6 research outputs found

    Budaya Hukum Apoteker Dalam Pemberian Informasi, Edukasi dan Penyerahan Obat Keras (Daftar G)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian yaitu untuk memahami dan mengkaji bagaimanakah budaya hukum apoteker yang terbentuk berkaitan dengan pemberian informasi, edukasi, dan penyerahan obat keras dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dan untuk mengkaji serta menelaah upaya-upaya yang dilakukan oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) sebagai organisasi profesi apoteker dalam menangani kasus tidak adanya pemberian informasi, edukasi, dan penyerahan obat keras oleh apoteker.Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan non doktrinal yaitu socio-legal. Hasil penelitian menunjukkan masih adanya pembelian obat keras tanpa resep dokter dan ketidakhadiran apoteker di tempat praktik saat jam buka apotek sehingga pelayanan informasi, edukasi, dan penyerahan obat keras tidak dilakukan oleh apoteker. Hal tersebut disebabkan karena kesadaran dan kepatuhan apoteker terhadap Peraturan Pemerintah No.51 tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 21 ayat (2) masih rendah sehingga terbentuklah budaya hukum yang apatis dikarenakan tidak adanya pembinaan dan pengawasan yang ketat dari Dinas Kesehatan beserta IAI sebagai organisasi profesi. Adapun upaya yang dilakukan oleh IAI terhadap apoteker yang tidak hadir di apotek sehingga tidak memberikan pelayanan informasi, edukasi, dan penyerahan obat keras dengan terus melakukan sosialisasi kepada apoteker tentang tugas dan kewajibannya, walaupun tidak adanya sanksi yang dibuat oleh organisasi profesi apabila apoteker tidak melakukan pemberian informasi, edukasi, dan penyerahan obat keras kepada pasien. Tidak adanya sanksi yang dibuat oleh organisasi profesi menandakan bahwa kesadaran dan kepatuhan pengurus organisasi IAI terhadap hukum masih kurang. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini yaitu bahwa budaya hukum apoteker dalam pemberian informasi, edukasi, dan penyerahan obat keras adalah budaya hukum yang apatis.Untuk merubah budaya hukum apoteker yang apatis tersebut maka perlu dilakukan sosialisasi ulang kepada apoteker dan pemilik fasilitas pelayanan kefarmasian. IAI sebagai organisasi profesi harus lebih mengetahui dan memahami peraturan yuridis yang berlaku serta membuat panduan tertulis (buku saku) kepada anggota profesinya. Kata Kunci : Budaya Hukum, Apoteker, Pemberian Informas

    Pembuatan Gelas Transparan Konduktif FTO (Fluorine-Doped Tin Oxide) Untuk Kit Sel Surya Berbasis Sensitasi Senyawa Organik / Dye Sensitized Solar Cell (Dssc) Teknik Deposisi Semprot dengan Menggunakan Pembakar Bunsen dan Alat Sederhana

    No full text
    Kegiatan praktikum yang berdasarkan ilmu pengetahuan terkini jarang dilakukan karena terkendala peralatan yang memakan biaya yang mahal, salah satunya teknologi sel surya. Penggunaan kaca konduktif telah menjadi topik yang menarik dalam teknologi terkini. Teknologi ini dapat diimplementasikan pada sel fotovoltaik (solar cell) dan organic light-emitting diodes (OLED), yang sangat dekat dengan kebutuhan kita saat ini untuk menghadapi krisis energi. Penelitian ini bertujuan untuk membangun kegiatan praktikum di laboratorium kimia untuk pembuatan kaca konduktif permukaan berbasis Tin Oxide (FTO) yang didoping Fluor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian desain pendidikan dengan menggunakan kerangka dari Model of Educational Reconstruction (MER). Penelitian ini menghasilkan Kaca Transparan Konduktif FTO (Fluorine-doped Tin Oxide) dengan teknik spray deposition / Spray Pyrolysis menggunakan pembakar Bunsen, hasil optimasi beberapa kaca konduktif permukaan dengan ketahanan lembaran sekitar 1 – 10 kΩ. Hasil ini diperoleh dengan menerapkan sepuluh kali pendeposisian SnO2.F pada kaca, tiga kali penyemprotan, dan waktu pemanasan sekitar lima menit pada suhu 250 – 300 °C. Prosedur ini diperoleh dengan menggunakan alat laboratorium sederhana seperti pembakar Bunsen, yang tersedia di laboratorium kimia Dasar untuk menerapkan NOST (Nature of Science and Technology)

    Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran dan Kepatuhan Masyarakat dalam Mematuhi Protokol Kesehatan di Era Covid-19

    No full text
    Menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak di era COVID-19 merupakan salah satu bentuk kesadaran dan kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan di era COVID-19 dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam mematuhi prtotkol kesehatan di era COVID-19. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan instrumen penelitian berupa wawancara dan kuesioner. Responden berjumlah 100 orang yang berusia 18-50 tahun. Adapun butir soal didalam kuesioner dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian berupa persentase dari faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran dan kepatuhan dalam mematuhi protokol kesehatan. Kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan di era COVID-19 adalah sangat baik dengan persentase masyarakat yang mengetahui anjuran dari pemerintah tentang protokol kesehatan sebesar 100%, dan masyarakat yang sudah sadar dan mengerti mengenai protokol kesehatan sebesar 97%. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan di era COVID-19 yaitu masyarakat yang sudah menggunakan masker saat keluar rumah sebesar 95%, masyarakat yang sudah patuh dengan pemerintah dengan melakukan mencuci tangan setelah keluar dari rumah sebesar 98%, masyarakat yang sudah patuh dengan anjuran pemerintah dengan selalu menjaga jarak saat berada dikerumunan sebesar 94%, masyarakat yang sudah mengetahui apabila melanggar protokol kesehatan dapat dikenakan sanksi sebesar 90%

    Pengembangan Produk Tanaman Jahe sebagai Potensi Kekayaan Alam Untuk Meningkatkan Ekonomi Lokal di Desa Cilaja, Kabupaten Kuningan

    No full text
    ABSTRAKDua tahun sudah Indonesia terkena dampak COVID-19 baik dari sektor kesehatan, sosial, maupun ekonomi. Begitu pula dengan desa Cilaja yang merupakan salah satu daerah yang terkena dampak COVID-19. Untuk dapat meningkatkan ekonomi masyarakat maka desa Cilaja mulai untuk menanam Jahe sebagai kekayaan alam lokal. Agar kekayaan alam lokal tersebut dapat bernilai ekonomi tinggi maka perlu adanya pengembangan produk dari tanaman jahe. Oleh karena itu perlu dilakukannya pelatihan pengembangan produk Tanaman Jahe. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama satu hari kepada Ibu-ibu PKK dengan 3 sesi yaitu 2 sesi memaparkan materi tentang menumbuhkan jiwa keweirausahaan untuk produk lokal dan pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) Jahe sebagai pengganti obat kimia, serta 1 sesi mendemokan cara pembuatan serbuk instan rimpang Jahe. Dari hasil pelatihan tersebut para peserta terlihat antusias dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri dan memperhatikan ketika demo cara pembuatan serbuk instan rimpang Jahe berlangsung. Kemudian hasil demo Serbuk instan rimpang Jahe dibagikan kepada peserta untuk dibawa pulang.Kata kunci: covid-19, serbuk instan , rimpang jahe, bina desa Cilaja ABSTRACTFor two years, Indonesia has been affected by COVID-19, both from the health, social and economic sectors. Likewise with Cilaja village which is one of the areas affected by COVID-19. To be able to improve the community's economy, Cilaja village began to plant ginger as a local natural wealth. In order for the local natural wealth to have high economic value, it is necessary to develop products from ginger plants. Therefore it is necessary to conduct training on product development of Ginger Plants. The training was carried out for one day for PKK women with 3 sessions, namely 2 sessions explaining material on growing an entrepreneurial spirit for local products and the use of the family medicinal plant (TOGA) Ginger as a substitute for chemical drugs , and 1 session demonstrating how to make instant powder of Ginger rhizome. From the results of the training, the participants seemed enthusiastic with the many questions asked to the presenters and paid attention when the demonstration on how to make Ginger rhizome instant powder took place. Then the results of the demonstration of Ginger rhizome instant powder were distributed to participants to take home.Keywords: covid-19,instant powder, ginger rhizome, Cilaja village developmen

    Pemanfaatan Information Retrieval Untuk Pencarian Dokumen dengan Menggunakan Teknologi Artificial Intelligence di Era Revolusi Industri

    No full text
    Teknologi Informasi (TI) telah menjadi pendukung utama dalam menjalankan operasional di berbagai kebutuhan organisasi, termasuk pada industri. Bentuk dari produk teknologi informasi yang paling sering digunakan adalah sistem informasi yang dapat diakses dari perangkat-perangkat TI seperti laptop atau smartphone. Data-data digital yang terkumpul di pusat data dapat dimanfaatkan kembali sehingga dapat bermanfaat kembali bagi siapa saja yang membutuhkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemanfaatan information retrieval untuk pencarian dokumen dengan menggunakan teknologi artificial intelligence di era revolusi industri. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena dengan mendalami data yang ada. Sedangkan untuk sumber data pada penelitian ini diperoleh dari google scholar dengan mencari referensi dari kajian pustaka yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Hasil penelitian ini pemanfaatan information retrieval untuk pencarian dokumen dengan menggunakan teknologi Artificial Intellegence di era revolusi industri sangat membantu dalam pencarian dokumen sehingga lebih otomatisasi dan mendapatkan dokumen dengan lebih cepat sehingga pekerjaan lebih efektif dan efisiensi. Oleh karena itu sistem information retrieval menggunakan teknologi artificial intelligence sangat diperlukan bagi semua masyarakat yang ingin menjadikan perangkat komputernya menjadi asisten pintar
    corecore