18 research outputs found

    UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PANEN SAYURAN SEBAGAI PUPUK KOMPOS

    Get PDF
    Abstrak: Desa Gekbrong cocok untuk bertani tanaman pangan (sawi, kol, cabe, paprika, dan tomat). Sisa sayuran hasil sortir menjadi limbah organik yang dibiarkan di pinggir kebun hingga membusuk. Kurangnya pengetahuan untuk mengolah limbah sayur menimbulkan permasalahan bagi 15 petani yang terkumpul dalam kelompok tani “Gede Harepan” sehingga perlu adanya kegiatan yang bertujuan untuk melatih anggota kelompok tani tersebut dalam mengolah sisa panen menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Metode workshop meliputi dua tahap yaitu pemaparan materi dan praktik pembuatan kompos. Kegiatan diawali observasi limbah sayuran dan pengetahuan petani dalam mengolah sisa sayuran. Petani diajarkan memfermentasi sayuran menjadi pupuk kompos oleh narasumber dan fasilitator yang kompeten. Sebulan setelah pelatihan, tim UHAMKA melakukan pengecekan kualitas pupuk sebagai bentuk evaluasi kegiatan. Tim menyebarkan angket tanggapan efektivitas pelatihan kepada petani. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani sayuran dalam membuat pupuk kompos. Produk kompos dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sayuran di ladang petani. Kegiatan pelatihan ini memperoleh tanggapan sebesar 78,49% (kategori baik) oleh kelompok tani “Gede Harepan”.Abstract: Gekbrong Village is suitable for farming food crops (mustard, cabbage, chilies, peppers, and tomatoes). The rest of the vegetables that are sorted into organic waste are left on the edge of the garden to rot. Lack of knowledge to process vegetable waste caused problems for the 15 farmers who were gathered in the “Gede Harepan” farmer group, so there was a need for activities aimed at training members of the farmer group in processing crop residues into compost that can be used for plant fertilizer. The workshop method includes two stages, namely the presentation of materials and the practice of making compost. The activity begins with the observation of vegetable waste and the knowledge of farmers in processing vegetable waste. Farmers are taught to ferment vegetables into compost by competent resource persons and facilitators. A month after the training, the UHAMKA team checked the quality of fertilizers as a form of activity evaluation. The team distributed a questionnaire on the effectiveness of the training to farmers. The results of the service show an increase in the knowledge and skills of vegetable farmers in making compost. Compost products are used as fertilizer for vegetable crops in farmers' fields. This training activity received a response of 78.49% (good) by the farmer group "Gede Harepan"

    Pelatihan Pembuatan Kerajinan dengan Bahan Dasar Tulang Daun melalui Proses Dekomposisi

    Get PDF
    The 2013 curriculum requires learning materials to improve the competence of knowledge, skills, and attitudes to create valuable work. This decomposed leaf bone handicraft activity is a concrete example of fulfilling 2013 curriculum achievements. Besides helping to understand biology lessons, the activity of making leaf bone crafts can foster an entrepreneurial spirit for students. Therefore, in this community service activity, training to make handicrafts from leaf bones is given to teachers and students in SMA N 1 and SMP 2 Banyuputih, Situbondo. The training was attended by 23 students and one teacher at SMA N 1 and dam 20 students and one teacher at SMP 2 Banyuputih, Situbondo. The training is carried out by the method of delivering material and direct practice. The activity was also carried out with direct discussion with participants. The results of this training activity showed that all participants gained new knowledge and skills, namely how to make crafts made from leaf bones. Craft made of leaf bone is very attractive to students because students can know the bone structure directly. This dedication activity provides insight to both students and teachers to take advantage of local wisdom around it to be more valuable

    Keanekaragaman Jenis Capung (Odonata) Di Kawasan Muara Bango, Jambi

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis Capung (Odonata ) di kawasan Muara Bungo, Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode VES (visual ecounter survey) dengan pendataan jenis capung dilakukan dengan metode pengamatan langsung capung yang hinggap pada tumbuhan kemudian diamati ciri-ciri morfologinya dan diidentifikasi secara langsung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis Capung (Odonata) yang terdapat dan dijumpai pada lokasi yang telah ditentukan. Pada teknik analisis data menggunakan rumus indeks keanekargaman, indeks kemerataan, indeks kekayaan dan indeks dominasi dengan hasil (indeks keanekaragaman ) 1.71 – 2.02 pada pagi hari dan sore hari 0.67 – 1.94, (indeks kemerataan) 0.890 – 0.956 pada pagi dan 0.885 – 0.924 sore hari , (indeks kekayaan) 0.3 – 1.4 pada pagi hari dan 1.2 – 1.5 sore hari, (indeks dominasi) 0.14 – 0.19 pada pagi hari dan 0.16 – 0.22. Keanekaragaman jenis capung yang ditemukan terdapat 6 famili yaitu Libelluidae, Ghompidae, Coenagrionidae, Chlocyphidae, Calopeterygidae dan Platycnemididae dengan keseluruhan berjumlah 961 individu yang ditemukan pada ketiga lokasi penelitian

    Aktivitas Makan dan Jenis Pakan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Di Arboretum Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur

    Get PDF
    Monyet ekor panjang merupakan primata arboreal yang memiliki peranan penting bagi hutan, salah satunya berperan penting dalam regenerasi hutan tropik dan dapat digunakan media pembelajaran biologi umum pada materi ekologi dan etologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas makan dan jenis pakan monyet ekor panjang di arboretum perkemahan cibubur, Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data menggunakan metode focal animal sampling yaitu mengamati tingkah laku dari individu fokus pertama kali terlihat dalam suatu kelompok. Metode ini digunakan untuk mengetahui individu lain yang terlibat dalam interaksi aktivitas makan dengan individu fokus. Populasi dari penelitian ini merupakan seluruh monyet ekor panjang dengan sampel 3 tingkatan umur anak, remaja, dewasa. Pada teknik analisis data menggunakan rumus proporsi aktivitas makan maka dapat disimpulkan bahwa proporsi aktivitas makan monyet ekor panjang di Arboretum Perkemahan Pramuka Cibubur adalah aktivitas makan mengambil pakan dengan pola perilaku langsung sebanyak 427 kali dengan proporsi tertinggi hingga terendah 0,440 remaja, 0,320 anak, dan 0,240 dewasa. Aktivitas makan mengambil pakan dengan pola perilaku merebut dari monyet lain sebanyak 103 kali dengan proporsi tertinggi hingga terendah 0,388 remaja, 0,340 anak dan 0,272 dewasa. Aktivitas makan mengunyah pakan dengan pola perilaku tenang sebanyak 337 kali dengan proporsi tertinggi hingga terendah 0,345 anak, 0,388 remaja, dan 0,267 dewasa. Aktivitas makan mengunyah pakan dengan pola perilaku tergesa-gesa sebanyak 91 kali dengan proporsi tertinggi hingga terendah 0,582 remaja, 0,219 anak, dan 0,197 dewasa. Aktivitas makan mengunyah pakan dengan pola perilaku menyimpan dikantong pipi sebanyak 100 kali dengan proporsi tertinggi hingga terendah 0,440 remaja, 0,300 anak, dan 0,260 dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan yang paling dikonsumsi monyet ekor panjang adalah jenis pakan non alami sebab di dapatkan oleh pengunjung

    Keanekaragaman Kerang (Bivalia) Di Sepanjang Perairan Pantai Batu Hideung, Pandeglang Banten

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kerang (bivalvia) di kawasan pantai Batu Hideung, Kabupaten Pandeglang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi yaitu metode penglihatan secara langsung digunakan untuk melihat daerah habitat kerang dan transek garis untuk penentuan tata letak lokasi berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan. Populasi dari penelitian ini merupakan semua jenis kerang yang ada di Pantai Batu Hideung, Pandeglang. Pada teknik analisis data menggunakan rumus indeks keanekaragaman jenis, indeks dominasi dan indeks kemerataan dengan hasil (indeks keanekaragaman) 1,01 – 1,07. (indeks Dominasi) 0,34-0,38. (indeks kemerataan) 0,92-0,98. Keanekaragaman bivalvia yang ditremukan dilokasi penelitian terdapat 3 famili bivalvia yaitu Arcidae, Veneridae, dan Donacidae dengan keseluruhan berjumlah 316 individu yang ditemukan diseluruh stasiu

    TINGKAT AGRESIVITAS MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) TERHADAP WISATAWAN DI WISATA ALAM CANDI BATUR, KABUPATEN PEMALANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat agresivitas monyet ekor panjang di wisata alam Candi Batur, Kabupaten Pemalang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data menggunakan metode all-occurrences sampling yaitu mencatat semua kejadian perilaku agresif monyet ekor panjang terhadap satu atau sekelompok wisatawan. Populasi dari penelitian ini merupakan seluruh monyet ekor panjang dan seluruh wisatawan, dengan sampel monyet ekor panjang yang melakukan interaksi dengan wisatawan di wisata alam Candi Batur, Pemalang. Pada teknik analisis data menggunakan rumus proporsi populasi maka dapat disimpulkan bahwa proporsi perilaku agresif monyet ekor panjang di Wisata Alam Candi Batur adalah 0,145, yang menunjukkan intensitas perilaku agresif paling tinggi adalah monyet jantan dewasa. Sedangkan, kelompok populasi wisatawan yang paling sering menerima perilaku agresif monyet ekor panjang adalah wisatawan laki-laki dewasa dan wisatawan perempuan dewasa dengan proporsi yang sama. Tingkat agresivitas tertinggi hingga terrendah kelompok monyet ekor panjang adalah kelompok barat, kelompok tengah, dan kelompok timur yang dipengaruhi oleh proporsi monyet, proporsi wisatawan, daerah jelajah monyet, serta ketersediaan pakan. Perilaku agresif monyet ekor panjang yang paling sering muncul adalah bentuk serangan AG4 yaitu merebut yang dilakukan oleh monyet jantan dewasa kepada wisatawan laki-laki dewasa

    Pola Penyebaran Paku Rane (Selaginella) Di Resort Tegallega Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan Mengetahui pola penyebaran tumbuhan Pola Penyebaran Tumbuhan Paku Rane (Selaginella) di Resort Tegallega Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Penelitian ini dilaksanakan pada 19 Maret- 15 April 2022. Metode yang digunakan pada penelitian ini deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan data menggunakan line transek dan kuadran dengan ukuran (1x1 meter). Pada penelitian ini didapatkan 2 spesies yaitu Selaginella wildonowii, Selaginella intermedia. Dari data yang diperoleh pada stasiun 1 pola penyebaran berkelompok tertinggi pada spesies Selaginella intermedia 1,00 dan yang terendah pada spesies Selaginella wildenowii 0,0087, sedangkan pada stasiun 2 hasil pola penyebaran berkelompok pada spesies Selaginella wildenowii 0,013. Diketahui penyebaran berkelompok karena adanya faktor abiotik yaitu suhu, kelembaban udara, kelembaban tanah, pH tanah, dan intensitas cahay

    KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (ORDO ANURA) DI DESA GEKBRONG RESORT TEGALLEGA KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO JAWA BARAT

    Get PDF
    Amfibi di alam menyusun ekosistem dan menjaga keseimbangan populasi serangga. Sebagai desa penyangga Balai Besar Taman Nasional Gede Pangrango maka diperlukannya peranan, pemahaman, dan observasi sehingga perlu dilakukan riset untuk mengenal keanekaragaman jenis amfibi. Metode Visual Encounter Survey dikombinasikan Line Transect sepanjang 400 meter dengan tiga kali pengulangan digunakan untuk mengumpulkan data. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari hingga April 2020. Analisis data merujuk pada indeks ekologi berupa indeks keanekaragaman, kelimpahan, kekayaan, kemerataan, dan dominansi. Hasil data lapangan menunjukkan dari seluruh lokasi ditemukan 364 individu dari 15 jenis, 6 famili, 12 genus. Indeks keanekaragaman di Desa Gekbrong tegolong sedang dengan nilai 2,371. Kesimpulan dalam riset ini adalah faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan ketinggian menjadi penentu utama keberdaan amfibi. Terjaganya lahan basah akan membentuk habitat bagi amfibi dalam melangsungkan hidupnya

    PEMBERDAYAAN KELOMPOK KERJA MADRASAH DALAM PEMBUATAN LEAF SKELETON ART SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL

    Get PDF
    Abstrak: Metode praktikum IPA/Biologi dapat memberikan pengalaman peserta didik terkait proses, produk, dan sikap. Guru Madrasah Aliyah kabupaten Tangerang belum terbiasa untuk mendesain pembelajaran Morfologi Daun dan Fermentasi secara sederhana dan ramah lingkungan dalam bentuk digital. Perlu adanya kegiatan yang bertujuan melatih pengetahuan dan keterampilan anggota KKM MAN 3 Tangerang dalam pembuatan leaf skeleton art sebagai alternatif media pembelajaran digital. Metode workshop disertai penugasan diawali observasi pengetahuan 29 guru MA tentang konsep Morfologi Daun dan Fermentasi serta media pembelajaran digital. Guru dilatih membuat leaf skeleton art dan mendesain e-LKPD menggunakan live worksheet disertai pendampingan secara online. Tim pengabdian mengevaluasi kualitas leaf skeleton dan e-LKPD hasil karya guru. Tim menyebar angket tanggapan efektivitas pelatihan kepada guru. Guru menunjukkan peningkatan pengetahuan (77,76) dan keterampilan (68,50) dalam pembuatan leaf skeleton art dan e-LKPD, tapi masih perlu pembiasaan dalam mengenali fitur live worksheet untuk mendesain e-LKPD. Guru memberikan tanggapan baik (79,19%) terhadap pendampingan tim UHAMKA dalam mendesain media pembelajaran digital yang menarik dan inovatif.Abstract: The science/biology practicum method can provide students with experience regarding processes, products and attitudes. Madrasah Aliyah teachers in Tangerang district are not yet accustomed to designing lessons in Leaf Morphology and Fermentation in a simple and environmentally friendly way in digital form. There needs to be activities aimed at training the knowledge and skills of KKM MAN 3 Tangerang members in making leaf skeleton art as an alternative digital learning media. The workshop method was accompanied by assignments starting with observation of the knowledge of 29 MA teachers regarding the concepts of Leaf Morphology and Fermentation as well as digital learning media. Teachers are trained to make leaf skeleton art and design e-LKPD using live worksheets accompanied by online assistance. The service team evaluated the quality of the leaf skeleton and e-LKPD created by the teacher. The team distributed questionnaires regarding training effectiveness to teachers. Teachers show increased knowledge (77.76) and skills (68.50) in making leaf skeleton art and e-LKPD, but still need to get used to recognizing the live worksheet feature for designing e-LKPD. Teachers gave good responses (79.19%) to the UHAMKA team's assistance in designing interesting and innovative digital learning media

    EDUKASI PENGGERAK PKK DALAM PENGOLAHAN SISA ORGANIK RUMAH TANGGA BERBASIS ECOPRENEURSHIP

    Get PDF
    Abstrak: Komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, khususnya sampah sisa makanan yang mencapai 41,27%. Kurang lebih 38,28% dari sampah tersebut bersumber dari rumah tangga. Selain itu, sampah organik juga merupakan kontributor terbesar dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca jika tidak terkelola dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah organik sangat penting dan perlu menjadi perhatian utama, khususnya sampah sisa makanan. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberdayakan ibu-ibu penggerak PKK yang berjumlah 15 orang. Metode yang digunakan yaitu self-directed learning dan project-based learning Tahap pertama, ibu-ibu diberikan edukasi danpre-test, lalu diberikan pengenalan dan tutorial mengenai penggunaan alat. Selanjutnya pada tahap praktik, ibu-ibu diberikan pengetahuan mengenai tata cara memilah, mengolah, dan membuat produk dari sisa organik rumah tangga, setelah itu diberikan post-test sebagai tahap evaluasi. Nilai rata-rata pre-test dan post-test tentang waste management adalah 33,59 meningkat menjadi 84,23. Edukasi penggerak PKK berbasis ecopreneurship dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pengolahan sisa organik rumah tangga.Abstract: The composition of waste in Indonesia is dominated by organic waste, especially food waste, which reaches 41.27%. Approximately 38.28% of this waste comes from households. Organic waste is also the biggest contributor to greenhouse gas emissions if not managed properly. Therefore, community service activities to increase knowledge regarding organic waste management are very important and must be a main concern, especially food waste. Community service activities are carried out by empowering 20 responden from PKK. The methods used are self-directed learning and project-based learning. In the first stage, mothers are given education and a pre-test, then an introduction and tutorial on using the tools. Next, in the practical stage, mothers are given knowledge about the procedures for sorting, processing, and making products from organic household waste, after which they are given a post-test as an evaluation stage. The average pre-test and post-test score regarding waste management was 33.59, increasing to 84.23. Ecopreneurship-based PKK education can increase knowledge regarding the processing of household organic waste
    corecore