69 research outputs found

    ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN (CAED) BERGRADASI RAPAT DENGAN PERSENTASE FILLER RNABU BATU DAN SEMEN PORTLAND 50% : 50%

    Get PDF
    Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ketempat lainnya (Bukhari ddk, 2005). Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi. Aspal emulsi memiliki tingkat viskositas yang rendah, sehingga tidak perlu dipanaskan dan tidak menimbulkan polusi, hemat biaya dan waktu. Untuk dapat meningkatkan kepadatan dan kekuatan karakteristik Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED), maka diperlukan bahan pengisi (filler). Filler yang digunakan pada penelitian ini adalah abu batu (AB) dan juga semen portland (SP) yang berfungsi sebagai bahan pengisi/pengikat, dimana abu batu dan semen sering digunakan sebagai bahan pengisi pada proses pembuatan aspal, selain sering digunakan bahan filler tersebut juga mudah didapatkan dan secara ekonomis juga terjangkau. Benda uji yang dibuat terdiri dari empat variasi abu batu dan semen portland sebagai filler/pengikat dengan persentase, yaitu: AB 75% - SP 25%, AB 50% - SP 50%, AB 25% - SP 75%, AB 0% - SP 100%. Penelitian ini hanya meninjau persentase filler abu batu dan semen portland sebesar 50% : 50%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh abu batu dan semen portland sebagai filler/pengikat pada CAED terhadap nilai karakteristik Marshall seperti: stabilitas, flow, kepadatan, VIM, VMA, VFB dan penyerapan air. CAED pada penelitian ini menggunakan Campuran Emulsi Bergradasi Rapat (CEBR) tipe V, variasi kadar aspal emulsi yang digunakan yaitu 6%, 6,5%, 7%, 7,5% dan 8%. Berdasarkan penelitian diperoleh nilai minimun dari karakteristik Marshall sebesar : nilai stabilitas kering 531,76 kg pada masa curing 0 hari, nilai stabilitas rendaman 480,40 kg pada masa curing 0 hari, nilai stabilitas sisa 70,66% pada masa curing 3 hari, nilai water absorption pada kondisi rendaman 6,05% pada masa curing 0 hari, nilai porositas (VIM) pada kondisi kering 19,92% pada masa curing 1 hari. Berdasarkan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan persentase filler abu dan semen portland sebesar 50% : 50% dalam CAED untuk CEBR tipe V dapat digunakan sebagai bahan perkerasan untuk pelaksanan pembangunan/pemeliharaan jalan, namun perlu diperhatikan terhadap porositasnya, dimana porositas yang dihasilkan dari persentase filler abu batu dan semen portland dalam campuran ini melebihi dari spesifikasi yang di tentukan.Kata kunci : CAED, filler, abu batu, semen portland, Marshall

    KETERKAITAN SEKTOR UNGGULAN DI PROVINSI ACEH: PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN PERKOTAAN

    Get PDF
    ABSTRAKJudul : Keterkaitan Sektor Unggulan Di Provinsi Aceh: Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan PerkotaanNama: Muhammad FazilNIM: 1201101010055Fakultas/Jurusan: Ekonomi/Ekonomi PembangunanDosen Pembimbing: Muhammad Ihamsyah Siregar, SE., M.A.This study aimed to determine the leading sectors in the districts and cities in the province of Aceh as a guideline and a grounding in economic development planning in the region level. This study uses secondary data Gross Regional Domestic Product of 23 districts/cities in Aceh province and secondary data Gross Regional Domestic Product province of Aceh during 2009-2013. The analysis was using Shift Share Analysis Model and Pearson Correlation Matrix Model. From the analysis of The Shift Share Model obtained the trade, hotel and restaurant setors to be the leading sectors in The Cities of Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa, Subulussalam, and The Districts of Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Barat Daya, Aceh Timur, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, and Simeulue. The services sector is the dominant sector in the Districts of Pidie, Aceh Jaya, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Tamiang, and Aceh Tengah. Transports and communications sector is the dominant sector in The Districts of Bireuen, Nagan Raya and Aceh Selatan. Building and Construction sector is the dominant sector in The District of Gayo Lues and The City of Sabang. Furthermore, the agricultural sector is the dominant sector in Aceh Barat District. Pearson Correlation test results showed that The City of Sabang leading sectors have very strong relationship with the leading sectors in Banda Aceh City, and The Districts of Aceh Besar, Aceh Jaya, and Aceh Barat. The leading sectors of Sabang City with Pidie and Nagan Raya has a strong relationship. The leading sectors of Banda Aceh has a very strong relationship with the City of Sabang, and The Districts of Aceh Besar and Aceh Barat. The Districts of Aceh Jaya and Nagan Raya has a strong relationship. The City of Lhokseumawe leading sectors have a strong relationship with the districts of Pidie Jaya, Bener Meriah and Aceh Tengah and also have a medium relationship with dominant sector of Bireuen District. Leading sectors of Langsa City have strong relationship with The Districts of Aceh Tamiang and Aceh Tenggara. Leading sectors of Subulussalam have very strong relationship with the leading sectors in The Districts of Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Simeulue and also has a strong relationship with The District of Gayo Lues.Keywords: Leading Sectors, Gross Regional Domestic Product, Shift Share Analysis, Pearson Correlation Matrix.ABSTRAKJudul : Keterkaitan Sektor Unggulan Di Provinsi Aceh: Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan PerkotaanNama: Muhammad FazilNIM: 1201101010055Fakultas/Jurusan: Ekonomi/Ekonomi PembangunanDosen Pembimbing: Muhammad Ihamsyah Siregar, SE., M.A.Penelitian ini bertujuan menentukan sektor unggulan pada kabupaten dan kota di Provinsi Aceh sebagai suatu pedoman dan landasan dalam perencanaan pembangunan ekonomi di daerah. Penelitian ini menggunakan data sekunder Produk Domestik Regional Bruto dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dan data sekunder Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Aceh tahun 2009-2013. Model analisis yang digunakan adalah model analisis Shift Share dan Pearson Correlation Matrix. Dari hasil analisis Shift Share didapatkan sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi sektor unggulan di Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Singkil, dan Kabupaten Simeulue. Sektor jasa-jasa merupakan sektor unggulan di Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Tamiang, dan Kabupaten Aceh Tengah. Sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sektor unggulan di Kabupaten Bireun, Kabupaten Nagan Raya, dan Kabupaten Aceh Selatan. Sektor bangunan dan konstruksi merupakan sektor unggulan di Kabupaten Gayo Lues dan Kota Sabang. dan sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten Aceh Barat. Hasil uji Pearson Correlation didapatkan sektor unggulan Kota Sabang yang sangat kuat dengan sektor unggulan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Barat. Sedangkan sektor unggulan Kota Sabang dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Nagan Raya mempunyai hubungan yang kuat. Sektor unggulan Kota Banda Aceh mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Aceh Barat. Sedangkan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Nagan Raya mempunyai hubungan yang kuat. Sektor unggulan Kota Lhokseumawe mempunyai hubungan yang kuat dengan Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Aceh Tengah. Kemudian mempunyai hubungan yang sedang dengan sektor unggulan Kabupaten Bireun. Sektor unggulan Kota Langsa mempuyai hubungan yang kuat dengan Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Tenggara. Sektor unggulan Kota Subulussalam mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan sektor unggulan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil, dan Kabupaten Simeulue. Dan mempunyai hubungan yang kuat dengan Kabupaten Gayo Lues. Kata Kunci : Sektor Unggulan, Produk Domestik Regional Bruto, Shift Share, Pearson Correlatio

    APLIKASI BEBERAPA BENTUK FORMULASI TRICHODERMA SPP DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

    Get PDF
    RINGKASANFusarium oxysporum f.sp. lycopersici (Fol) adalah salah satu patogen tular tanah yang sangat berbahaya bagi tanaman tomat, hal itu dikarenakan patogen ini mampu bertahan denganjangka waktu yang lama di dalam tanah. Fol mampu bertahan dalam bentuk klamidosporadi dalam tanah sampai 10 tahun atau lebih. Cendawan ini akan menginfeksi tanaman tomatmulai pada fase pembibitan y ang menyebabkan tanaman layu sampai mati sehingga akan mengalami gagal panen.Cara alternatif untuk mengendalikan cendawan Fol agar sesuai dengan kaidahlingkungan adalah salah satunya secara biologi yaitu dengan memanfaatkan cendawanantagonis sebagai agen biokontrol yaitu Trichoderma spp. Pembuatan formula agenpengendali hayati dalam bentuk sediaan pelet dan cair bertujuan agar penggunaannya lebihpraktis pada saat aplikasi, dan jumlah biomassanya lebih terukur atau dapat terkontrol.Selain itu, penggunaan cendawan antagonis untuk pengendalian secara hayati harus dalambentuk formula yang sesuai dan bahannya mudah didapatkan. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh aplikasi beberapa bentuk formulasi Trichoderma sppdalam mengendalikan penyakit layu Fusarium pada tanaman tomatPenelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola non faktorial yang terdiridari 4 perlakuan dengan menggunakan 5 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 4 unit tanaman.Dengan demikian maka diperoleh 80 unit tanaman percobaan. Susunan perlakuan bentukformulasi berbahan aktif Trichoderma spp yaitu F0 = Kontrol (tanpa perlakuan),F1 = Formulasi pelet daun katuk 3 g (+ 10 butir)/polibag, F2 = Formulasi padat jagung kering 3 g/polibag dan F3 = Formulasi cair produk komersil 100 ml/polibag. Paramater yang diamati adalah masa inkubasi, persentase tanaman layu, tinggi tanaman tomat,waktu berbunga tanaman tomat, jumlah buah tomat per tanaman, berat buah tomat per tanaman dan persentasebatang xy lem yang terdiskolorasi tanaman tomat.Aplikasi beberapa bentuk formulasi Trichoderma spp tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap masa inkubasi, waktu berbunga, berat total buah per tanaman serta jumlah buah per tanaman, namun mampu memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase layu tanaman dan tinggi tanaman serta persentase batang yang xy lemnya terdiskolorasi. Perlakuan terbaik terdapat pada aplikasi berbentuk formulasi pelet yang mampu menekan penyakit layu hingga 33.00 %, selain itu aplikasi berbentuk formulasi pelet dan formulasi cair juga mampu meningkatkan tinggi tanaman tomat, selanjutnya ke-tiga bentuk formulasi Trichoderma spp tersebut yaitu formulasi pelet daun katuk, formulasi jagung sertaformulasi cair mampu menghambat persentase batang xylem yang terdiskolorasi dengan baik

    PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI DI SMA NEGERI 1 SAKTI KABUPATEN PIDIE TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    Get PDF

    Efektivitas Pelayanan Publik dalam Proses Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Pada Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Medan

    Get PDF
    The issuance of trading business licenses in Indonesia has not been fully implemented properly in accordance with the objectives of public services. This study aims to describe the effectiveness of public services in the process of issuing trading business licenses at the investment office and PTSP Medan City. The data were analyzed qualitatively by using the theory of effectiveness according to Duncan (Steers 1985:53). From the research results, the issuance of trading business licenses is still not effective because the time for completion of permits exceeds the existing standard time and the socialization carried out is also not fully evenly distributed, but the existing facilities and infrastructure are very supportive as supporting services in the management of trading business permits

    Pemanfaatan Media Sosial Dalam Penyiaran Keagamaan Dan Informasi Masjid Di Kota Lhokseumawe

    Get PDF
    Kajian ini berjudul “Pemanfaatan Media Sosial Dalam Penyiaran Keagamaan Dan Informasi Masjid Di Kota Lhokseumawe”. Penyediaan sarana peralatan untuk mendukung hadirnya konten media social belum menjadi prioritas masjid, walau terlihat ini menjadi penting dalam menjalankan fungsi dakwah oleh masjid. Hal ini juga terhambat oleh pemahaman yang sempit akan media social serta kondisi budaya setempat. Terlebih lagi minimnya sumber daya manusia yang paham dengan penggunaan media social. Kajian  ini  bertujuan  melihat  dan  mendeskripsikan  akan  Pemanfaatan media online di beberapa masjid di kota Lhokseumawe untuk menghadirkan penyiaran keagamaan dalam media social seperti facebook dan Youtube dengan kegiatan pelatihan pemanfaatan media social pada pengurus masjid di Kota Lhokseumawe. Pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data observasi dan dokumentasi telah dijalankan dalam kajian ini dengan Assement lapangan di 10 (sepuluh) Masjid di wilayah kecamatan Banda Sakti kota Lhokseumawe untuk melihat penerapan teknologi, Penentuan strategi, Sosialisasi dan pemberian materi perkenalan media social. Hasil kajian mendapati bahwa penyelenggaraan pelatihan menambah pengetahuan dan perubahan pola pikir pada pengurus masjid akan pemanfaatan media sosial selama ini. Terutama dalam pemanfaatan media sosial facebook dan youtube. Hasil observasi dan wawancara singkat pada beberapa peserta tentang output yang didapati oleh peserta, dimana pelatihan ini mendapat tanggapan positif serta keinginan para peserta untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang pemanfaatan media sosial kepada pengurus masjid dan untuk segera mengupayakan penerapan hasil pelatihan di masjid masing-masing

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI KUE PALA PADA UD. USAHA DIANTI DI KECAMATAN TAPAKTUAN KABUPATEN ACEH SELATAN

    Get PDF
    Muhammad Fazil " Fator -Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Membeli Kue Pala pada UD. Usaha Dianti Di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan" di bawah bimbingan T Saiful Bahri, SP. MP selaku pembimbing pertama dan Jr. Edy Marsudi, M. Si selaku pembimbing kedua.Tanaman pala merupakan salah satu komoditi ekspor non migas dimana biji dan fuginya dapat diolah, menjadi minyak pala (atsiri) dan rempah-rempah. Daging buahnya dapat juga diolah menjadi berbagai macam jenis produk yang nilai ekonominya cukup tinggi seperti sirup pala, kue pala, minyak pala, manisan pala,dan lain-lain. Di samping itu juga pala dipergunakan sebagai obat-obatan maupun untuk pewangi. Dengan demikian tanaman pala merupakan komoditi industri yang memiliki paranan ekonomi yang cukup besar pemasarannya baik di dalam maupun di luar negen.Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dan faktor pribadi, sosial dan psikologis terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk kue pal pada UD Usaha Dianti di Tapaktuan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dari faktor pribadi, sosial dan psikologis terhadap keputusan konsumen untuk membeli kue pala pada UD Usaha Dianti di Tapaktuan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode accidental sampling yaitu teknik penanikan sampel secara sembarang atau kebetulan dirnana masyarakat yang ditemui peneliti pada saat dilkokasi penelitian. Objek dalarn penelitian ini adalah masyarakat yang telah membeli kue pala pada UD Usaha Dianti di Tapaktuan. Penentuan daerah sampel sebagai unit penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa UD Usaha dianti saJah satu usaha yang paling banyak diminati oleh konsumen yang membeli kue pala di Tapaktuan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari seluruh variabel yaitu : faktor pribadi, faktor sosial, dan faktor psikologis berperan terhadap keputusan konswnen untuk membeli kue pala pada UD Usaha Dianti Tapaktuan, dari ketiga faktor di atas, maka berdasarkan uji Chi Square faktor psikologi lebih dominan bila dibandingkan dengan kedua faktor lainnya yaitu nilai X'%asebesar 13,879
    • …
    corecore