dokter. Keterampilan menulis resep mempunyai level kompetensi 4A. Sehingga harus mulai dilatih sebelum menjadi dokter untuk mengurangi kesalahan dalam menulis resep. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa tahun ke-3 Program Studi Kedokteran Universitas Jambi terhadap penulisan resep yang baik dan benar. Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan responden sebanyak 96 mahasiswa yang mengisi dua buah kuesioner yaitu kuisioner pengetahuan tentang resep dan keterampilan penulisan resep yang telah divalidasi. Hasil: Hasil analisis univariat sebanyak 60 responden (62,9%) memiliki pengetahuan baik, 23 responden (23,7%) memiliki pengetahuan cukup, dan 13 responden (13,4 %) memiliki pengetahuan kurang. Pada penulisan resep , responden yang terampil dalam penulisan resep 55 responden (56,7%), dan responden yang tidak terampil dalam penulisan resep 41 responden (43,3%). Terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap keterampilan penulisan resep yang baik dan benar pada mahasiswa tahun ke-4 Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi dengan diperoleh nilai P=0,046 (P<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap penulisan resep yang baik dan benar pada mahasiswa tahun ke-4 Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.   Kata kunci: Mahasiswa Kedokteran, Pengetahuan, Penulisan Resep

    Sikap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi terhadap Pelajaran Matematika dan Sains

    Get PDF
    ABSTRACT Background : Attitude that’s performed by someone can predict behaviors of the future. It shows what person will do in coming activities. Human’s attitude towards certain subject represents an important predictor that brings to academic achievement. Students who mayor in the medical faculty are the ones who naturally are interested in the subjects of mathematics and Natural science in their school. These subjects represent the main lessons that the medical students learn, even those subjects become parts of tested component selection in the entrance examination of new students. Positive attitude owned by students who have a great interest in those subjects make someone pleased in learning activities, and will cause good learning achievment. In fact, what are learnt in their interests of  mathematics and science represent a condition of the lecture activities in the medical faculty. The purpose of this research is to show descriptions of Medical Students’ attitudes towards Mathematics and Science subjects. It consists of general and component descriptions about Mathematics, Physics, Chemistry and Biology. Methods : This is a descriptive research. Subjects of the researh are taken from population of the Medical Students of Jambi University the year 2013. The population of the research consists of 142 students, 45 males and 97 females. The research instrument uses attitude scale towards Mathematics and  Natural Science. It has face, logic and construct validity. It has 0,92 parallel test reliability that consists of 12 items. Result : Medical students have positive attitudes towards Biology. They have neutral attitude towards Mathematics, Physics and Chemistry. There are greater positive attitude towards Biology. Very small numbers of students have negative attitude towards this subject. On Mathematics, there are more students who have positive attitude rather than negative ones. On Physics, there are twice numbers of students who have negative attitudes than positive ones. On chemistry, there are many students have positive attitudes. Conclusion: Medical students feel that learning Biology is  easy and simple subject. They evaluate it positively. They think that Biology is an important and useful subject. They are always ready waiting for learning this subject in class. They feel very comfortable with this subject.   Keywords: Attitude, Scale, Validity, Academic Achievement, Mathematics Scienc

    ANALISISPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PELATIHAN DANDISIPLINKERJATERHADAPKINERJAKARYAWAN MELALUI KOMPENSASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada RSUD Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pelatihan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui Kompensasi sebagai Variabel Intervening. Objek penelitiannya adalah karyawan yang bekerja di salah satu Rumah Sakit Regional milik pemerintah di Jawa Timur. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei menggunakan Kueisioner. Kueisioner dibagikan kepada 180 karyawan di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang yang memiliki kriteria responden sebagai pegawai negeri sipil dan BLUD Non PNS. Ada 17 kue yang tidak terisi dan 13 kue yang tidak terisi sepenuhnya sehingga total 150 kue dapat diproses. Data yang dikumpulkan diproses menggunakan Structure Equition Modeling (SEM) dengan bantuan Perangkat Lunak Pendekatan WarpPLS. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa Gaya Kepemimpinan, Pelatihan dan Disiplin Kerja masing-masing memiliki hubungan positif dan signifikan dengan Kinerja Karyawan. Ini ditunjukkan oleh hasil analisis di mana setelah diuji dengan konstanta dan Nilai P sesuai dengan masing-masing indikator menghasilkan hasil yang signifikan. Dan selain dari indikator di atas hasil ini juga didukung oleh indikator intervensi, yaitu kompensasi sehingga lebih memperkuat untuk mencapai hasil yang signifikan.Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Pelatihan, Disiplin Kerja, Kompensasi dan KinerjaKaryawan The purpose of this study was to analyze the influence of Leadership Style, Training and Work Discipline on Employee Performance through Compensation as an Intervening Variable. The object of his research was employees who worked in one of the government-owned Regional Hospitals in East Java.Data collection in this study uses a survey method using Kueisioner. Kueisioner was distributed to 180 employees at Dr. Hospital Saiful Anwar Malang who has the criteria of respondents as civil servant employees and Non PNS BLUDs. There were 17 non-filled cakes and 13 cake formers which were not filled completely so that a total of 150 cakes could be processed. The collected data is processed using Structure Equition Modeling (SEM) with the help of WarpPLS Approach Software.The results of the study show evidence that the Leadership Style, Training and Work Discipline each have a positive and significant relationship to Employee Performance. This is indicated by the results of the analysis where after being tested with constants and P Values according to each indicator it produces significant results. And also aside from the indicators above this result is also supported by intervening indicators, namely compensation so that it is more reinforcing to achieve significant results.Keywords: Leadership Style, Training, Work Discipline, Compensation and Employee Performance

    HARGA DIRI MANTAN PECANDU NARKOBA YANG BEKERJA DI PUSAT REHABILITASI “X” JAMBI: THE SELF-ESTEEM OF EX-DRUG ADDICTS WORKING AT THE “X” REHABILITATION CENTER IN JAMBI

    Get PDF
    Introduction: Ex-drug addicts might potentially experience a relapse. Previous research had found that one of the factors that could affect ex-drug addicts to survive from a relapse was selfesteem. Self-esteem is essential for every human being, especially for the ones who are in their recovery, such as addiction recovery. This research aimed to describe the self-esteem of ex-drug addicts working at a rehabilitation center. Method: The participants of this research were three men working at a rehabilitation center and had stopped using drugs minimum in a year. This research was conducted in Jambi in 2018, used a qualitative research method with a phenomenology approach. The data collection technique used an in-depth interview. Result: All of the participants still disregarded some values yet had some appropriate experiences in other aspects of self-esteem. The main factors that significantly contributed to their self-esteem were relatively different. Conclusions and recommendation: It appears that the self-esteem of all the participants tendsto lead to the mediumcategory Keywords: addiction recovery, ex-drug addict, rehabilitation, self-esteem   ABSTRAKLatar Belakang: Mantan pecandu narkoba yang berhasil lepas dari ketergantungan narkoba berpotensi untuk mengalami kekambuhan. Penelitian sebelumnya menemukan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi mantan pecandu narkoba mampu bertahan untuk tidak kembali menggunakan narkoba adalah harga diri. Harga diri penting dalam kehidupan seseorang, terutama bagi seseorang yang sedang dalam masa pemulihan, seperti pemulihan adiksi. Penelitian ini mendeskripsikan mengenai harga diri pada mantan pecandu narkoba yang bekerja di pusat rehabilitasi “X” Jambi. Metode: Partisipan penelitian ialah tiga orang laki-laki dewasa yang berusia antara 25-45 tahun, sedang bekerja sebagai staf di pusat rehabilitasi “X” Jambi, dan telah berhenti menggunakan narkoba minimal satu tahun. Penelitian dilakukan di Kota Jambi pada tahun 2018, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, serta metode pengumpulan data melalui teknik wawancara mendalam. Hasil: Ketiga partisipan masih belum memenuhi beberapa nilai-nilai kebajikan, namun partisipan telah berhasil memenuhi sebagian besar nilai yang terkandung dalam aspek harga diri. Faktor yang paling berperan dalam pembentukan harga diri masing-masing partisipan secara khusus memiliki perbedaan yang mendasar. Kesimpulan dan Saran: Harga diri ketiga partisipan cenderung mengarah ke dalam kategori harga diri sedang berdasarkan keseluruhan aspek yang hampir terpenuhi dan beberapa yang tidak terpenuhi. Kata kunci: harga diri, mantan pecandu narkoba, pemulihan adiksi, rehabilitas

    PEMERIKSAAN GULA DARAH DAN ASAM URAT PADA MASYARAKAT UMUM SAAT CAR FREE DAY DI LAPANGAN GUBERNUR JAMBI

    Get PDF
    ABSTRAK Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan. menular ke penyakit tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. Salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi cukup tinggi di Indonesia adalah diabetes melitus dan hiperurecemia. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 di Kantor Gubenur Telanaipura pada saat Car free day. Kegiatan ini dilakukan dengan metoda pemeriksaan langsung pada peserta kegiatan dan edukasi mengenai hasil pemeriksaan. Pemeriksaan kadar gula darah menggunakan alat glucometer dimana yang diukur adalah kadar gula sewaktu. Pemeriksaan kadar asam urat menggunakan alat uricemiameter. Hasil pemeriksaan kadar gula darah, dari 76 orang peserta kegiatan yang pemeriksaan gula darah sebanyak 8 orang memiliki kadar gula darah diatas normal dan 68 orang memiliki kadar gula darah normal. Hasil pemeriksaan kadar asam urat, dari 100 orang peserta kegiatan yang melakukan pemeriksaan asam urat adalah sebanyak 4 orang memiliki kadar asam urat diatas normal dan 96 orang memiliki kadar asam urat normal
    corecore